Alvonso adalah seorang Mafia dan juga CEO terkenal dingin dan kejam. Sangat tampan digilai banyak wanita tapi Alvonso tidak pernah tertarik terhadap wanita manapun.
Kasandra seorang gadis cantik, genius dan baik hati. Namun sayang keluarga besarnya lebih menyayangi anak angkatnya dibandingkan dirinya. Lebih parahnya lagi mereka sering menyiksa Kasandra akibat fitnah keji anak angkatnya.
Hingga suatu ketika anak angkatnya mengajaknya pergi ke hotel untuk merayakan ulang tahun temannya. Ternyata dirinya di jebak agar tidur dengan pria paruh baya.
Kasandra yang tidak ingin ternoda berusaha kabur namun seorang pria tampan yang bernama Alvonso menariknya hingga akhirnya Kasandra kehilangan apa yang dijaganya selama ini.
Alvonso yang merasa bersalah mengajaknya menikah dan Kasandra setuju agar bisa keluar dari keluarga besarnya yang tidak menginginkannya.
Apakah pernikahan mereka berakhir bahagia mengingat keluarga besarnya Kasandra berusaha memisahkan mereka? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bela Di Culik
Malam menjelang pagi di mana Kasandra perlahan membuka matanya. Dirinya sangat terkejut ketika ke dua tangannya menggenggam erat tangan kiri seorang pria.
Kasandra langsung mengarahkan pandangannya dan melihat Alvonso tidur dengan posisi duduk di kursi. Dirinya sangat terharu karena baru kali ini ada seorang pria yang sangat peduli dengan dirinya.
"Kak Alvonso sangat tampan dan sangat baik. Pasti semua orang menginginkannya menjadi pendampingnya." Ucap Kasandra sambil masih menatap ke arah wajah tampan Alvonso.
"Sudah puas melihat wajahku dan betah memegang tanganku?" Tanya Alvonso sambil membuka matanya.
"Aku tidak melihat wajahmu dan memegang tanganmu." Jawab Kasandra berbohong sambil menatap ke arah lain namun masih menggenggam tangan Alvonso.
"Benarkah?" Tanya Alvonso dengan suara menggoda.
"Tentu saja benar." Jawab Kasandra sambil masih menatap ke arah lain dan menggenggam tangan Alvonso.
"Tapi kenapa kamu masih menggenggam tanganku?" Tanya Alvonso sambil menatap tangan kirinya.
Kasandra yang mendengar pertanyaan Alvonso langsung tersadar kemudian menurunkan ke dua tangannya yang menggenggam erat tangan Alvonso.
"Maaf." Ucap Kasandra.
"Tidak apa-apa." Jawab Alvonso sambil memijat tangan kirinya yang sudah kram.
Kasandra langsung menatap ke arah Alvonso lalu menatap ke arah tangan kiri Alvonso yang masih di pijat dengan menggunakan tangan kanannya.
"Aku akan memijatnya." Ucap Kasandra sambil duduk di sisi ranjang.
Alvonso terdiam sedangkan Kasandra mulai memijat tangan Alvonso. Alvonso merasakan baru kali ini di pijat oleh seorang wanita dan wanita itu adalah Kasandra.
Alvonso sangat nyaman dan merasakan tangan kirinya tidak kram lagi hingga beberapa saat Kasandra berhenti memijat.
"Apakah masih kram?" Tanya Kasandra.
"Sudah tidak lagi." Jawab Alvonso sambil menggerakkan tangan kirinya.
"Belajar pijat dari siapa?" Tanya Alvonso penasaran.
"Ibu angkatku." Jawab Kasandra.
"Apakah kamu pernah memijat selain Aku?" Tanya Alvonso dengan nada cemburu.
"Ibu angkatku dan Ibu kandungku." Jawab Kasandra.
"Kakak-kakakmu?" Tanya Alvonso penasaran.
"Tidak pernah." Jawab Kasandra.
"Bagus. Aku minta jangan memijat pria lain selain Aku." Ucap Alvonso.
"Ok." Jawab Kasandra dengan singkat tanpa banyak bertanya.
"Mau kemana?" Tanya Kasandra ketika melihat Alvonso berdiri.
"Mau mandi, badanku lengket." Jawab Alvonso.
Kasandra hanya menganggukkan kepalanya sambil melihat Alvonso berjalan ke arah kamar mandi. Tidak berapa lama dokter datang untuk memeriksa keadaan Kasandra hingga beberapa saat dokter tersebut bersama perawat pergi meninggalkan Kasandra sendirian.
Lima menit kemudian pintu kembali terbuka di mana Asisten masuk ke dalam ruangan tersebut dan diikuti perawat sambil membawa nampan.
"Perkenalkan nama Saya adalah Han, Saya bekerja sebagai asisten Tuan Muda Alvonso, Tuan Muda Alvonso pergi kemana?" Tanya Asisten Han yang melihat Kasandra sendirian.
"Sedang mandi." Jawab Kasandra dengan nada lembut.
Asisten Han hanya menganggukkan kepalanya kemudian meletakkan plastik yang berisi makanan di atas meja dekat ranjang.
"Emmm .... Terima kasih banyak karena sudah menolongku dan membawaku keluar dari rumah kediaman Alexander." Ucap Kasandra.
Asisten Han terkejut dengan perkataan Kasandra pasalnya tidak pernah ada orang yang mengucapkan terima kasih dengan tulus.
Selain itu Kasandra menghormati Asisten Han karena biasanya para gadis atau para wanita merendahkan Asisten Han dan terkadang berkata kasar.
"Saya melakukannya karena atas perintah Tuan Muda. Jadi Nyonya Muda Alvonso tidak perlu berterima kasih sama Saya." Ucap Asisten Han.
"Aku tahu. Tapi bagaimanapun Aku berterima kasih karena sudah membantuku keluar dari rumah itu." Ucap Kasandra.
"Oh ya, panggil Aku dengan sebutan Kasandra karena Aku belum menikah dengan Kak Alvonso." Ucap Kasandra.
"Maaf, Nyonya Muda. Saya tidak bisa." Ucap Asisten Han.
"Kenapa tidak bisa?" Tanya Kasandra penasaran.
"Karena Nyonya Besar Angel memintaku untuk memanggil Nyonya Muda Alvonso." Jawab Asisten Han.
"Baiklah. Nanti Aku akan meminta Mommy Angel untuk tidak memanggilku dengan sebutan Nyonya Muda." Ucap Kasandra yang tidak bisa memaksa Asisten Han.
Asisten Han hanya mengangguk kan kepalanya kemudian mereka terdiam beberapa saat dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Kenapa dulu Nyonya Muda tidak keluar dari rumah itu dan masih bertahan?" Tanya Asisten Han penasaran setelah beberapa saat mereka terdiam.
Asisten Han mengatakan hal itu karena dirinya sudah tahu. Kalau Kasandra sering di siksa oleh keluarga kandungnya namun Kasandra masih saja tetap berusaha untuk bertahan.
"Sebenarnya sejak lama Aku ingin keluar namun Aku harus mengumpulkan uang yang sangat banyak dengan cara bekerja agar bisa membeli rumah karena itulah Aku bertahan." Jawab Kasandra.
"Kemarin uangku sudah terkumpul dan ingin pamit ke mereka namun siapa sangka Aku di tampar dan dipukul sampai di cambuk oleh mereka." Sambung Kasandra kemudian menghembuskan nafasnya dengan perlahan untuk mengurangi rasa sesak dihatinya.
Asisten Han hanya terdiam dan tidak sengaja melihat Alvonso membuka pintu kamar mandi dengan perlahan. Alvonso mengarahkan jari telunjuknya ke bibirnya tanda supaya Asisten Han jangan memberitahukan kalau dirinya sudah keluar dari kamar mandi.
"Aku pikir kemarin adalah hari kematianku karena Ayahku akan mencambukku tapi Aku sama sekali tidak menyangka kalau Kak Alvonso, Mommy Angel, Asisten Han bersama para bodyguard datang menolongku dan membawaku keluar dari kediaman Alexander." Ucap Kasandra.
"Apa yang Nyonya Muda lakukan?" Tanya Asisten Han yang melihat Kasandra ingin menarik selang infus.
Alvonso yang mendengar pertanyaan Asisten Han langsung berjalan ke arah Kasandra dengan langkah cepat dan melihat Asisten Han menahan tangan Kasandra lalu melepaskannya.
"Maaf, Tuan Muda. Saya memegang tangan Nyonya Muda untuk menarik selang infus." Ucap Asisten Han memberikan alasan karena takut Alvonso salah paham.
"Tidak apa-apa." Jawab Alvonso yang mengerti kenapa Asisten Han memegang tangan Kasandra.
"Kenapa kamu ingin mencabut selang infus?" Tanya Alvonso.
"Karena Aku ingin turun dari ranjang untuk mengucapkan terima kasih kepada Asisten Han." Jawab Kasandra.
"Nyonya Muda tidak perlu melakukan hal itu. Karena itu sudah tugas Saya untuk melindungi Nyonya Besar, Tuan Muda dan Nyonya Muda." Ucap Asisten Han dengan wajah terkejut begitu dengan Alvonso.
("Nyonya Muda Alvonso ternyata sangat baik dan tahu berterima kasih. Sungguh bodoh Keluarga Alexander yang lebih memilih batu kerikil dari pada berlian." Sambung Asisten Han).
"Apa yang dikatakan Han memang benar jadi kamu tidak perlu melakukan hal itu." Ucap Alvonso.
Ketika Kasandra ingin berbicara bersamaan pintu kamar ruang perawatan terbuka lebar. Mereka bertiga serempak menatap ke arah pintu dan melihat seorang perawat membuka pintu ruang perawatan dengan lebar.
Tidak berapa lama masuk dua perawat berjalan ke arah mereka sambil membawa baskom berisi air hangat, handuk kecil, handuk besar dan pakaian ganti pasien.
"Maaf Tuan Muda dan Nyonya Muda, waktunya Nyonya Muda di lap tubuhnya." Ucap salah satu perawat dengan nada sopan.
"Baik." Jawab Kasandra dengan nada lembut.
"Hari ini Aku tidak men lap tubuhmu karena ada yang ingin Aku tanyakan ke Asisten Han." Ucap Alvonso.
Kasandra hanya menganggukkan kepalanya namun dalam hatinya lebih baik perawat yang men lap tubuhnya karena dirinya merasa malu dan jantungnya berdebar kencang jika Alvonso men lap tubuhnya.
Alvonso hanya tersenyum sambil mengusap rambut Kasandra dengan lembut lalu pergi meninggalkan ruang perawatan dan diikuti oleh Asisten Han.
"Apakah kamu sudah menangkap wanita itu?" Tanya Alvonso ketika mereka berada di luar pintu perawatan.
"Sudah, Tuan Muda. Kami terpaksa menyumpal mulutnya karena berteriak tanpa henti." Jawab Asisten Han sambil menatap sekeliling ruangan yang masih terlihat sepi.
Hal ini dikarenakan lantai paling atas adalah ruangan khusus Keluarga Danuarte. Di mana lantai atas terdiri dari dua belas ruang perawatan VVIP, ruang meeting dan ruang kerja Alvonso.
"Apakah Wawan sudah melakukan ke wanita kejam itu?" Tanya Alvonso yang sangat dendam terhadap Bela dan keluarga besar Kasandra.
"Sudah, Tuan Muda." Jawab Asisten Han.
"Aku merasa hukumannya masih kurang." Ucap Alvonso sambil berpikir.
"Saya juga merasa kurang karena wanita itu sangat kejam dan sudah sepantasnya di hukum dengan berat." Ucap Asisten Han yang belum puas menghukum Bela.
"Aku ingin Bela diberikan kembali obat perang sang dosis tinggi lalu berikan ke 4 pria yang memiliki penyakit mematikan." Ucap Alvonso.
"Baik, Tuan Muda." Ucap Asisten Han.
"Satu lagi, ketika mereka melakukan hal itu kamu jangan lupa merekamnya. Untuk berjaga-jaga jika wanita itu kembali menyakiti Kasandra." Ucap Alvonso.
"Maaf, Tuan Muda. Kenapa tidak di bunuh saja?" Tanya Asisten Han penasaran.
"Terlalu enak jika langsung mati. Karena itu Aku ingin menyiksanya sampai Dia menjadi gila dan akhirnya bunuh diri." Jawab Alvonso.
"Baik, Tuan Muda." Jawab Asisten Han.
("Tuan Muda memang benar-benar kejam." Sambung Asisten Han).
"Sekarang kamu pergilah dan lakukan apa yang Aku perintahkan." Ucap Alvonso.
"Baik, Tuan Muda." Jawab Asisten Han.
"Oh ya, satu lagi. Apakah permintaanku sudah dikerjakan?" Tanya Alvonso.
"Sudah, Tuan Muda. Dokumennya sudah Saya letakkan di ruang kerja di villa milik Tuan Muda." Jawab Asisten Han.
"Bagus." Ucap Alvonso sambil memberikan kode lewat tangannya.
Asisten Han yang mengerti hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan tempat tersebut bersamaan pintu ruang perawatan terbuka. Dua orang perawat keluar dari ruang perawatan kemudian memberikan hormat ke Alvonso.
Alvonso hanya terdiam dan masuk ke dalam ruang perawatan untuk menemui Kasandra bersamaan pintu ruang perawatan kembali terbuka di mana Mommy Angel bersama orang kepercayaannya masuk ke dalam ruang perawatan.
"Sayang, bagaimana keadaanmu?" Tanya Mommy Angel.
"Baik, Mom. Seperti yang Mommy lihat." Jawab Kasandra sambil tersenyum manis.
"Syukurlah, Mommy sangat senang." Ucap Mommy Angel.
Kemudian Mommy Angel dan Kasandra mengobrol sedangkan Alvonso duduk di sofa sambil mengupas apel dan mendengarkan obrolan mereka. Alvonso sangat senang melihat Mommy Angel lebih sering tersenyum dan tertawa sejak kehadiran Kasandra.
"Makanlah apel yang sudah Aku kupas." Ucap Alvonso sambil berjalan ke arah ranjang lalu memberikan apel ke Kasandra.
"Baik. Terima kasih." Ucap Kasandra.
Alvonso hanya tersenyum sambil mengusap rambut Kasandra dengan lembut kemudian kembali duduk di sofa. Mommy Angel yang melihat hal itu sangat senang karena Alvonso perhatian sama Kasandra.
"Karena Kasandra masih sakit jadi Mommy mengadakan pesta pertunangan kalian minggu depan." Ucap Mommy Angel tiba-tiba.
"Kalian tidak apa-apakan?" Tanya Mommy Angel.
"Tidak apa-apa, Mom." Jawab mereka berdua dengan serempak.
"Bagus. Kalau begitu Mommy akan mengurus semua persiapan pertunangan kalian." Ucap Mommy Angel.
"Maaf, sudah merepotkan Mommy." Ucap Kasandra merasa tidak enak hati.
"Mommy tidak merasa direpotkan jadi kamu tidak perlu meminta maaf." Ucap Mommy Angel.
Kasandra hanya tersenyum dan mereka kembali mengobrol sambil sesekali tertawa bersama. Sedangkan Alvonso masih duduk di sofa sambil mengerjakan pekerjaan kantor.
Sedangkan di tempat kediaman Alexander terjadi keributan pasalnya Bela di culik ketika dalam perjalanan menuju ke kampus dan meninggalkan sopir terluka parah. Di mana sopir tersebut merangkap bodyguard yang mengantar Bela ke kampus setiap hari.
Keluarga Besar Alexander memerintahkan para bodyguard mencari keberadaan Bela. Bahkan Ayah Vino, Ibu Vino dan ke empat anak mereka mencari keberadaan Bela.
anak Buan mu jg ga di hukum
Kasandra tunggu hasilnya dr Bella yg songong dan tdk tahu malu itu.