Rani tak menyangka perasaan yang ia pendam selama ini ternyata berbalas rasa yang sama juga dari boss muda.
Rani merasa sangat bahagia tapi di sisi lain ia juga tidak ingin menyakiti hati Shella yang ternyata juga mencintai boss muda.
Rani hanyalah seorang karyawan yang bekerja di mall di bawah pimpinan boss muda sementara Shella adalah teman kuliah boss muda yang statusnya adalah orang kaya juga.
Rani menjadi dilema, ia ingin menepis semua perasaan yang ada di hatinya namun tak bisa
karena semakin hari boss muda makin memberi harapan padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kata sayang dari boss muda
Setiba di depan rumah Rani mobil boss muda berhenti, lalu rani beranjak keluar mobil.
"Pak, saya turun dulu ya," kata rani pada boss muda.
"Ya," kata boss muda sambil mengembangkan senyumnya pada Rani.
Kemudian Rani pun berjalan menuju rumahnya, boss muda memperhatikan Rani dari dalam mobilnya, lalu ia pun tersenyum tanda bahagia.
Tak lama kemudian ia pun pergi meninggalkan rumah Rani dan melaju pulang.
Selepas memarkir mobilnya di garasi rumahnya.boss muda kemudian berjalan. masuk ke dalam rumah.
"Itu Bram," pekik Tante Hilda yang melihat boss muda masuk.
Shella yang melihat itu langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari mengejar boss muda.
"Bram....tunggu Bram!" kata Shella sambil mengejar boss muda.
"Ada apa!" kata boss muda sambil terus berjalan tanpa menghiraukan Shella yang mengejarnya.
"Bram, aku mau ngomong sama kamu Bram."
"Mau ngomong apa?"
"Soal cewek kampung itu!" teriak shella dengan sengit.
Boss muda menghentikan langkahnya dan menunggu Shella mendekat padanya.
Setelah Shella Sampai di hadapannya, boss muda berkata.
"Mau ngomong apa soal Rani?" tanya boss muda.
"Aduhh Bram.....kamu ini gimana sih Bram, kok kamu gak peka banget sama perasaan ku, jelas-jelas aku yang mati-matian menunggumu selama ini tapi kamu malah lebih peduli dengan cewek kampung itu....apa sih kurangnya aku Bram...."
Boss muda diam sejenak lalu berkata
"Kamu gak kurang apa-apa Shell, aku cuma menganggap mu teman! tidak lebih dari itu," kata boss muda.
"Tapi Bram....aku sangat mencintaimu aku ingin jadi istrimu Bram.....sampai kapanpun aku tetap akan menunggumu Bram, bukankah dulu papamu dan papaku pernah sepakat untuk menjodohkan kita?"
"Iya itu keinginan mereka Shell....tapi aku enggak.... aku kan tidak pernah memberi jawaban ia atas keinginan mereka, paham kamu!" kata boss muda setengah kesal.
Kemudian Shella memegang tangan boss muda sambil bergelayut di pundaknya dengan manja.
"Oke Bram, tak apa kamu tak mau menerimaku saat ini tapi nanti kamu pasti akan jatuh di pelukan ku.... sayang.....," kata Shella sambil berbisik di telinga boss muda.
"Terserah apa katamu!" kata boss muda sembari menghempaskan tangan Shella yang memegangi tangan nya.
Kemudian boss muda berjalan lagi menuju ke kamarnya dan setiba di kamarnya, ia menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur lalu ia pejamkan matanya erat-erat.
Ia merasa sangat lelah hari ini karena kejadian tadi sangat menguras pikirannya.
"Papa juga begitu! ngapain dulu buat kesepakatan pake jodoh-jodohkan aku sama Shella, padahal aku kan gak pernah bilang iya, akhirnya sekarang Shella menuntut, ahkkk......bodoh amat dengan Shella!"
Jam menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit, waktunya makan malam.
Di meja makan sudah berkumpul pak Wicaksono dan Tante Hilda menunggu kedatangan boss muda.
Tak lama kemudian boss muda datang, lalu ia duduk bersiap mau makan.
"Tadi Tante dengar kamu ribut-ribut sama Shella Bram?" tanya Tante Hilda tiba-tiba.
"Iya," jawab boss muda singkat.
"Ada apa sih Bram....?" tanya Tante Hilda lagi.
"Gak ada apa-apa," jawab boss muda sambil menyantap makanan nya.
"Shella tadi bilang sama Tante, kalau kamu itu ternyata lebih peduli dengan cewek kampung itu, bener itu Bram!'
"Cewek itu punya nama Tan! namanya adalah Rani....! Tante ingat itu!" kata boss muda mulai emosi.
"Memangnya ada apa Bram?" pak Wicaksono mulai ikutan nimbrung.
"Sebenarnya semua ini juga salah papa," kata boss muda.
"Kok papa yang salah?" tanya pak Wicaksono gak mengerti.
"Iya papa yang salah, coba kalau dulu gak membuat kesepakatan untuk menjodohkan aku sama Shella pasti gak akan begini jadinya."
"Oh...soal itu, itu kan cuma guyonan nya papa sama papanya shella aja Bram...gak usah di seriusin."
"Iya kata papa cuma guyonan, tapi yang di tangkap sama Shella sungguhan pa, makanya dia sekarang menuntut Bram untuk menjadikan dia istrinya Bram pa!"
"Terus masalahnya di mana Bram, kan gak apa-apa kamu punya istri si Shella, dia kan juga baik."
"Masalahnya pa......aku gak cinta sama Shella.....!"
"Terus kamu cintanya sama siapa Bram?" tanya pak Wicaksono ingin tahu.
"Sama Rani! karyawan yang katanya papa baik dan sangat ramah, Sampai-sampai ia di sukai customer, gitu kan pa!"
"Iya benar, Rani memang karyawan yang baik,rajin dan sangat ramah pada customer, selama papa memegang mall hampir selama itu pula Rani tidak pernah membuat kesalahan.
Kamu... benar-benar jatuh hati sama si Rani?"
"Iya pa, dia wanita yang aku cari sesuai pesan mama dulu padaku, kalau aku harus mencari istri wanita yang baik-baik yang sederhana yang bisa di ajak untuk hidup susah dan senang dan yang tidak pernah memandang harta...." mata boss muda nanar menatap pak Wicaksono ada sedikit kesedihan yang terselip di sana, ia merasa tak punya hati kalau sudah menyebut mamanya.
Pak Wicaksono menepuk pundak boss muda sambil berkata.
"Semua papa serahkan pada kamu Bram, mana yang terbaik menurutmu papa akan dukung," pak Wicaksono tersenyum pada anak semata wayangnya itu.
"Ya pa," jawab boss muda sambil tersenyum juga.
Tante Hilda yang melihat itu semua, tak bisa berkata apa-apa, ia tak bisa melakukan pembelaan untuk si Shella.
Selesai makan malam boss muda pergi meninggalkan meja makan menuju ke kamarnya dan pak wicaksono berjalan di sampingnya.
"Bram.., kamu sudah yakin dengan Rani?" tanya pak Wicaksono memastikan pilihan boss muda.
"Ya pa, dia wanita yang baik-baik, sederhana dan apa adanya juga pekerja keras!" kata boss muda membanggakan Rani.
"Ya sudah kalau memang kamu sudah cocok dengan Rani, papa ikut senang.
Kalau begitu papa kembali ke kamar papa dulu ya!" pak Wicaksono pergi meninggalkan boss muda.
Di dalam kamar boss muda tersenyum sendiri merasakan ada kebahagiaan yang terselip di hatinya.
Lalu ia mengambil ponselnya dan memencet nomer Rani.
"Halo!" jawab Rani di seberang.
Boss muda tidak langsung menjawabnya, ia mendengarkan suara Rani yang lembut.
"Halo! halo pak....?" kata Rani di seberang.
"Emmmm... iya halo," jawab boss muda setengah grogi.
"Ada apa bapak menelpon saya?" tanya Rani.
"Emmmm...gak ada, aku cuma mau bilang selamat malam semoga mimpi indah, dan.....aku mau bilang.....a...a...aku....sayang kamu," kata boss muda terbata-bata.
Rani tersenyum hatinya berdesir seketika mendengar kata sayang yang di ucapkan boss muda padanya lalu ia berkata.
"Iya pak..terimakasih," jawab Rani tanpa bisa berkata apa-apa lagi, bibirnya seketika menjadi kelu.
"Kok terimakasih," kata boss muda memecah kekakuan suasana.
"Lalu, saya harus jawab apa pak?" tanya Rani dengan polosnya.
Di seberang sana boss muda tersenyum geli, lalu katanya lagi.
"Ya jawab sayang juga lah," seloroh boss muda.
"Iya pak," kata Rani.
"Iya apa."
"I....i...ya, sa.....sa....sayang juga," kata Rani hampir tak terdengar suaranya seperti malu untuk mengatakannya.
