Dosenku Suamiku

Sesampainya di rumah, Aksa langsung mandi membersihkan diri, fikiran Aksa masih kacau ia belum fokus apakah keputusan Aksa sudah tepat, setelah selesai mandi Aksa berniat untuk berkunjung ke rumah orangtuanya, untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi dan sekalian meminta Papa dan Mama nya untuk menemaninya menemui orang tua Arunika lusa esok.

Setelah siap Aksa langsung mengambil kunci mobil dan dompet, lalu menuju garasi mobil, Aksa berfikir nanti dijalan ia baru akan menghubungi Mama nya, bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju rumah.

Dalam perjalan

" Halo Assalamu'alaikum Ma " Aksa menelepon Mama nya

" Waalaikumusalam Nak, kamu dimana ? "

" Saya di jalan Mah, menuju rumah Mama dan Papa "

" Oya, kamu kesini, Alhamdulillah, Mama sama Papa tunggu ya"

" Iya Ma, Assalamu'alaikum "

" Waalaikumusalam, hati-hati dijalan "

Sampai di rumah orangtua Aksa, Mama dan Papa nya sudah menunggu Aksa, karena memang orangtua Aksa sudah kangen lama tidak bertemu danya sekedar ngobrol atau makan bersama hal itu sudah jarang terjadi semenjak Aksa pindah ke rumah sendiri dan karena kesibukannya di perusahaan ditambah lagi sekarang Aksa mengajar.

" Assalamu'alaikum, Mah Pah " Aksa masuk kedalam rumah sebelum tadi Pak Tono membukakan pintu pagar.

" Waalaikumusalam, Nak.. Aksa apakabar Mama kangen loh ? " Mama Aksa langsung memeluk Aksa

" Waalaikumusalam Aksa, sehat kamu ? tanya Papanya

" Alhamdulillah Pah, Papa bagaimana ? tanya Aksa balik

" Seperti yang kamu lihat, Papa kadang sehat, kadang ya seperti ini, sudah tua juga " jawab Papa Aksa

" Papa itu butuh hiburan Sa.. " balas Mama sambil tersenyum

" Nah iya, Papa butuh hiburan " Susul Papa Aksa

" Papa mau liburan kemana, biar Aksa nanti atur jadwalnya, Aksa mungkin akan cuti mengajar dan untuk perusahaan biar di handle oleh Gerry " Aksa meyakinkan

" Bukan.. bukan itu.. Papa tidak ingin liburan kemana-mana, sepertinya Papa butuh hiburan Anak-anak, melihat cucu-cucu sepertinya rumah ini akan ramai, rekan bisnis Papa kebanyakan sudah punya cucu loh Sa.. Papa jadi ingin segera " Jawab Papa

" Insyaallah Pah, doakan saja ya.. " Balas Aksa

" Ayo dong Sa, Papa kasian loh sudah pengen menimang cucu Mama pun sama, kapan Mama dan Papa dikenalkan ke calon kamu " susul Mama Aksa

" Insyaallah segera Mah " Jawab Aksa mantap, ini menjadi salah satu pertimbangan Aksa kenapa ia begitu mantap untuk menikahi Arunika mahasiswa nya sendiri.

" Betul itu Aksa, Pah Mama seneng banget, akhirnya anak mama mau nikah juga, siapa tinggal dimana, sudah bekerja, dia lulus sekolah darimana ? Tanya Mama Antusias

" Sabar mah, sebetulnya kedatangan Aksa kesini juga selain sudah lama Aksa kangen ingin bertemu Mama dan Papa ada yang ingin Aksa bicarakan juga " Aksa memulai

" Tentang apa itu ? tanya Mama

" Besok lusa Aksa meminta tolong ke Mama dan Papa untuk datang ke rumah Arunika, untuk menemui orang tuanya, tolong lamarkan Arunika untuk Aksa Mah Pah "

" Apa ??? Melamar ?? Yakin kamu Sa ? " Mama kaget tapi bahagia

" Kamu mau melamar Sa ? " tanya Papa

" Iya Mah Pah " jAwab Aksa mantap

" Alhamdulillah " Jawab Papa dan Mama Aksa berbarengan

" Kamu belum jawab pertanyaan Mama yang tadi, siapa wanita itu, dia tinggal dimana "

" Dia mahasiswi di kampus Aksa mengajar Mah Pah "

" Apa ? Mahasiswi kamu ? Ga salah Sa ? " Mama heran

" Iya Mah, jadi begini.. " Aksa menjelaskan runtutan kejadian kesalahpahaman di kampus kepada kedua orangtuanya, dari awal sampai akhirnya Aksa memutuskan untuk menikahi Arunika. Sebetulnya Aksa bisa saja mencari solusi lain, bukan hal sulit bagi Aksa, bagaimana pun Aksa orang yang dapat berpengaruh di kampus, karena melihat latar belakang Aksa, namun pertimbangan Aksa selama ini Aksa memilih untuk menikahi Arunika karena ia sudah terus-terusan ditanya kapan akan menikah oleh kedua orangtuanya dan Aksa pikir-pikir sepertinya Arunika bisa menjadi istri yang baik untuk Aksa walaupun belum ada rasa cinta yang tumbuh dalam diri Aksa untuk Arunika tapi seiring berjalannya waktu Aksa yakin rasa itu akan tumbuh pun begitu dengan Arunika.

" Ah sudahlah tidak apa-apa mau dia masih mahasiswi ataupun sudah lulus, yang terpenting sekarang bagi Mama dan Papa, kamu akan segera menikah iya kan Pa " Mama Antusias

" Papa sih bagaimana keputusan kalian saja, kalian yang akan menjalani pernikahan, jangan sampai ada paksaan atau terpaksa antara kamu dan perempuan yang akan kamu nikahi " Papa menyarankan

" Aksa mungkin ini jalannya yang sudah Allah berikan untuk kamu, tapi mama bangga sama kamu, kamu melakukan semua ini demi kebaikan bukan hanya untuk kamu tapi untuk mahasiswi kamu juga, mudah-mudahan dia wanita yang terbaik yang Allah datangkan untuk kamu ya Sa, Mama sih mendukung saja keputusan kamu "

" Terimakasih ya Ma, Pa, " Aksa merasa sedikit lega

Untungnya kedua orangtua Aksa dan Arunika sama-sama bijaksana ya dalam menanggapi masalah.. hehehhe