Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Keesokan paginya.
" Zea bangun ini sudah hampir jam 7 apa kamu tidak masuk pagi ?" pertanyaan Axel yang sudah siap dengan stelan jas nya .
" Ti, tidak tuan, aku libur " kata Zea segera duduk menatap Axel yang duduk ditepi ranjang memakai pakaian serba hitam , namun terlihat sangat tampan .
" Baiklah jika memang tidak kuliah kamu bisa istirahat seharian untuk menghilangkan lelah " kata Axel yang sudah selesai memasang sepatunya.
" Aku berangkat dulu " kata Axel yang terlihat buru-buru.
" Tuan " Zea memegang tangan Axel yang akan berdiri .
" Kenapa ?" tanya Axel duduk menghadap Zea yang sebelumnya berada dibelakang .
" Mmmm, aku, boleh ikut tuan kekantor?" tanya Zea dengan takut-takut.
" Maaf Zea hari ini tidak bisa, aku ada kunjungan luar perusahaan " kata Axel .
" Mmmh baiklah tapi tuan pulang sore kan ?" tanya Zea yang diangguki Axel .
" Baiklah aku berangkat " kata Axel bergegas pergi .
" Semoga saja tuan Axel tidak bisa membunuh orang itu " kata Zea yang sebenarnya semalam tidak tidur sama sekali karena menunggu Axel sampai benar-benar tertidur lalu mengeluarkan peluru dari pistol nya .
....
Sore ini Axel memasuki ruangan eksekusi yang dihadiri ratusan bodyguard nya .
" Hebat , kau tau siapa aku dan masih mencoba untuk berkhianat?" ucap Axel berdiri dengan senyum kecutnya menatap salah seorang bawahan nya yang kini berada dibalik jeruji besi.
" Keluarkan dia " perintah Axel dan ketika pria itu berdiri dihadapan nya Axel langsung membanting nya dengan sebelah tangan sampai terjatuh ketengah barisan bodyguard yang menyaksikan nya .
Axel memegang keras baju pria itu dan memaksanya berdiri " Atas dasar apa kau berkhianat dan memberikan informasi rahasia posisi markas kepada Jordan ?" pertanyaan Axel .
" Jawab " teriak Axel menghantam wajah pria itu dengan pukulan yang sangat keras .
" Jawab sebelum aku menarik keluar matamu itu dari rongganya" pernyataan Axel yang berdiri menginjak dada pria yang sudah tergeletak tak berdaya itu .
" Tuan, Jordan, memberikan aku satu perusahaan jika berhasil me, melakukan,i,"
" Akkkkh" teriak pria itu saat belati yang dipegang Axel menembus telapak tangan nya.
" Kalian semua dengar baik-baik, jika ada lagi orang dalam markas ini yang berani mengkhianati aku maka akan mendapatkan hukuman melebihi seorang musuh " ucap Axel menginjak belati yang sudah tertancap di telapak tangan pria itu .
" Akkkkh" semua orang yang berada dalam ruangan itu hanya menunduk dengan perasaan ngeri melihat betapa kejam nya Axel menghukum seorang pengkhianat.
Axel mengambil pistol yang dia selipkan dipinggang nya ingin segera membunuh pengkhianat itu .
" Tuan kenapa berhenti ?" tanya Bime pada Axel yang padahal sudah mengarahkan pistol namun berhenti tiba-tiba.
" Kalian bereskan pengkhianat itu aku ingin menghukum pengkhianat yang lain " ucap Axel dengan suara bergetar dan bergegas keluar dari markas dengan begitu emosi .
" Siapa yang berani mengeluarkan peluru dari pistolku " ucap Axel bergegas masuk kedalam mobilnya .
" Untung aku berada dalam markas jika diluar dan mendapatkan kondisi yang berbeda maka itu sangat mengancam keselamatan ku karena tidak punya senjata sama sekali " batin Axel benar-benar marah .
" Zea " batin Axel tiba-tiba teringat istrinya , karena hanya Zea yang berani dan memiliki kesempatan untuk itu .
Axel benar-benar ingat bahwa dia mengisi pistolnya dengan peluru semalam dan bagaimana bisa sekarang tidak ada satupun peluru yang tertinggal.
Tidak ada orang yang bisa masuk kedalam kamar tanpa seizin Axel kecuali Zea " Jadi dia ingin membunuhku dengan cara seperti ini" kesimpulan Axel tentang niat Zea .
" Zea diam-diam mengeluarkan peluru dari pistol ku agar saat aku diserang tidak punya pertahan sehingga jika aku tewas atau ditawan musuhku maka dia akan bebas " Axel mempercepat laju mobilnya benar-benar ingin menghukum wanita itu.
..........
" Zea " teriak Axel begitu sampai didalam rumah dengan amarah yang benar-benar sudah menyala-nyala.
Namun Axel terdiam cukup lama sampai berhenti berjalan menatap Zea yang datang membawa kue ulang tahun.
" Aku dengar dari pelayan kata mereka Mama tuan sedang ulang tahun hari ini jadi aku membuatkan nya kue " kata Zea yang dari matanya saja terlihat sangat tulus .
Lama terdiam Axel menatap Zea dengan tatapan penuh selidik namun tidak spontan Zea yang membuatkan kue ulangtahun untuk Mama nya membuat Axel tersentuh .
" Tangan kamu kenapa Zea ?" pertanyaan Axel yang melihat tiga jari kanan Zea di perban .
" Tidak apa-apa tuan , ini ,hanya" Axel menaruh kue ulangtahun yang Zea buat diatas meja lalu menyuruh nya duduk .
" Zea jawab pertanyaan ku " kata Axel dengan tegas .
" Ini tidak apa-apa tuan aku hanya tidak berhati-hati saat ,"
" Pelayan Zea kenapa ?" pertanyaan Axel menatap pelayan yang keluar dapur bersama Zea .
" Tangan Nona Zea terkena panas saat mengeluarkan kue dari oven tuan sehingga menderita luka bakar " jelas pelayan itu dengan takut .
" Kalau dia masih melakukan semuanya sendiri untuk apa aku membayar kalian , "
" Tuan , jangan marah pada mereka aku yang ingin membuatnya sendiri karena kue itu untuk Mama tuan " ucap Zea memang tangan Axel agar berhenti marah dan menyuruh pelayan itu pergi .
" Zea tapi kamu tidak harus menderita luka bakar sampai harus diperban seperti ini hanya karena membuat kue , kita bisa membelinya na,"
" Tuan aku membuatnya karena untuk Mama tuan yang sedang berulang tahun dan soal luka bakar ini kadang beberapa hal terjadi diluar kendali kita " ucap Zea yang juga tidak menyesal walaupun tangan nya terluka .
" Sekarang tuan bersiap-siaplah dan berikan kue ulangtahun serta beberapa hadiah untuk Mama tuan agar dia senang dihati ulangtahun nya " ucap Zea .
" Mama itu masih marah bahkan sampai sekarang masih belum bisa menerima keputusan ku sehingga dia selalu menolak menerima setiap hadiah yang aku berikan dihari ulang tahunnya " lirih Axel yang tau hari ini ulangtahun Mama nya tapi karena setiap tahun hadiahnya selalu ditolak jadi tahun ini Axel memutuskan untuk tidak lagi mengirimkan hadiah .
" Tuan tidak boleh menyerah begitu saja bagaimana pun tuan harus berjuang untuk mendapatkan maaf dari kedua orang tua tuan " kata Zea mengelus lengan Axel yang terlihat sendu .
" Jadi sekarang pergilah lagi bawa hadiah dan kue ulangtahun sekali lagi siapa tau kali ini Mama tuan menerima nya " ucap Zea menyemangati Axel .
" Tapi Mama tidak akan memaafkan aku Zea karena bagaimanapun dia tidak akan pernah menerima keputusan aku yang memilih menjadi mafia " ucap Axel menjelaskan keadaan.
" Tuan cobalah dulu , ya walaupun Mama tuan belum memaafkan tapi setidaknya dengan berusaha terus memberikan perhatian barangkali bisa membuat Mama tuan lama-lama menjadi luluh " Zea meyakinkan Axel .
" Tuan jangan menyerah barangkali hadiah kali ini diterima " kata Zea lagi menyemangati dan tersenyum ketika Axel menatapnya.
" Tapi aku harus memberikan hadiah apa Zea ?"