Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Ini buat Lo."
Eve mendongak, melihat siapa yang berbicara kepadanya. Seketika matanya berbinar melihat sebotol teh pucuk di depan mata.
"Ah kebetulan sekali" Ucapnya seraya menerima minuman itu, lalu meneguknya hingga habis.
"Sepertinya Lo benar benar kehausan."
Eve mengelap sudut bibirnya, kemudian menoleh pada orang yang memberikannya minum itu.
"Lo gila, tentu aja gue kehausan. 30 putaran tidak lah sedikit." Ungkapnya.
"Btw thanks yah Leo." sambungnya lagi, Eve tersenyum tipis. Leo merupakan teman Joe, tapi sikapnya lebih manusiawi di bandingkan dengan serigala jantan itu.
"Tidak masalah, gue hanya kasihan sama Lo"
"Tidak papa, ini juga karena kesalahan gue." Sela Eve.
Leo menatap gadis itu, ada sedikit rasa senang melihat Eve tersenyum padanya.
"Andai Lo tahu Eve, gue sangat menyukai Lo." batin Leo.
"Heh, kenapa bengong? kesambet Lo?" ucap Eve heran, tiba-tiba pria ini diam sambil menatapnya.
"Eh huh?" gugup Leo.
"Udah ah, gue mau lanjut lagi. Makasih minumannya. Nih sekalian buang yah." Ucap Eve, ia memberikan botol minuman yang sudah kosong ke tangan Leo. Kemudian dia kembali melanjutkan hukumannya.
Leo masih mematung, jantung nya berdegup kencang. Tangannya menggenggam erat botol minuman bekas Eve.
"Apa gue sudah gila?" gumamnya pelan, dia tidak menyangka dekat dengan Eve akan begini rasanya.
Sementara di tempat yang sama Joe memperhatikan sahabatnya dengan gadis itu. Dia mulai mengerti, mengapa selama ini Leo selalu membela Eve.
"Ternyata dia menyukai Eve."
Joe terkejut dan langsung menoleh pada sumber suara.
Joe terkejut melihat brain sudah berdiri di sampingnya sambil melihat lurus ke lapangan. Entah sejak kapan pria itu berada di sana.
"Gue tahu Joe, ini akan rumit." Brain melirik pada Joe.
"Maksud Lo?" tanya Joe tidak mengerti, entah apa yang sedang Brain bicarakan.
"Sudah lah, ayo ke kelas. Keburu Miss Yuana masuk." ajak Brain sambil merangkul pundak Joe. Mereka berlalu menuju ke kelas dengan pikiran Jo yang terus berpikir apa yang brain maksud.
Jam pelajaran pertama dan kedua sudah selesai, saat nya mereka beristirahat dan mengisi perut. Suara bel yang berbunyi nyaring menjadi alarm bagi siswa siswi untuk segera keluar kelas.
kringgggg~
Bak sarang lebah di pukul, siswa siswi berhamburan keluar dari kelas menuju ke kantin, ke taman, ada juga yang berjalan santai menuju ke perpustakaan.
Di saat semua orang bersemangat berlari kesana kemari, Eve malah terlihat lesu dan kelelahan. Dia berjalan gontai menuju ke kelasnya.
Eve melewatkan 2 mata pelajaran hari ini. Setelah menyelesaikan hukumannya, Eve meminta ijin untuk beristirahat di UKS. Dia merasa sangat lelah dan butuh istirahat. Beruntung guru penjaga UKS sangat baik dan memberi Eve ijin.
Eve masuk ke dalam kelas, kedua sahabatnya langsung menyambut Eve dengan perasaan cemas.
"Ya ampun Eve, Lo abis dari mana aja?" tanya Tiara. Nadia mengangguk, ia memiliki pertanyaan yang sama dengan Tiara.
"Udah deh, gue lagi malas membahasnya. Sekarang, mending kalian beliin gue Indomie seperti biasa." Titah Eve seraya merebahkan kepalanya di atas meja. 2 jam beristirahat tidak cukup baginya.
"O oke, biar gue yang pergi. Lo temani Eve di sini yah." Ujar Nadia pada Tiara.
Tiara mengangguk, lalu menarik kursi di depan meja Eve, lalu memutarnya agar bisa berhadapan dengan Eve.
"Gue dengar Lo keliling lapangan?" Tiara sangat penasaran, apalagi melihat Eve begitu kelelahan.
"menurut Lo? Ketos sialan itu membiarkan gue pergi begitu saja?" jawab Eve kesal. Emosinya kembali naik ke ubun ubun mengingat Joe yang selalu membangkitkan gairah berperang di dalam dirinya.
"Coba cerita, bukannya Lo otw cepat yah dari rumah. Kenapa Lo bisa terlambat?" tanya Tiara lagi.
"Gue juga gak tahu, tadi di Lampu merah sangat macet. Gue terjebak di sana."
"Oh benarkah? "
"Sepertinya ada kecelakaan " Tutur Eve.
Tiara mengangguk pelan mendengar cerita Eve.
"Ah, kaki gue pegel banget" keluh nya.
"Ah, gue ada salonpas Lo mau make?" tawar Tiara, dia mengambil 2 lembar salonpas dari dalam tasnya.
"Nih, pake aja biar kaki Lo terasa lebih baik."
Eve mengambilnya, lalu kemudian langsung menempelkan 2 salonpas ke betisnya.
"Ah anget juga, tapi agak mendingan deh." Ungkap Eve merasa enakan setelah memakai salonpas itu.
"Thanks yah Tiara, Lo paling best deh soal beginian." puji Eve, membuat Tiara terkekeh pelan. Gadis ini adalah yang paling aktif di basket, jadi dia selalu membawa salonpas di dalam tasnya. Tiara sering merasa sakit di betisnya setiap kali ia bertanding.
"Eh, kok Nadia lama banget sih. Gue udah lapar ni." Ucap Eve mengelus perutnya.
"Hadirr...." Sahut Nadia di depan pintu. Ternyata dia mendengar ucapan Eve.
"Datang juga Lo akhirnya, hampir kita gak makan karena Lo lama." Omel Tiara.
"Sorry sorry, antrian nya banyak banget tadi di Indomie nya" jelas Nadia. Dia membawa nampan berisi 3 mangkok Indomie rebus spesial dan 3 gelas jus jeruk.
"Ayo makan, mumpung lagi panas"
"Panas apanya." Sewot Eve menyendok makanannya ke dalam mulut.
"Yah bersyukur aja, kalian gak tahu sih, di kantin itu sesak banget" balas Nadia menggerutu.
Eve dan Tiara terkekeh pelan, wajah cemberut Nadia sangat lucu.
"Iya iya maaf, makasih yah Nadia yang cantik dan imut. Sarange. " Ucap Eve dan Tiara kompak membuat love dengan kedua tangan mereka menyentuh kepala.
"Oke oke, kalian di maafkan." Jawab Nadia senang. Lalu, mereka makan sambil bercengkrama. Pertemanan mereka sangat akrab. Ada banyak tawa ketika mereka bersama. Sampai orang orang merasa heran melihat ketiga sejoli itu. Ada aja yang membuat mereka tertawa dan bersemangat di dalam kelas. Apalagi, mereka bertiga adalah kumpulan gadis cantik.
Di saat mereka asik makan, tiba tiba terdengar suara ketukan di pintu kelas.
Tuk! Tuk!
Sontak ketiga gadis itu menoleh.
Joe dan cecunguk nya berdiri dengan wajah tampan mereka.
"Mau apa lagi Lo, gak senang lihat orang lagi makan?" Ketus Eve menatap sinis pada Joe.
Tapi berbeda dengan Tiara dan Nadia. Mereka malah tercengir pada seniornya itu.
"Eh kak Joe, ada apa? mau ikut makan gak?" tawar Tiara membuat Eve melotot.
"Lo gila, gue gak mau yah gabung sama mereka!" tolak Eve.
"Ihh kenapa Eve, kan enak makan rame rame." protes Nadia.
"Bener tu, ayang Nadia mau dong di suapin." Ucap Brain langsung menghampiri Nadia.
"Sejak kapan di kelas boleh makan seperti ini. Bukan kah sudah ada peraturan jika jam istirahat semua murid harus keluar dan tidak boleh makan di kelas?" Ucap Joe panjang lebar.
semoga aja Risna gak jadi penghalang kebahagiaannya Eva.,kalo udah nikah sama Joe
masa guru gak bisa memberikan keringanan buat muridnya, masalah foto ajah dipermasalahkan yang penting kan bukan foto senonoh,aneh banget deh .
Jia yah yg datengin Leo ,mau ajak sekongkol 😏😏😏