Sumpah Pemuda, adalah nama sekolah buangan dan terkenal buruk norma dan etikanya. Sekolah yang tidak perlu mengeluarkan sepeserpun biaya untuk masuk ke dalam sekolah tersebut.
Sementara itu, seorang anak yang bernama Arka Bimantara yang terlahir dari keluarga yang terbuang harus bisa beradaptasi di lingkungan keras di sekolah itu di karenakan buruknya latar belakang keuangan keluarganya.
Namun di balik sekolah dan kisah kota tersebut, ada sebuah fakta busuk dari pemerintah dan para konglomerat negara.
Kisah ini bukan hanya sekedar cerita anak berandal saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yo Grae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sisi Lain
Sebuah gedung bioskop terbengkalai yang kini sudah berdiri sejak empat tahun lamanya kini telah di huni oleh beberapa manusia yang tak bermoral . Mereka membentuk sebuah komplotan untuk melakukan bisnis pegadaian dan peminjaman uang yang tidak resmi dan memiliki bunga yang tinggi.
Di lantai bawah sudah di jadikan sebuah loby untuk menerima tamu tamu yang ingin menjadi nasabah. Ada yang meminjam dengan bunga tinggi, dan ada juga yang menggadaikan beberapa barang . Nasabah nasabah di sini beragam usia, mulai dari yang muda hingga yang tua sekalipun ada di loby lantai bawah ini.
Jika kalian naik ke lantai atas, itu adalah lantai nasabah yang memiliki hutang besar dan langsung berhadapan dengan sang pemilik usaha, yaitu Jamal .
"Firman Anj*Ng Bisa bisa nya dia menipuku!!" Teriak sang Jamal yang sedang membanting beberapa kursi kayu.
Ia marah dengan Firman yang masih memiliki hutang senilai satu juta dua ratus ribu rupiah kepadanya, dan baru saja ia dapat kabar tadi pagi bahwa uang yang di kirimkan oleh seseorang tak di kenal itu berasa dari Firman. Dan uang itu adalah berupa uang mainan, tak hanya itu, di dalam nya terdapat sebuah tulisan tangan yang berbunyi "Aku sudah capek menjadi budak uang mu, aku berhenti sampai di sini dan akan menghancurkan mu" .
Isi surat itulah yang membuat Jamal geram .
"Apapun yang terjadi cari anak itu bahkan sampai ke sekolah Sumpah Pemuda!" teriak Jamal.
"Tapi, ada rules sekolah bos" teriak seorang anak buahnya.
"Hey bodoh, kita punya tanda pengenal milik orang itu jadi kenapa harus takut hah!?" desak sang pemilik usaha .
"Bosss ada masalah bosss " belum selesai emosi Jamal reda, seorang anak buahnya dari bawah berteriak sambil berlari lari terbirit ke depannya .
Orang itu babak belur dan memiliki luka yang serius di bagian pelipis .
Jamal mengangkat alis dan bertanya "Apa yang terjadi ?"
"Pasukan Fraksi Sayap Garuda ada di depan bos" jawab orang itu .
Jamal membulatkan mata dan pergi ke depan jendela yang langsung mengarah ke lokasi tersebut.
Dari jendela ia melihat ke bawah tepatnya di jalan kecil dan di seberangnya ada sebuah bangunan tua yang sedang di renovasi, tepat di bawahnya terdapat sebuah pasukan kecil yang beranggotakan tak lebih dari dua puluh orang. Ada kemungkinan delapan belas atau tujuh belas orang saja .
Namun jumlah bukan lah masalahnya di sini.
Masalah sesungguhnya adalah orang yang memimpin dan orang orang yang di pimpin itu adalah murid murid veteran dari Sumpah Pemuda, Fraksi nomer dua di lantai dua , Sayap Garuda .
"Ada angin apa malam malam begini Sayap Garuda datang ke tempat ku?" teriak Jamal dari jendela .
Jefry menatap lekat mata Jamal. Tubuh Jefry yang tinggi dan berbahu lebar, serta memiliki tubuh yang kuat dan atletis itulah yang membuat orang yang tak kenal dirinya saja sudah segan dengannya. Terlebih lagi orang ini memiliki kemampuan setara mafia mafia elit keatas di usianya yang terbilang masih sangat muda. Di tambah lagi rambut Mambo yang menjuntai panjang hingga ke bahunya itu membuat siapa saja enggan berurusan dengan Jefry .
"Aku sudah memperingatkan dua kali kepada kalian untuk membubarkan tempat ini, kali ini adalah kaki trakhir dan aku menyatakan perang kepada kalian " dengan tegas Jefry mengikrarkan perang kepada Jamal .
Jamal yang kaget hanya bisa tertawa pahit. "Apa kalian tak tahu kami mempunyai backingan siapaa?" Jamal mulai menggertak Jefry agar orang itu memikirkan kembali kata katanya.
Namun Jefry yang sudah tahan mental tetap menatap matanya lekat. "Tak perduli siapa backingan mu selama bukan pemerintahan, aku tak akan mundur. Kekuatan Sayap Garuda saja sudah cukup untuk meratakan kalian, tapi karna kau adalah senior satu sekolah aku masih segan dan ini adalah bentuk penghormatan trakhir yang aku berikan atas senior sekolah . Dalam waktu dekat aku beri waktu maksimal seminggu, dan kau harus bubar. Jika tidak kami akan meluluh lantakkan bisnismu"
Mendengar hal itu tangan kiri Jamal mengeluarkan revolver dan tangan kanannya hendak melompat dari jendela.
Namun gertakan itu tak berpengaruh oleh mereka, di sudut gedung yang masih di renovasi ada seseorang yang sudah siap dengan busur pakunya yang sedang di bidikkan ke arah Jamal. Melihat itu Jamal mengangkat tangan nya ke mereka tanda untuk menahan tembakan .
Jamal tahu, walaupun mereka memiliki senjata api yang ilegal. Anak anak brandal ini mempunyai kemampuan bidik hebat dan daya tembak menggukanan senjata tajam yang di lapisi racun yang hebat. Karna dia pernah sekolah di sekolah yang sama jadi ia tau bahwa perang jarak jauh juga tidak ada gunanya .
"Aku tidak akan mematuhi mu, bersiaplah untuk perang di lima hari berikutnya" Jawab Jamal.
Setelah itu Jamal menutup jendela nya dan pergi ke meja dan menghempaskan diri ke meja itu .
"Joel! Persiapkan pasukan untuk perang, jangan lupa hubungi orang itu untuk meminta bantuan "
Joel adalah tangan kanan Jamal yang memiliki tinggi hampir dua meter dan lebar tubuh yang besar . Satu telapak tangannya saja bisa menghancurkan sebuah buah kelapa muda dari pohonnya.
"Baik, akan aku siapkan" Joel berjalan pergi meninggalkan ruangan .
"Brengsek! Aku tak mau sama sekali kerajaan ku yang ku bangun susah payah malah di hancurkan anak sekolahan "
Jamal menggigit kuku jarinya dan berteriak sangat keras .
...****************...