NovelToon NovelToon
Suamiku Ternyata Seorang Presdir

Suamiku Ternyata Seorang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / CEO / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Tamat
Popularitas:164.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: picisan imut

(follow Instagram ku: @Picisan_Imut94)

rasanya seperti mimpi, melakoni suatu pernikahan dadakan hanya karena salah paham warga yang mengira keduanya telah melakukan mesum di sebuah kedai kopi sederhana.

Kinara gadis penjual kopi ini entah ketiban sial atau sebuah keberuntungan, Tiba-tiba harus merubah statusnya menjadi seorang istri pria asing.

selama ini Kinara hanya mengenal Tara sebagai seorang supir taxi online, dan di luar dugaan Tara ternyata adalah Leonard Dewantara.
seorang pemimpin perusahaan Dewantara Grup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon picisan imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pinjam uang

Sudah lebih dari setengah jam, pria itu sendirian di dalam kamarnya. Kini dia mulai di Landa kejenuhan, tubuhnya yang berguling ke kiri dan ke kanan guna menempatkan tumbuhnya pada posisi nyaman, sudah mulai membuatnya lelah.

Leon beranjak duduk, memastikan sejenak kepalanya yang sudah tidak begitu pening lalu mulai keluar mencari Kinar yang tak kunjung kembali.

Baru saja dia keluar dari kamar, suara ketukan pintu terdengar kasar di luar membuatnya mengecak.

'kenapa orang-orang di sini suka sekali mengetuk pintu dengan cara tidak sopan seperti ini sih?' pikirannya. Karena selama ini, jangankan mereka mengetuk pintu dengan kasar, menatap mata Leon atau bahkan hanya sekedar memanggil saja harus dengan keberanian tinggi.

Hingga langkah kaki membawanya keluar dan membuka pintu tersebut.

Leon berdiri di hadapan seorang laki-laki bertubuh sedikit tambun, yang tengah berkacak pinggang dengan pandangan terhunus ke arahnya.

Sedikit mendongak pria bernama Gani mengamati Leon yang tinggi dan gagah itu.

'buset, ini orang atau tiang listrik?' batin Gani yang sedikit segan.

"Cari siapa?" Tanya Leon.

"Cih! Jadi kau suaminya Kinar?" Tanya Bang Gani, mengumpulkan seluruh keberaniannya.

"Emmm." Jawabnya singkat.

"Wah... Wah... Nikmatnya, Kau baru bangun tidur ya? Memangnya Kau tidak bekerja?"

"Aku sedang tidak enak badan,"

"Ckckck enak ya, punya istri yang bisa bekerja. Sendirinya malah asik tiduran, mantap." Mengacungkan ibu jari ke hadapan Leon.

"Apa kau ada sesuatu yang penting? Jika tidak, sebaiknya kau pergi saja." Leon hendak menutup pintunya.

"Hei... Tunggu... Tunggu dulu. Tentu saja ada lah." Menahan dengan meraih lengan Leon.

Pria itu menoleh, dari sorot matanya sudah jelas, dia mengatakan apa? Mau apa kau?

"Begini, apa kau kenal siapa aku?"

"Kau artis?" Tanya Leon.

"Bukan."

"Kalau begitu mana mungkin aku bisa mengenal mu."

"Iissssshh, aku ini kakak sepupunya Kinara tahu. Anak Bu Santi,"

"Aku tidak kenal Bu Santi."

"Hadeeehh Bu Santi itu bibinya Kinar, yang masih ada hak tanah di bangunan ini."

"Oh." Ia paham, bu Santi adalah wanita yang pernah meminta uang sewa pada kinar tempo hari.

"Hanya oh?"

"Memang aku harus apa?" Leon sudah malas menanggapi pria tambun di hadapannya.

"Begini... Begini..." Merangkul Leon namun akibat tingginya Leon itu sekitar 187 cm sementara dia hanya 168 cm membuatnya sedikit kesusahan, sehingga memutuskan untuk melepaskan tangannya itu dan beralih memegangi lengan baju Leon, lalu membawanya masuk ke ruang tamu.

"Siapa nama mu?" Tanya Gani.

"Tara."

"Apa? Hahaha nama macam apa itu Tara? Seperti nama anak anjing teman ku." Terkekeh

"Apa kau hanya ingin mengejek ku?" Menatap tajam. Gani pun berdeham menghentikan tawanya tadi.

"Tidak...tidak... Nama yang bagus." Melebarkan senyum. Leon menghela nafas, rasanya sangat ingin ia menendangnya keluar.

"Sebenarnya apa tujuan mu? Kinara sedang berada di warung saat ini,"

"Aku tahu... Karena Kinar tidak ada, mungkin aku akan meminta pada mu saja."

"Meminta apa?" Menoleh sebal. Gani pun menggesek-gesekkan ibu jari dan jari telunjuknya di depan Tara.

"Apa itu?" Tidak mengerti maksudnya.

"Hei masa tidak tahu sih, fulus, Cuan, duit...duit..." tuturnya. Leon pun paham.

"Lalu?"

"Dia pakai tanya. Aku ingin meminjam uang pada mu." to the point.

Mendesah. "Berapa?" Tanya Tara tanpa bertanya untuk apa? Ataupun menolak.

"Weiiitsss cepatnya langsung di tanya berapa... Yang begini aku suka hehehe." Menggosokkan kedua telapak tangannya. "Segini." Menunjukkan kelima jarinya.

"Lima juta?" Menjawab dengan enteng.

Gani pun terbelalak. 'buset, enteng banget bilang lima jutannya.'

"Lima ratus...." ucap Gani.

"Lima ratus juta?" Asal tebak. Semakin bercicit suaranya saat mendengar kata lima ratus juta. Gani mengepalkan tangan, menepuk-nepuk dadanya menguatkan hati.

"lima ratus ribu!! Behh... Sok kaya banget jadi orang," Sedikit memekik karena merasa Tara tengah mengejeknya, "ada tidak? Jika tidak ada tidak usah sok nawarin uang segitu. Dasar kau ini."

Leon pun beranjak tanpa menjawab apapun, ia melangkah masuk ke dalam kamarnya.

"wah beneran mau di kasih? hehehe. oii...! Kalau bisa tambahin, tapi tetap di anggap lima ratus ribu ya... Tambahin tiga ratus atau lebih juga tidak apa, sebagai sedekah." Seru Gani dari luar kepada Tara yang masih di dalam. Ia pun nyengir.

"Mantap jiwah, Kinara punya jantan baik hati, royal lagi, padahal dia sendiri medit minta ampun. Hahaha." Terkekeh.

Sementara itu Kinar sudah berada di sana dan berdiri di pintu mengamati si Babi ngepet tengah duduk dengan santai di bangkunya, mulutnya yang tebal itu masih bergumam menjelek-jelekkan Kinar yang tanpa ia sadari sudah mendengus sembari menggulung kedua lengan bajunya lalu memberikan hantaman keras dengan kepalan tangan itu, tepat di atas ubun-ubunnya.

Buuuukkkk, "aaaaarrrrrggggghhhh....!" Gani mengerang, ia lantas menoleh kebelakang, dan mendapati wanita yang sedang melipat kedua tangannya didepan dada.

"Sialan! Beraninya kau memukul kepala ku?"

"Masih untung aku memukul dengan kepalan tangan ku, seharusnya aku sudah menggorok leher mu itu, dasar babi got!!" Pekik Kinar.

"Hei... Hei... Wanita hina, jaga mulut mu itu ya?"

"Aku tidak perlu menjaga mulut ku dari pria burik seperti mu, bahkan jika perlu aku meludahi mu sekarang."

"Sialan, Benar-benar mulut mu itu ya." Sudah membulatkan bola matanya kesal.

"Apa? Apa?" Berkacak pinggang, menantang sang kakak sepupu yang songong itu.

"Cih!"

"Mau apa kau di rumah ku hah?" Tanya Kinar.

"Bukan urusan mu." Gani tidak ingin mengatakan tujuannya pada kinar, karena sudah jelas Wanita itu pasti akan melarangnya.

Hingga tak lama Tara pun keluar dengan beberapa lembar uang ratusan ribu di tangannya.

hal itu pula yang membuat mata hijau si pria Kentung itu membulat senang. Ya...semenjak tinggal di rumah Kinar, ia memang sengaja memperbanyak uang cash di dompetnya.

Tara mendekati Gani dan mengulurkan uang senilai satu juta padanya. Tangan Gani mulai mendekat dan hendak meraihnya namun segera di tepis oleh Kinar.

"Apa ini? Kenapa mas Tara kasih uang padanya?" Tanya Kinar.

"Dia bilang ingin pinjam uang." Jawabnya enteng.

Gani pun menoleh. 'sial kenapa di kasih tahu sih?' batin Gani yang hendak meraih lagi namun kembali di tepis.

"Pinjam uang? Pada suami ku?" Membulatkan bola matanya, menatap kesal pada Gani.

"Hei Kinar, aku sedang butuh uang untuk bikin SKCK dan persyaratan lainnya."

"Cih! Kenapa harus kepada suami ku? Kenapa tidak minta saja pada ibu mu itu? Dia sudah mengantongi uang hasil memeras suami ku kemarin, dan sekarang kau mau melakukannya juga? Kau benar-benar cari mati ya babi got?"

"Aku... Aku benar-benar butuh uang Kinar." Hendak meraih uang itu lagi namun lagi-lagi di tepis Kinara.

"Tidak bisa!"

"Hei, tapi suami mu ini sudah setuju loh tadi."

"Tidak!!! Aku bilang tidak boleh ya tidak boleh, Sekarang kau keluar saja sana!"

"Kinar?" Panggil Leon. Wanita itu pun menoleh. "Tidak apa, aku ada kok." Ucapnya sembari tersenyum.

"Tapi mas?"

"Hei Kinar, seorang istri itu harus menuruti keinginan suaminya. Tidak boleh membangkang. seperti saat ini dia ingin meminjamkan uangnya pada ku, jadi kau juga harus mengizinkannya." Tutur Gani sembari menyambar uang yang ada di tangan Leon dengan kecepatan kilat, hal itu pula yang semakin membuat Kinar kesal.

"Terimakasih ya, adik ipar yang tampannya masih di bawah ku...aku pergi dulu." Ucapnya sembari kabur.

"HEI BABI GOT!!! AWAS KAU YA!!!" teriak Kinara geram. Sementara Tara hanya tergelak melihat ekspresi istrinya yang tengah kesal itu.

1
Mazree Gati
skip,masih flasback
Mazree Gati
skip,ga baca flasback
Mazree Gati
tolol semua
nikatha
suka
Darni Imma'u
mantap luar biasa
Srisetya Babalu
yg bener tara apa Leon sihhh
taraawwcu
walaupun gue nggak suka Gani, tapi interaksi antara Gani, Tara sama Kinara ini lucu tauuu😭 gemes aja kek ngelihat film komedi😭
Ammar shauqy
cerita ini sangat bagus dulu sekali dah baca
sekarang ingin baca lagi cerita nya bagus
Ammar shauqy
sabar ya Kinar
insyaallah akan manis di akhir nya
Dhika Ahmad
mantab
Shieay_Laa
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
neeha_yha💫
baru baca di mlm lebaran 31 maret 2025. 🙏🙏 semoga seruuu
Agus Prabowo
leonard takut miskin
🔪😸
kak ga ada bonus chapter lagi kah kak, plis kak adain donghh
🔪😸
Luar biasa
juwita
klo udh ky gitu suka kasihan jg. tp klo ingat kejahatan mrk pd Kinar yg g punya belas kasihan jd kesel jg
juwita
jiwa halu ku meronta pingin ky si Kinar🤣🤣🤣
juwita
harusnya tua bangka jg di salahkan akibat ke egoisan dia Kinar sm calon baby nya celaka
Mazree Gati: betul,,,gara gara takut miskin
total 1 replies
juwita
macam sinetron tinggal blg aj tellu bnyk cingcong
juwita
apa bpknya si Leon g tau klo kelakuan si vio udh selingkuh di belakan Leon?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!