NovelToon NovelToon
Masih Menunggu Calon Imamku

Masih Menunggu Calon Imamku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa / Cintapertama
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

30 Tahun belum menikah!
Apakah itu merupakan dosa dan aib besar, siapa juga yang tidak menginginkan untuk menikah.
Nafisha gadis berusia 30 tahun yang sangat beruntung dalam karir, tetapi percintaannya tidak seberuntung karirnya. Usianya yang sudah matang membuat keluarganya khawatir dan kerap kali menjodohkannya. Seperti dikejar usia dan tidak peduli bagaimana perasaan Nafisha yang terkadang orang-orang yang dikenalkan keluarganya kepadanya tidak sesuai dengan apa yang dia mau.

Nafisha harus menjalani hari-harinya dalam tekanan keluarga yang membuatnya tidak nyaman di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulangnya setelah kesibukannya di kantor. Belum lagi Nafisha juga mendapat guntingan dari saudara-saudara sepupunya.

Bagaimana Nafisha menjalani semua ini? apakah dia harus menyerah dan menerima perjodohan dari orang tuanya walau laki-laki itu tidak sesuai dengan kriterianya?"
Atau tetap percaya pada sang pencipta bahwa dia akan menemukan jodohnya secepatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8 Sindiran Dari Atasan

"Saya minta maaf, Pak. Lain kali tidak akan melakukan hal itu lagi," ucapnya mengaku salah.

"Ini!" Arthur memberikan dokumen yang sudah dia periksa terlebih dahulu.

"Kamu perbaiki apa yang sudah saya coret dan besok antar lagi kepada saya untuk diperiksa kembali," ucap Arthur membuat Nafisha mengganggukan kepala.

"Kalau begitu saya permisi dulu. Pak," ucap Nafisha kembali menunduk dan langsung keluar dari ruangan itu.

Arthur melihat kepergian Nafisha dengan geleng-geleng kepala dengan ekspresi wajah tak terbaca. Arthur juga kembali melanjutkan pekerjaannya.

Nafisha sudah keluar dari ruangan Arthur yang menarik nafas dan membuang perlahan kedepan dengan memegang dadanya.

"Kesan pertama masuk ke ruangan itu langsung di ulti. Kamu sih Nafisha merasa bos yang terus saja menyuruh-nyuruh orang," ucapnya yang sadar sendiri bawa apa yang dilakukannya selama ini sebenarnya tidak pantas.

"Berarti selama ini apa yang aku lakukan salah. Nafisha bukan berarti selama ini atasan kamu diam saja dan tidak merasa salah dengan apa yang kamu lakukan," gumam Nafisha.

Tidak mendapat teguran bukan berarti apa yang dia kerjakan tidak masalah. Nafisha melihat dokumen tersebut untuk memeriksa mana yang salah dan tiba-tiba saja matanya melotot.

"What!" pekik Nafisha kaget dan membolak-balikkan dokumen tersebut dengan cepat dan ternyata banyak sekali coretan dan bahkan hanya beberapa saja yang masuk akal menurut Arthur.

"Ini namanya bukan memperbaiki kesalahan tetapi mengulang kembali. Astagfirullah sudah susah-susah mengerjakannya dari pagi sampai sore dan ternyata tidak ada satupun yang benar. Benar-benar kalau sudah jadi bos pasti mau suka-sukanya aja dan padahal belum tentu idenya jauh lebih baik daripada aku," ucap Nafisha mengoceh terlihat tidak terima.

Nafisha benar-benar sangat kesal langsung meninggalkan depan ruangan Arthur. Karena sudah malam membuat Nafisha juga akhirnya pulang.

******

Di hari Minggu ini Nafisha tidak bekerja tetapi bukan berarti waktunya kosong. Nafisha bersama keluarganya menghadiri acara pernikahan sepupunya Mila. Pernikahan diadakan secara outdoor tersebut yang sudah dihadiri orang-orang.

Nafisha kali ini tidak ingin mengambil alih untuk menjadi penerima tamu dan dia hanya memilih untuk duduk sembari bermain ponselnya.

"Aunty, mau beli balon dong!" Tiara keponakannya merengek ketika melihat ada anak-anak yang membawa balon dari luar acara.

"Mama mana?" tanya Nafisha.

"Mama sejak tadi sibuk foto," jawab Tiara.

"Aunty ayo dong, mencari mainan, depan banyak penjual mainan," Tio juga tidak kalah merengek.

"Iya-iya, sebentar!" Nafisha berdiri dari tempat duduknya dan memasukkan ponselnya ke dalam tasnya.

Nafisha sangat suka memanjakan keponakannya itu dan paling tidak bisa mendengarnya merengek. Dengan memegang kedua tangan keponakannya itu Nafisha sudah berada di luar dan memilih mainan untuk keponakannya.

"Tiara, kamu mau balon gambar apa?" tanya Nafisha.

"Ini aja Tante," jawab Tiara yang melihat gambar princess.

"Pak, ini satu ya," ucap Nafisha yang membuat pedagang balon tersebut langsung mengambilnya dan memberikan kepada Tiara. Tio juga sudah memilih mainannya dan Nafisha yang melakukan pembayaran.

"Aunty, balonnya terbawa angin," ucapnya mengeluh membuat Nafisha melihat kearah balon tersebut.

"Kamu sih," ucap Nafisha menghela nafas yang kemudian buru-buru mengejar balon tersebut karena memang terbangnya juga tidak jauh dan tidak terbang ke atas.

Baru beberapa langkah berlari dan tiba-tiba langkahnya terhenti. Seorang pria tampan yang berdiri di depannya dengan memegang balon tersebut membuat Nafisha ngos-ngosan dan tampak lelah karena mengejar balon itu.

"Ini!" pria itu menghampiri Nafisha dan memberikan balon tersebut.

"Terima kasih," ucap Nafisha masih mengatur nafasnya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya pria itu dengan menautkan kedua alisnya.

"Iya, aku baik-baik saja, sekali lagi terimakasih," ucap Nafisha yang langsung pergi dari hadapan pria tersebut.

Nafisha juga kembali memberikan balon tersebut kepada kedua keponakannya dan kemudian mereka kembali memasuki acara pesta.

Acara pernikahan itu berjalan dengan lancar. Nafisha melihat di sekitarnya dan ternyata melihat pria yang tadi pembantunya mengambil balon tersebut.

"Nafisha, ayo sini!" tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh Uminya.

"Apa sih Umi," ucapnya dengan kesal.

"Ada jodoh, ayo cepat," jawab Saras langsung blak-blakan menarik tangan putrinya itu dengan paksa.

Nafisha tidak bisa membantah sampai akhirnya dia tiba-tiba saja sudah berada di depan laki-laki yang tadi dia temui yang membuat Nafisha kaget.

"Ini, Mbak Nela, putri saya," ucap Sarah tersenyum membuat wanita bernama Nela itu langsung melihat ke arah Nafisha.

"Umi apa-apaan, sih," ucap Nafisha pasti sangat malu, tetapi berusaha untuk tenang dan pria tersebut hanya tersenyum saja, wajahnya memang tampak terlihat begitu tenang.

"Ternyata bukan hanya cantik di foto saja. Aslinya juga cantik," ucap Nela.

"Mbak bisa saja," sahut Saras yang tersenyum malu-malu.

"Nafisha, ini putra tante. Namanya Agam," ucap Nela dengan ramah memperkenalkan.

Nafisha menyatukan kedua tangannya yang berkenalan dengan sopan.

"Senang bertemu dengan kamu dan tadi kita bertemu di luar," ucap Agam tampak begitu ramai. Nafisha hanya mengganggukan kepala.

"Insyallah di acara nikahan yang penuh bahagia ini juga menjadi hari bahagia untuk kalian berdua. Ini cara Allah untuk mempertemukan kalian. Insyallah ke depannya pertemuan ini akan terus berlanjut," ucap Nela.

"Maksudnya?" tanya Nafisha heran.

"Nafisha, putra Tante Nela ini juga jomblo dan Tante Nela mencarikan istri untuknya. Apa salahnya kalian berkenalan dulu," ucap Saras memang tidak jauh-jauh ingin mencarikan suami untuk putrinya.

"Umi," Nafisha benar-benar malu hanya memelankan suaranya tanpa terdengar.

"Nafisha, kamu tidak boleh malu-malu seperti itu. Agam, juga sama seperti kamu yang awalnya malu-malu, tetapi mereka sebagai manusia kita hanya mencoba untuk berusaha dan insya Allah hasilnya juga baik dan untuk keputusan berikutnya kalian berdua yang menentukan," ucap Nela.

"Saya berharap kedepannya kamu kan kita jauh lebih baik," ucap Agam dengan tersenyum.

Nafisha tumben tumbennya tidak banyak protes dan mungkin saja laki-laki itu juga tampan dan terlihat bibit bobotnya juga sangat baik dan laki-laki tersebut juga mampu mencuri perhatiannya.

***

"Nafisha apa salahnya mencoba, anak Tante Nella adalah mantan dari pesantren dan Masya Allah agamanya sangat baik, dia juga tampan dan untuk materi juga tidak diragukan. Kamu dan Agam bisa berkenalan melalui taaruf," ucap Umi berusaha untuk membujuk Nafisha.

"Ini hanya bentuk usaha dan kembali lagi kamu dan Agam yang memutuskan selanjutnya," lanjut Umi.

Nafisha menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan, kemudian melihat ke arah Saras yang sejak tadi berada di sampingnya yang tidak berhenti untuk membujuknya.

"Baiklah, kali ini Nafisha mengikuti kemauan Umi. Nafisha akan melanjutkan pertemuan ini dengan perkenalan selanjutnya dan proses ta'aruf yang sesuai keluarganya dan Umi rencanakan," ucap Nafisha yang akhirnya mengambil keputusan.

"Alhamdulillah. Umi benar-benar senang dengan keputusan kamu. Insyallah semuanya akan diberi kelancaran," ucap Saras yang tampak terharu.

Dari yang banyak laki-laki dijodohkan Umi dan Abinya kepadanya dan mungkin laki-laki ini yang masuk akal, dari wajah dan juga dari pembawaan yang mungkin sesuai dengan kriteria Nafisha.

Laki-laki itu juga ingin melanjutkan pertemuan mereka dengan proses taaruf yang artinya laki-laki tersebut sangat paham agama. Bagi Nafisha jadi salahnya untuk mencoba.

Bersambung ...

1
Nifatul Masruro Hikari Masaru
ya gak gitu juga. masa diajak makan bareng mau aja
Ida Mamanya Akas
si nafisa ini orangnya terlalu keras, pengin dimengerti, tapi dia sendiri nggak ngertiin arthur...
Oma Gavin
semoga sepulang umroh kalian berdua mulai terbuka singkirkan ego masing-masing ngga ada yg menang maupun kalah dalam berumah tangga justru dgn kalian sering bertengkar aja membuat celah orang lain masuk, i fat amira masih berjuang mendapatkan arthur atau malah selingkuh sama vano suami nadien
Upi Raswan
hmmm ada pelakor disini..2 cowok sekaligus mau dia empat.. astogeee.
btw typo nama thor hehe
Isma Isma
dasar wanita ular
Upi Raswan
pasti banyak yg mikirnya sama kayak aku...suami nadia selingkuh /Sob/
Nifatul Masruro Hikari Masaru
seneng banget anaknya bertengkar
Oma Gavin
Alhamdulillah arthur datang tepat waktu dan menolong nafisha, hrs nya sekarang arthur sudah sadar dan tau kenapa nafisha seperti itu, jgn egois arthur nafisha sudah berusaha menjadi istri yg baik tapi ibumu, adik tiri mubdan amira berkomplot berusaha merusak mental nafisha
Isma Isma: makanya Nafisa nurut sama suami kalau Ndak di ijinin jngn prgi
total 1 replies
Isma Isma
Lanjutt
Upi Raswan
emang di dapur gak ada cctv yaa...aku pun ikut menangis..sebaik apapun suami jika ia lebih percaya pada orang lain selain istrinya yg emang benar, maka kebaikan suami tak akan terlihat.sakiiiit tauuu.
Oma Gavin
kenapa arthur ngga cek cctv langsung percaya saja sama ucapan beby yg paling bener emang nafisha pergi ini sementara kalian berpisah dulu feeling ku beby Ajan makin edan ngerecokin arthur disaat nafisha pergi mulut racunnya akan meracuni pikiran arthur untuk tdk mempercayai nafisha bila perlu untuk segera menceraikan nafisha
Upi Raswan
kalo aku jadi nafis juga bakalan kesel yaa...lain cerita kalo bintang iklannya bukan arumi
Metriy Perangin Angin
turut berduka ya kak, semoga ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah swt. 🙏
Nifatul Masruro Hikari Masaru
iya itu kamu
Upi Raswan
tumben banyak typo thor
Oma Gavin
beby pasti cinta sama arthur dan bisa juga bibit pelakor ibunya nyuruh kan beda ibu jadi istri lah n dari ayah arthur, siap" aja nafisha kamu panas telinga denger sindiran adik ipar ganjen
Upi Raswan
beby gak rela ya bang artur dimiliki gadis lain.jangan2 dia sukaaaa
Nifatul Masruro Hikari Masaru
jangan 2 beby suka arthur
Nifatul Masruro Hikari Masaru
bukannya kamu sendiri yang gatal ya buk
Nifatul Masruro Hikari Masaru
kalo istri sudah kali. kalo target menghilang jan hama di sekitar suami
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!