Zona Kpop, aktor korea, yang gak suka silahkan skip, daripada meninggalkan jejak hate!
"Aku akan membuat mu lepas dari cengkraman ibu tiri mu, dengan satu syarat."
"Apa syarat nya?"
"Kau harus menjadi partner ranjang ku,"
Azzendra Grew Nicholas, pria muda berusia 29 tahun seorang CEO yang menjebak seorang gadis untuk menjadi partner ranjang nya.
Wenthrisca Liu atau akrab di sapa Ica, terpaksa menerima penawaran gila Zen demi bisa bebas dari jeratan ibu tiri nya.
Bagaiamana kisah mereka selanjutnya? simak disini.
Karya real hanya ada di Noveltoon/Mangatoon, selebih nya Fake/plagiat, happy reading❤️
Edit cover by KINOSANN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Zen menaiki tangga, setelah selesai dengan urusan di lantai bawah.
Ica menatap kedatangan pria yang terlihat menakutkan saat marah itu, tubuh nya gemetar saat pria itu berjalan mendekat ke arah nya.
"Baby, sudah bangun?" Tanya Zen lembut.
"Tolong, jangan apa-apa kan aku."
"Maksud mu apa By?"
"Tidak, jangan mendekat. Kau menakutkan!" Teriak Ica.
"Sayang, lihat! Aku tidak menakutkan,"
"Kau menakutkan, jangan dekati aku. Pergi," Pekik Ica, gadis itu beruraian air mata.
Zen menurut, dia pergi meski dia belum mengerti kenapa gadis nya yang manja itu berubah dalam sekejap mata.
Zen menuruni tangga dengan lesu, bahkan gadis yang sangat dia sayangi sekarang takut pada nya.
"Apa Ica melihat kejadian tadi?" Tanya Zen pada diri sendiri. Tadi, dia fokus memberi pelajaran pada maid yang sudah menyakiti gadis nya, dia tak memperhatikan kalau ternyata Ica melihat kejadian menyeramkan itu.
Zen masuk ke dalam kamar tamu, dia membersihkan diri dan berganti baju. Zen menghabiskan waktu sore nya dengan merenung di kamar itu, hingga tak terasa waktu berganti menjadi malam.
Tok.. tokk.. tok..
"Tuan, makan malam sudah siap.."
"Sebentar lagi aku kesana, tolong panggilkan Ica juga." Perintah Zen.
"Nona muda sudah ada di meja makan, Tuan."
Zen keluar dengan wajah kusut nya, dia sibuk memikirkan gadis nya.
Zen duduk di samping Ica, tapi gadis itu diam tak bicara, tapi tetap melayani nya meski menghindari tatapan mata.
"By.." Diam, Ica masih bungkam tak menyahut panggilan Zen.
"Maaf kalau Daddy membuat mu takut, Daddy hanya ingin memberi hukuman pada orang yang sudah berani menyakiti dirimu, itu saja."
"Apa dengan mematahkan tangan nya itu setimpal?" Tanya Ica pada akhirnya.
"Tentu saja, karena tangan itu yang sudah berani menyentuh mu. Kalau tak di beri pelajaran, bisa saja dia nekat dan menyakiti dirimu lebih dari sekedar tamparan sayang."
Ica mendongakan kepala nya menatap Zen yang juga tengah menatap nya.
"Jaminan apa yang Daddy berikan?"
"Untuk?" Tanya Zen, dengan dahi yang berkerut.
"Daddy takkan menyakiti ku seperti maid tadi.."
"Baby, aku takkan melakukan semacam itu pada orang yang aku sayangi. Kecuali kalau suatu saat kau berhianat, atau berselingkuh di belakang ku."
"Daddy janji?" Tanya Ica, seketika rasa takut dalam hati nya menguap entah kemana.
"Tentu saja, kamu pikir kenapa aku melakukan hal kejam seperti itu pada pelayan, kalau bukan untuk melindungi mu sayang?"
"Jadi Daddy menyayangi ku?" Tanya Ica polos, membuat Zen tersenyum.
"Menurut mu?" Balik tanya Zen, dia tak habis pikir pada gadis cantik yang duduk di samping nya. Apa dia tak bisa merasakan perlakuan dan perhatian yang dia berikan itu berbeda?
"Mungkin iya, mungkin juga tidak, aku tak tau apa isi hati manusia." Jawab Ica.
"Rasakan saja By, nanti kau tau. Sekarang makan dan jangan bilang kau takut padaku, aku hanya melakukan hal semacam itu pada orang yang membangkang, itu saja."
Ica hanya menganggukan kepala nya dan memulai makan malam nya dengan lahap.
....
Zen merengkuh tubuh mungil ke dalam dekapan nya, mereka sedang bermalas-malasan di kamar nya. Tentu nya dengan televisi yang menyala menayangkan berita bisnis, kesukaan Zen.
"Dad, pengen nonton nya drama korea dong. Ica gak ngerti yang ginian." Protes Ica, dia bosan melihat tontonan perkembangan bisnis sedari tadi.
"Daddy mu ini pebisnis hebat sayang, jadi wajar saja kamu menonton ini."
"Tapi aku bosan, Dad. Tak menyenangkan sama sekali." Ketus Ica.
"Lalu yang menurut mu menyenangkan apa, Baby?" Tanya Zen.
"Drama korea romantis, terus pemain nya Oppa-oppa ganteng yang punya roti sobek di perut nya."
"Daddy juga punya, kamu lupa?" Tanya Zen, membuat Ica melirik ke arah Zen.
"Beneran punya? Berapa?"
"Sixpack." Jawab Zen santai. Ica senyam-senyum genit ke arah Zen.
"Apa? Mau lihat?" Tanya Zen dan Ica menganggukan kepala nya cepat.
Zen menaikan kaos putih yang dia pakai, menampakan perut kotak-kotak khas pria penggemar olahraga. Ica melongo, dia sering melihat Daddy nya bertelanjang dada, tapi kenapa dia baru sadar kalau tubuh Daddy nya begitu menggiurkan untuk di sentuh.
"Usap iler nya tuh, jorok banget sih.." Ica segera mengelap bibir nya dengan tangan, membuat Zen tergelak.
"Kok ketawa sih Dad?"
"Kamu percaya ya, Daddy cuma bercanda kali.."
"Ihh Daddy.." Rengek Ica sambil memukul pelan lengan Zen, membuat pria itu tergelak lebih keras.
Zen menangkap tangan gadis nya, lalu mengusap kan nya di perut kotak-kotak nya, membuat Ica melotot.
"Pengen nyentuh kan? Aku tau gelagat mu sayang.." Tebak Zen, membuat gadis itu bersemu karena tebakan pria nya benar-benar tepat sasaran.
"Badan Daddy bagus.." Puji Ica, membuat Zen tersenyum bangga.
"Daddy kan suka olahraga sayang," Jawab Zen.
Otak Ica bekerja keras, apalagi pikiran-pikiran kotor yang tiba-tiba merasuk ke dalam otak nya. Dia mulai mesuum membayangkan perut itu menggesek di tubuh nya, membayangkan nya saja mampu membuat Ica merona.
"Kok merah, kenapa yang?" Tanya Zen melihat wajah Ica yang memerah.
"E-ehh enggak kok Dad.."
"Jangan mesoom sayang, kalau mau ayo lakukan jangan cuma di bayangkan." Lagi-lagi, tebakan Zen tepat sasaran.
"A-aku ketularan Daddy.."
"Mesoom itu bukan penyakit yang bisa menular sayang, itu karena kamu penasaran." Jelas Zen.
"Sudahlah, Daddy membuat ku malu." Ica mendusel di dada bidang Daddy nya, menyembunyikan wajah nya yang sudah seperti kepiting rebus itu.
Zen tersenyum, dia tau gadis nya masih remaja, masa-masa penasaran dan ingin tau segala hal. Tapi dia masih menunggu gadis itu kedatangan tamu dan setelah nya akan menyuruh nya meminum kontrasepsi.
....
Sedangkan di sebuah rumah kecil, Meisya tengah bergerak memacu tubuh nya di atas seorang pria yang mengaku kekasih nya.
"Cepat sayang, bergerak lebih cepat.." Racau pria itu, membuat Meisya terus bergerak turun naik dengan tubuh polos nya.
Tangan pria itu merayap nakal menggapai buah pepaya yang menggantung indah, menyentuh dan meremass nya dengan kuat hingga membuat Meisya menggeram nikmat.
"Sayangg, lebih kuat.." Pinta Meisya dengan manja, sedang tubuh nya terus bergerak memanjakan pria yang selama ini membiayai hidup nya.
"Ahhhh...." Meisya mendesahh panjang saat dia meraih pelepasan nya setelah hampir satu jam bergelut di atas ranjang.
"Mei, kau terlihat sangat sexy. Kini giliran ku yang memegang kendali.." Pria itu membalik posisi hingga Meisya menjadi di bawah kungkungan pria itu.
.....
🌻🌻🌻
Haduh Meii🙄🙄
Emg mo di gagahi waktu M?