Dark Wife Mr. JEF

Di tempat kediaman Abellard.

Para pelayan di sana tengah sibuk membuat beberapa hidangan makan malam. Sebab Anelis mengatakan malam ini akan ada putra dan kedua menantunya datang ke sana.

"Satu jam lagi harus sudah selesai, ya!" pesan Anelis pada salah satu pelayan yang bekerja menjadi juru masak di rumahnya.

"Baik, nyonya."

Jarum jam sudah menunjukkan hampir pukul 6 petang. Anelis menunggu kedatangan putra dan menantunya di ruang keluarga bersama sang suami.

"Jef sudah on the way kemari kan, pa?" tanya Anelis pada pria paruh baya yang sedang membaca majalah di sana.

"Beberapa menit lalu dia bilang sedang menjemput Kimny," jawab Abellard tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Mama sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Kimmy, pa. Mudah-mudahan saja Jef sudah melakukan apa yang seharusnya pada Kimmy," ujar wanita itu penuh harap.

"Tapi mama harus ingat, bersikap adil pada Belle dan Kimmy. Jangan membeda-bedakan mereka. Keduanya menantu kita," tutur Abellard dengan tegas.

"Iya, pa. Tapi papa setuju tidak, jika mama mengetes mereka berdua?"

Abellard mengalihkan perhatiannya pada Anelis seraya mengernyit.

"Mengetes bagaimana?" tanya pria itu penasaran.

"Mama ingin mengetes mana yang benar-benar layak jadi menantu kita," ucap Anelis seraya memikirkan apa yang nanti akan dia lakukan.

"Bukankah dengan memberi kita cucu saja sudah layak menjadi menantu kita yang sepantasnya?"

"Mama rasa itu saja tidak cukup. Apa yang akan nanti mama lakukan akan membuat mama yakin, siapakah yang lebih pantas. Sebab, mama juga belum begitu tahu seperti apa Kimmy sebenarnya. Kita lihat dia cukup baik, tapi kan kita tidak tahu bagaimana dia aslinya. Papa setuju, kan?"

Abellard terdiam sejenak, kemudian mengangguk setuju dengan rencana istrinya. Tidak ada salahnya juga.

Setengah jam kemudian, orang yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang. Jef, Belle, serta Kimmy menjabat tangan Abellar dan Anelis secara bergantian.

"Akhirnya datang juga," ucap Anelis merasa senang.

"Tentu saja, ma. Aku dan Jef tidak mungkin melewatkan momen penting bersama keluarga," sahut Belle.

"Hem, benarkah? Mama pikir justru hanya Jef dan Kimmy yang akan datang. Sebab mama sudah tahu betul bagaimana sibuknya jadwal syutingmu," sindir Anelis membuat wanita itu membuang muka malas.

"Seharusnya begitu, tapi aku yang minta Belle izin kepada tim dan sutradaranya," timpal Jef.

"Oh ya, katanya aku di undang kemari untuk malam, aku bantu siapkan makan malamnya, ya," usul Kimmy menawarkan diri dan segera di tolak oleh Anelis.

"Tidak perlu, Kimmy! Di sini sudah ada pelayan yang bertugas untuk hal itu. Kita duduk saja dulu di sini, mengobrol sambil menunggu mereka selesai membuatkan menu makan malamnya."

"Tidak apa-apa, ma. Lagian aku tidak enak, aku bantu mereka saja, ya," kata Kimmy kekeh.

"Biarkan saja, ma. Kimmy pandai memasak juga," sahut Jef dan mendapat tatapan tajam dari Belle.

"Dari mana kau tahu?" tanya wanita itu seraya menghunuskan matanya pada Jef.

"Aku sudah mencoba masakannya kemarin malam dan tadi," jawab Jef tanpa beban.

Belle ingin meluapkan kekesalannya pada Kimmy, namun ia masih sadar jika itu bukan waktu yang tepat. Yang ada, keluarga Jef akan membencinya. Dan bisa jadi mereka bukan hanya akan akan memberi Jef pilihan, melainkan meminta langsung untuk menceraikannya. Dan Belle tidak ingin itu terjadi, ia tidak ingin merusak reputasinya dengan menjadi seorang janda.

Bersambung...