Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
" Zea siapa yang mengatakan hal itu padamu aku akan ," ucapan Axel berhenti ketika Zea tiba-tiba memegang tangan nya .
" Tuan tolong jangan menghukum setiap orang yang mau bicara dengan ku , jika tuan terus begitu aku tidak akan punya seorang pun teman " kata Zea rada merengek pada Axel .
" Ya tapi dia kurang ngajar Zea dan kamu juga kenapa lebih percaya orang lain dari pada aku hingga mempertanyakan,"
" Tuan aku hanya bertanya, jika tuan tidak mau menjawab ya sudah kenapa harus marah-marah nanti tuan hipertensi karena setiap hari marah " celetuk Zea .
" Ohhhh, jadi kamu ingin mengatakan kalau aku,"
" Tuh kan tuan marah-marah terus setiap saat emosi " kata Zea melepaskan tangan nya namun di pegang kembali oleh Axel .
" Sekarang kamu mau kemana?" tanya pertanyaan Axel tidak melepaskan tangan Zea .
" Aku mau menonton film" kata Zea .
" Tonton saja dari ponselmu jangan di tv aku ingin istirahat sekarang" kata Axel .
" Aku tidak minta di temani kok , tuan kalau ingin istirahat tidurlah dulu aku akan menonton diluar " kata Zea yang kadang heran kenapa tidak ada tv dikamar Axel padahal sangat mewah dan punya fasilitas lengkap hanya TV saja tidak ada .
" Zea masalahnya," ucapan Axel terhenti karena dia tidak mungkin mengatakan bahwa dia bisa tidur jika ada Zea disampingnya.
Kedengaran aneh namun begitulah yang Axel rasakan !!!.
" Zea jika ingin nonton film di ponsel kan bisa , mengapa harus pergi menonton keluar kamar di TV" kata Axel menggeleng pertanda tidak mengizinkan Zea .
" Tuan menonton di ponsel dan TV itu punya sensasi yang berbeda " kata Zea mencoba menjelaskan.
Axel duduk dan memanggil pelayannya " Kalian suruh bodyguard untuk meletakkan tv dan segala peralatan nya didalam kamar ini " perintah Axel.
" Pelayan besok saja tidak sekarang " kata Zea menggeleng karena sudah malam .
" Baik Nyonya " kata mereka segera keluar .
" Zea mau kamu itu apa sih " tanya Axel .
" Tuan aku,"
" Zea kamu selalu membuat kepalaku pusing bahkan aku tidak pernah mengerti dengan apa yang sebenarnya kamu inginkan " ucap Axel berbaring dan menjadikan paha Zea bantalnya.
" Karena kamu telah membuat aku pusing jadi pijit kepala ku sekarang" perintah Axel.
" Aku rasa tuan punya penyakit pusing, bagaimana bisa ada orang yang pusing setiap hari " cemberut Zea memijit kepala Axel padahal dia ingin menonton.
" Aku punya penyakit itu sejak ada kamu Zea " kata Axel tersenyum menikmati pijatan lembut Zea dikepala nya .
" Setiap hari kamu selalu mengajak aku berdebat , menanyai banyak hal , ngeyel bahkan kadang melawan padaku dan yang paling penting kamu selalu berpikir negatif terhadap ku " ucap Axel karena baru Zea yang berani begitu padanya .
" Berhenti menyalahkan aku , karena itu semua juga salah tuan yang tidak memberikan aku alasan untuk berpikir positif " pernyataan Zea .
" Setiap hari tuan selalu marah, memerintah semena-mena bahkan menekan ku bagaimana bisa aku tetap ,"
" Zea bicara yang baik-baik jangan melampaui batasan , aku rasa kamu belum lupa hukuman apa yang aku berikan pada orang yang berkata tidak baik " ucap Axel tanpa membuka matanya.
" Bahkan aku juga telah menghukum mu karena berani berpikir buruk terhadapku jadi jangan mengulangi kesalahan yang sama Zea " kata Axel tersenyum dan membuka matanya saat Zea berhenti memijit kepalanya dengan ekspresi wajah tidak terima.
" Tuan kau sudah melanggar janji dengan memaksa mencium ku padahal ,"
" Zea coba ingat-ingat kembali kamu meminta aku berjanji apa ?" tanya Axel duduk menghadap Zea dengan begitu dekat .
" Aku tidak pernah berjanji untuk tidak menyentuh mu karena bagaimana pun itu kita ," ucapan Axel berhenti ketika Zea menutup bibirnya dengan telunjuk .
" Tuan aku ingin ,"
" Kita bicara besok Zea , aku sangat mengantuk " kata Axel berbaring telentang lalu menarik selimut sangat tau sekali kalau Zea ingin Axel berjanji untuk tidak menyentuh nya .
" Tuan tapi ," ucapan Zea berhenti karena Axel sudah memejamkan matanya.
" Mmmh, bagaimana bisa dia tidur secepat itu" kata Zea dengan kesal dan berbaring memunggungi Axel .
Entah kenapa Zea merasa pria itu berpura-pura tidur agar Zea tidak bisa meminta dia berjanji .
" Baiklah aku bisa meminta nya besok " batin Zea menarik selimut.
" Zea berapa kali harus aku katakan kalau tidak sopan memunggungi orang tidur " kata Axel yang bicara dengan mata terpejam.
" Aku rasa tuan memiliki banyak mata sampai bisa tetap tau apa yang orang lakukan walaupun kedua mata utama tuan tertutup" merungut Zea berbaring menghadap Axel.
" Tuan , jangan matikan lampunya" mohon Zea dengan cepat memegang tangan Axel yang akan mematikan lampu hingga dia menindih separuh tubuh Axel .
Axel kembali membuka matanya lalu tersenyum " Zea jangan menggodaku ini sudah malam apa kamu ingin,"
" Aku tidak menggoda , aku hanya meminta tuan jangan matikan lampu itu saja " kata Zea tetap memegang tangan Axel benar-benar mencegahnya mematikan lampu.
" Ya kamu bisa memintanya secara langsung Zea mengapa harus sekalian dengan menindih , aku rasa kamu sengaja melakukan," Axel langsung memegang tangan Zea yang spontan menjauh sampai hampir jatuh kebawah ranjang karena duduk terlalu ketepi .
" Maaf, maaf tuan , aku , aku tidak bermaksud, begitu , aku ,"
" Sudah, jangan sungkan Zea jika mau kamu bisa merayap diatas tubuhku jika memang ingin karena kamu adalah istriku , tenang saja tidak akan ada seorang pun yang berani mempertahankan hal itu termasuk aku " senyum menggoda Axel menarik tangan Zea sampai kembali menindihnya.
" Tuan aku tidak ada maksud begitu " rengek Zea duduk ditengah ranjang menatap Axel yang kembali memejamkan mata.
Bagaimana bisa Axel berpikir Zea sedang menggodanya padahal Zea hanya ingin Axel tidak mematikan lampu.
" Tuan aku,"
" Zea tidurlah ini sudah malam , jangan mengajak aku berdebat lagi " kata Axel menepuk bantal disebelah nya .
" Tuan aku,"
" Zea " kata Axel yang membuat Zea langsung berbaring walaupun dengan segala rasa tidak terima di pikiran nya .
" Tuan jangan matikan lampunya" Zea kembali merengek karena Axel benar-benar mematikan lampu.
" Aku tidak bisa tidur jika lampu menyala" pernyataan Axel yang sebenarnya hanya ingin berdebat dengan Zea dan dia selalu menikmati hal itu .
" Tapi aku juga tidak bisa tidur jika lampunya dimatikan" kata Zea mengeluh .
" Apa yang kamu takutkan, ada aku disini " kata Axel yang awalnya berbaring telentang kini menghadap Zea .
" Tuan karena kita berbeda kepribadian saat tidur jadi bagaimana jika sebaiknya kita tidur di kamar yang berbeda saja " saran Zea agar mereka sama-sama nyaman .
Axel kembali menyalakan lampu " sekarang tidurlah sesuai keinginan mu " kata Axel .
" Tuan benar-benar aneh " kata Zea yang kadang juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi dalam pikiran Axel .