"Aku mau putus!"
Sudah empat tahun Nindya menjalin hubungan dengan Robby, teman sekelas waktu SMA. Namun semenjak kuliah mereka sering putus nyambung dengan permasalahan yang sama.
Robby selalu bersikap acuh tak acuh dan sering menghindari pertikaian. Sampai akhirnya Nindya meminta putus.
Nindya sudah membulatkan tekatnya, "Kali ini aku tidak akan menarik omonganku lagi."
Tapi ini bukan kisah tentang Nindya dan Robby. ini kisah tentang Nindya dan cinta sejatinya. Siapakah dia? Mampukah dia melupakan cinta Robby? dan Apakah cinta barunya mampu menghapus jejak Robby?
Happy reading~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ginevra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Break
Genre : romance
Judul : with you again
Tokoh : Nindya, robby, denis, burhan
.
.
.
.
Happy reading
Bab 1 Break
"Aku mau kita putus!" Seru Nindya. Lagi-lagi Nindya meminta putus ke Robby. Mungkin dia mengatakannya setiap 3 bulan sekali. Sebenarnya itu lebih jarang daripada yang ia katakan dipikirannya. Mungkin bisa seminggu sekali?
"Putus lagi putus lagi, nggak bosan apa?" Kata Robby. Namun kali ini Nindya sudah membulatkan tekadnya. Pasalnya sudah 4 tahun hubungan mereka mentok gak ada kemajuan. Robby selalu hilang timbul tenggelam setiap hari. Dan Nindya tidak pernah bisa mengerti apa yang ada di pikiran Robby.
"Kita sudah 4 tahun pacaran rob, mulai SMA kelas 2 sampai sekarang kita sudah kuliah semester 4 kita gini-gini aja, " jelas Nindya.
"Gini-gini aja gimana? Kita baik-baik aja selama ini. Kita juga sering ketemu kan?" Jawab Robby.
"Sering ketemu? 4 bulan sekali kamu anggap sering ketemu? Bahkan service motorku lebih sering daripada pertemuan kita," "sudahlah, kita putus aja!" Tambah Nindya.
"Ya udah terserah kamu aja. " Jawab Robby.
Percakapan itu mengakhiri obrolan whatsapp mereka. Ya, mereka memang sedang dalam hubungan LDR (long distance relationship). Ini karena tempat kuliah mereka berbeda kota. Nindya di Semarang dan Robby di Malang. Terbesit perkataan temannya sebelum lulus SMA di benak Nindya.
"Kamu gak ikut kuliah di Malang bareng Robby?" Tapi saat itu Nindya berpendapat bahwa mimpinya lebih berharga dari cintanya. Nindya gak mau mengorbankan cita-citanya hanya untuk sekedar bisa bersama Robby setiap hari.
Mengapa begitu? Karena setiap kampus memiliki jurusan unggulannya masing-masing. Dan universitas pilihan Robby tidak unggul di jurusan yang diinginkan Nindya. Jadi Nindya berpikir kalau memang hubungannya dengan Robby telah ditakdirkan maka jarak mereka tidak akan jadi masalah.
Namun terbukti pikiran itu salah. Kini hubungan keduanya telah kandas. Setelah obrolan terakhirnya, Nindya menangis sesegukan dibalik bantalnya karena dia gak mau teman sekamar kosnya khawatir.
Ditengah-tengah tangisnya, ia berusaha untuk tidak mengajak balikan robby. Sudah berulang kali ini terjadi dan permasalahannya itu-itu aja. Nindya selalu yang mengajak balikan. Dia yang mutusin, dia juga yang ngajak balikan dan minta maaf.
"Stop nin!kamu gak boleh lemah! Kali ini kamu harus bener-bener bisa melepas Robby. Sudah cukup kamu uring-uringan setiap hari. Oke?" Nindya berusaha menguatkan hatinya.
Yang membuat Nindya susah untuk melepaskan Robby adalah permasalahan yang dihadapi cuma sepele. Robby tidak pernah selingkuh, dia juga bukan maniak game atau hobi lain. Robby adalah sosok setia namun juga sangat cuek. Nah itu dia, Robby sangat cuek.
Bahkan dia bisa tidak chat Nindya seharian karena alasan baterai lowbatt atau rusak. Dia juga pernah beralasan nongkrong dengan temannya dan tidak bawa hp. Tapi jangan curiga, robby bukan tukang selingkuh. memang alasan itu benar adanya dan Nindya tahu itu.
Iya... Nindya tahu kalau alasan itu tidak dibuat-buat. Memang Robby orang yang seperti itu, dia tidak terlalu menganggap komunikasi itu penting. Baginya aku mencintaimu, ya udah, terus mau apalagi?
Itu yang membuat Nindya merasa seperti mencintai sendiri. Dia yang selalu merasa khawatir sendiri saat chatnya nggak dibalas. Dia juga merasa kangen sendirian saat mereka jarang ketemu. Dan anehnya hal itu sudah ia rasakan sejak mereka kuliah.
Tapi Nindya selalu berusaha meyakinkan dirinya kalau ini semua cuma rasa kesepiannya saja. Nanti kalau mereka bertemu pasti rasa kesepian itu hilang. Memang benar apa yang diyakininya. Saat mereka berdua ketemu, tentu saja saat liburan semesteran, hubungan mereka berdua kembali menghangat. Tidak ada lagi pikiran jelek seperti robby tidak lagi mencintainya atau pikiran jelek lainnya.
Hubungan hangat itu akan bertahan selama seminggu atau dua minggu setelahnya. Mereka sering chat, telponan, dan saling mention. Namun 3 minggu dan seterusnya hubungan mereka kembali dingin. Kejadian itu terus berulang-ulang sampai akhirnya Nindya mengaku kalah.
.
.
.
.
.
"Hubungan ini benar-benar melelahkan."
.
.
.
.