Suara itu sangat tidak asing di telingaku ... Apakah dia Ghavi yang kukenal ? Ghavi yang pernah mengisi hatiku selama 5 tahun dengan penuh cinta dan mamanya yang telah menghancurkan nya dengan cara yang tidak bermoral. Sudah susah aku bersembunyi darinya sejak 3 tahun lalu tapi kenapa harus bertemu dengannya disini ? batinku ingin berteriak antara yakin dan tidak bahwa laki-laki yang disebutkan oleh Amara sebagai tunangannya adalah Ghavi yang pernah mengisi hatiku beberapa tahun yang lalu saat kami berdua bersekolah di Paris.
Apakah Catelyn akan goyah dengan kehadiran Ghavi ?
Apakah Catelyn bersedia membuatkan gaun pernikahan untuk Amara dan Ghavi ?
Dan bagaimana perasaan Catelyn dan Ghavi atas pertemuan yang tidak terduga ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RESTU MAMA PAPA
Kalau mama papa sudah setuju, aku minta semua urusan dengan keluarga Amara harus selesai dan tuntas baru aku mau menikah denganmu" pinta Catelyn dengan tulus.
Setelah memastikan Gavin tertidur lelap dan Catelyn sudah makan malam, dengan berat hati Ghavi meninggalkan kedua orang yang dicintainya itu menuju rumah di Jl. Anyelir di mana orang tua Catelyn berada. Ia tahu, restu mereka adalah hal terpenting saat ini.
Sesampainya dirumah itu, dengan jantung berdebar Ghavi mengetuk pintu rumah yang sudah sangat dikenalnya. Mama Sarah membukakan pintu dengan senyum hangat, namun Ghavi bisa merasakan ada ketegangan di udara. "Ghavi, ada apa datang malam-malam begini ?" tanya Ayah Arman dengan nada menyelidik. Ghavi menarik napas dalam-dalam sebelum berlutut di hadapan kedua orang tua Catelyn. "Saya datang untuk memohon restu. Saya mencintai Catelyn, sangat mencintainya. Saya ingin menikahi Catelyn dan menjadi ayah yang baik untuk Gavin, Pa Ma" ucap Ghavi dengan tulus.
Orang tua Catelyn terkejut dengan pernyataan Ghavi. Mereka saling bertukar pandang sebelum akhirnya Mama Sarah membantu Ghavi berdiri. "Ghavi, kami tahu kamu pria yang baik. Tapi kamu tahu sendiri, Catelyn pernah terluka. Kami hanya ingin yang terbaik untuknya," kata Ibu Catelyn dengan lembut. "Saya berjanji akan membahagiakan Catelyn dan Gavin. Saya akan melindungi mereka dan memberikan semua yang mereka butuhkan" jawab Ghavi dengan mantap. Setelah berdiskusi panjang, orang tua Catelyn akhirnya memberikan restu mereka. Ghavi merasa lega dan bahagia. Ia berjanji tidak akan mengecewakan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
Ghavi kemudian kembali menuju BIMC tempat putranya sedang di rawat. Tetapi belum sampai ia di rumah sakit, handphone nya berbunyi dan saat ia melihat nama penelpon di layar muncul nama James lawyernya. "Halo ya James ada berita apa ?" tanya Ghavi. "Bos keluarga Amara sepertinya mereka menuntut penjelasan mengenai pemutusan pertunangan sepihak yang dilakukan anda bos" ujar James menjelaskan kondisi yang terjadi. "Oh oke kalau begitu aku telepon Amara sekarang. Kemaren aku hanya menelpon orang tuanya. Ok aku tutup sekarang ya" ucap Ghavi sambil menutup telepon dengan James.
Kemudian Ghavi melakukan panggilan telepon ke nomor Amara dan benar saja Amara langsung mengangkat telepon dari Ghavi. "Ghavi, apa maksud semua ini ? Kenapa kamu memutuskan pertunangan kita secara tiba-tiba ?" tanya Amara dengan nada marah dan kecewa. Ghavi menjelaskan bahwa ia tidak bisa melanjutkan pertunangan karena ia mencintai wanita lain sejak lama. Sebenarnya sebelum ia bertunangan dengan Amara, ia sudah menjelaskan bahwa ia tidak tertarik menjalin hubungan dengan siapapun. Tapi karena mamanya terlanjur mengiyakan pertunangan tanpa keikutsertaan Ghavi mau tidak mau Ghavi harus menyelamatkan muka mamanya didepan orang tua Amara. Ia meminta maaf atas rasa sakit yang telah ia timbulkan pada Amara dan keluarganya.
Keluarga Amara tidak terima dengan penjelasan Ghavi. Mereka merasa dipermalukan dan menuntut Ghavi untuk bertanggung jawab atas kerugian yang telah mereka alami. "Kamu tidak bisa seenaknya memutuskan pertunangan begitu saja, Ghavi ! Kami sudah mempersiapkan pernikahan ini sejak lama. Kamu harus mengganti semua kerugian kami !" bentak Ayah Amara dengan murka saat berada dibelakang putrinya saat putrinya menelpon. "Maaf kerugian apa ya ? Bukannya semua biaya yang keluar itu uang dari keluarga Atmadja ? Dan sepengetahuan saya belum ada persiapan apapun selain gaun pengantin yang sudah saya bayar DP nya" jawab Ghavi. "Tapi jika memang ada biaya yang sudah Tante dan om keluarkan, maka saya siap menggantinya. Karena saya tidak tertarik untuk meneruskan pertunangan ini apalagi menikah" ucap Ghavi tegas.
Namun, keluarga Amara tetap tidak puas. "Uang tidak bisa menggantikan rasa malu yang telah kamu berikan kepada kami !" seru Ibu Amara dengan histeris."Oke kalau Om dan Tante tidak setuju dengan keputusan saya, maka malam ini saya akan meminta kakek Atmadja untuk menghubungi Om dan Tante" jawab Ghavi dan ia pun undur diri karena harus menghubungi kakeknya. Kembali ia menelpon Kakek Atmadja untuk meminta bantuan menjelaskan kepada keluarga Amara. "Kakek bisa bantu Ghavi gak mengurus keluarga nya Amara" tanya Ghavi to the point. Ghavi menjelaskan kondisi sebenarnya dan ia juga menceritakan kemarahan keluarga Amara. "Kamu sekarang urus Gavin dan Catelyn saja. Sedangkan untuk urusan keluarga Amara akan kakek bereskan" ucap kakek Atmadja.
Kakek Atmadja memiliki saham yang cukup besar di perusahaan orang tua Amara. Beliau pun langsung menelepon keluarga Amara. "Pak Atmadja bagaimana ini Ghavi memutuskan pertunangan nya dengan Amara. Padahal kami sudah mengumumkan kepada kolega kami bahwa putri kami akan menjadi keluarga dari Atmadja" ujar Pak Gideon ayah dari Amara. "Cukup ! Aku tidak ingin melihat keributan ini berlanjut" kata Kakek Atmadja dengan tegas. "Jika kalian terus menuntut Ghavi untuk menikahi Amara, aku akan menarik semua sahamku dari perusahaan kalian. Kalian tahu sendiri, apa akibatnya jika aku melakukan itu".
Keluarga Amara terkejut mendengar ancaman Kakek Atmadja. Mereka tahu bahwa perusahaan mereka akan bangkrut jika Kakek Atmadja menarik sahamnya. Dengan berat hati, keluarga Amara akhirnya mengalah. Mereka menerima permintaan maaf Ghavi dan membatalkan tuntutan mereka.
Setelah Kakek Atmadja menutup telponnya dengan keluarga Amara, beliau berkata kepada Ghavi melalui telepon "Urusanmu sudah kakek bereskan, sekarang sampai kamu tidak becus untuk membahagiakan cicitku maka kamu Ghavi yang akan keluar dari keluarga Atmadja" ujar kakek singkat, padat dan jelas. "Terima kasih, Kek. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi kalau Kakek tidak ikut campur" ucap Ghavi dengan tulus. "Sudahlah, Ghavi. Kakek cuma minta bahagiakan Gavin dan Catelyn. Kapan kalian akan menikah ?" tanya Kakek Atmadja. "Empat hari lagi rencananya menunggu dokumen dari James besok. Kakek datang jenguk Gavin kapan ?" Ghavi menantikan kunjungan kakek Atmadja menjenguk putranya. "Besok sore kakek akan ada di Bali" ujar Kakek Atmadja. "Baik kek kalau begitu Ghavi tunggu besok" kata Ghavi kemudian.
Ghavi akhirnya tiba di BIMC dan langsung melangkah menuju kamar rawat putranya. Klik ... Ia membuka pintu kamar perlahan. Dilihatnya pemandangan yang indah, Catelyn sedang tidur memeluk Gavin di ranjang perawatan mungkin Gavin habis menangis atau mencari Daddy nya entahlah Ghavi hanya bisa mengira-ngira. Melihat nyenyaknya kedua orang yang dicintainya tertidur, Ghavi langsung mencium kening keduanya. Kemudian ia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dir. Awalnya Ghavi ingin menyegerakan tidur di sofa yang ada di kamar itu. Tapi pikiran nya masih berkutat dengan pernikahan yang direncanakan 4 hari lagi. Kalau ia tidak menyelesaikan nya segera, mungkin semua jadi tidak beres. Ia tidak mau menyusahkan Catelyn lagi, untuk itu ia langsung menelepon salah satu koleganya yang ada di Bali yaitu mas Damar. Beliau adalah fotografer terkenal di Bali. Bahkan foto nya sudah banyak menghiasi majalah di dalam dan luar negeri. "Mas Damar apa kabar ? Mas urgent bisa bantu aku gak ? Ujar Ghavi to the point kepada Damar. "Bantuan apa Vi ? Selama aku bisa membantu mu pasti akan ku lakukan" jawab Damar kemudian. Ghavi akhirnya menceritakan rencana pernikahan nya 4 hari lagi dan meminta mas Damar dan team mempersiapkan segala tetek bengek nya. Disetujui lah permintaan Ghavi oleh mas Damar "Vi besok pagi aku akan koordinasi dengan teman-teman di WO yang sering jadi partnerku. Mungkin lusa kamu sudah bisa cek semuanya termasuk tempat pernikahan yang private sesuai permintaan mu" ujar Damar kembali. Setelah Ghavi mengucapkan terima kasih dan menutup telepon barulah ia tenang dan tidur dengan nyenyak.
***