NovelToon NovelToon
Sweet Scandal

Sweet Scandal

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Patahhati
Popularitas:395k
Nilai: 4.8
Nama Author: Fhatt Trah

Karya orisinil.
Dilarang keras PLAGIAT!
18+

Skandal yang berbuah manis.

"Tidak ada cara lain lagi, kalian harus menikah."

"Apa?" Pekik keduanya berbarengan.

Berawal dari kesalahpahaman hingga berujung pada skandal yang menjungkirbalikkan kehidupannya secara mendadak.

Irene, gadis manis berusia 22 tahun. Yatim piatu, tinggal di sebuah panti asuhan. Pertemuannya dengan Axelle, seorang aktor ternama, membawanya pada sebuah skenario terburuk dalam hidupannya. Demi menutupi skandal yang tanpa disengaja, sebuah sandiwara pernikahan pun dilakukan.

Namun, siapa sangka pernikahan itu justru menguak fakta baru tentang jati dirinya yang sebenarnya. Lalu, siapakah Irene? Mampukah ia bertahan dalam sebuah rumah tangga yang penuh kepalsuan? Akankah pernikahan itu berakhir, atau justru menumbuhkan perasaan yang tak seharusnya ada diantara mereka?

ig@fhatt87

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 21

Memang sudah keahliannya dalam berakting. Hanya dalam sekali take saja satu adegan berhasil ia selesaikan dengan baik. Disusul oleh adegan-adegan lainnya yang cukup menguras tenaganya. Sebab film yang ia lakoni kali ini adalah film laga.

"Cut!" Pekik sutradara saat adegan selesai dilakukan.

Kini Axelle beristirahat sejenak. Sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, dibawah payung besar yang melindunginya dari paparan terik matahari. Ia mengulurkan tangannya. Boni sang asisten paham. Boni pun bergegas menghampirinya, lalu memberinya sebotol air dingin. Disusul dengan ponselnya.

Axelle menyodorkan kembali botol air minum itu pada Boni, setelah meneguknya hingga setengah. Lalu mulai fokus menatap layar ponselnya. Jempolnya sibuk menggeser layar dari bawah ke atas, dari atas ke bawah. Begitu seterusnya dengan dahi mengerut. Ia sedang mencari satu nama yang ingin dihubunginya. Akan tetapi nama seseorang tidak tertera dalam daftar kontaknya.

Ia menghembuskan napas panjang, setelah menyadari nama itu memang tidak ada dalam daftar kontaknya sejak awal.

"Boni." Panggil Axelle pada Boni yang berdiri di sebelahnya sambil mengipas.

"Ada apa Bos? Bos kepanasan juga. Eike kipasin ya?" Lalu beralih mengipasi Axelle.

"Bukan itu tolol. Sini handphone kamu. Pinjam sebentar."

"Buat apa sih Bos?"

"Jangan banyak tanya. Berikan saja."

"Oke, Bos." Dengan cepat mengambil ponselnya dari tas kecil yang selalu nangkring di pundaknya. Lalu menyodorkannya ke tangan Axelle.

Axelle mulai sibuk mengutak-atik ponsel Boni. Seperti semula, jempolnya sibuk menggeser-geser layar ponsel. Namun apa yang ia cari tak juga ia temukan. Kembali ia menghembuskan napasnya panjang. Seakan menampakkan kekecewaan dari pancaran raut wajahnya. Hingga mengundang rasa penasaran Boni.

"Bos kenapa? Ada yang bisa eike bantu?"

Axelle mengembalikan ponsel Boni. "Kamu payah Bon."

"Payah kenapa? Apa yang sedang Bos cari di handphone eike?"

"Akh ... Sudahlah." Sembari mengibaskan tangannya. Lalu menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya.

Boni pun dibuat kebingungan dengan tingkah Axelle. Mana mungkin juga Axelle jujur, bahwa ia sedang mencari nomor ponsel Irene agar ia bisa menghubungi gadis itu. Sepertinya ia lupa meminta nomor ponsel Irene. Tapi bagaimana caranya ya?

Kalau ia terang-terangan memintanya langsung, apa gadis itu akan memberikannya atau justru malah menertawakannya?

Axelle membuka mata. Memandangi Boni yang sibuk mengipasinya sambil bermain ponsel.

"Boni." Panggil Axelle.

"Ada apa Bos?" Sembari mengalihkan pandangan dari layar ponsel.

"Hari ini syuting sampai jam berapa?"

"Kemungkinan sore. Hari ini tidak banyak adegan yang harus Bos selesaikan. Besok mungkin sampai malam. Memangnya kenapa Bos?"

"Setelah syuting kita langsung pulang."

"Siap, Bos."

Axelle kemudian bangun dari duduknya dan menghampiri sutradara. Ia meminta agar syutingnya dipercepat. Entah apa sebabnya, mendadak ia ingin segera pulang. Biasanya ia sering berlama-lama di lokasi syuting, sebab di rumah tidak ada siapapun yang bisa menemaninya mengobrol selain Zaky dan Boni. Akan tetapi kali ini, ia ingin segera pulang ke rumah. Bahkan sudah sangat tak sabar dan mendadak hati berdebar-debar aneh.

Apa gerangan yang terjadi dengan hatinya?

.

.

Setelah menemui Olivia, Irene tak mampir kemanapun. Ia langsung pulang ke rumah untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari di rumah itu. Setelah membersihkan rumah, mencuci pakaian Axelle, dan menyiapkan makan malam. Kini ia duduk di ruang tengah sambil menonton TV. Sementara hari mulai gelap.

Di depan terdengar derum mobil yang baru saja tiba. Sejurus kemudian terdengar derap langkah yang kian mendekat. Irene mengalihkan pandangan. Memandangi Axelle yang kini berdiri di seberang, menatapnya dengan seksama disertai helaan napas panjang. Seakan tengah meluruhkan beban di dada.

"Kamu sudah pulang?" Sapa Irene sembari bangun dari duduknya.

Dari belakang Axelle, muncul Boni yang melangkah gontai sambil menggeret koper.

"Ren, kamu sudah masak belum? Eike kelaparan nih? Padahal di lokasi tadi ada banyak makanan enak. Gara-gara Bos Axe nih, yang pengen cepat-cepat pulang. Eike jadi kelaparan kan?" Sungut Boni. Lalu bergegas ke meja makan setelah menaruh kopernya di sudut ruangan.

"Waah ... Kelihatannya enak nih. Aku duluan ya Bos. Sudah tidak tahan lagi." Ujar Boni sumringah. Kemudian bergegas ke dapur mengambil piring dan menyendok nasi dari rice cooker.

"Kamu sendiri sudah makan?" Tanya Irene memandangi Axelle.

Axelle menarik sudut bibirnya lalu menggeleng pelan.

"Biar aku siapkan." Bergegas ke dapur mengambilkan piring untuk Axelle dan menyendok nasi ke wadah. Lalu membawanya ke meja makan.

Axelle pun menurut. Ia lantas mengambil duduk di depan Boni yang tampak rakus menyantap makanannya.

Irene pun mulai mengisi piring kosong dengan sesendok nasi. Lalu menyodorkannya pada Axelle. Axelle menerimanya sembari mengulas senyum tipisnya.

Dari yang tampak, sekilas mereka terlihat seperti pasangan sungguhan. Sesekali Axelle melirik Irene yang kini telah kembali ke tempatnya semula. Menikmati acara TV.

"Boni, habis makan langsung pulang. Jangan lupa cuci piringnya." Ujar Axelle kemudian.

"Kan ada Irene Bos."

"Irene capek. Memangnya dia itu pembantu kamu apa?"

"Oke Bos. Kalau sudah kenyang, eike pulang."

Axelle menyendok nasi dan menambahkannya di piring Boni. "Nih, biar cepat kenyang. Biar cepat pulang juga."

"Kenapa sih Bos pengen eike cepat-cepat pulang? Hmm ... Eike tau nih. Bos pengen berduaan dengan Irene kan?" Goda Boni sambil tersenyum usil.

"Hus, sembarangan. Jangan asal ngomong kamu ya?" Kesal Axelle. Yang tampak seperti salah tingkah.

"Trus, Nona Clarissa gimana nih Bos?" Celetuk Boni.

"Kamu." Tangan Axelle terangkat, hendak memukul kepala Boni dengan sendok nasi.

"Ampun Bos. Eike cuma bercanda kok." Boni meringis sambil menutupi kepalanya dengan kedua tangannya.

"Cepat habiskan." Titah Axelle sambil memelototi Boni.

Boni pun bergegas menghabiskan makanannya. Sebelum Boni selesai, Axelle telah lebih dulu menyelesaikan makannya. Kemudian beranjak dari duduknya menuju ke kamarnya. Menapaki anak tangga satu per satu. Dengan senyum yang tanpa sadar terukir di wajahnya.

Entah kenapa hatinya begitu senang. Saat di lokasi syuting, bahkan sepanjang perjalanan pulang, hatinya seakan tak tenang. Namun begitu sampai di rumah, apalagi mendapati Irene berada di rumah, mendadak kegelisahannya pun sirna.

.

.

Selesai membersihkan dirinya dari keringat yang terasa lengket, Axelle keluar kamar. Menuruni anak tangga ke lantai bawah.

Di ruang tengah, Irene masih menikmati tontonan nya. Namun ada yang berbeda. Gadis itu terlihat menguap berkali-kali. Hingga akhirnya, tertidur di sofa itu. Axelle pun menghampirinya. Lalu mengambil duduk di ujung kaki Irene yang meringkuk. Diambilnya remote TV dari tangan Irene dengan hati-hati agar tak membangunkan gadis itu. Ia lantas menekan tombol off.

Di meja itu, ponsel Irene tergeletak. Sembari melirik Irene yang tengah terlelap, perlahan ia mengulurkan tangannya, hendak mengambil ponsel Irene. Ponsel itu kini berada di tangannya. Ia mencoba membuka ponselnya, namun sayangnya, layar ponselnya terkunci. Dan harus menggunakan password untuk membukanya.

Axelle pun membuang napas kasar. Seakan kecewa. Diletakkannya kembali ponsel itu di tempatnya semula.

"Hmmm ..." Irene menggeliat. Hingga mengagetkan Axelle.

Axelle pun menoleh. Menatap wajah Irene yang sebagian tertutupi rambut. Perlahan tangannya mulai terulur, seiring dengan wajahnya yang mulai mendekat. Pelan ia menyibak rambut yang menutupi wajah Irene. Ditatapnya wajah polos itu dengan seksama. Dalam jarak yang begitu dekat. Hingga sapuan napas hangatnya terasa menyentuh kulit wajah Irene.

Irene pun membuka matanya. Dan mendapati wajah Axelle yang begitu dekat, menatap sorot matanya intens. Semakin lama tatapan itu semakin dalam.

Irene menelan salivanya susah payah. Rasanya ia mulai kesulitan bernapas. Bertatapan dengan Axelle dalam jarak yang begitu dekat seperti ini, membuat jantungnya berdetak tak karuan. Ditambah lagi, Axelle malah semakin mendekatkan wajahnya.

Irene semakin tegang. Panik. Tak tahu harus berbuat apa. Wajah Axelle semakin mendekat. Sontak, Irene memejamkan matanya rapat-rapat. Dan sedikit berpaling. Sebab bibir Axelle hampir saja menyentuh bibirnya.

Bibir ranum Irene seakan menggodanya. Ia hendak mendaratkan bibirnya. Sampai tiba-tiba ...

Drrrt Drrrt Drrrt

Getar disertai dering ponsel Axelle di kantong celananya, mengagetkannya. Hal itu sontak membuat Irene buru-buru bangun. Dan tanpa sengaja dahinya dan dahi Axelle berbenturan.

"Aw!" Pekik keduanya berbarengan. Sambil mengelus dahi yang kesakitan.

Saking malunya, Irene pun bergegas ke kamarnya. Mengunci pintunya rapat-rapat. Dan menyandarkan punggungnya pada pintu kamar.

"Iiiiih ..." Irene kesal mengingat kejadian tadi. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Hampir saja Axelle menciumnya tadi. Dan anehnya, ia malah tak menghindar. Seakan memberi Axelle peluang.

Sementara Axelle. Justru menghembuskan napasnya kasar. Lagi-lagi Clarissa menghubunginya. Padahal saat ini, ia enggan berhubungan dengan wanita itu. Akan tetapi jika tak ditanggapi, nantinya malah akan menimbulkan kesalahpahaman diantara mereka. Mau tidak mau Axelle pun terpaksa menjawab panggilan Clarissa.

"Halo ..." Sapa Axelle.

TBC

1
Tamima
terpesona akhirnya 🤭🤭🤭
Sugi Arso
lanjut
Sugi Arso
kasian
Arenna Dorenna
kenapa sy x like lbh awaal seperti selalu sbb sy mo melihat keseluruhan jln ceritnya baru la akn komen...cerita yg bagus..d dasari permulaan yg cantik...bahkan setiap bab sy enjoy menghayati setiap watak yg d suguhkan...welldone author...anda hebat...
🌺Fhatt Trah🌺: ☺️☺️ Terima kasih kk udah mampir di cerita receh author abal² ini🙏
total 1 replies
Youleannaa
bagus ceritanya,, 😘
Muniroh Mumun
extra part mana thorrrr .....iren blm hamil lg loh ....masak Olivia yg hamil lagi 😂😂😂😂😂
🌺Fhatt Trah🌺: 🤭🤭🤭🤭🤣ampun ngkk aku
total 1 replies
Muniroh Mumun
Zaky ...yg gentle dong jd org .......g kasihan sama iren .....nasib anaknya ada di tanganmu loh .....
Muniroh Mumun
iren anakny Olivia .....Axelle anakny Ranti ......wooww ......amazing
Ria An
dilarang keras plagiat
seperti novel bagus ajah wkwkkwwk
We💜💙
wah.. kereen ni ceritanya. gak bertele-tele. sat set sat set terungkap semua. drama misteri romantis action gak lebay kayak sinetron. syukaak 💜
🌺Fhatt Trah🌺: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Fafaaa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
lovely
lah kurang 🔥🔥🥵
lovely
gimna mau bosan s exel ma s Risa 3 taun sudah tau luar dlm namanya laki² tau yg masih segelan pasti akan berpaling 😜🥵
lovely
dih s axel main sosor aja g dimana² 🥴
lovely
OMG main sosor aja s exell ky bebek 😜
lovely
gak apa² lah toh dah halal 🥴
lovely
bagus ceritanya cm terlalu banyak narasinya jadi ngos²an bacanya 🥴
lovely
good job Irene cewek yang jual mahal SM cowok sombong macam exel
ainatul hasanah
iyalah... tunjukkan saja buku nikah mereka berdua, gigit jari entar Clarissa.
sportif sajalah bang Zaky... entar ada pasangan terbaik untukmu, bukan Irene.karena Irene milik bang Aldo.
ainatul hasanah
tuh kan beneran.... jadi yang disembunyikan Zaky itu buku nikah Irene sama Axell .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!