Diandra Anastasya Mulawarman(23th) seorang wanita berparas cantik, mandiri dengan karier yang begitu cemerlang. Siapa sangka disaat detik terakhir kepergian sang ibu, dirinya harus menerima kenyataan bahwa ia adalah seorang bayi yang diadopsi dari sebuah panti asuhan.
Berbekal secarik surat dan sebuah liontin, ia berusaha keras untuk bisa menemukan keluarga kandungnya. Dan sebuah kenyataan pahit kembali ia terima, ternyata istri kedua Papanya merupakan dalang dibalik kematian sang ibu.
Dengan menyamar menjadi orang yang berbeda, ia bertekad untuk membalas orang-orang yang telah menghancurkan keluarganya.
" Kau mengambil Papa dari Ibuku. Maka aku akan mengambil tunangan dari putrimu. Raka Syailendra, kau harus jadi milikku."tekadnya dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ANGAN-ANGAN RAKA...
Di sisi lain...
Hati Raka sangatlah bahagia, ia seperti baru saja mendapatkan jackpot luar biasa hari ini. Akhirnya penantiannya selama bertahun-tahun membuahkan hasil.
Iapun memutuskan untuk segera pulang. Sudah banyak sekali rencana yang tersusun rapi di dalam otaknya.
" *Aku harus segera bertemu dengannya entah bagaimanapun caranya."
" Apa dia masih mengingatku?"
" Bagaimana jika dia tak menganggap kejadian waktu itu sebagai sesuatu yang berarti? Atau aku yang terlalu berlebihan?"
" Ah biarkan saja. Yang penting aku sudah tahu tujuanku sekarang*. "
Berbagai pemikiran tersimpul bagaikan benang kusut di kepala Raka. Terkadang ia nampak berpikir, terkadang senyum-senyum sendiri, terkadang wajahnya nampak murung.
Sopir pribadinya sesekali melirik ke arah kaca spion.
" Ada apa dengan Tuan Muda? Kenapa tingkahnya aneh seperti itu? Apa jangan-jangan Tuan Raka kesurupan gara-gara pergi ke rumah pohon tadi. Hiii..." tiba-tiba saja bulu kuduknya meremang membayangkan hal itu.
Netranya membola seketika saat tanpa sengaja melihat Raka tersenyum menggoda kearahnya lewat kaca spion.
" Haduh.. Bagaimana ini? Apa jangan-jangan dugaanku benar?" ia kembali menelan kasar ludahnya karena takut.
" Pak? "
" I,, iya Tuan. " jawab sopir itu gugup, sudah larut malam lagi, sepi lagi.
" Apa aku ini tampan?" tanya Raka dengan suara rendah.
Supir itu tersenyum lebar.
" Tuan di dunia ini hanya ada dua orang yang mungkin akan mengatakan jika anda itu jelek. " jawabnya spontan.
" Siapa? " tanya Raka penasaran. Ia jadi kurang percaya diri sebab masih ada yang mengatakan dirinya jelek.
" Pertama orang gila dan kedua orang buta. " jawab sopir itu tertawa lebar. Iya tak menyangka orang kesurupan masih saja memikirkan tampang.
Namun, ekspresi Raka yang dingin langsung mengunci mulut dan juga tubuhnya. Agaknya ia terlalu lancang bercanda dengan atasannya.
Tetapi beberapa menit kemudian, Raka justru tersenyum kepadanya.
" Aku tahu aku memang tampan. Tetapi karena kau telah memujiku, Aku akan memberikan bonus padamu saat gajian nanti. "
Sopir itu menghembuskan nafas lega. Atasannya baru saja membuat dirinya seolah memanjat tebing nan tinggi lalu terjatuh ke dasar jurang kemudian menariknya kembali.
Raka kembali terbuai dalam angan-angannya.
" Bagaimanapun aku harus bisa mendapatkannya apapun yang terjadi. " tekadnya dalam hati.
Dirinya seakan lupa bahwa ia telah memiliki tunangan saat ini.
***
Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya Raka sampai juga di kediamannya. Ia ingin membagikan kabar bahagia itu kepada Delia, sang Mama.
Dengan penuh semangat ia masuk kedalam mansion. Akan tetapi, langkahnya tiba-tiba berhenti saat melihat Delia nampak cemas dan memang tengah menunggu dirinya.
" Raka? Akhirnya kau pulang juga, Nak. " Delia langsung menghampiri putranya.
" Ada apa ini? Kenapa Mama terlihat sangat cemas begini?" ia mengernyitkan dahi karena heran.
" Mama mendapat telpon tadi dari Livia. Dia mengatakan jika Lilian sakit dan sekarang sedang dirawat dirumah sakit." sang Mama menjelaskan.
" Tubuhnya lemah, sudah berapa hari ia enggan makan karena merasa bersalah. Mama jadi tidak enak hati, mungkin kita terlalu berlebihan. " lanjutnya kembali.
Raka cukup terkejut mendengarnya. Ia bahkan sampai lupa jika ada Lilian yang kini berstatus sebagai tunangannya.
Terbersit rasa bersalah dalam benaknya. Bagaimanapun ia tidak boleh meninggalkan Lilian begitu saja, meskipun untuk bersama rasanya tidak mungkin. Ia telah menemukan kemana hatinya akan berlabuh.
" Baiklah, besok kita akan menjenguk dan memastikan keadaannya dirumah sakit, Ma. " jawab Raka menyanggupi.
Padahal dia sudah ingin menyampaikan berita bahagianya pada sang Mama. Namun, mengingat ibunya sangat tidak suka terhadap lelaki yang mempermainkan wanita, ia jadi ragu untuk menyampaikannya.
" Sebaiknya aku rahasiakan semua ini dari Mama. Sampai saat yang tepat aku ingin sekali membawanya ke rumah ini. " benaknya berpikir.
Bersambung...
Mohon dukungannya ya. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini. Dukungan kalian semangat othor untuk terus berkarya. Makasih sebelumnya😍
