Lanjutan dari novel "Istri Siri Ceo".
Merupakan kisah Keenan Argantara pria yang sangat dingin dan arogan. Demi membalaskan dendamnya ia mengurung seorang gadis berusia 20 tahun bernama Berliana Ayunda memberikan penderitaan pada gadis itu. Namun lambat laun rasa benci Keenan pada Berlina berubah menjadi cinta karena ia tahu jika Berliana adalah gadis yang ada dalam masa lalunya.
Akankah Berliana menerima cinta Keenan ?
Yuk simak ceritanya "TERPENJARA CINTA TUAN KEENAN".
Jangan lupa beri semangat author dengan like dan komentar kalian 💓🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
"Ayo buka mulutmu, Berliana. Jika kau tidak nanti kau jatuh sakit." ucap Keenan ia tahu jika Berliana mogok makan dari semalam.
Berliana terpaksa membuka mulutnya ia takut jika nanti Keenan berbuat kasar padanya jika ia tak menuruti keinginannya.
"Bagaimana rasanya, hem ?" tanya Keenan dengan lembut.
"Enak" jawab Berliana singkat ia bingung dengan lelaki di hadapannya kini kemarin-kemarin Keenan menatapnya dengan penuh kebencian dan selalu memperlakukannya dengan buruk. Tapi apa sekarang ? Keenan berubah 180° padanya dia berubah sikap lebih manis padanya.
Berliana berpikir apakah Keenan akan membunuhnya seperti layaknya di cerita novel-novel. Penculik yang memperlakukan tawanannya dengan manis dan penuh perhatian padahal tawanan itu akan segera mati ditangan penculiknya.
Berliana menjadi tambah takut tubuhnya berkeringat dingin. Rasa takutnya tambah menjadi-jadi saat Keenan menghapus keringat di dahinya dengan sapu tangannya.
"Kau berkeringat, apa kau sakit ?" tanya Keenan dengan lembut dan khawatir.
"Ti..tidak" jawab Berliana ia bukan sakit tapi takut dengan sikap manis Keenan padanya.
"Mulai sekarang kau boleh keluar masuk dari kamar. Tapi tidak untuk keluar dari rumah ini." ucap Keenan pada Berliana.
Mata Berliana berbinar saat mendengar ucapan Keenan jika ia tidak lagi dikurung di kamar. "Be..benarkah ?" tanya Berliana.
Keenan tersenyum dan menganggukkan kepalanya mungkin lebih baik dirinya memberikan kebebasan pada Berliana. Tapi ia masih takut bagaimana jika Berliana pergi meninggalkannya saat Berliana tahu alasan dirinya mengurung Berliana.
"Lakukan apapun yang membuatmu senang di rumah ini, dengan syarat jangan pernah pergi dariku." ucap Keenan menatap manik mata Berliana.
Berliana senang main dalam hatinya ia bersorak gembira akhirnya ia tak akan dikurung lagi oleh Keenan di dalam kamar. Berliana tentu memiliki niat untuk kabur dari rumah tersebut. Ia akan menyusun rencana untuk pergi jauh dari Keenan agar Keenan tak dapat menemukannya lagi. Tapi satu yang paling penting ia akan terus mencari keberadaan Kakaknya, Jonathan.
"Maafkan aku yang masih terus menyakitimu dengan memaksamu tetap berada di sisiku. Semua kulakukan agar kau tak lagi jauh dariku, karena aku ingin menebus kesalahanku padamu dan menepati janjiku lima belas tahun yang lalu." ucap Keenan dalam hati ia memandangi wajah Berliana dengan hati penuh penyesalan.
... ....
Disisi lain seorang wanita cantik sedang melakukan latihan menembak. Wanita itu adalah Yohana Alexander, pemilik perusahaan berlian yang begitu terkenal di dalam negeri.
Dor
Satu tembakan tepat mengenai sasaran Yohana tersenyum puas melihatnya. Tak lama datanglah seorang asisstennya yang membisikkan sesuatu padanya. Raut wajah Yohana tiba-tiba berubah masam seketika kala mendengar kabar yang tak mengenakkan di telinganya.
"Dasar bodoh !" ucap Yohana ia memaki seorang diri dan kemudian mengambil pistolnya kembali menembakkan ke arah sasaran dengan asal hingga peluru pistol itu habis.
Dor
Dor
Dor
"Sialan ! Berengsek !" Teriak Yohana seorang diri ia begitu marah. Pistol yang tak berisi peluru itu ia hempaskan ke lantai.
... ....
"Kenapa Keenan jarang sekali pulang ke rumah ini, Mas ?" tanya Jihan pada suaminya yang sedang meminum kopinya.
"Ada masalah di kantor dia memang sangat sibuk akhir-akhir ini." balas Zio apa adanya.
Jihan menghembuskan nafasnya kasar merasa rumah mereka sangat sepi karena kedua anak mereka begitu sibuk bekerja.
"Rumah ini begitu sepi tanpa mereka." lirih Jihan
Zio menaikkan sudut alisnya kemudian ia tersenyum ke arah istrinya. "Bagaimana jika kita buat rumah ini menjadi ramai ?" tawar Zio
"Caranya ?" tanya Jihan menatap suaminya.
"Kita buat adik untuk Keenan dan Kinanta." ucap Zio tersenyum ke arah istrinya. Sedangkan Jihan langsung melempari suaminya itu dengan bantal sofa.