NovelToon NovelToon
Istri Siri Tuan Dokter

Istri Siri Tuan Dokter

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahkontrak / Dokter / Tamat
Popularitas:38.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: AmiRas

Kinar menerima tawaran menikah dari sang dokter untuk melunasi hutangnya pada pihak Bank. Sedangkan, dr. Raditya Putra Al-Ghifari, Sp. B menikahinya secara siri hanya untuk mendapatkan keturunan.

Awalnya Kinar menjalaninya sesuai tujuan mereka, tapi lambat laun ia mulai merasa aneh dengan kedekatan mereka selama masa pernikahan. Belum lagi kelahiran anak yang ia kandung, membuatnya tak ingin pergi dari sisi sang dokter.

Kemanakah kisah Kinar akan bermuara?

Ikuti Kisahnya di sini!

follow ig author @amii.ras

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AmiRas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dr. Raditya Putra Al-Ghifari, Sp.B

"Kamu sudah 28 tahun, Radit! Mama juga sudah berumur, dan ingin segera menimang cucu dari kamu."

Radit menghela napas lelah. Selalu pembahasan ini yang diangkat jika ia pulang ke rumah orang tuanya. Itulah sebabnya ia lebih suka tinggal di apartemen. Ia pusing mendapat desakan untuk menikah dari mamanya. Sedangkan, trauma masa lalu masih selalu membayanginya.

"Nanti, Ma. Lagi pula jika aku tidak menikah, aku bisa adopsi anak," jawab Radit datar.

Sonia menggeleng tak habis pikir. Sedangkan, Ghifari hanya memperhatikan anak dan istrinya itu.

"Mama mau anak kandung, Radit. Bukan anak adopsi," ucap Sonia kesal.

"Tunggu saja ya, Ma. Nanti aku bawa anakku ke hadapan Mama."

Radit bangkit dari kursinya setelah menyekesaikan makan malamnya. Ah, ia mendadak pusing mendengar ucapan mamanya tadi.

...****...

Pagi ini Radit sudah rapi dan siap untuk ke rumah sakit. Langkahnya ringan menyusuri koridor rumah sakit yang tampak lenggang. Mungkin karena masih pagi. Ia masuk ke lift, dan menekan tombol 3 di mana ruangan nya berada.

Netra Radit tak sengaja menangkap sebuah kertas terlipat di lantai ketika ia keluar dari lift. Radit membuka lipatan kertas, dan sebuah kerutan di keningnya, disusul sunggingan tipis di bibirnya ketika membaca tulisn di kertas itu.

"Mas Radit!"

Radit yang melamun mengingat kejadian beberapa hari lalu pun tersadar. Ia menoleh pada Beni--asisten merangkap sopirnya. Setelah dua hari ia libur, hari ini ia kembali bekerja.

"Sudah sampai ya, Pak?" gumam Radit membuka pintu mobil.

"Mas Radit ngelamun aja dari tadi," ucap asistennya.

Radit mengendik acuh. Keluar dari mobil setelah berpesan pada asistennya untuk menjemputnya pulang nanti. Ia memang tak lagi mengendarai mobil sendirian sejak kejadian mengerikan 2 tahun silam. Ia tak ingin mengingatnya, nanti saja ia ceritan kisah itu.

...****...

Kinar berangkat ke rumah sakit setelah Radit. Karena lelaki itu tak ingin ada yang tahu mengenai pernikahan siri mereka. Ia diantar oleh Pak Beni. Di pikiran Kinar ia masih saja terus terbayang-bayang aktivitas panas malam pengantin mereka.

"Do--Dokter!"

Kinar menahan dada Radit. Napas keduanya memburu berkejaran.

"Ada apa?"

Radit menatap tajam karena ulahnya dihentikan.

"I-ini yang pertama untuk saya. Ja-jadi pelan-pelan saja," ucap Kinar terbata.

Radit masih berekspresi datar dan mengangguk.

"Baik. Dan tolong jangan panggil saya dokter. Kamu bisa panggil apapun tapi jangan memanggil saya dengan sebutan dokter."

Kinar mengangguk. Radit kembali melanjutkan kegiatannya.

"Mas!" rintih Kinar menahan suaranya ketika Radit memberikan sentuhan-sentuhan basah di lehernya.

"Kinar!"

"Astaga!"

Kinar terkaget mendapatkan tepukan di bahunya. Ia menoleh dan mendapati tatapan penuh tanya dari suster Lina.

"Wajah kamu merah! Kamu sakit?" tanya suster Lina cemas.

Kinar menggeleng cepat. Wajahnya memerah bukan karena sakit, tapi pikirannya yang melanglang buana lah yang membuat panas menjalari wajahnya.

"Gak. Saya gak sakit, sus. Emang agak panasan ruangannya," jawab Kinar ngasal.

"Aneh kamu. Ruang ber AC gini dibilang panas."

Suster Lina berlalu meninggalkan Kinar yang masih berdiri di depan pintu ruang mawar.

"Aduh! Aku kok mikirnya ke sana terus ih, kotor banget ini otak!" gerutu nya menggaruk kepala yang tak gatal.

..........

Kinar menoleh pada rombongan dokter yang ada di ujung koridor ruang UGD. Ia baru saja keluar dari mushola selesai melaksanakan sholat dzuhur. Di antara para dokter itu, ada Dokter Radit yang entah kebetulan saja tatapan mereka bertemu beberapa detik sebelum lelaki itu yang memutus kontak mata lebih dulu. Kinar menunduk kikuk. Ah, kenapa wajahnya terasa panas.

"Siang, suster Kinar!"

Kinar mengembangkan senyum tipis mendapatkan sapaan dari Dokter Ardi--dokter muda juga di rumah sakit ini selain Dokter Radit.

"Eh, siang dokter!" balas Kinar kikuk. Karena Radit, dan 3 dokter wanita yang sudah berusia paruh baya itu memperhatikan interaksinya dengan Dokter Ardi.

"Mau makan siang bareng?"

Kontan saja tawaran dari Dokter Ardi itu mendapat godaan dari 3 dokter wanita yang berdiri di sampingnya. Sedangkan, Radit masih berwajah datar.

Kinar menoleh pada Radit sepintas, dan kembali pada Dokter Ardi.

"Ehm, maaf Dokter. Saya sudah janji akan makan siang dengan suster Lina," jawab Kinar sepenuhnya jujur. Ia mana mungkin makan berduaan dengan lelaki lain di saat statusnya sudah istri orang, apalagi lelaki itu mengajaknya makan di hadapan suaminya sendiri. Meski status pernikahan mereka ini tidak kuat, Kinar harus menghargainya. Ia harus menjaga martabat nya sebagai seorang istri.

"Ah, sayang sekali. Ya, sudah kalau begitu kapan-kapan kita bisa makan bersama, kan?" Dokter Ardi tak menyerah.

Kinar hanya mengangguk saja sungkan. Radit berjalan lebih dulu diikuti 3 dokter wanita tadi dan Dokter Ardi yang mengembangkan senyum senang.

Kinar menatap punggung Radit yang telah menghilang di tikungan koridor.

"Mas Radit sudah makan belum, ya?" gumamnya.

Kinar selalu membawa bekal jika ia shift pagi. Ia akan makan menemani suster Lina di kantin dan memakan bekalnya sendiri yang ia masak dari rumah. Kebiasaannya itu tak ia hilangkan meski ia tinggal di apartemen Radit. Seperti saat ini, ia menimbang tepak di tangannya, dan ruangan Radit yang tertutup. Apakah lelaki itu sudah makan di kantin?

Kinar sibuk sendiri dengan perkiraannya sehingga tak menyadari ketika pintu ruangan Radit terbuka, dan pria itu keluar dari sana.

"Ngapain kamu?" tanya Radit datar melihat Kinar yang berdiri di depan pintu ruangannya.

Kinar berdiri kikuk, "eh, Mas sudah makan siang?"

Radit terdiam beberapa saat. Memperhatikan Kinar, dan menangkap kotak bekal yang berada di tangan kanan perempuan itu.

"Belum."

"I-ini saya kebetulan bawa dua," ucap Kinar menunduk. Tak berani beradu pandang dengan netra tajam Dokter Radit.

Radit tak menyahut. Membuka lebar pintu ruangannya, dan mengendik dagu mengizinkan Kinar masuk. Suasana begitu hening ketika Kinar masuk dan membawa tepaknya ke atas meja di ruangan Radit.

Kinar hendak berlalu keluar, tapi Radit menghentikannya.

"Temani saya makan. Kamu juga belum makan, kan?"

Kinar ingin menolak. Takut jika nanti ada yang masuk ke ruangan lelaki itu dan memergoki mereka.

"Pintunya sudah saya kunci," ucap Radit seolah tahu apa yang ada di pikiran Kinar.

Kinar berjalan dan duduk di sofa samping Radit. Ia buka tas kotak bekalnya. Kotak bekalnya ini memang ada 2 tingkat, seperti rantang. Ia buka kotaknya, menyodorkan sendok yang sudah ia lap dengan tisu yang selalu ia bawa kemana-mana.

Radit menerima kotak bekal yang diberikan Kinar. Ia sangat lapar, karena tadi pagi buru-buru berangkat sehingga tak sempat sarapan. Begitu sesuap masuk ke mulutnya, Radit harus mengakui jika masakan Kinar begitu enak dan cocok di lidahnya.

Dua orang itu makan dengan hening tanpa ada percakapan. Kinar yang sesekali melirik Radit, dan merasa senang melihat lahapnya lelaki itu memakan masakannya. Ia hanya menyimpan kesenangannya itu dalam hati.

...Bersambung.......

1
Tamirah
Waduh raja tega benar ya mertuamu ngerjain kamu Kinar,....tapi gak papa toh habis gelap terbitlah terang...😄😄😄
Tamirah
Kalau readers sih mau nya jual mahal dulu tunggu Si Radit termehek-mehek.Wes gak sesuai ekspektasi..... Payah kamuu Kinar .
Tamirah
waduh Kinar kamu kok gampang banget meleleh' , apa Kamu kangen sama sentuhannya.Gak usah gengsi sama sama menahan hasrat wesss angelllll.
Tamirah
Cuek aja Kinar, anjing' menggonggong kapilah berlalu.
Tamirah
Kinar buat Radit bertekuk lutut,Kamu bisa balas sakit hatimu dimulai dari rumah mertua mu.
Tamirah
Tunggu aja kamu Radit seorang wanita kalau sudah disakiti sampai ketingkat paling bawah dia akan berubah menjadi monster 😂😂😂😂
Tamirah
Setelah ada kelahiran anak mereka tentu akan ada konflik sesuai kesepakatan awal. Bisa di tebak mereka gak akan berpisah.
Tamirah
Radit memberikan 🏡 sebagai kompensasi,lak sistim Barter Kinar dapat 🏡 Radit dapat anak.Aduh kasihan Kamu Kinar.
Tapi gak papa suster Kinar kamu sudah ditunggu jandanya sama dr Ardi.....!
Tamirah
Tuh mertua yg luar biasa,gak sekedar nuduh tapi dia cari tahu dan menyimpulkan bahwa putra nya sudah.......?????
Tamirah
Ternyata dr Ririn sdh tahu kalau Kinar dan dr Radit ada hubungan,Betul ada kata kata bijak,sepandai pandai nya bangkai ditutupi akan tercium juga.
Tamirah
Resiko kalau ada yg nyinyir padamu' Kinar ,orang orang tahu nya kamu blm nikah tapi perutmu sdh blenduk.
Tamirah
Sekilas Kinar udah dapat Restu dari Kanjeng Ratu alias mertua...🤭🤭🤭
Tamirah
Yang baca juga gregetan sama Radit,enak aja perhatian yg belebih tapi demi anak yg dikandung nya saja . Gak perduli dgn perasaan istri sirinya yg memendam rasa kecewa.
Tamirah
Nih mulai ada konflik.Judul Novel nya diganti aja Thor menjadi** Meminjam Rahim Suster Cantik**. atau kontrak rahim perawat Cantik. Kan hanya butuh anak saja tanpa ibunya ,setelah lahir anaknya,ibunya dibuang .
Tamirah
Biasa nya novel yg awal nya pernikahan karena kesepakatan ujung ujung gak jadi pisah alias cerai.Yang terjadi justru sang laki termehek mehek sama sama istri nya.....!!!!
Tamirah
Nah tahu kalau Kinar hamil bingung sendiri gimana mau menutupi sekandal mereka walau sdh halal.
Tamirah
Ya nama saja sdh beristri walau istri siri,tapi kalau ada orang yg menyukai istrinya tentu sang suami berubah jadi singa garang alias cemburu makanya diresmikan dan dipublikasikan.wes angelllll....!
Tamirah
salah ngetik harus nya dr Radit gak peka...🤭🤭🤭
Tamirah
Kalau lihat gejalanya Kinar itu hamil.Hanya saja Dr Radit yg peka.yg nama wanita kalau sudah nikah tahu tahu sering mual,entah itu bau parfum bau keringat bau masakan itulah pemicunya, beda mual nya sama penyakit asam lambung,,,!!
Tamirah
Gampang banget punya hutang lunas,tapi syarat nya mau dinikahi.Dari pada ribet mikir diterima aja gitu aja repot....! Apa lagi nikah nya sama dosen ,di dunia nyata juga para wanita gak mungkin nolak brooo...😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!