Incaran Para Beatles

Hari weekend adalah hari dimana alexa bisa bebas dari aksa. Setidaknya dia tidak perlu melihat wajah cowok itu dan emosinya  terkendali. Berdiam diri didalam kamar dan bermalas-malasan menjadi impian alexa dihari weekend. Dia butuh dua hari dalam seminggu untuk mencharger energinya. Namun semua itu hanyalah angan-angan alexa saja karena aidan memaksa alexa untuk membantunya mencuci motor miliknya. Semenjak mereka pindah alexa tidak pernah merasa tenang lagi.

" Lo kan cowok masa nyuci motor aja harus minta bantuan  segala "

Hampir setiap minggu alexa selalu membantu aidan mencuci motornya, aidan selalu berkata bahwa dirinya tidak mahir mencuci motor, itulah sebabnya dia meminta bantuan alexa karena dia melakukan apapun dengan sempurna.

" Selagi gw punya adik, maka gw harus memanfaatkan kehadirannya "

Aidan tersenyum puas, dia akan menyeret alexa ke halaman depan jika  ada penolakan dari adiknya itu. Alexa sudah terbiasa dengan pemaksaan karena kedua kakaknya sering memaksakan sesuatu jika dia menolak.

" Bacot lo !! "

Alexa memutar malas manik bola matanya, dia menyabuni rangka motor kesayangan aidan. Ia termasuk orang yang sangat teliti, tidak ingin melihat sedikit pun kotoran yang tertinggal dimotor aidan jika dia yang mencucinya.

" Gw rasa uang yang dikasih papa banyak dehh kak, kenapa gak ketempat cuci motor aja ?? Atau perlu gw yang ngasih uang ??  "

" AIDANN !! " teriak alexa saat aidan mengarahkan selang air kearahnya.

" Nggak gw lebih suka kalau adik kesayangan gw yang bantuin gw nyuci, dia lebih teliti dari pada ditempat cuci motor " ujar aidan sembari menertawakan alexa yang sudah basah kuyup.

Alexa merebut selang itu dari tangan aidan, lalu mengarahkannya ke tubuh kakaknya. Kini mereka ikut mandi bersama motornya, canda tawa menghiasi pagi hari alexa. Meskipun kakaknya menyebalkan tapi mereka tau cara membahagiakan alexa.

" Woii gw juga ikut basahh !! Dasar pilih kasih " teriak alterio. Bajunya terkena cipratan air karena kelakuan kedua adiknya.

" Pilih kasih apanya ?? "

" Motor aidan dong yang dicuci, motor gw gimana ? "

" Nggakk !! Gw bukan tukang cuci motor tauuu " tolak alexa.

Dia memilih lari dari halaman rumah, lalu berlari masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu dari dalam, kalau dibiarkan bisa-bisa kedua kakaknya terus menyuruh alexa.

" Ehh mau kemana xaa ? " teriak alterio sambil mengejar alexa.

Sungguh tidak adil karena alexa hanya membatu aidan dan tidak membantunya juga, dia juga ingin motornya dimandikan oleh adik kesayangannya itu.

" Hahaha untung aja motor gw tinggal disiram " celetuk aidan sembari menertawakan alexa yang dikejar oleh alterio.

" Nggak kak !! " teriak alexa saat alterio berhasil meraih tangannya.

" Ayolahhh bantuin gw juga, kan yang sering bantuin lo ngerjain tugas itu gw, bukan aidan " 

Alterio berusaha membujuk alexa, sambil menariknya ke halaman, namun alexa terus menolak dan berpegangan pada pintu.

" Papaaaa, kak rio maksa via teruss !! " teriak alexa berhasil membuat alterio melepaskannya.

Via adalah nama panggilan kedua orangtua alexa untuknya. Alterio paling takut dengan Delvano, ayah mereka.

" Papaaa, bantuin via paaa !! "

Delvano yang sedang menikmati kopi diruang keluarga langsung menghampiri anak-anaknya. Hampir setiap hari alterio dan aidan menjahili adiknya, padahal adiknya anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya, seharusnya alexa disayangi dan dimanjakan oleh mereka.

" Kenapa bajumu basah sayang ?? "

Alexa menunjuk aidan yang sedang mencuci motor, aidan pura-pura tidak melihat ayahnya. Delvano menghelakan napas, kemudian dia beralih menatap alterio. Anak sulungnya sedang berancang-ancang untuk kabur.

" Ini masih pagi lo, bisa gak sih kalian berdua gak gangguin adik kalian ?? "

" Alterio gak ganggu alexa paa, aku cuman minta tolong aja, kalau alexa gak mau yah gak papa kok"

" Nggak pa ! Tadi kak rio maksa alexa buat bantuin dia cuci motornya, padahal tempat cuci motor kan banyak, dan gak mahal-mahal amat " alexa memasang wajah sedihnya, jarang-jarang delvano ada dirumah jadi dia memanfaatkan situasi itu.

" Awas ya kalau kalian gangguan anak kesayangan papa lagi, uang jajan kalian papa potong ! "

" Kok papa gitu sih " alterio tidak terima.

" Siapa suruh sering gangguin adiknya terus, kalau punya adik perempuan satu-satunya itu dimanja bukan malah disuruh-suruh " jelas delvano.

" Sekarang kamu mandi lalu istirahat dikamar ya sayang, kalau kakak-kakak kamu ngejahilin lagi,langsung tanya papa aja biar papa bisa potong yang jajan mereka "

Alexa menjulurkan lidahnya ke alterio, ia merasa puasa alterio tersudutkan. Dia selalu menang dimata ayah ibunya, alterio hanya mengangguk sebagai jawaban untuk perintah papanya, lalu beranjak pergi dari teras rumah.

" Makasih papa, via sayang banget sama papa "

" Sama-sama sayang, oh iya mama udah tanya kamu gak kalau nanti malem kita bakal pergi ke pesta ulang tahun teman kerja papa ? "

Alexa menggeleng pelan.

" Berarti mamamu lupa ngasih tau, nanti malem kita pergi ya. Seingat papa sih mamamu udah nyiapin semuanya, jadi nanti kamu beri tau mama yah "

" Kenapa via harus ikut ?? Mama sama papa aja yang pergi, lagian via gak terlalu suka pesta begituan. Apalagi yang ulang tahun itu om om, bukannya ingat umur malah dirayain kayak anak muda aja "

" Gak bisa sayang, mama kan harus jaga malam. Masa kamu tega sih lihat papa gak punya gandengan, katanya mau calon suaminya ganteng dan kaya, nahh anak teman-teman papa banyak yang ikut. Siapa tau kan diantara mereka ada yang sesuai kriteria kamu  "

" Ih papa, alexa masih 17 tahun, gak seharusnya mikir sampai sana, lulus sekolah aja belum. Lagian lulus nanti alexa harus lanjut kuliah dulu supaya bisa jadi manusia yang berpendidikan " sahut aidan yang tidak terima delvano malah mengajak alexa.

" Apaan sih kak, gak usah sok jadi kakak yang posesif deh, kalau kerjaan kakak nindas gw terus !!"

" Bodoo, yang penting gw gak terima kalau lo deket-deket ama cowok "

" Gak bisa gitu dong, gw juga butuh pendamping. Lo aja bisa seenaknya gonta ganti pacar, giliran gw punya cowok lo berdua udah heboh kayak ayam bertelur "

" Ini ada apa sih ?? Kan papa cuman minta via nemenin papa ke pesta ulang tahun teman papa "

" Terus tadi maksud papa apaan ?? Yg soal calon suami, papa gak mikirin kesana kan??

" Mikir apaan dan ?? "

" Buat jodohin alexa kayak difilm-film kan ?? "

" Apaaa papa mau jodohin via?? " alexa ikut kaget, dia salah paham.

" Aduhh kalian ini bikin papa pusing aja, gak ada acara perjodohan, lagian anak teman papa udah punya pacar semua. Sekarang juga bukan Siti Nurbaya, dan untuk kamu aidan gak baik mengekang adikmu seperti itu. Yang terpenting sekarang, via ke kamar dan mandi, jangan lupa entar malem harus siap-siap, papa gak mau tau kamu harus ikut nemenin papa "

Delvano tidak mau mendengar protesan dari alexa dan aidan, ia beranjak masuk kerumah meninggalkan mereka berdua diteras rumah.

" Awas kalau sampai lo centil didepan cowok-cowok disana " tekan aidan sembari menatap tajam manik mata alexa.

" Dihh emangnya gw pernah centil apa ?? Andai papa gak maksa gw juga gak mau ikut kali " alexa menyusul delvano masuk kedalam rumah.

Dia ingin mandi dan menikmati hari liburnya.

...----------------...

Alexa menghela napas berat, begitulah nasib seorang anak pengusaha. Sering dipaksa mengikuti acara pesta atau acara apapun yang diadakan oleh rekan bisnis ayahnya. Mama alexa seorang dokter, dia cukup sibuk dan jarang punya waktu untuk menemani suaminya acara  pesta seperti itu, malah alexa yang harus menggantikan mamanya untuk ke pesta.

" Nah kalau dandan gini aura anak papa tambah bersinar " 

" Terus maksud papa kemarin-kemarin aura aku gelap gitu ?? "

" Bukan gitu sayang, kamu itu wanita paling cantik di seluruh dunia ini, tapi kalau kamu dandan dan pakai gaun seperti ini bukan cantik lagi tapi auranya semakin bersinar " delvano tersenyum.

Delvano takut kalau mood putrinya down. Biasanya alexa suka memakai baju kaos dan celana panjang, dia paling anti dengan namanya dress. Hanya ingin memakainya jika ada acara seperti ini.

" Ih papa nyebelin !! " alexa memasang wajah juteknya.

" Jangan gitu dong sayang, kamu harus senyum terus. Disana banyak orang loh, masa iya kamu masa wajah jutek seperti itu, supaya kamu juga gampang dapat jodohnya "

Alexa memijat pangkal hidungnya, dia merasa tidak pernah berniatan soal mencari jodoh, punya 2 kakak posesif aja udah membuatnya muak, ditambah-tambah hampir setiap hari disekolah dia selalu saja bertemu dengan cowok brengsek seperti aksa. Karena itulah sekarang dia muak bertemu dengan cowok.

" Yaudah deh paa. Btw kok kita masih didalam mobil sih, bukannya udah sampai yahh ?? "

" Ehh iya bener, yaudah kamu turun aja sayang "

Alexa berdecak kagum saat melihat rumah yang ingin dia masuki bersama delvano, sangatlah megah. Baru kali ini alexa melihat rumah seindah itu.

" Bukannya ini pesta ulang tahun teman papa, kok rumahnya beda ya sama rumah kita ? " bisik alexa.

" VIA !! "

" Apa jangan-jangan papa miskin ? "

" Nggak sayang, semua orang standarnya berbeda-beda. Lagian rumah kita juga mewah kok"

" Kalau dilihat-lihat sih kalah jauh paa "

" Nggak kita setara kok, sudah ya jangan permalukan papa lagi "

Alexa mencebik, dia menaikin anak tangga dengan anggun. Alexa tidak bisa menyembunyikan rasa kekagumannya terhadap rumah itu, interiornya sangat memukau. Kini dia berangan-angan punya rumah seindah itu, tapi dia yakin kalau papa mamanya tidak mau itu terjadi.

" Kamu mau tunggu disini atau mau ikut papa ke pemilik acara ?? "

" Tunggu disini aja deh pa "

Kini tinggal dia sendirian, suasana pesta ulang tahun tersebut jauh dari bayangan alexa. Awalnya dia berpikir bahwa pestanya akan seperti pesta anak SMA,  ternyata tidak. Instrumen biola dengan diiringi piano dapat membuat hati menjadi tenang.

Alexa memandang sekitarnya, sejauh mata memandang dia hanya melihat pria dan wanita dewasa. Tidak ada cowok seumurannya seperti yang dimaksud delvano. Padahal dia ingin cuci mata, siapa tau dia bisa bertemu cowok ganteng, baik, Sholeh, dan kaya raya.

" ALEXA " panggil seseorang yang mengejutkan alexa.

Ia menoleh mencari suara tersebut, saat melihatnya dia langsung terpesona dengan cowok tampan yang berpakaian formal melangkah mendekatinya. Seperti pangeran-pangeran disney pada umumnya.

" Lo ngapain disini ?? " ia tidak percaya akan bertemu dengan alexa ditempat seperti itu.

" G-gw n-nemenin papa gw "

Alexa sedikit gugup karena ketampanan edgar yang mempesona.

" Oalahh, btw pemilik acara ini paman gw xaa "

" Oh begitu "

" Lo mau masuk kedalam gak ?? "

" Masuk kemana ?? "

" Ya didalem, supaya kita bisa duduk sekalian "

Alexa hanya mengangguk dan menerima ajakan edgar,dia mengikuti langkah cowok itu. Ternyata masih ada ruangan lagi yang lebih mewah dan terdapat banyak stand-stand makanan disana. Seluruh tamu yang hadir dapat menikmati makanan dan minuman yang sudah dihidangkan. Disanalah baru alexa dapat melihat cowok dan cewek seumurannya.

Edgar mengajak alexa duduk di sofa paling pojok, tidak akan ada yang menyadari kehadiran mereka disama. Karena hanya edgar dan papanya yang ia kenali.

" Lo mau minum atau makan ?? "

" Terserah deh "

" Bentar "

Alexa mengangguk, alexa menatap sekelilingnya. Semua orang yang ada disana malah sibuk dengan urusannya masing-masing. Tawa dan obrolan mereka bisa terdengar sampai ditelinga alexa,

" Nanti makanannya akan dibawah kesini, ini lo minum aja dulu "

" Iya "

" Ini minuman apa ?? "

" Welcome drink, coba aja dulu " ujarnya, lalu dia duduk disamping alexa sembari tersenyum tipis.

" Kok baunya menyengat yah ?? " tanya alexa, perasaannya tidak enak.

" Gw kurang tau sih, kalau lo penasaran cicipi aja, siapa tau kan lo suka "

Edgar berharap alexa mencicipinya, namun saat alexa hendak meminumnya tiba-tiba ada yang merebut paksa gelas dari tangannya, lalu meneguk habis minuman yang seharusnya diperuntukkan untuk alexa.

" A-aksa " ujarnya terbata-bata, hal itu membuat alexa heran kenapa mereka berdua ada diacara yang sama ?

" Lo yakin itu cuman welcome drink biasa ? " tanya aksa. Dia menyeringai melihat edgar tersudutkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...