KEKUATAN NAGA KENAPA BISA ADA DI TANGAN BOCAH INI? PLOT TWIST-NYA: DIA BISA KUASAI SEMUA ELEMEN!
Bayangin: di dunia Aethoria yang isinya cuma soal kekuatan elemen, ada Vincent Kai, cowok misterius dari Suku Naga, yang diam-diam punya cheat code paling gila. Dia bukan cuma kuat, tapi Juga Overpower—dia bisa ngendaliin semua elemen! Rahasia ini harus dia sembunyikan dalam-dalam biar dunia enggak chaos.
Masalahnya, dunia fantasi mana yang damai terus?
Datanglah Ash Falnes Phoenix, dengan ambisinya yang setinggi langit, ingin membuat Aethoria tunduk di bawah kakinya. Rencana jahat Ash ini jelas mengancam keseimbangan Antara Suku Starlight, Aquaria, Terra, Sylvan, Aeolus, dan lainnya.
Ini bukan lagi sekadar petualangan biasa, ini pertaruhan hidup-mati yang penuh intrik, pengkhianatan, dan epic battle.
Vincent sekarang dihadapkan pada pilihan paling berat: terus hide and seek dengan kekuatannya sambil melihat dunia hancur, atau come out dan terima takdirnya?
Status : Daily Update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zan Apexion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6: Pelarian, Kekuatan, dan Ramalan Misterius
Cerita dimulai dengan memperlihatkan Armin yang sedang berlari secepat mungkin sambil mengendong Vincent, berusaha untuk menjauhkan diri dari kejaran Evan. Mereka berdua tidak tahu kemana mereka akan pergi, yang penting adalah mereka harus tetap hidup.
"Armin, kemana kita harus pergi?" tanya Vincent
"Aku tidak tahu, Vincent," jawab Armin, matanya terus memandang ke sekeliling. "Tapi kita harus terus bergerak. Evan tidak akan menyerah begitu saja."
Mereka terus berlari sejauh mungkin, Tiba-tiba, Armin berhenti berlari. "Tunggu," katanya, matanya terfokus pada sesuatu di depan.
Vincent mengikuti arah pandang Armin dan melihat sebuah sebuah bangunan tua di depan mereka. "Bangunan itu?" tanya Vincent.
Armin mengangguk. "Kita bisa bersembunyi di sana untuk sementara waktu."
Mereka berdua berlari menuju tempat itu dan masuk ke dalamnya. Di dalam bangunan tua itu, mereka bernafas lega dan berusaha untuk memulihkan diri.
"Tapi berapa lama kita bisa bersembunyi di sini?" tanya Vincent, suaranya menandakan kekhawatiran.
Armin tidak menjawab. Ia hanya memandang ke depan, pikirannya sedang memikirkan langkah selanjutnya.
Disini terungkap bangunan tua itu terletak di tengah hutan lebat dalam sebuah dimensi yang berbeda (ruangan rahasia), Mereka tidak tahu di mana ini. Suasana terlihat begitu mengkhawatirkan di mana selama pelarian ternyata tanpa sadar Armin terluka saat pertempuran tadi akibatnya darah mengucur dari perutnya ternyata luka tersebut cukup parah sehingga membuat kondisinya kian memburuk, sedangkan Vincent hanya luka ringan akan tetapi karena khawatir dengan keadaan Armin, ia berusaha untuk menyembuhkannya dengan kemampuan yang dimilikinya.
Vincent memeriksa luka-luka Armin dengan hati-hati, wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran. Ia tidak bisa membiarkan Armin terluka parah dan berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Kemudian Dengan menggunakan kemampuan yang dimilikinya, Vincent mulai menyembuhkan luka-luka Armin.
"Aku tidak bisa bergerak lagi," kata Armin, sambil menggigit bibirnya karena kesakitan. "Kau harus meninggalkanku dan mencari cara untuk melarikan diri dari tempat ini, karena tempat ini belum aman sepenuhnya."
"Tidak," kata Vincent, sambil menggelengkan kepala.
"Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan mencari cara untuk menyembuhkanmu dan kemudian kita akan keluar dari sini bersama-sama."
Armin tersenyum lemah, matanya dipenuhi dengan rasa syukur.
"Kau selalu seperti ini, Vincent. Selalu memikirkan orang lain sebelum diri sendiri."
Vincent tidak menjawab, dia sibuk memeriksa luka-luka lain pada Armin dan mempercepat proses menyembuhkannya. Setelah beberapa saat, Vincent berhasil menyembuhkan luka-luka Armin.
"Kau harus beristirahat sekarang," kata Vincent, sambil membantu Armin berbaring di atas sebuah batu besar yang permukaannya datar dan bisa digunakan untuk membaringkan armin.
"Aku akan pergi mencari informasi tentang tempat ini." Ucap Vincent
Armin mengangguk, walaupun dia masih khawatir. "Berhati-hatilah, Vincent. Kita tidak tahu apa yang ada di sini." Ucap Armin dengan nada bicara pelan dan tubuhnya yang sekarang terlihat lemah dan butuh waktu untuk pemulihan.
Vincent mengangguk dan meninggalkan Armin sendirian. Ia berjalan di sepanjang koridor bangunan yang gelap dan sunyi, kemudian ia menggunakan salah satu tekniknya untuk menerangi jalan dan mencari tahu apa yang ada di tempat ini. Suara langkah-langkahnya bergema di dinding-dinding bangunan, membuatnya merasa seperti sedang diikuti.
Setelah beberapa saat berjalan, Vincent menemukan sebuah perpustakaan tua yang terletak di arah timur bangunan. Ia masuk ke dalam perpustakaan itu, berharap menemukan informasi tentang tempat apa ini.
Di dalam perpustakaan itu, Vincent menemukan banyak buku dan dokumen yang sudah berdebu dan tanda-tanda sudah lama tidak disentuh. Ia mulai mencari informasi tentang tempat ini, dan setelah beberapa saat, ia tanpa sengaja menemukan sebuah buku yang tebal dan berdebu.
Vincent membersihkan debu pada buku ini menggunakan tangannya, kemudian saat ia melihat tulisan diatas buku itu, ternyata Buku itu berjudul "Sejarah Suku Phoenix". Vincent membuka buku itu dan mulai membaca. Ia menemukan catatan tentang teknik pengendalian api dan angin yang dimiliki oleh Evan, yang ternyata merupakan salah satu kemampuan yang diwariskan dalam suku Phoenix.
Sementara itu, Beberapa Minggu telah berlalu, Evan terus melakukan pencarian dan telah mencari Vincent dan Armin di seluruh hutan, tapi tidak berhasil menemukan mereka. Ia akhirnya menyerah dan memutuskan untuk pulang ke suku Phoenix. Ia berjalan bersama sisa pasukan nya di tengah hutan, dengan rasa lelah dan cedera ringan setelah pertempuran antara ia dengan Armin dan pasukannya yang sudah kehabisan perbekalan-nya.
Setelah berjalan beberapa saat, ia melihat cahaya di kejauhan. Ia tidak sadar bahwa cahaya itu berasal dari api unggun suku Phoenix yang terlihat dari kejauhan, pertanda bahwa daerah suku Phoenix sudah dekat. Evan pun mempercepat langkahnya, berharap bisa segera tiba di suku Phoenix.
Didalam hatinya ia merasa sedikit lega, karena akhirnya ia bisa beristirahat dan memulihkan diri.
Ketika Evan dan sisa pasukannya tiba di suku Phoenix, ia disambut oleh beberapa anggota suku yang sedang berjaga. Mereka melihat Evan dengan khawatir, karena Evan terlihat lelah dan cedera.
"Evan, apa yang terjadi?" tanya salah satu anggota suku. "Kamu terlihat lelah dan cedera."
Evan menggelengkan kepala, tidak ingin membicarakan pertempuran sebelumnya. "Aku baik-baik saja," kata dia. "Aku hanya perlu beristirahat."
Anggota suku itu mengangguk, tapi Evan bisa melihat kekhawatiran di matanya. "Baiklah, Evan," kata dia. "Kamu bisa beristirahat di kediaman mu. Kami akan memberitahu ketua suku bahwa kamu sudah kembali."
Evan terus berjalan menuju rumahnya, ia merasa lelah dan sakit, tapi juga merasa lega karena sudah kembali ke suku Phoenix. Kemudian, ia membuka pintu rumahnya dan masuk ke dalamnya.
Di dalam rumah, ia masih memikirkan tentang pertempuran sebelumnya dan alasan mengapa dia merasa kesulitan menghadapi Armin dengan kekuatan yang dimilikinya. Kemudian Ia berharap bisa menemukan cara untuk meningkatkan kekuatannya serta mengalahkan Armin dan menangkap Vincent. Tapi untuk sekarang, ia hanya ingin beristirahat dan memulihkan diri.
Selanjutnya, ia langsung menuju ke kamar tidurnya. Dengan langkah yang berat dan kaki yang terasa seperti terikat beban, Evan menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur, membiarkan lelahnya mengambil alih. Jerami kering yang dilapisi kulit binatang sebagai kasur menyambut tubuhnya, ia merasa sangat lelah sehingga tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Setelah beristirahat sejenak, Evan bangun dan menuju ke ruang pelatihan suku Phoenix. Ia ingin meningkatkan kekuatannya dan mengalahkan Vincent. Di ruang pelatihan, Evan melihat beberapa anggota suku yang sedang berlatih. Mereka menggunakan berbagai macam teknik untuk meningkatkan kekuatan mereka.
Kemudian, Evan mendekati salah satu anggota suku, seorang pria tua yang memiliki kekuatan api yang sangat kuat.
"Kakek Ragnar, saya ingin meminta bantuan Anda," kata Evan.
Kakek Ragnar menoleh ke arah Evan dan mengangguk. "Apa yang kamu butuhkan, Evan?" tanya dia.
"Saya ingin meningkatkan kekuatan saya," kata Evan. "Saya ingin menjadi lebih kuat dan mengalahkan seseorang."
Kakek Ragnar tersenyum. "Baiklah, Evan. Saya akan membantu kamu. Tapi kamu harus siap untuk menghadapi tantangan yang berat."
Evan mengangguk, merasa yakin bahwa ia bisa melakukan apa saja. Kakek Ragnar kemudian membawa Evan ke sebuah ruangan yang tersembunyi di dalam suku Phoenix. Di dalam ruangan itu, terdapat sebuah api yang sangat besar dan panas.
"Apa ini?" tanya Evan, merasa penasaran.
"Ini adalah Api Phoenix," kata Kakek Ragnar. "Api ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan hanya dapat dikendalikan oleh orang-orang yang memiliki kekuatan api yang kuat. Kamu harus mencoba mengendalikan api ini untuk meningkatkan kekuatanmu."
Evan mengangguk, merasa siap untuk menghadapi tantangan. Ia kemudian mulai berlatih mengendalikan Api Phoenix, menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya untuk mengendalikan api yang sangat besar dan panas itu. Evan berlatih dengan gigih, tidak menyerah walaupun ia merasa sangat lelah dan sakit. Ia yakin bahwa dengan kekuatan Api Phoenix, ia bisa mengalahkan armin dan membalas dendam karena kesulitan pada pertempuran waktu itu.
Sementara itu, cerita kembali fokus kepada Vincent yang sedang membaca catatan tentang teknik pengendalian api dan angin yang dimiliki oleh suku Phoenix. Ia merasa tertarik dan ingin tahu lebih banyak tentang kemampuan itu. Saat membaca, ia menemukan sebuah halaman yang tersembunyi di dalam buku itu.
Halaman itu salah satunya berisi tentang ramalan sosok yang memiliki kekuatan besar dan akan membawa kehancuran pada suku Phoenix. Ramalan itu menyebutkan ciri-ciri sosok tersebut akan tetapi informasi-nya tidak lengkap dan masih banyak misteri ramalan lainnya di dalamnya.
Vincent merasa terkejut dan bingung. Mengapa demikian? Ternyata di dalam salah ramalan itu tentang sosok tersebut ciri-cirinya seakan menunjukkan bahwa itu dirinya? Tidak mungkin, pikirnya. Tapi, ia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Tiba-tiba, Vincent mendengar suara langkah-langkah kaki di luar perpustakaan. Ia merasa seperti sedang diawasi. Ia menutup buku itu dan bersembunyi di balik rak buku, menunggu untuk melihat siapa yang akan muncul. Langkah-langkah kaki itu semakin dekat, dan Vincent dapat merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Siapa yang akan muncul dari pintu perpustakaan itu?
Nantikan kelanjutannya di bab berikutnya, bersambung ..........
Catatan penulis
Beberapa karakter yang sudah di kenalkan beserta informasi ranah tingkatan terkini
Untuk memudahkan pembaca.
Vincent kai DragonWise ditingkat
Pejuang tahap 2 (Berpengalaman)
( ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)
(anak bungsu kepala suku naga)
("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.")
2. Ray white DragonWise ditingkat
Ksatria Tahap 1 (Muda)
( ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)
(anak Tertua kepala suku naga)
("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.").
3. Fang (Ketua unit ESP) ditingkat
Ksatria Tahap 2 (berpengalaman)
( ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)
(bawahan v dari suku Phoenix)
("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.").
4. V (nama samaran) ditingkat
???
( tangan kanan kepala suku Phoenix)
("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.").
Ash Falnes Phoenix ditingkat
Langit Tahap 3 (Tinggi)
(kepala suku Phoenix)
("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.").
Arthur DragonWise ditingkat
Langit Tahap 3 (Tinggi)
(kepala suku naga)
("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.").
Armin Ryker Ditingkat
Langit Tahap 1 (Rendah)
( tangan kanan suku naga)
Evan ditingkat
Langit Tahap 2 (Menengah)
(memiliki gelar Komandan perang Phoenix)
tetap semangat 👍
/Smile/