NovelToon NovelToon
Istri Terhina Menjadi Ibu Susu Bayi CEO

Istri Terhina Menjadi Ibu Susu Bayi CEO

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / CEO / Ibu susu / Cinta Terlarang / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:493.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Arsyi seorang wanita sederhana, menjalani pernikahan penuh hinaan dari suami dan keluarga suaminya. Puncak penderitaannya terjadi ketika anaknya meninggal dunia, dan ia disalahkan sepenuhnya. Kehilangan itu memicu keberaniannya untuk meninggalkan rumah, meski statusnya masih sebagai istri sah.

Hidup di tengah kesulitan membuatnya tak sengaja menjadi ibu susu bagi Aidan, bayi seorang miliarder dingin bernama Rendra. Hubungan mereka perlahan terjalin lewat kasih sayang untuk Aidan, namun status pernikahan masing-masing menjadi tembok besar di antara mereka. Saat rahasia pernikahan Rendra terungkap, semuanya berubah... membuka peluang untuk cinta yang sebelumnya mustahil.

Apakah akhirnya Arsyi bisa bercerai dan membalas perbuatan suami serta kejahatan keluarga suaminya, lalu hidup bahagia dengan lelaki baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter - 1

Aroma antiseptik menusuk hidung, bercampur dengan isak yang tertahan. Lampu-lampu putih di ruang rumah sakit berpendar dingin, seakan tak peduli pada air mata yang jatuh di lantai.

Arsyi berdiri kaku di samping ranjang kecil. Tubuh mungil yang selama ini menjadi alasan ia bertahan kini terbaring diam, wajahnya pucat, bibirnya kebiruan. Selimut tipis menutupi dada kecil itu, tapi dingin sudah lebih dulu merebut hangatnya.

“Bu, kami sudah berusaha.” Suara dokter lirih, penuh formalitas yang berulang kali ia dengar di film dan berita, kini menancap langsung ke telinga. “Jantung anak Ibu berhenti, kami tak bisa mengembalikannya.”

Kata-kata itu merobeekk dada lebih tajam daripada pisau. Dunia seakan berhenti berputar, suara sekeliling menghilang... hanya desingan hampa yang menggema.

Arsyi menatap wajah kecil itu, anaknya. Buah hatinya, segalanya.

Senyum anaknya yang dulu hangat, rengekannya yang mengisi malam semuanya lenyap dalam sekejap.

“Tidak… tidak, Nak, bangun… ini Ibu…” Suara Arsyi pecah, tubuhnya bergetar saat ia mengguncang lembut bahu mungil itu. “Kau tidak boleh pergi, dengar? Kau akan tumbuh besar... akan sekolah, akan panggil Ibu dengan suara lantang…”

Perawat mencoba menarik tubuhnya, tapi Arsyi menepis. Air matanya jatuh deras, membasahi wajah dingin anaknya.

Dan di saat itu, suara paling ia benci menyusup tajam ke telinganya.

“Sudah kubilang! Ini semua salahmu, Arsyi!”

Ia menoleh.

Di ambang pintu, berdiri Fajar. Lelaki yang dulu ia panggil suami dengan harap, kini hanya bayangan kelam. Tatapannya penuh benci, rahangnya mengeras.

“Kalau saja kau jaga kandunganmu, kalau saja kau lebih berhati-hati merawatnya… anak kita tidak akan mati begini!” Fajar menuding tepat ke wajahnya.

Arsyi terpaku, kata-kata itu menampar lebih keras daripada tangan.

“Mas…” suaranya serak. “Aku... sudah lakukan segalanya. Aku menjaga anakku siang malam, aku__”

“Omong kosong!” bentak Fajar, membuat perawat menunduk tak berani menengahi. “Kau memang perempuan tak berguna! Bahkan jadi ibu pun kau gagal! Kematian ini tanggung jawabmu!”

Arsyi mematung. Tangannya masih menggenggam tubuh kecil anaknya, tapi hatinya hancur berkeping-keping.

Perempuan tak berguna.

Kata-kata itu menggema, menyalakan bara dalam dadanya.

Tak lama, suara lain menyusul. Nyonya Ratna, ibu mertuanya datang dengan wajah pura-pura berduka padahal bibirnya tersenyum tipis.

“Ibu sudah bilang sejak awal, Fajar. Perempuan ini tidak pantas melahirkan anakmu. Lihat hasilnya... anak ini pun membawa sial!”

Arsyi menoleh pada wanita paruh baya itu, menatapnya tajam. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia tidak lagi sekadar menunduk.

“Jangan katakan anakku pembawa sial!"

Nyonya Ratna mendengus. “Anakmu mati di usia sekecil ini, itu tanda buruk! Leluhur kami tidak salah menolakmu dulu.”

Arsyi bangkit. Air matanya masih mengalir, namun sorot matanya berbeda. Dingin dan menusuk.

“Cukup! Jangan sekali lagi menyebut anakku dengan kata kotor itu! Dia suci! Yang kotor itu… kalian! Mulut kalian sudah terbiasa mengucapkan kata-kata hinaan dan cacian padaku! Tapi, jangan berani menghina anakku!“

Ruangan membeku.

Bahkan Fajar terdiam sesaat, tak menyangka istrinya yang selama ini selalu diam bisa melawan.

Namun hanya sesaat.

“Dasar perempuan kurang ajar!” Fajar melangkah maju, seolah hendak menampar. Tapi Dokter buru-buru menahan, memohon agar suasana diredam.

Arsyi tak peduli.

Ia menunduk kembali pada anaknya, mengecup kening dingin itu untuk terakhir kali.

“Maafkan Ibu, Nak. Ibu tidak sanggup melindungimu. Tapi percayalah... ini bukan akhir Ibu. Kehilanganmu akan menjadi awal kekuatan Ibu.”

Malam itu setelah jenazah dimandikan dan dibungkus kafan putih, Arsyi mengikuti prosesi dengan kaki lemas. Setiap langkahnya seperti berjalan di atas duri. Isak tetangga dan kerabat bercampur dengan bisik-bisik hinaan keluarga suami.

“Percuma menikah kan... kalau jadinya begini?” ucap salah satu kerabat Fajar.

“Sudah kubilang, Fajar terlalu tinggi untuk perempuan seperti itu,” timpal yang lainnya.

Arsyi mendengar semuanya, tapi ia hanya diam. Air matanya habis, yang tersisa hanyalah api yang mulai menyala.

Saat tanah menutup jasad kecil itu, ia berbisik dalam hati.

Aku tidak akan selamanya diam! Hari ini aku kehilangan segalanya, tapi suatu hari aku akan berdiri. Aku akan bangkit... meski harus melawan dunia!

Sepulang dari pemakaman, Arsyi masuk ke kamar. Semua mainan kecil anaknya masih berserakan. Boneka beruang yang belum sempat dipeluk lagi, selimut bergambar awan.

Ia duduk di lantai, memeluk boneka itu erat. Tubuhnya berguncang hebat karena isak tangis yang menyayaatt hati, bukan hanya karena tangis kesedihan namun juga karena tekad yang tumbuh.

Di luar pintu Fajar masih melontarkan sumpah serapah, mengancam akan menikah lagi karena butuh istri yang bisa memberinya keturunan sehat.

Namun kali ini, Arsyi tidak merasa hancur. Tidak seperti biasanya...

Ia berdiri, menatap cermin. Wajahnya sembab, tapi sorot matanya tajam.

“Cukup! Aku bukan budak hinaan! Aku bukan perempuan lemah lagi! Aku Arsyi… dan aku akan meninggalkan rumah ini.”

Kata-kata itu terucap pelan, namun bergema dalam dirinya.

Hari itu, di atas puing hidupnya... lahirlah kekuatan baru. Kekuatan seorang wanita yang dipaksa kehilangan, namun justru menemukan dirinya sendiri.

1
Mah Ihsan
cerita yang menarik
Zainab Ddi
kayaky seru
Ruk Mini
sgt menginspirasi..alur sat set,tpi kena smua , akhir yg Bahagia, tnp beban, sgt menghibur thor, tq d tgg karya" mu lgi🙏👍👍👍
Inooy
makin meletup peperangan balas dendam nya niih 🙈
Inooy
nah lhooo,,siap2 tuh yg jd mata2 nya tuan Erlan..siap2 d kuliti Rendraaa..dn kamu Maya, bersiaplah menerima kemarahan Rendra!!!
Inooy
aaaaahh bang Rendra mulai protective niih,,bagus bang Reen jangan pernah tinggalkan Arsyi dn Aidan..kemana pun abang pergi mereka harus d bawa jg, apalgi d rumah mu ada mata2 nya kluarga Erlan alias kluarga nya Jerry..tanpa TOM yaaaa!? 🤣
Inooy
iya betul apa yg d katakan Daniel Saa, jd kamu harus kuat..harus bisa menghadapi kenyataan yg ada,,karena kini kluarga Erlan sedang mengincar Rendra..khusus nya anak kamu yg d titipkan k Rendra dn Arsyi, Saa...
jd jangan biarkan mereka merebut anak mu dr Rendra dn Arsyi, Saa!!!!
Inooy
perang akan d mulai niih,,,

pa Erlan bener2 yaaaa..bukan nya kematian anak2 nya d jadikan bahan introspeksi diri, malah d jadikan alasan bwt balas dendam...
heeeyy paaa, Raisa melakukan itu smua karena ulah anak bapa sendiri yg telah merudapaksa nya..bapa pikir sendiri deeh d saat Raisa jd istri nya Rio, anak bapa yg bernama Jeffry malah melecehkan nya..dn yg lebih menyakitkan nya lg, kluarga bapa melindungi perbuatan bejat anak bapa sendiri seolah olah Raisa lah yg telah menggoda Jeffry..pikir paaa pikiir,,wanita baik2 mana yg akan diam aj d perlakukan seperti iniiii...
skarang malah bapa mengobarkan dendam bapa yg tidak pada tempat nya, hhadeeeuh...
Inooy
waduuuhh mulai tegang nih cerita,,jd deg2an takut Rendra dn Arsyi kena balas dendam nya Maya dn kluarga nya Jeffry 🙈
Inooy
cie..cieeee,,yg pengen d panggil abaaang 😅
eeehh tp bener jg Ren lebih baik panggil abang dr pada tuan..berasa kembali k masa penjajahan 'TUAN TANAH' 🤣🤣🤣🤣/Facepalm/
Inooy
ternyata kamu udh benar2 sembuh Saa tinggal rasa trauma aj yg belum benar2 pulih..dn skarang kamu mulai bersandiwara demi menyatukan Rendra dn Arsyi,,kamu benar2 sahabat sejati Saa 🥺
Inooy
wkwkwkwk,,dengan alasan utk berterima kasih yg baik padahal kamu emg beneran pengen d suapi Arsyi hhadeuuuhh..modus mu tuaaan kaya ABG labil 🤦‍♀️
Inooy
karena kamu berharap ada rasa cemburu d hati Arsyi, tp sayang nya Arsyi biasa biasa aj tuuuh!?
kamu kesel y Reen ternyata Arsyi g cemburu dengan kedekatan mu ama Raisa 🤭
Inooy
diiih jd pengen ngakak aq, bisa2 nya Rendra berharap Arsyi cemburu karena kedekatan nya ama Raisa ckckck
Inooy
tuuh kaan kaaan,,pasti perasaan itu lambat laun akan hadir jg karena terbiasa ❤️
Inooy
senyum mu membuat hati ku berbunga bunga, Aaarr...🤭
Inooy
hihihi,,kasian banget kamu Reen jd bahan ketawaan para art muu..sabar y Reen, ambil aj hikmah nya dr sandiwara ini,,oke??
Inooy
waduuuh Raisa makin penasaran dengan status palsu nya Rendra Arsyi 🤭
Inooy
skarang kamu boleh bilang klo Raisa adalah satu2 nya istri kamu,,tp tunggu smp waktu nya tiba..aq jamin kamu bakalan lengket ama Arsyi dn kamu bakalan bucin parah ama Arsyi!!!
Inooy
makin seru cerita nya niiihh 👍👍❤️🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!