Seorang gadis bernama Alisya putri yang kini masih duduk di kelas satu sekolah menengah atas, terpaksa harus menikah dengan pria yang di jodohkan dengan kakaknya. Alisya rela berkorban demi kakaknya yang bercita cita menjadi dokter. apakah Alisya mampu menjalani kehidupannya sebagai seorang istri di usia yang terbilang sangat muda, karena umurnya memang belum genap berusia tujuh belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Curiga.
Tidak terasa sudah tiga hari keduanya menginap di hotel yang telah di persiapkan oleh kedua orang tua mereka, walaupun tidak terjadi hal yang spesial selama mereka menginap di hotel
Hari ini Kheano serta Alisya kembali dengan rutinitas sekolah, walaupun enggan berangkat bersama ke sekolah, namun keduanya akhirnya harus mengalah dari ultimatum tuan Reza.
"Kak...nanti Alisya turun agak jauh dari gerbang sekolah ya." pinta Alisya saat Kheano tengah fokus menyetir. Kheano tidak lagi menggunakan jagoan merahnya ke sekolah mengingat pagi ini dan seterusnya ia akan berangkat bersama dengan Alisya, karena begitulah permintaan papanya.
"Hem" sahut Kheano datar tanpa menoleh pada lawan bicaranya.
Setelah itu suasana kembali hening, hanya suara deru mesin mobil yang sayup terdengar.sampai tiga puluh menit kemudian Kheano menghentikan mobilnya agak jauh dari gerbang sekolah sesuai permintaan istrinya.
Sebelum turun dari mobil Alisya mengulurkan tangannya pada Kheano, sontak hal itu membuat pria itu mengernyit.
"Mau ngapain kamu??" tanya Kheano bingung.
"Ya mau Salim lah kak, emangnya mau apa lagi." jawab Alisya santai sebelum meraih tangan suaminya, sementara Kheano sama sekali tidak menyangka jika istrinya tersebut akan menghormatinya sampai segitunya, hanya bisa diam membiarkan Alisya mencium punggung tangannya.
"Makasih ya kak." ucap Alisya ketika hendak membuka pintu.
"Terima kasih untuk apa??" bukannya menjawab Kheano malah balik bertanya dengan raut wajah datar.
"Terima kasih atas tumpangannya." lanjut Alisya tersenyum manis sebelum benar benar berlalu turun dari mobil suaminya.
Baru beberapa langkah menjauh dari mobil, bahkan mobil suaminya tersebut belum kembali melaju memasuki gerbang sekolah. Alisya yang tengah berjalan mendapat sapaan manis dari Bobi yang baru saja tiba dengan motor ninja miliknya.
"Pagi Alisya..." sapaan Bobi membuat Alisya menghentikan langkahnya lalu menoleh ke sumber suara.
"Pagi juga kak Bobi." sahut Alisya ramah kemudian kembali melanjutkan langkahnya, namun bukannya segera melajukan motornya memasuki gerbang Bobi malah melambatkan laju motornya mengikuti langkah Alisya.
"Tumben turunnya di depan, biasanya di Antar sampai di depan gerbang sama sopir." ucap Bobi yang sengaja memancing pembicaraan dengan Alisya.
Mendengar ucapan Bobi membuat Alisya menduga duga.
"Apa jangan jangan, tadi kak Bobi melihat aku turun dari mobil kakak lagi??" batin Alisya sembari tetap melangkah memasuki gerbang sekolah.
"Enggak apa apa kok, cuma lagi pengen jalan jauh aja kak, hitung hitung olahraga gitu." meski terus melangkah namun Alisya tetap menjawab pertanyaan Bobi. sementara di balik kaca mobil, tatapan Kheano yang kini juga telah memasuki gerbang sekolah tak beralih dari sosok Alisya.
Setelah memarkirkan mobilnya Kheano berjalan menuju kelasnya, sementara Alisya sudah lebih dulu sampai di kelas bergabung dengan ke tiga Sahabatnya Dani, Sisil dan Indah. hanya Ranti sahabat Alisya tidak berada sekelas dengannya, sebab Ranti sudah duduk di bangku kelas dua belas.
"Udah ngapain aja sama Babang Khe, Ca'???" Sisil berusaha menggoda sahabatnya yang baru beberapa hari kemarin sah menjadi istri seseorang tersebut.
"Ingat ya Ca' jangan sampai tekdung dulu masih sekolah!!" kini indah yang buka suara. sementara Alisya hanya menanggapi pertanyaan sahabat sahabatnya tersebut dengan senyum yang sedikit di paksakan.
"Lo pada gimana sih...gue kan nikah karena di jodohkan, jadi mana ada kepikiran yang begituan." Akhirnya Alisya menjawab rasa penasaran kedua gadis itu.
"Bagus deh kalau kayak gitu Ca' biar nggak tekdung dulu." ucap Indah, berbanding terbalik dengan Indah, Sisil malah merasa kecewa lalu mengatai sahabatnya tersebut.
"Lo gimana sih Ca' udah punya suami seganteng kak Khe malah dianggurin, kalau gue jadi elu sih udah gue makan abis tuh laki." ujar Sisil.
"Apaan sih Lo, bukannya nasehatin yang baik baik malah ngomong nyeleneh kayak gitu." Toyoran Indah mendarat cantik di kening Sisil.
"Bukan gitu,,,, gue kan cuma bilang seumpamanya gue ada di posisi Ica' gitu." ucap Sisil membela diri. sementara Dani selaku sahabat pria satu satunya hanya bisa tersenyum lalu menggeleng melihat ketiga sahabatnya tersebut saling menimpali.
"Tapi menurut gue, Lo berdua sama sama ada benarnya. karena menurut agama melayani suami itu hukumnya wajib. tapi gue juga nggak mempersalahkan indah, mungkin dia ngomong gitu karena khawatir dengan masa depan kamu nanti Ca kalau harus hamil di saat masih sekolah'" kini giliran Dani menimpali obrolan.
Sisil dan Indah sontak mengangguk bersamaan.
"Tapi_" Dani menggantung kalimatnya hingga membuat ketiga gadis itu beralih menatapnya.
"Tapi apa lagi??" Sisil dan Indah penasaran dengan kelanjutan Kalimat Dani.
"Tapi sebagai sahabat kita harus bisa menghormati keputusan Ica, apapun yang dia ambil berarti kita harus tetap mendukungnya." mendengar kalimat bijak dari Dani, ketiga gadis itu pun merangkul Dani. Sisil serta Indah pun menggangguk paham.
"Thanks ya guys...kalian selalu ada buat gue, di saat suka maupun duka." ujar Alisya terharu dengan sikap bijak ketiga sahabatnya.
***
Malam hari di kediaman Reza Admaja.
Ketiga sahabat Kheano sudah tiba satu persatu, malam ini mereka hendak belajar bersama untuk menghadapi ujian akhir sekolah. awalnya Kheano menolak jika belajar bersama di lakukan di rumahnya, mengingat saat ini ia serta Alisya sudah tinggal bersama di kediaman orang tuannya. namun karena guru pembimbing yang memutuskan maka Kheano pun tak bisa lagi menolak.
Biasanya kalau lagi sekedar ngumpul ngumpul atau belajar sekalipun, mereka akan melakukannya di kamar Kheano namun kali ini berbeda. ke empat pria tersebut belajar di ruang keluarga, mengingat saat ini ia dan Alisya sekamar, jadi tidak mungkin ia mengajak ketiga sahabatnya tersebut masuk ke kamarnya. bisa bisa ketahuan jika ia sudah menikah.
"Kenapa nggak belajar di kamar kamu aja sih Khe, biar lebih santai gitu." ucap Bobi yang tengah membuka buka lembaran buku cetak miliknya.
"Udah di sini aja biar nggak banyak nyantainya." jawab Kheano beralasan.
"Lagian Lo itu ke sini mau belajar apa mau nyantai sih Bob??" cetus Andi yang kini juga sibuk dengan buku cetak.
"Udah udah belajar gi!! jangan pada ribut Napa." Arya menimpali perdebatan tak berfaedah ketiga sahabatnya tersebut.
Sementara di dapur, tangan Alisya sudah mulai keringat dingin saat mama mertuanya meminta dirinya menyuguhkan minuman serta camilan untuk ke empat pria tersebut.
"Loh kok masih berdiri di situ sayang??" selidik mama mertuanya ketika melihat Alisya masih diam mematung dengan sebuah nampan berisi minuman serta camilan di tangannya.
"Ini mah....anu_." seolah bisa menangkap kegelisahan di wajah cantik menantunya tersebut, Nyonya Tasya tersenyum.
"Jika teman teman Khe bertanya tentang kamu, bilang saja kalau kamu itu anak teman mama!! lagi pula kalau bilang begitu kamu kan nggak bohong, kamu memang anak teman mama yang sekarang sudah menjadi menantu Mama." setelah mendengar nasehat mama mertuanya Alisya melangkah menuju ruang keluarga, setelah lebih dulu menghela napas dalam lalu menghembus perlahan seolah hari ini paru parunya membutuhkan oksigen yang lebih banyak.
"Alisya." ucap Bobi terkejut ketika melihat keberadaan Alisya di rumah sahabatnya. sebenarnya bukan hanya Bobi yang terkejut saat Alisya muncul di ruang keluarga dengan membawa sebuah nampan.
"Aduh.... ngapain sih nih cewek pake nongol segala" batin Kheano sebelum kembali bersikap biasa, saat tatapan curiga dari ketiga sahabatnya itu tertuju padanya.
AKIBAT SUKA BANGET MENDAM PERASAAN,DAN PENGECUT,UNTUNG DI GREBEK, COBA SAAT PERJODOHAN DENGAN KHEANO,TIARA SETUJU, PASTI KAMU AKAN NYESEL SEUMUR HIDUP..