NovelToon NovelToon
Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Psikopat / Cinta pada Pandangan Pertama / Reinkarnasi / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang psikopat yang ber transmigrasi ke tubuh seorang gadis, dan apesnya dia merasakan jatuh cinta pada seorang wanita. Ketika dia merasakan cemburu, dia harus mengalami kecelakaan dan merenggut nyawanya. Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Beberapa orang berpakaian gelap datang dan Alice langsung siap untuk melawan mereka. Dengan gerakan yang cepat dan lincah, Alice melancarkan serangan ke arah mereka, menghantamkan tinju yang kuat ke arah wajah salah satu orang itu, membuat hidungnya berdarah.

Orang itu terhuyung ke belakang, tapi Alice tidak memberinya kesempatan untuk pulih. Dia langsung melancarkan tendangan yang tepat sasaran ke arah perut orang lain, membuat orang itu terjatuh ke tanah dengan teriakan kesakitan.

Adu fisik yang sengit terjadi antara Alice dan orang-orang itu, dengan Alice yang terus melawan dengan gigih. Dia melancarkan pukulan yang cepat dan tepat, menghantamkan siku ke arah wajah salah satu orang itu, membuat wajahnya membiru.

"Aku menahan rasa gatal ini sudah sejak tadi dan kalian datang disaat yang sangat tepat sekali, jadi jangan salahkan aku jika kalian semua menjadi pelampiasanku. Yah setidaknya ke inginku sedikit terluapkan," gumam Alice dalam hati.

Avi memandang Alice dengan mata yang lebar, terkejut melihat kemampuan bela diri Alice yang luar biasa. "Bagaimana kamu bisa...?" Avi tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, karena Alice terus melawan dengan sengit.

Setelah beberapa saat, Alice berhasil mengalahkan semua orang-orang itu, dan mereka terjatuh ke tanah dengan luka-luka.

Alice berdiri dengan napas yang sedikit terengah-engah, memandang Avi dengan khawatir. "Aku ada di sini, Avi," kata Alice dengan lembut. "Kamu aman sekarang."

Avi memandang Alice dengan mata yang penuh kekaguman, "Kamu... kamu sangat kuat,"

Alice tersenyum sedikit, "Aku hanya ingin melindungi kamu, ternyata bertarung mengenakan gaun dan sepatu hills itu merepotkan," kata Alice dengan nada yang sedikit lucu, sambil melihat gaunnya yang sedikit robek dan sepatu hills nya yang rusak.

Avi tidak bisa menahan tawanya, "Kamu memang luar biasa, Alice," kata Avi dengan suara yang penuh kekaguman. "Bertarung dengan gaun dan sepatu hills, itu tidak biasa."

Alice tersenyum, "Aku tidak punya pilihan lain, aku harus melindungi kamu. Tapi mungkin lain kali aku akan memilih pakaian yang lebih praktis."

Avi memandang Alice dengan mata yang penuh kekaguman, "Aku sangat berterima kasih padamu, Alice. Kamu telah menyelamatkan aku."

Avi meminta salah satu bodyguard yang masih sehat untuk mengurus orang-orang yang telah dikalahkan Alice, "Pastikan mereka tidak kabur, dan bawa mereka ke markas," kata Avi dengan tegas.

Bodyguard itu mengangguk dan mulai mengurus orang-orang itu.

Namun, tanpa mereka sadari, salah satu anak buah musuh yang terluka parah berhasil melarikan diri dari tempat kejadian. Anak buah itu berlari dengan cepat, meskipun lukanya parah, dan menghilang ke dalam kegelapan.

Alice sendiri tidak menyadari bahwa ada satu orang yang berhasil melarikan diri, karena dia terlalu fokus pada mengalahkan musuh-musuhnya yang lain.

Sementara itu, anak buah yang melarikan diri itu berlari ke tempat yang aman, dan mulai menghubungi rekannya, memberikan titik keberadaannya agar segera menjemputnya.

"Sebaiknya kamu pulang bersamaku, Avi," kata Alice sambil menggenggam tangan Avi.

Avi tersenyum mengangguk, merasa nyaman dengan tawaran Alice.

Alice membuka pintu mobil, membiarkan Avi masuk terlebih dahulu sebelum dia sendiri masuk ke dalam mobil.

Setelah pintu mobil tertutup, Avi memandang Alice dengan mata yang serius. "Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana bisa kamu tahu jika aku akan terkena masalah?" tanya Avi dengan rasa penasaran.

Alice tersenyum lembut, "Aku telah mengikuti kamu dari jauh karena aku melihat gelagat aneh dari sopir mu. Aku curiga ada sesuatu yang tidak beres, jadi aku memutuskan untuk memantau kamu lebih dekat," kata Alice dengan suara yang tenang.

Avi memandang Alice dengan mata yang penuh kagum, "Kamu sangat waspada. Aku tidak menyadari bahwa sopir ku memiliki motif tersembunyi,"

"Aku tahu bahwa kamu tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kamu. Tapi aku ada di sini sekarang untuk membantu kamu,"

Avi merasa terharu dengan perhatian dan kepedulian Alice, dan tanpa sadar, dia mengecup bibir Alice dengan lembut. Alice terkejut sejenak, tapi kemudian dia membalas ciuman Avi dengan kelembutan yang sama.

Saat itu, waktu seolah-olah berhenti. Avi dan Alice hanya merasakan kehangatan dan kelembutan satu sama lain. Mereka lupa tentang masalah dan bahaya yang mengancam Avi, dan hanya menikmati momen indah yang mereka alami bersama.

Tapi, tiba-tiba keduanya tersadar dan Avi meminta maaf atas kelancangannya. "Maaf, Alice. Aku tidak bermaksud untuk melakukan itu," kata Avi dengan suara yang sedikit malu.

Alice tersenyum lembut dan memandang Avi dengan mata yang penuh kasih sayang. "Tidak perlu meminta maaf, Avi. Aku juga ingin itu terjadi," kata Alice dengan tangannya mengusap wajah Avi dengan lembut.

Avi memandang Alice dengan mata yang penuh perasaan, "Benarkah?" tanya Avi dengan suara yang penuh harapan.

Alice mengangguk, "Ya, benar. Aku juga memiliki perasaan yang sama dengan kamu, Avi," kata Alice dengan suara yang penuh kejujuran.

Avi tersenyum dan memeluk Alice lagi, merasa bahagia dan lega karena telah menemukan perasaan yang sama dari Alice.

Alice memandang Avi dengan mata yang penuh perhatian, "Sebaiknya kamu, aku antar pulang sekarang, kamu perlu beristirahat. Jangan khawatir, aku akan memastikan kamu sampai di rumah dengan selamat,"

**

Di tempat lain, seorang pria memakai topeng, namun dibalik topeng itu dia berwajah keras dan marah duduk di ruang kerjanya, menggebrak meja dengan keras. Anak buahnya yang berhasil lolos dari kejadian itu langsung memberi kabar jika mereka gagal membawa Avi bersama mereka.

"Apa maksudmu, kamu gagal membawa Avi?" pria itu bertanya dengan nada yang keras dan marah.

Anak buahnya menundukkan kepala, merasa takut. "Maaf, Tuan. Kami sudah melakukan segala cara, tapi ada yang membantu Avi. Seorang gadis dengan kemampuan berkelahi yang sangat kuat. Kami semua kalah olehnya. Beruntung saya bisa melarikan diri sebelum gadis itu melihat keberadaan saya."

Pria itu menggebrak meja lagi, membuat anak buahnya semakin takut. "Seorang gadis? Siapa gadis itu? Bagaimana bisa dia mengalahkan kalian semua?"

Anak buahnya menjelaskan dengan suara yang bergetar. "Kami tidak tahu siapa dia, Tuan. Tapi dia sangat kuat dan gesit. Kami tidak bisa mengimbanginya. Dia seperti orang yang sudah terlatih,"

Pria itu mengambil napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan dirinya. "Cari tahu siapa gadis itu, dan cari Avi. Jangan kembali sampai kamu berhasil membawanya ke sini. Paham?"

Anak buahnya langsung mengangguk dan menunduk hormat, lalu segera berlalu dengan langkah cepat, meninggalkan orang itu sendirian di ruang kerjanya yang gelap dan sunyi.

Pria itu mengepalkan tangannya dengan keras, matanya yang tajam memancarkan kemarahan yang membara. "Siapa gadis itu?" dia bergumam pada dirinya sendiri, mencoba untuk memahami siapa yang bisa mengalahkan anak buahnya yang terlatih dan tangguh.

Dia berpikir sejenak, mencoba untuk mengingat apakah ada seseorang yang memiliki kemampuan berkelahi yang kuat dan bisa membantu Avi. Tapi, dia tidak bisa memikirkan siapa pun yang sesuai dengan deskripsi itu. Kemarahan dan rasa frustrasi semakin meningkat dalam dirinya, seperti api yang membakar dalam dada.

"Aku harus tahu siapa gadis itu," dia bergumam, memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Suaranya yang rendah dan berat terdengar seperti ancaman, membuat ruangan menjadi semakin tegang dan mencekam.

Dia bangkit dari kursinya, berjalan ke jendela dan menatap keluar dengan mata yang tajam, seolah-olah dia bisa melihat ke dalam jiwa orang-orang yang ada di luar. "Aku akan menemukanmu, gadis misterius itu," dia bergumam, dengan tekad yang membara dalam hatinya.

1
Apis
knp aku ngebayanginya peran alex/alice kaya lucinta Luna ya thor 🤣🤣🤣🤣
LOLLIPOP: Hihi...iyakah?🤭
total 1 replies
Apis
jd critanya alex transgender trs transmigrasi ke tubuh alice yg beneran cewe, baru x ini nemu novel peran utamanya lain dari yg lain 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!