Ayu Andira adalah seorang wanita muda yang hidup sederhana. kehidupan Nya yang serba kekurangan, membuat Ayu harus terpaksa menikah dengan seorang lelaki yang tidak ia kenali. Ayu hidup bersama Ibu tirinya dan kedua saudara tirinya. Ibu tirinya Aminah sangat jahat terhadap Ayu, begitu juga dengan kedua saudara tirinya Rina dan Rini. Mereka sangat iri dan dengki terhadap Ayu, karena Ayu memiliki wajah yang sangat cantik dan keibuan. Ayu gadis yang lembut, berbeda dengan Rina dan Rini.
Suatu hari Ayu tak sengaja menabrak seorang Kakek tua sehingga Kakek tua itu terjatuh. Ayu meminta maaf namun Kakek itu meminta Ayu untuk menikah dengan cucunya Arya Pratama.
Apakah Ayu mau menerima permintaan Kakek tua itu ? dan bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanju Liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Rina meminta maaf
Hari ini Rina mulai kembali lagi memasuki perusahaan Arya Pratama Group. Ia harus mencoba kembali untuk melamar pekerjaan di perusahaan besar itu. Karena ia harus segera membayar hutang-hutangnya yang sudah sangat banyak beserta bunganya. Rina datang menemui asisten Arya yaitu Andreas. Andreas sedang menyelesaikan pekerjaannya bersama sekretaris nya. Rina di antarkan oleh karyawan kantor itu untuk menemui Andreas langsung. Andreas lalu menghentikan pekerjaannya sebentar dan melayani kepentingan Rina .
" Mau apa kamu datang ke perusahaan ini ? " tanya Arya tegas dengan mata tajamnya.
" Saya ke sini untuk melamar pekerjaan pak ? " jawab Rina sopan.
" Tidak ada pekerjaan untuk kamu, dan apa kamu sudah lupa dengan semua yang telah kamu lakukan bersama keluarga mu ? "
" saya ingat pak, dan saya sangat menyesal. Saya ingin meminta maaf langsung ke Nyonya Ayu. Tapi saya tidak tau di mana dia berada saat ini " jawabnya sambil menunduk
" Kenapa kamu tidak mencarinya? "
" Saya tidak tau mau mencari kemana pak ? Tolong saya pak, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini. Saya lagi di kejar-kejar hutang. Dan saya harus mendapatkan pekerjaan " jawabnya sedih.
" Itu bukan urusan saya " tegasnya tak peduli.
" Apa anda tidak mempunyai hati pak? saya mohon pak, tolong berikan saya pekerjaan! " pinta Rina memelas.
" Saya tidak mempunyai wewenang untuk menentukan itu semua. Hanya pak Arya lah yang bisa menentukan siapa saja yang bisa masuk bekerja di perusahaan ini "
" Di mana pak Arya saat ini pak? Saya ingin bertemu dengannya "
" Dia ada di rumah nya "
" Bolehkah saya meminta alamat rumahnya? "
" Baiklah ini alamat rumah nya " Andreas lalu menuliskan alamat rumah Arya di atas kertas. Dan memberikan nya ke Rina. Rina pun langsung bergegas pergi menuju rumah Arya yang tak lain adalah rumah kakek Suryo.
Siang ini Arya sedang bersantai di kamar bersama sang istri tercinta. Ayu sedang berdiri menatap ke arah jendela.
" Kamu ngapain sih berdiri terus di jendela? Memangnya lagi mikirin apa? " tanya Arya yang masih duduk bersantai di atas sofa dengan buku yang ada di tangannya.
" Aku lagi mikirin keluarga aku. kepikiran ibu tiri ku, dan saudara-saudara tiri ku " jawabnya pelan, tapi pandangannya terus saja menerawang ke arah luar.
" Buat apa kamu mikirin mereka ? Mereka saja sudah jahat sama kamu . Apa kamu tidak ingat apa yang sudah di lakukan mereka ke kamu? "
" Aku tidak pernah punya rasa dendam terhadap mereka. Aku tulus sayang sama mereka. Aku terus kepikiran sama mereka. Saat ini mereka keadaannya bagaimana ya ? "
" Seharusnya kamu senang bisa jauh dari mereka. Jadi kamu gak di siksa lagi. Apa kamu mau di siksa lagi sama mereka ? Untung saja aku tepat waktu pada saat itu, kalau tidak mungkin wajah kamu sudah rusak dengan pisau yang ada di tangan saudara tirimu itu " jawabnya kesal
" Ya, aku sangat bersyukur kamu tepat waktu untuk menyelamatkan aku mas, tapi apalah dayaku, hatiku terlalu lembut. Gampang sekali untuk kasihan terhadap orang lain "
" Karena hatimu terlalu baik, makanya kamu mudah di sakiti, dan di manfaatkan oleh orang lain " jawabnya ketus
" Mas kok ngomong nya gitu ? " tanya Ayu cemberut.
" Habisnya kamu kayak gak ada kerjaan lain apa? Mikirin kok mereka? Ya aku dong yang harusnya kamu pikirin? Jawabnya manja.
Ayu tersenyum lalu mendekat ke arah suaminya.
" Aku kenapa? Kok kelihatannya kesal banget? " ujar Ayu mendekatkan dirinya ke Arya.
Arya menarik nafasnya berlahan, lalu meletakkan buku yang di pegang nya ke atas meja yang berada di sebelah sofa .
" Aku hanya ingin perhatian dari istriku saja. Apakah aku salah ? " dengan nada lembut
" Kamu gak salah kok. Aku senang kamu ingin perhatian dari aku. Berarti kamu memang sayang banget sama aku " jawab Ayu tersenyum.
" Kalau sayang buktikan dong ? " katanya cemberut
" Bagaimana caranya ? " tanya Ayu bingung.
" Cium dulu di sini ! " Ucap Arya sambil menunjuk pipi kirinya
" Malu ih ... " jawabnya tersenyum malu.
" Ayo dong, katanya mau buktikan? Mana aku mau lihat ? " tanya Arya mulai menggoda
" Malas akh, masak begitu? " ujar Ayu mulai tertawa.
" Lah... jadi mau gimana? Itu yang mudah loh... "
Wajah Ayu mulai memerah karena menahan malu. Ia hanya tersipu-sipu malu dan memalingkan wajahnya yang merah merona itu.
Arya menarik tubuh Ayu agar lebih dekat, jantung Ayu mulai deg-degan. Nafasnya mulai terasa sempit, karena malu tetapi ada rasa kehangatan di dalam tubuhnya. Arya mendekatkan wajahnya ke wajah Ayu, ketika ia hendak mencium pipi kiri Ayu, ketukan pintu kamar pun terdengar keras dan berkali-kali. Membuat Arya menjadi cemberut karena gagal mencium istri tercintanya itu.
" Siapa sih yang ngetuk pintu, ganggu aja ! " kesalnya.
" Sana gih bukain pintu dulu ! " titah Ayu sambil tersenyum sesekali
" Ganggu aja. Sebel banget ! " Arya mulai menggerutu tidak jelas
Ia langsung bangkit dari duduknya, menuju pintu kamar. Dan ketika ia membuka pintu, terlihatlah bik Inem sedang ada di balik pintu.
" Ada apa sih bik? Ganggu aja orang lagi istirahat ! " ujarnya kesal dengan wajah yang tak bersahabat.
" Maaf den Arya. Ada tamu di depan mau ketemu sama den Arya dan non Ayu " jawab bik Inem seraya menunduk takut.
" Suruh saja menunggu di ruang tamu. Nanti kami berdua akan menemuinya " jawabnya singkat
" Baik den " jawab bik Inem patuh.
Bik inem pun pergi dari hadapan Arya. Arya lalu mengajak Ayu segera turun ke bawah untuk menemui tamu mereka.
Sesampainya di ruang tamu Ayu kaget dan tak menyangka, bahwa tamu mereka adalah Rina saudara tirinya Ayu.
" Mau apa kamu datang ke rumah ini ? " Tanya Arya dengan wajah sangar nya.
" Ri ...na ! " kata Ayu terbata-bata
" Ya , Ayu saya di sini sekarang. Aku kesini bukan mau mencari keributan. Tapi aku ke sini hanya ingin meminta maaf sama kamu " Rina mulai mendekat ke arah Ayu.
" Apakah kamu tidak malu dengan apa yang sudah kalian lakukan kepada istriku? " tanya Arya dengan rahang yang mulai mengeras.
" Maafkan saya tuan Arya. Saya sudah menyadari kesalahan saya. Saya berjanji tidak akan berbuat jahat lagi sama istri tuan " jawabnya sambil mulai menangis.
" Kamu pintar sekali untuk bersandiwara ! " jawabnya tersenyum kecut.
" Ayu maafkan semua kesalahanku, aku tau salah ku begitu banyak terhadap kamu, tapi aku hanya manusia biasa yu. Aku khilaf... " sambil memegang tangan Ayu dengan erat.
" Beri aku kesempatan Ayu ? Aku mohon maafkan aku... " ujarnya mulai menangis tersedu-sedu.
" Aku sudah memaafkan kamu, jauh sebelum kamu meminta maaf kepada ku " Jawab Ayu tulus.
Mata Rina mulai berbinar-binar. Hatinya begitu bahagia mendengar kata-kata yang barusan di dengarnya. Ia langsung memeluk tubuh Ayu dengan erat. Tangisan Rina pun tumpah di bahu Ayu.
Ayu lalu membalas pelukan Rina, dan mengelus punggung belakang Rina dengan pelan-pelan.
" Sudah jangan menangis lagi, ayo kita duduk dulu biar lebih nyaman" ajak Ayu untuk duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan Arya masih setia berdiri sambil melipat kedua tangannya.
" Bagaimana keadaan kalian kak ? Ibu dan juga Rini ? tanya Ayu lembut.
" Kami baik-baik saja Ayu. Ibu sekarang pergi ke kota ini, untuk menjadi pembantu. Dan kakak ingin mencari pekerjaan agar bisa membantu ibu membayar hutang-hutangnya di kampung " jawabnya jujur.
" Ibu kerja jadi pembantu ? " tanya Ayu kaget .
" Iya Yu, Kami di kejar-kejar hutang. Kami kesulitan untuk bertahan hidup di kampung, karena sudah kehabisan uang. Oleh sebab itu ibu pergi menjadi pembantu di kota ini. Dan kakak juga ingin membantu ibu " ujarnya sambil meneteskan air mata.
Ayu mulai terikut suasana. Dan tanpa ia sadari, matanya mulai berkaca-kaca .
" Ya Tuhan, jadi kakak sudah mendapatkan pekerjaan? " tanya Ayu antusias.
" Belum Yu, makanya kakak mau minta tolong sama kamu, tolong berikan kakak pekerjaan! " ujarnya memohon.
" Sudah kuduga, pasti ada maunya! " ucap Arya sambil tersenyum kecut.
" Mas, bisakah kamu memberikan pekerjaan buat kakak ku Rina ? " tanya Ayu lembut
" Tidak akan ! " jawabnya ketus.
" Tolong lah mas... Aku mohon... Tolong sekali ini aja kasih dia kesempatan? " ujar Ayu memelas.
" Terserah kamu! " ujar Arya ketus sambil berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
" Kakak jangan sedih lagi ya, kakak bisa bekerja di perusahaan mas Arya mulai besok! " ucap Ayu sambil tersenyum.
" Terima kasih ya Ayu. Kakak malu sama kamu. Ternyata hati kamu terlalu baik " ucapnya sambil memeluk tubuh Ayu.
Mereka lalu berpelukan, menangis bersama ketika mengingat masa lalu yang begitu kelam. Rasa sakit yang di rasa Ayu dahulu, kini mulai terkikis pelan-pelan, karena mendengar maaf dari saudara tirinya.