NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:100.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: Rani

Chacha memang anak haram, tapi haruskah dia dikhianati oleh keluarganya dan dijadikan istri pengganti?!

Cukup lama Chacha disiksa, dan kegunaan terakhirnya yaitu menikahi orang cacat untuk saudara tirinya!

Bastian, CEO Hutama Group membeli Chacha atas dasar hutang ayahnya, dan dia harus setuju demi neneknya.
Awalnya dia pikir semuanya akan baik-baik saja setelah menikah. Namun ternyata dirinya bagai masuk ke kandang harimau ke luar ke kandang buaya.

Pria di depannya yang terkenal kejam, tidak menganggapnya sedikit pun sebagai seorang istri.

Dengan penuh kesabaran, Chacha tetap memperlakukan Bastian dengan baik dan tulus.
Akankah benih-benih cinta muncul dalam pernikahan mereka?
Atau akankah saudara tirinya kembali untuk memenangkan hati Bastian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 22

"Dokter Hendra," kata Chacha saat melihat Hendra masuk.

"Nih," ucap Hendra sambil menyerahkan kantong makanan dan juga selimut.

"Apa ini, Dok?" tanya Chacha sekedar basa-basi.

"Selimut." Hendra menjawab dengan dingin tidak seperti biasanya.

"Iya, aku tahu ini selimut. Maksudku .... "

"Bukan dari aku. Selimut dan makanan itu dari Bastian, suamimu."

"Bas--Bastian?"

"Ya, Bastian.

Chacha melemah. Sepertinya ia masih merasa sakit hati dengan Bastian. Ia memberikan kembali selimut itu pada Hendra.

"Ada apa?" tanya Hendra bingung.

"Kembalikan saja semuanya pada Bastian. Katakan, aku tidak membutuhkannya."

Danu baru saja sampai. Langkahnya harus terhenti karena ia memang sudah terlambat. Hendra sudah menyerahkan barang yang ia bawa pada Chacha.

"Aduh ... matilah aku. Bos muda pasti akan marah padaku," kata Danu ngomong sendiri.

Danu kembali meninggalkan kamar rawat itu. Ia tidak punya pilihan lain selain pasrah dengan apa yang akab terjadi.

Sedangkan di kamar nenek Chacha, Hendra masih merasa bingung dengan apa yang Chacha lakukan. Ia melihat Chacha dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Cha, ada apa? Kenapa kamu mengembalikan barang-barang ini padaku? Bukankah ini dari suamimu?"

"Aku ... aku tidak membutuhkannya," kata Chacha bicara sambil tertunduk.

Seakan tahu apa yang sedang Chacha rasakan, Hendra menyentuh bahu kiri Chacha dengan lembut.

"Cha, bukan maksud aku ikut campur urusan kamu, tapi, aku hanya ingin tahu, apakah Bastian memperlakukan kamu dengan tidak baik?"

"Maaf sebelumnya, aku tidak bermaksud lancang dengan bertanya soal kehidupan pribadi kamu," kata Hendra lagi.

Chacha diam. Tidak ada sepatah katapun yang mampu ia ucapkan. Ia hanya bisa tertunduk sambil menahan air mata agar tidak jatuh.

"Aku tahu siapa Bastian, Cha. Dia tidak sekejam yang sekarang sebelum kecelakaan itu terjadi," kata Hendra seakan tahu apa yang telah terjadi.

"Maksud kamu?" tanya Chacha bingung.

"Aku dan Bastian berteman sejak kecil. Separuh dari rumah sakit ini milik dia."

"Apa!?" Chacha kaget dengan apa yang Hendra katakan. Bukan kaget soal rumah sakit, tapi kaget soal pertemanan antara Bastian dengan Hendra.

"Ya, aku tahu siapa Bastian. Sulit untuk berada diposisi dia seperti saat ini. Bastian harus kehilangan kakinya dalam kecelakaan maut itu. Wajar kalau dia menjadi sangat dingin."

"Wajar kamu bilang?" tanya Chacha tak setuju dengan apa yang hendra katakan.

"Ya, wajar. Coba kamu pikirkan, seorang pangeran gagah, yang sangat disegani banyak orang, kini harus hidup dalam kelumpuhan yang membuat pangeran itu kehilangan kegagahannya. Siapa yang sanggup menerima semua itu?"

Chacha berusaha memahami apa yang Hendra katakan. Tiba-tiba, ia teringat akan perkataan mama Merlin, mertuanya. Mama Merlin dan Hendra berkata hal yang sama tentang Bastian.

Perlahan, Chacha membenarkan apa yang mereka katakan tentang Bastian. Memang tidak mudah berada diposisi Bastian saat ini. Dia yang dikenal gagah, kini harus hidup dengan tersiksa di atas kursi roda. Belum lagi dia harus menerima penghianatan akibat kecacatannya itu.

"Cha, sebenarnya, Bastian adalah laki-laki yang baik. Hanya saja, dia jauh berubah setelah dia mengalami kelumpuhan. Bastian sebenarnya sangat membutuhkan kehangatan dan dukungan dari seseorang, terutama kamu sebagai istrinya."

"Aku?"

"Ya kamu."

"Kenapa kamu bisa bicara seperti itu?"

"Kamu akan tahu nanti. Aku yakin dengan apa yang aku lihat."

"Kamu lihat apa?"

"Tidak ada. Nih, ambil kembali. Aku yakin dia sedang mencemaskan keadaanmu, makanya dia memberikan selimut juga makanan ini untukmu."

Chacha menerima kembali selimut dan makanan yang Hendra berikan.

"Aku harus pergi. Ada apa-apa, hubungi aku," kata Hendra sambil beranjak dari tempatnya.

"Ya, terima kasih banyak."

Hendra hanya tersenyum saat Chacha mengucapkan terima kasih padanya. Hendra pun melangkah meninggalkan kamar itu. Tapi, belum sampai depan pintu kamar, Hendra kembali berhenti.

"Mmm ... Cha."

"Ya."

"Bisa aku minta tolong satu hal?"

"Apa?"

"Sebenarnya, peluang Bastian untuk bisa berjalan lagi itu lumayan besar. Tapi, dia tidak ingin melakukan operasi pada kakinya. Aku berharap kamu bisa membujuk Bastian agar mau melakukan operasi itu."

"Aku tidak yakin kalau aku bisa melakukannya."

"Kenapa kamu tidak yakin, Cha? Kamu masih belum mencobanya."

"Akan aku usahakan. Tapi aku tidak janji."

"Sebenarnya, Bastian sangat tersiksa selama ini, hanya saja, dia tidak pernah menunjukkannya."

"Maksud kamu?"

"Sakit pada kaki Bastian itu selalu kambuh. Hanya saja, dia tidak pernah ngomong pada siapapun. Dia merahasiakan sakitnya itu."

"Be--benarkah?"

"Ya. Dia selalu menahan sakit itu. Menyimpan penderitaan untuk dirinya sendiri."

'Benarkah Bastian selalu menyembunyikan rasa sakitnya?' tanya Chacha dalam hati.

"Ya sudah Cha, aku harus kembali. Ada pasien yang harus aku lihat. Jangan lupa, jika ada apa-apa, hubungi aku segera."

"Iy--iya."

Chacha terus memikirkan perkataan Hendra. Ia tiba-tiba merasa kasihan pada Bastian, terlepas dari sikap Bastian yang kasar padanya selama ini, tapi, dia juga maklum kalau sebenarnya, memang sulit ada diposisi Bastian.

Sakit hati karena penghianatan yang Keke lakukan. Terluka akibat orang yang kita cintai, sangatlah sakit rasanya. Wajar kalau Bastian sangat membenci keluarga Raditya. Karena keluarga Raditya sangat tidak punya rasa malu. Tentunya, tidak termasuk Chacha. Karena Chacha tidak pernah mengaggap dirinya bagian dari anggota keluarga Raditya.

1
Larry Speed
emang agak laen nih cerita
Ndinlisaa
Luar biasa
Hamida Eca
iya ganti panggilannya jngn pak bos dan bu bos....gk enak....heee..he
Sofi Sofaki Saefuddin
otor mending sedikit hati2 soal medis. tidak ada orang operasi tulang langsung bisa berdiri :(
Aik Unique
Lumayan
Aik Unique
Luar biasa
Hana Min
Biasa
Hana Min
Buruk
Aditya Maulana
sangat bagus alur ceritanya
Rani: mksih bnyak yah🥰
total 1 replies
Aditya Maulana
kasian tu keke
Queenchaca
Ceritanya bagus cuma bahasanya aja aga kurang pas thor 😁😁
Queenchaca: Gpp thor semangat yaa tetep baca ceritanya ko 🫶🏻🫶🏻
Rani: hehe, maklum masih belajar itu aku kemarin.
total 2 replies
Sabaku No Gaara
huuhh!!!
penderiraan chacha lbih berat dr kmu tegar lah ...biar kmu bisa memperbaikix
Sabaku No Gaara
tgu hancurx keke dan sarah
Sabaku No Gaara
Lumayan
Sabaku No Gaara
tgu aja penyesalan mu bastian
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
paling gak suka karekater wanita yang sudah direndahkan malah jatuh cinta duluan. seperti perasaanya murah sekaliii..sudah disakiti malah duluan jatuh hati harusnyakan si pria biar tau saranya menyesal dan mengingat setiap perlakuannya
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
kurang ajar banget sampai dibuang dimukanya
Nduk Wahyu Triastuti
Luar biasa
Kurniawan Ardi Wibowo
bagus
Diluar NaLaR🗿
best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!