Khodam Leluhur

Udara pagi terasa dingin dan lembab, cahaya matahari masih samar di ufuk timur. Di kamarnya Arshy terbaring lemas setelah menangis semalaman. Pemakaman Raka dan Lina langsung dilakukan malam tadi.

Alam datang dengan membawa segelas air putih hangat beserta bubur ayam kesukaan Arshy. Ia letakan di meja samping tempat tidur, duduk perlahan di samping istrinya. Tangan nya yang mulai keriput namun tetap terlihat kekar terulur mengusap kepala istri nya.

"Sayang,makan dulu yuk ! Aku bawain bubur kesukaan kamu" Ucap nya dengan nada lembut

"Aku belum lapar " jawab Arshy lemas

Alam menatap pilu istrinya,"Sayang, jangan begitu. Kamu butuh makan,biar tetap kuat. Aku sedih lihat kamu seperti ini" Ucap Alam

Arshy menggeleng lemah,"Aku lebih sedih. Kedua anak ku,anak kita ...." Suara Arshy tercekat,Alam mata rasa sesak di dadanya membuat nya sulit bernafas. Setitik air mata lolos dari sudut matanya.

"Apa salah ku,hingga Allah menghukum ku dengan cara seperti ini ? Aku sudah gak sanggup lagi...kedua anak kita harus mengalami hal yang begitu mengerikan,nyawa mereka melayang ,aku gak kuat,..." Tangis Arshy kembali pecah ,Alam segera membawa nya ke pelukannya.Ia usap-usap punggung istrinya,air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya luruh juga. Hancur sudah pertahanan nya,ia pun ikut larut dalam tangisan istri nya.

Alam juga sama hancurnya dengan Arshy,tetapi ia berusaha kuat dan tegar untuk istri dan kedua cucunya. Meski dia juga sedih dan terpukul dengan kenyataan tetapi ada istri dan cucu-cucunya untuk dia kuatkan,jika dirinya tak bisa tegar dan kuat maka siapa yang akan menguatkan istri dan kedua cucunya.

Alam menarik nafas dalam-dalam,sebelum berucap."Iya,...aku tahu,gimana perasaan mu. Aku juga sama,sayang. Hati aku sakit,siapa yang tak sakit setelah mendapatkan musibah seperti ini. Tapi mungkin ini sudah takdirnya begini , anak-anak kita diambil dengan cara seperti ini. Ini ujian untuk kita ,agar kita bisa lebih sabar, ikhlas,dalam menjalani kehidupan "Ucap Alam dengan suara seraknya.

"Ingat,masih ada Pandu dan Saras yang membutuhkan kita,jika kita tidak kuat bagaimana dengan mereka ? " lanjut nya

"Pandu ....Saras...." lirih Arshy seakan baru mengingat kedua cucunya.

"Mereka mana ?" tanya nya kemudian.

"Mereka di luar. Untuk saat ini ada Laila,Tasya dan yang lain mengurus mereka" Jawab Alam

Arshy menghela nafas berat,ia baru sadar jika dirinya telah salah karena mengabaikan kedua cucunya yang kini lebih membutuhkannya. Kesedihan nya membuatnya lupa segalanya,tapi kini ia menyesal dan begitu merasa bersalah terhadap kedua cucunya.

"Ya udah,sekarang kamu makan. Abis itu minum obat lalu istirahat " Ucap Alam halus

Arshy mengangguk lemah,ia lalu makan dengan disuapi suami nya.

Arshy menatap Alam dengan lesu,"Untuk tahlilan nanti , bagaimana ?"Tanya nya

"Kamu gak usah mikirin itu,biar itu jadi urusan Arash dan yang lain.Sekarang kamu fokus sama kesehatan kamu ya" Ucap Alam,Arshy pun kembali mengangguk.

Hari-hari berganti,waktu pun berlalu tanpa terasa tetapi luka akan kehilangan orang-orang terkasih masih menyelimuti di hati. Dari musim ke musim dari tahun ke tahun semua berlalu dengan berbagai kisah. Tak terasa kini Saras sudah memasuki bangku SMA. Saras tumbuh menjadi gadis yang cantik,ceria ,pintar,dan mudah bergaul dengan siapapun. Banyak teman-teman yang menyukainya karena sikap nya yang selalu baik pada siapapun.

Dengan harapan baru,gadis itu terlihat begitu bersemangat untuk berangkat sekolah. Setiap hari Saras diantar jemput oleh sopir dan ada beberapa bodyguard yang menjaga nya dari kejauhan. Hal itu dilakukan mengingat peristiwa nahas yang terjadi pada kedua orang tua dan juga om Tante nya. Tahun lalu Alam baru mengetahui jika kecelakaan yang menimpa anak-anak nya memang karena ulah seseorang tetapi sampai saat ini ia belum mengetahui siapa pelakunya. Bukan tak ingin mencari tahu tetapi ia sudah kerahkan banyak anak buah nya untuk mencari tahu tetapi entah bagaimana ceritanya,semua yang dilakukan anak buah nya nampak sia-sia. Tak ada titik terang apapun untuk memecahkan misteri kematian anak-anak nya.

Maka yang dilakukan nya saat ini adalah melindungi kedua cucunya dengan memberikan mereka bodyguard, tetapi tentu secara diam-diam tak ingin kedua cucunya terlihat mencolok. Bahkan untuk mencegah segala kemungkinan yang terjadi,ia meminta Saras dan Pandu untuk merahasiakan identitas mereka.

Saras berjalan di koridor sekolah yang sudah sepi karena proses mengajar telah dimulai beberapa menit yang lalu. Gadis itu sebenarnya sudah sampai pagi-pagi sekali bahkan saat pintu pagar sekolah belum dibuka ia sudah sampai. Tetapi ia menunggu jam masuk di ruangan wali kelas nya.

Di samping nya,wali kelas nya berjalan sambil menjelaskan ruangan-ruangan yang mereka lewati.

"Nah di sini kelas kamu,ayok kita masuk dan perkenalkan diri kamu pada teman-teman mu di dalam !" Ucap wali kelas nya sambil tersenyum

"Iya Bu" Sahut Saras

Suara riuh murid-murid di dalam kelas terdengar sampai ke luar. Salah satu murid melihat ke arah luar segera memberi tahu teman-teman nya jika gurunya sudah datang.

"Hey shuutthh...! Bu Jasmin sudah datang !" Seru nya setengah berteriak

Semua murid segera duduk dan merapikan diri di bangku masing-masing. Ada yang memasang wajah serius dengan buku yang terbuka di meja nya,ada yang pura-pura menulis sesuatu di buku tulis nya,ada pula yang hanya duduk manis seolah tengah menunggu guru dengan tenang dan tertib. Namun sang wali kelas rupanya sudah hafal betul bagaimana kelakuan anak-anak murid nya ketika kelas kosong tak ada pengajar. Guru hanya mendengus kecil saat memasuki ruang kelas. Ia masuk bersama Saras.

Bisik-bisik para murid terdengar begitu melihat Saras. Mereka tentu penasaran siapa murid baru itu.

"Selamat pagi anak-anak..." Ucap guru membuka percakapan

"Selamat pagi ,Bu...." Sahut muridnya serempak

"Pagi ini kita kedatangan murid baru,namanya Saras. Saras, silahkan perkenalkan dirimu pada teman-teman mu ! " Ucap wali kelas sambil tersenyum

Saras mengangguk, gadis itu menatap semua teman-teman barunya sebelum menyapa mereka.

"Hai,nama aku Putri G Saraswati,kalian bisa panggil aku dengan nama Saras saja,karena Oma ,OPa dan kakak ku juga memanggil ku dengan nama Saras " Ucap gadis itu sambil melambaikan tangan nya

Namun tiba-tiba ada yang berceletuk," Kalau Oma,Opa ,dan kakak kamu manggil kamu Saras ,lalu mama papa kamu manggil kamu apa?"

Saras diam sejenak, pertanyaan teman barunya itu sedikit menyinggung perasaannya,walau bagaimanapun ia lahir berbarengan dengan kematian kedua orangtuanya,seketika raut wajah nya berubah.

"Mama sama papa aku sudah meninggal,jadi hanya ada Oma ,Opa ,dan kakak ku" Ucap nya lirih

Semua teman-teman nya

"Tapi...ada keluarga Oma aku dan sepupu-sepupu aku yang juga manggil aku Saras. Jadi kalian juga panggil aku Saras saja " Lanjut Saras sambil tersenyum

Semua teman-teman nya saling lirik,mereka jadi merasa tidak enak hati pada Saras. Wali kelas pun nampak terkejut dengar nya,ia tak menyangka jika murid baru nya itu merupakan anak yatim-piatu.

"Saras...maaf ya,aku tidak tahu. Aku tidak bermaksud menyakiti hati kamu " Ucap teman yang tadi bertanya

Saras tersenyum ramah," Iya,gak apa-apa. Wajar kalau kalian bertanya ,kan biar tahu ,kalau gak nanya aku juga gak bakal kasih tahu. Tenang saja aku gak apa-apa kok " Ucap Saras sambil tersenyum

"Oh iya Saras,inisial G nama kamu apa ,kok kamu gak sebutin tadi ? " Tanya teman nya yang duduk di bangku depan

"Hmm....kalau aku sebutin terlalu panjang,jadi aku singkat saja" Jawab Saras beralasan,padahal alasan nya cuman satu yaitu merahasiakan jati dirinya. Jika ia sebutkan bukan tak mungkin semua orang akan langsung tahu siapa dirinya sebenarnya. Tak hanya itu,bahkan nama Saras pun disamarkan sebagian atau ditiadakan ,tetapi di kartu keluarga, tetap nama asli nya yang tertulis.

"Sudah-sudah...nanti kalian lakukan sesi tanya jawab kalau sudah jam istirahat ! Sekarang silahkan kamu duduk di bangku mu,pelajaran akan segera dimulai " Ucap Wali kelas segera meminta Saras untuk duduk.

Saras mengangguk ,lalu berjalan menuju bangku kosong yang ada di barisan belakang. Akan tetapi begitu ia duduk di bangku nya perasaan nya mulai tak enak. Bulu kuduk nya berdiri,desiran halus di tubuh nya membuat nya merinding seketika.

"Kenapa tiba-tiba ruangan nya jadi dingin begini,sampai merinding aku " Gumam nya.

Tanpa di sadarinya,sesosok hantu wanita dengan rambut panjang menutupi wajah berdiri tepat di belakang nya.

(gambar hanya pemanis)

Saras dari lahir sebenarnya memiliki kemampuan khusus,tetapi karena perlindungan dari Arshy membuat kemampuan nya tertutupi.

......