NovelToon NovelToon
Topeng Kemiskinan - Rahasia Sang Putri Yang Terkhianati

Topeng Kemiskinan - Rahasia Sang Putri Yang Terkhianati

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kim Yuna

Anatasya menyembunyikan identitasnya sebagai putri bungsu keluarga konglomerat dari suaminya. Ia membantu Adrian membuka perusahaan. Tapi siapa sangka ternyata Adrian tidak pernah mencintai Anatasya, dia bahkan jijik dengan bau amis yang melekat pada tubuh istrinya.

Suatu hari, Adrian menceraikan Anatasya dan mengungkapkan bahwa dia memiliki pacar, yaitu Clara, seorang wanita kaya dan cantik yang merupakan adik sepupu dari keluarga Santoso.

Anatasya merasa hancur dan terhina. Tasya akan membuat orang yang menyakiti nya membayar mahal dibantu oleh ketiga abangnya. Damian, Julian dan Rafael.

Ketiga Abangnya tidak akan membiarkan adik bungsu mereka terluka.

Bagaimana reaksi Adrian dan keluarga nya setelah mengetahui jika wanita yang selama ini mereka hina adalah putri konglomerat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Kebangkrutan dan penyesalan Adrian

Sementara itu, di sebuah apartemen sederhana di kawasan pinggiran kota, Adrian duduk termenung di tengah ruangan yang berantakan. Botol-botol minuman keras berserakan di atas meja kopi, bercampur dengan tumpukan dokumen-dokumen perusahaan yang kini hanya menjadi saksi bisu kejayaan yang telah sirna. Wajahnya tampak kusut, matanya merah dan sayu, mencerminkan kurang tidur dan tekanan batin yang luar biasa.

Beberapa minggu terakhir menjadi mimpi buruk yang tak berkesudahan bagi Adrian. Setelah skandal yang melibatkan Anatasya dan Rafael mencuat, satu per satu investor menarik diri dari perusahaan propertinya.

Reputasi perusahaan yang dibangun dengan susah payah tercoreng, proyek-proyek besar terhenti, dan para klien pun berbalik arah. Puncaknya, pengadilan memutuskan untuk menyatakan perusahaannya bangkrut.

Adrian merasa seperti jatuh dari langit yang tinggi ke jurang yang paling dalam. Semua yang telah ia raih dengan kerja keras dan ambisi kini lenyap dalam sekejap. Ia tidak hanya kehilangan bisnisnya, tetapi juga kepercayaan dari orang-orang di sekitarnya. Tekanan dari berbagai pihak membuatnya semakin terpuruk dalam keputusasaan.

Di tengah keterpurukannya, Adrian terus mencari cara untuk bangkit kembali. Ia menyadari bahwa satu-satunya harapan yang tersisa adalah menjalin kerja sama dengan perusahaan besar yang memiliki reputasi solid dan sumber daya yang kuat. Setelah melakukan riset dan mempertimbangkan berbagai opsi, pikirannya tertuju pada Santoso Group, sebuah konglomerasi bisnis yang bergerak di berbagai sektor dan dikenal memiliki pengaruh yang besar.

Adrian tahu bahwa mendapatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan Santoso Group bukanlah hal yang mudah. Namun, ia tidak punya pilihan lain. Ia harus mencoba segala cara untuk meyakinkan pemilik perusahaan tersebut bahwa ia masih memiliki potensi dan ide-ide bisnis yang menjanjikan.

Dengan tekad yang membara, Adrian mulai mencari informasi tentang pemilik Santoso Group. Ia berusaha menghubungi berbagai koneksi bisnisnya, berharap ada yang bisa membantunya menjembatani pertemuan dengan petinggi perusahaan tersebut. Setelah beberapa hari berusaha, ia akhirnya mendapatkan informasi kontak dari Tuan Gerald Santoso dan Nyonya Linda Santoso, sosok yang selama ini ia kagumi sebagai pemimpin bisnis yang visioner dan sukses.

Adrian tidak mengetahui bahwa Gerald dan Linda Santoso adalah orang tua dari Anatasya, mantan istri yang pernah sangat ia sakiti. Ketidaktahuan ini memberinya sedikit harapan palsu, bahwa ia bisa memulai lembaran baru tanpa terbebani oleh masa lalu yang kelam.

Dengan jantung berdebar-debar, Adrian memberanikan diri mengirimkan email kepada Tuan Gerald dan Nyonya Linda. Dalam email tersebut, ia memperkenalkan dirinya dan menyampaikan maksudnya untuk mengajukan proposal kerja sama. Ia menjelaskan kondisi perusahaannya saat ini dan meyakinkan mereka tentang potensi sinergi yang bisa terjalin jika mereka bersedia memberikan kesempatan.

Hal ini terjadi karena dia salah perkiraan setelah membeli lahan kosong yang di duga milik Damian. Dan ternyata itu adalah lahan sengketa milik pemerintah. Akhirnya Damian mendapat banyak kerugian dari sana.

Setelah mengirimkan email, Adrian merasa gelisah. Ia terus memeriksa kotak masuknya setiap beberapa menit, berharap ada balasan. Hari-hari berlalu dengan penuh ketidakpastian. Ia mencoba untuk tetap sibuk dengan merapikan dokumen-dokumen perusahaannya yang tersisa dan menyusun kembali rencana-rencana bisnisnya, namun pikirannya terus melayang pada kemungkinan mendapatkan jawaban dari Santoso Group.

Akhirnya, setelah hampir satu minggu menunggu, sebuah email masuk ke kotak inbox Adrian. Dengan tangan gemetar, ia membuka email tersebut.

Ternyata, itu adalah balasan dari sekretaris Tuan Gerald Santoso, yang memberitahukan bahwa Tuan Gerald dan Nyonya Linda bersedia bertemu dengannya pada hari Senin mendatang di kantor pusat Santoso Group.

Rasa lega dan harapan membuncah dalam diri Adrian. Ini adalah kesempatan yang sangat ia butuhkan. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dan memberikan presentasi yang meyakinkan kepada Tuan Gerald dan Nyonya Linda. Ia ingin menunjukkan bahwa meskipun perusahaannya telah bangkrut, ia masih memiliki semangat dan visi untuk membangun kembali kesuksesan.

Menjelang hari pertemuan, Adrian berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Ia mengenakan setelan jas terbaiknya, meskipun terasa sedikit longgar karena berat badannya yang menurun akibat stres. Di tangannya tergenggam sebuah map berisi proposal kerja sama yang telah ia susun dengan cermat.

Saat tiba di gedung megah Santoso Group, Adrian merasa sedikit minder. Kemewahan dan kesibukan di lobi gedung itu mengingatkannya pada masa-masa kejayaannya yang hilang. Namun, ia berusaha untuk tetap tegar dan percaya diri.

Ia disambut oleh seorang resepsionis yang ramah dan kemudian diantar ke ruang tunggu di lantai atas. Beberapa menit kemudian, seorang wanita paruh baya yang anggun dan berwibawa keluar dari sebuah ruangan dan menghampirinya. Itu adalah Nyonya Linda Santoso. Di belakangnya, seorang pria paruh baya dengan tatapan tajam namun ramah menyusul. Itu adalah Tuan Gerald Santoso.

"Tuan Adrian?" sapa Tuan Gerald dengan suara baritonnya yang khas sambil mengulurkan tangan.

"Selamat siang, Tuan Gerald, Nyonya Linda," jawab Adrian gugup sambil menjabat tangan keduanya.

"Silakan duduk, Tuan Adrian," kata Nyonya Linda dengan senyum tipis.

Adrian duduk di kursi yang telah disediakan, merasa sedikit tegang di bawah tatapan kedua pemimpin bisnis sukses itu.

"Terima kasih atas waktu yang telah Anda berikan," ujar Adrian memulai pembicaraan. "Saya sangat menghargai kesempatan ini."

"Kami juga tertarik untuk mendengar proposal Anda, Tuan Adrian," balas Tuan Gerald dengan nada profesional. "Kami mendengar bahwa perusahaan Anda sedang mengalami kesulitan."

Adrian menghela napas. "Benar, Tuan Gerald. Perusahaan saya baru saja dinyatakan bangkrut. Namun, saya percaya bahwa kegagalan ini adalah sebuah pelajaran berharga. Saya memiliki visi dan rencana bisnis yang solid, dan saya yakin dengan dukungan Santoso Group, kita bisa mencapai kesuksesan yang lebih besar."

Adrian kemudian mulai mempresentasikan proposal kerja samanya. Ia menjelaskan ide-ide inovatifnya, potensi pasar yang bisa digarap, dan bagaimana sinergi antara perusahaannya yang baru dengan Santoso Group bisa saling menguntungkan. Ia berusaha untuk menyampaikan gagasannya dengan penuh semangat dan keyakinan, berharap bisa meyakinkan Tuan Gerald dan Nyonya Linda.

Selama presentasi, Tuan Gerald dan Nyonya Linda mendengarkan dengan seksama, sesekali mengajukan pertanyaan yang tajam dan relevan.

Adrian berusaha menjawab setiap pertanyaan dengan jujur dan lugas, menunjukkan pengetahuannya tentang industri dan kesiapannya untuk bekerja keras.

Setelah presentasi selesai, suasana di ruangan itu menjadi hening sejenak. Adrian menunggu dengan cemas, berharap proposalnya bisa diterima.

Tuan Gerald dan Nyonya Linda saling bertukar pandang sebelum akhirnya Tuan Gerald kembali menatap Adrian.

"Tuan Adrian," kata Tuan Gerald dengan nada serius. "Proposal Anda cukup menarik. Kami melihat potensi dalam ide-ide Anda. Namun, kami perlu melakukan analisis lebih lanjut mengenai kondisi perusahaan Anda dan potensi risiko yang mungkin timbul."

Rasa kecewa sedikit menyergap hati Adrian, namun ia berusaha untuk tetap bersikap profesional.

"Saya mengerti, Tuan Gerald. Saya siap memberikan semua informasi yang Anda butuhkan."

"Selain itu," lanjut Nyonya Linda dengan tatapan yang sulit dibaca, "Ada satu hal yang ingin kami tanyakan kepada Anda secara pribadi."

Adrian merasa jantungnya berdebar lebih kencang. Ia tidak tahu apa yang akan ditanyakan oleh Nyonya Linda.

"Kami mendengar bahwa Anda pernah menikah dengan seorang wanita bernama Anatasya," kata Nyonya Linda dengan nada datar.

Seketika, tubuh Adrian membeku. Wajahnya pucat pasi. Ia tidak menyangka nama Anatasya akan muncul dalam pertemuan ini. Kenangan tentang mantan istrinya itu kembali menyeruak dalam benaknya, rasa bersalah dan penyesalan bercampur aduk.

"Ya... benar, Nyonya Linda," jawab Adrian dengan suara tercekat. "Kami pernah menikah, beberapa tahun yang lalu."

Tuan Gerald dan Nyonya Linda saling bertukar pandang lagi. Tatapan mereka kini tampak lebih dingin dan menusuk.

"Apakah Anda tahu bahwa Anatasya adalah putri kami?" tanya Tuan Gerald dengan nada tegas.

Adrian terkejut bukan main. Ia tidak pernah menyangka bahwa wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya itu adalah putri dari dua orang yang kini menjadi harapan terakhirnya.

Kenyataan ini membuatnya merasa seperti tertimpa batu besar.

"Tidak... saya tidak tahu," jawab Adrian dengan jujur, meskipun rasa malu dan bersalah semakin menggerogoti hatinya.

Suasana di ruangan itu menjadi semakin tegang. Tuan Gerald dan Nyonya Linda menatap Adrian dengan tatapan menilai, seolah sedang menimbang-nimbang sesuatu.

"Tuan Adrian," kata Nyonya Linda dengan nada dingin. "Putri kami telah mengalami banyak penderitaan karena perbuatan Anda. Kami tidak akan pernah melupakan bagaimana Anda menyakitinya."

Adrian menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah kedua orang tua Anatasya. Ia tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan besar di masa lalu, dan kini kesalahannya itu kembali menghantuinya.

"Saya sangat menyesal atas semua yang telah terjadi, Tuan Gerald, Nyonya Linda," ujar Adrian dengan suara lirih. "Saya tahu kata-kata tidak akan cukup untuk menebus kesalahan saya. Saya telah menyakiti Anatasya, dan saya sangat menyesalinya."

Tuan Gerald menghela napas panjang. "Penyesalan Anda mungkin tulus, Tuan Adrian. Namun, luka yang Anda torehkan pada putri kami tidak mudah untuk disembuhkan."

"Kami memberikan Anda kesempatan untuk bertemu hari ini karena kami profesional," sambung Nyonya Linda. "Namun, setelah mengetahui bahwa Anda adalah mantan suami putri kami, terus terang kami merasa sangat sulit untuk mempertimbangkan kerja sama dengan Anda."

Harapan Adrian yang sempat membumbung tinggi kini kembali runtuh. Ia menyadari bahwa masa lalunya akan terus menghantuinya, menghalangi setiap langkahnya untuk bangkit kembali.

"Saya mengerti, Tuan Gerald, Nyonya Linda," kata Adrian dengan nada pasrah. "Saya tidak bisa memaksa Anda untuk melupakan apa yang telah terjadi. Saya hanya berharap suatu hari nanti Anda bisa memaafkan saya."

"Waktu yang akan menjawabnya, Tuan Adrian," balas Tuan Gerald datar. "Untuk saat ini, kami rasa pertemuan ini cukup. Sekretaris saya akan menghubungi Anda jika ada perkembangan lebih lanjut mengenai proposal Anda."

Adrian bangkit dari duduknya dengan perasaan campur aduk. Ia mengucapkan terima kasih kepada Tuan Gerald dan Nyonya Linda atas waktu yang telah mereka berikan, meskipun ia tahu bahwa kemungkinan besar pintu kerja sama dengan Santoso Group telah tertutup baginya.

Saat keluar dari gedung megah itu, Adrian merasa semakin terpuruk. Di pandang lah rumah mewah itu, ternyata wanita yang ia kira miskin dan hanya bisa berjualan ikan di pasar adalah wanita terpandang. Adrian menyesal kenapa harus memilih Clara yang hanya anak haram di bandingkan mantan istrinya Tasya.

Jika Adrian tahu lebih awal mungkin saat ini dirinya sudah menjadi pria yang tersukses, menjadi menantu orang kaya di dunia.

Adrian melangkah gontai menyusuri jalanan kota yang ramai, membawa bersamanya beban penyesalan dan harapan yang nyaris padam. Ia tidak tahu apa yang menantinya di masa depan, namun ia bertekad untuk tidak menyerah. Ia akan terus berjuang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Heny
Duh clra gk malu y sok kenal sok akrab
Heny
Knp clara dan anastasya gk saling knl y
Heny
Baru kaya dkt sdh sombong
Ma Em
Clara tdk ada kapok2 nya sdh minta maaf malah skrg bertambah gila mau membuat Tasya menderita , siap2 saja Clara pasti hidupmu akan hancur dan untuk bu Jamilah dan Adrian sekarang kamu baru sadar dan baru tau bahwa Tasya adalah anak seorang pengusaha sukses Adrian menyesalkan karena sdh membuang berlian hanya untuk kerikil yg tajam pasti akan menusukmu Adrian
Ma Em
Thor kapan waktunya Adrian dan keluarganya tau bahwa Anatasya adalah putrinya Santoso, mau tau reaksi Adrian dan keluarganya begitu juga dgn Clara dan usaha si Adrian bangkrut agar si Andin dan ibunya yg sombong itu merasakan hdp nya susah lagi.
Ma Em
Kenapa sih Anatasya sama ibunya Adrian ditampar kok diam saja Ana itu bkn sabar tapi kamu terlalu bodoh jadi orang masa setiap di buly sama keluarga Adrian dan selalu dihina Ana diam saja tdk melawan heran saja ada orang dihina ditampar biasa saja , coba tunjukan Ana pada Adrian dan Clara bahwa kamu benar putri bungsu santoso kayanya punya empat kakak yg sangat menyayangi Anatasya tapi waktu Ana dihina dan tampar kok tdk ada yg belain , jadi ga seru karakter si Anatasya nya terlalu lemah
Ma Em
Thor maaf up nya yg banyak lagi seru2nya habis , ga sabar mau tau Adrian dan keluarganya hancur.
Ma Em
Fans apaan begitu fanatik hanya membahayakan orang saja .
Ma Em
Adrian pasti menyesal karena sdh menyakiti dan menyia nyiakan putri dari keluarga Santoso malah memuja muja si anak haram dari keluarga Santoso si Clara, si Adrian sdh salah pilih berlian yg sdh ada digenggaman malah Adrian lepaskan dan di tukar dgn tembaga
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novelku berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Joyful/
total 1 replies
Ma Em
Thor tambah dong bab nya lagi seru banget ingin melihat reaksi tiga orang ini Adrian, Winda dan Clara setelah tau kalau Tasya adalah putri bungsu pak Santoso ditunggu thor upnya lagi.
Ma Em
Clara ngaku2 adik Rafael padahal teman2 Rafael sdh tau adik Rafael adalah Tasya bakalan malu tuh si Clara yg pede banget ngaku dari keluarga Santoso apalagi si Adrian dan si Winda kalau tau Tasya putri bungsu Santoso bakal pingsan dia.
Ma Em
Adrian dan keluarganya menghina Anatasya kok ga berhenti2 hina Tasya coba tunjukan sama kamu Tasya bahwa kamu putrinya tuan Santoso bungkam tuh mulut si Clara yg cuma anak selingkuhan saja kok bangga juga sama si Adrian sama keluarganya agar si Adrian menyesal karena sdh membuang berlian dan ngambil yg imitasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!