NovelToon NovelToon
Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Nocturnalz

Di dunia yang dipenuhi oleh para gamer kompetitif, Kenji adalah sebuah anomali. Ia memiliki satu prinsip mutlak: setiap game yang ia mulai, harus ia selesaikan, tidak peduli seberapa "ampas" game tersebut. Prinsip inilah yang membuatnya menjadi satu-satunya pemain aktif di "Realms of Oblivion", sebuah MMORPG yang telah lama ditinggalkan oleh semua orang karena bug, ketidakseimbangan, dan konten yang monoton. Selama lima tahun, ia mendedikasikan dirinya untuk menaklukkan dunia digital yang gagal itu, mempelajari setiap glitch, setiap rahasia tersembunyi, dan setiap kelemahan musuh yang ada.
Pada sebuah malam di tahun 2027, di dalam apartemennya di kota metropolitan Zenith yang gemerlap, Kenji akhirnya berhasil mengalahkan bos terakhir. Namun, alih-alih layar ending credit yang ia harapkan, s

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturnalz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Arsip yang Tenggelam

Pagi setelah perburuan ramuan, kami berkumpul di kantor, meninjau kembali daftar misi kami. Di atas kertas, tertulis dua tujuan utama yang tersisa sebelum kami bisa mempertimbangkan untuk pindah ke stasiun pemadam kebakaran: peralatan yang layak untuk Ryo dan amunisi yang lebih baik untuk Anya.

"Pilihan yang jelas adalah pergi ke toko perangkat keras di Sektor 11," kataku sambil menunjuk ke sebuah titik di peta darurat yang telah kugambar. "Tapi tempat itu kemungkinan besar masih dipenuhi oleh para Gremlin. Pertarungan yang berisiko dan melelahkan. Untuk ujung panah... kita harus masuk lebih dalam ke terowongan kereta bawah tanah untuk mencari Laba-laba Kristal, pertarungan yang lebih berbahaya lagi."

Aku berhenti sejenak, menatap mata mereka yang penuh antisipasi. "Tapi," lanjutku, "ada pilihan ketiga. Sebuah jalan pintas. Sebuah tempat yang hanya aku yang tahu."

Ingatan sempurnaku menyajikan sebuah lokasi yang telah terkubur di benakku selama bertahun-tahun. Sebuah anomali yang kutemukan secara tidak sengaja saat menjelajahi "Realms of Oblivion" di masa-masa level tinggiku.

"Dulu, saat aku menjelajahi sistem kanal tua Zenith di dalam game, aku menemukan sebuah anomali," jelasku. "Sebuah dungeon rahasia yang tidak ada di peta mana pun. Namanya 'Arsip Tenggelam Milik Sang Juru Tulis'. Dungeon itu hanya muncul setelah kondisi cuaca tertentu terpenuhi."

"Dan apa istimewanya tempat itu?" tanya Ryo, terpesona.

Di sinilah letak ironinya. "Istimewanya adalah, saat aku menemukannya, aku tidak bisa masuk," jawabku. "Aku sudah Level 87 saat itu. Dan di depan pintu masuknya, ada sebuah penghalang sistem yang jelas: [Hanya mereka yang berada di bawah Level 15 yang boleh masuk]."

Wajah Anya dan Ryo langsung bersinar penuh pemahaman. Sebuah dungeon level rendah yang dikunci untuk pemain level tinggi. Di dalam game, itu adalah sebuah kekecewaan besar bagiku, sebuah rahasia yang tak akan pernah bisa kuungkap. Tapi sekarang, di dunia ini, di mana levelku baru 9, batasan itu telah berubah menjadi sebuah undangan eksklusif.

"Aku tidak pernah tahu apa isinya," kataku. "Tapi rumor di forum-forum lama mengatakan dungeon itu menjatuhkan item-item yang berhubungan dengan 'presisi' dan 'kerajinan'. Ini pertaruhan, tapi aku yakin ini adalah jawaban untuk kedua masalah kita sekaligus."

Tidak perlu ada perdebatan lagi. Prospek untuk menjarah dungeon rahasia yang belum pernah terjamah jauh lebih menarik daripada harus melawan Gremlin atau Laba-laba.

Kami berangkat satu jam kemudian. Aku memimpin kami melalui jalan-jalan yang berbeda, menuju distrik kota yang lebih tua di dekat sungai. Di sini, bangunan-bangunan bergaya lama berdiri megah di samping kanal-kanal air yang kini keruh dan ditumbuhi tanaman merambat aneh.

Aku berhenti di sebuah jembatan batu tua yang melintasi salah satu kanal. Aku mengingatnya dengan jelas. "Ini tempatnya."

Tidak ada pintu, tidak ada portal. Hanya sebuah jembatan biasa. Tapi aku tahu rahasianya. Aku berjalan ke pagar jembatan dan menemukan tiga ukiran rune kecil yang nyaris tak terlihat, tertutup oleh lumut. Aku menyentuhnya dalam urutan yang benar—angin, air, lalu pengetahuan.

Sesaat, tidak ada yang terjadi. Kemudian, air di bawah jembatan mulai berputar, menciptakan sebuah pusaran air kecil. Dari tengah pusaran itu, sebuah tangga batu yang bersinar dengan cahaya biru lembut perlahan-lahan naik ke permukaan, kering dan mengundang.

Saat kami mendekati puncak tangga, sebuah panel sistem transparan muncul di hadapan kami.

[Dungeon Tersembunyi: Arsip Tenggelam Milik Sang Juru Tulis]

[Level yang Direkomendasikan: 10]

[Batas Level Masuk: 15]

"Luar biasa," bisik Ryo.

"Ayo," kataku. "Jangan buang waktu."

Kami menuruni tangga, memasuki dunia lain. Udara di dalam terasa sejuk dan lembap, berbau seperti kertas tua, ozon, dan sihir yang samar. Kami berada di sebuah perpustakaan melingkar yang luas. Rak-rak buku setinggi langit-langit terbuat dari batu tahan air, dipenuhi oleh gulungan-gulungan dan buku-buku bersampul kulit yang anehnya masih utuh meskipun berada di bawah air. Cahaya biru lembut memancar dari rune-rune yang terukir di dinding, menerangi tempat itu dengan suasana yang sakral sekaligus menakutkan.

Tempat ini tidak dijaga oleh monster buas. Penjaganya jauh lebih tematik.

Dari genangan tinta hitam di lantai, muncullah makhluk-makhluk pertama. [Slime Tinta - Level 8]. Mereka menyerang dengan menembakkan gumpalan tinta yang bisa membutakan kami sementara. Di belakang mereka, beberapa gulungan perkamen yang melayang di udara tiba-tiba membentuk diri menjadi sosok-sosok humanoid yang tajam. [Golem Kertas - Level 9]. Mereka menyerang dengan tebasan cepat yang bisa menyebabkan status [Pendarahan].

Gada Ogre-ku terlalu besar dan tidak praktis untuk koridor-koridor sempit ini. Aku menyimpannya dan mengeluarkan kapak besiku.

"Anya, Golem Kertas itu milikmu!" teriakku. "Mereka cepat dan rapuh, sempurna untuk belatimu! Ryo, gunakan [Lentera Mana]! Cahayanya seharusnya bisa mengganggu Slime Tinta itu!"

Pertarungan pun dimulai. Ini bukan pertarungan kekuatan, melainkan strategi. Anya melesat maju, [Moonfang Dagger]-nya menari-nari di udara. Bilah peraknya yang tajam merobek Golem Kertas dengan mudah, mengubah mereka kembali menjadi tumpukan sobekan perkamen. Sementara itu, Ryo mengangkat lenteranya tinggi-tinggi. Cahaya biru yang stabil itu membuat Slime Tinta mendesis kesakitan, tubuh cair mereka tampak goyah dan tidak stabil.

Aku memanfaatkan celah itu, menebas dan menembakkan [Void Pulse] pada para Slime, menghancurkan inti mereka. Kami bergerak sebagai satu kesatuan, setiap anggota tahu persis apa peran mereka.

Saat kami maju lebih dalam, kami bertemu dengan penjaga ketiga: [Roh Pustakawan - Level 10]. Hantu-hantu transparan yang melayang di antara rak-rak, tidak menyerang secara fisik, melainkan mengucapkan mantra-mantra debuff yang mengganggu.

[Mantra Senyap] membuatku tidak bisa menggunakan [Void Pulse]. [Mantra Lambat] membuat gerakan lincah Anya menjadi berat.

Sekali lagi, Ryo menjadi pahlawan yang tak terduga. Terungkap bahwa Class [Teknisi Mana] miliknya memberinya resistensi pasif terhadap gangguan sihir. Mantra-mantra itu tidak terlalu memengaruhinya. Ia berjalan maju dengan perisai terangkat, menyerap sebagian besar debuff itu, sementara aku dan Anya fokus menghabisi para roh dengan serangan fisik.

Setelah melewati beberapa aula dan koridor, kami akhirnya tiba di sebuah ruangan bundar yang sangat besar: Athenaeum Sang Juru Tulis. Di tengah ruangan, di atas sebuah panggung batu, berdiri penjaga terakhir.

Itu adalah sebuah golem raksasa yang seluruhnya terbuat dari buku-buku yang menyatu, diikat oleh tinta sihir yang gelap. Di atasnya, melayang sebuah pena bulu raksasa dari logam, ujungnya bersinar dengan energi.

[Golem Penjaga Arsip - Level 12]

HP: 2000/2000

Skill: [Badai Kertas], [Rune Pengikat], [Tusukan Tinta]

Kelemahan: Inti di tengah dada, Pena Bulu sebagai sumber sihir.

"Itu bosnya," kataku. "Anya, targetmu adalah pena bulu itu! Hancurkan itu, dan ia akan kehilangan kemampuannya untuk merapal sihir! Ryo, terus sinari bagian tengah tubuhnya dengan lentera, coba cari inti yang disebutkan di kelemahannya! Aku akan menarik perhatiannya!"

Aku menerjang maju. Si Golem Penjaga langsung bereaksi. Pena bulunya menari di udara, menulis rune-rune kompleks. [Rune Pengikat]! Rantai-rantai tinta sihir melesat dari lantai, mencoba menangkapku. Berkat ingatanku tentang pola serangannya, aku berhasil menghindarinya.

"Sekarang!" teriakku.

Saat si Golem fokus padaku, Anya melesat dari samping, memanjat tumpukan buku yang roboh dan melompat ke arah pena bulu itu. Ia menyerangnya di udara, [Moonfang Dagger]-nya beradu dengan logam sihir, menciptakan percikan api.

Sementara itu, Ryo mengarahkan cahaya lenteranya ke dada si Golem. Cahaya itu membuat tinta sihir yang mengikat buku-buku itu sedikit memudar, menampakkan sebuah buku tebal yang berdenyut dengan cahaya merah—intinya.

Golem itu meraung, mengabaikan Anya sejenak dan menembakkan rentetan kertas setajam silet ke arah Ryo. [Badai Kertas]! Aku segera melompat di depan Ryo, menangkis badai itu dengan kapak dan tubuhku. Beberapa kertas berhasil menembus pertahananku, meninggalkan goresan-goresan pedih. [-80 HP].

"Terus serang penanya, Anya!" teriakku, menahan rasa sakit.

Anya, melihatku terluka, mengeluarkan pekikan marah dan menyerang dengan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan satu tusukan terakhir yang kuat, ia berhasil meretakkan pena bulu itu. Benda itu jatuh ke lantai dan hancur.

Kemampuan si Golem untuk merapal sihir lenyap. Kini ia hanyalah tumpukan buku yang marah. Intinya kini terbuka lebar berkat cahaya Ryo.

Aku menyeringai. "Giliranku."

Aku menembakkan [Void Pulse] terkuatku, tepat ke arah buku yang berdenyut itu. Golem itu meraung kesakitan saat energi gelap melahap intinya. Ikatan sihir yang menyatukannya lenyap, dan golem raksasa itu runtuh menjadi tumpukan ribuan buku yang tak bernyawa.

Kami berhasil.

Di belakang panggung tempat golem itu berdiri, sebuah dinding batu bergeser, menampakkan sebuah ruangan kecil yang tersembunyi. Ruang harta karun.

Di dalamnya, tidak ada emas atau permata. Hanya ada tiga benda yang diletakkan di atas tiga tumpuan batu.

Di tumpuan pertama, ada sebuah kotak kayu yang diukir dengan indah. Aku membukanya. Di dalamnya, tergeletak di atas sutra, adalah satu set perkakas kecil—tang, obeng, palu presisi, dan kaca pembesar. Setiap alat bersinar dengan aura sihir yang samar. [Perkakas Presisi Sang Juru Tulis - Rare]. Memberikan bonus besar pada keberhasilan dan kualitas kerajinan.

Di tumpuan kedua, ada sebuah tempat anak panah dari kulit. Di dalamnya, ada dua puluh anak panah yang bulunya terbuat dari bulu burung perak dan ujungnya terbuat dari ujung pena logam yang diasah tajam. [Anak Panah Pena Bertuah - Rare]. Memiliki properti [Menusuk Zirah] minor.

Dan di tumpuan terakhir, ada sebuah buku tebal bersampul perak. [Buku Skill: Pesona Minor].

Aku mengambil perkakas itu dan menyerahkannya pada Ryo, yang menerimanya dengan tangan gemetar seolah-olah itu adalah artefak suci. Aku memberikan tempat anak panah itu pada Anya, yang matanya berbinar saat merasakan kekuatan sihir dari setiap anak panah.

Buku skill itu... akan menjadi proyek Ryo selanjutnya, setelah levelnya cukup tinggi. Itu akan memungkinkan kami untuk menambahkan efek magis pada senjata dan zirah yang kami buat.

Kami telah memasuki dungeon ini untuk mencari solusi atas masalah jangka pendek kami. Tapi kami keluar dengan kunci untuk keunggulan jangka panjang kami. Aku menatap harta karun di tangan teman-temanku. Menunggu lima tahun untuk membuka rahasia dungeon ini... ternyata sangat sepadan.

1
Babymouse M
Uppppp🔥
Mamimi Samejima
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
Shishio Makoto
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
Nocturnalz: terimakasih dukungannya, saya usahakan untuk update secepatnya
🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!