NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

'Apa dia bilang? Dia ingin aku jadi Sugar Baby?.' Gumam Sheilla Allenna Arexa

"Maaf?!." Sheilla mengernyitkan dahinya, bingung sekaligus tak mengerti. "Mengapa aku harus menjadi Sugar Baby mu?." Tanyanya dengan nada bicaranya yang sedikit keras.

Sean memijat rahang tegasnya sembari tetap menatap ke arah Sheilla dengan seringain kecil di bibir pria itu.

"Bagaimana menurutmu?." Tanya Sean pada Sheilla. "Apa kamu tidak tau apa kegunaan Sugar Baby dalam konteks ini? Sudah ku jelaskan dan bukankah kamu sudah dewasa?."

Kemarahan melonjak dalam diri Sheilla dan wajahnya memerah karena begitu marah.

"Sudah ku bilang, AKU BUKAN P--"

**

Sheilla Allenna Arexa adalah gadis biasa yang mendapati jika dirinya tiba-tiba terjerat dengan seorang bos mafia yang kejam karena hutang dari sepupunya sebesar 5 juta Dollar. Untuk menyelamatkan keluarganya dan juga membalas budi mereka karena telah merawatnya, Sheilla terpaksa menyetujui kontrak menjadi budak dengan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Tiga hari kemudian.

Sean telah menerima laporan bahwa beberapa pengedar narkoba menyelundupkan narkoba ke Kota A. Dia sempat meninggalkan Sheilla di klub untuk menangani situasi tersebut.

    Sean tidak bisa mengajak Sheilla dengan resiko apa pun yang mungkin terjadi di lapangan.

Kota A adalah wilayah kekuasaannya. Dan Sean bertekad untuk membasmi setiap pengedar narkoba yang mencemari Kota.

Mimpinya adalah memiliki Kota yang bebas narkoba.

Sean membenci narkoba dan itulah sebabnya setiap kali ia mendengar kasus seperti itu, ia akan secara pribadi memimpin misi untuk menangkap pengedarnya dan menghukum mereka sebagaimana mestinya.

Sean yakin mereka yang melanggar aturannya dan masih berurusan dengan narkoba pantas dihukum berat dan dipenjara seumur hidup.

Setelah berurusan dengan pengedar narkoba yang menolak berbicara tentang orang yang mendukungnya, Sean dan Diego siap kembali ke klub.

Sean tiba-tiba teringat bahwa dirinya seharusnya mengajak Sheilla untuk pergi makan malam, malam ini.

    'Aku begitu sibuk mencari pengedar narkoba itu sampai-sampai aku hampir lupa tentang kencan kita.' Batin Sean saat memikirkan Sheilla.

Sean kemudian memberikan instruksi pada sopirnya. "Josh kemudikan mobilnya ke arah mansion ku."

Sean lalu mengirim pesan singkat ke ponsel Sheilla.

    [Sean: Saatnya mengambil hadiah mu. Pulanglah ke mansion setelah satu jam. Kamu bisa berganti pakaian di kantorku, gaun yang aku ingin kamu kenakan untuk makan malam ada di sana.]

Sebenarnya Sean ingin mengajak Sheilla makan malam ke restoran yang bagus, tetapi dia tidak mau mengambil risiko ketahuan oleh musuh-musuhnya. Jadi, Sean pikir dirinya bisa membuat beberapa dekorasi di rumah agar acara makan malam mereka terasa lebih istimewa.

Diego yang duduk di kursi penumpang depan mengangkat sebelah alisnya dan menoleh ke belakang. "Mansion? Kupikir kau ingin menjemput pacarmu dulu."

"Jangan banyak bertanya, Diego!." Jawab Sean dengan acuh tak acuh dan mengalihkan pandangannya.

Ketika mereka tiba di mansion besar milik Sean, pria itu turun dari mobil, tetapi sebelum pergi dia buka suara. "Jemput Sheilla dan bawa dia ke sini. Pastikan juga para bodyguard itu masih menjaganya dari balik bayangan."

Diego menjulurkan kepalanya ke luar jendela. "Apakah kau akan menyiapkan acara kejutan? Bolehkah aku tinggal dan merekam? Kalian harus punya kenangan."

"Selamat malam, Diego." Sean berjalan masuk ke mansionnya tanpa menoleh ke belakang.

    Sementara Diego tertawa saat melihatnya. Sean mungkin belum mengetahuinya, tetapi sebagai temannya, Diego bisa melihat bahwa Sean telah jatuh cinta pada Sheilla.

Jika tidak, kenapa Sean sampai mau menyiapkan makan malam istimewa, padahal dia punya banyak pelayan di mansion ini?

Diego mendesah dan menatap ke arah sopir. "Josh, sepertinya bos kita akan celaka. Tapi aku sangat iri, aku ingin bertemu dengan seorang gadis cantik yang polos dan jatuh cinta juga seperti dia."

**

Ketika Sean memasuki mansion, ia memilih aula yang ada di rumahnya tempat ia biasa mengadakan pesta untuk menyiapkan makan malam. Ia meminta para pelayan untuk meletakkan meja di tengah aula, tepat di bawah lampu kristal besar.

Ketika dia melihat seseorang mencoba meletakkan taplak meja putih, Sean langsung menghentikannya. "Bukan warna itu. Dia tidak suka warna seperti itu. Cobalah membuatnya lebih berwarna... sedikit cerah, tapi tidak terlalu ramai."

Pelayan yang sedang menata meja merasa punggungnya dipenuhi keringat dingin. Suara berat Sean membuatnya gemetar. Ini adalah pertama kalinya dirinya benar-benar berbicara dengan bosnya yang dingin dan arogan.

"Apakah bos baik-baik saja? Apakah dia yang mengatur makan malam ini untuk wanita muda yang menginap di rumah besar itu?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Sebagai pekerja biasa, mereka tidak punya hak untuk mempertanyakan tugas dari bos mereka. Jadi ketika Sean tiba-tiba

membawa seorang gadis mungil ke mansion, yang bisa mereka lakukan hanyalah bergosip, tetapi tidak berani mencari tahu tentang siapa gadis itu.

Melihat mereka tidur di kamar yang sama pun dan sang bos sendiri yang mengawasi dekorasi makan malam mereka, itu berarti Sheilla adalah seseorang yang istimewa baginya.

Beberapa menit kemudian, senyum tipis mengembang di bibir Sean, saat ia menatap aula dan apa yang telah ia persiapkan.

'Aku harap kamu menyukainya'. Batin Sean.

    Sean bahkan tidak menyadari bahwa dirinya telah berusaha keras untuk acara makan malam ini dan ia bahkan tidak tahu mengapa dirinya mau melakukan ini begitu saja. Yang Sean tahu hanyalah bahwa dirinya ingin acaranya sempurna sehingga ia bisa melihat senyum cerah di wajah Sheilla.

    **

Sementara itu, kembali ke klub.

Sheilla sedang sibuk menyempurnakan keterampilannya sebagai bartender ketika dia menerima pesan teks dari Sean

Saat membaca isi pesan dari pria itu, jantung Sheilla berdebar kencang dan wajahnya terasa panas. 'Sean tidak mengatakan apa pun selama berhari-hari, kupikir dia sudah melupakannya.' Sheilla bergumam pada dirinya sendiri dan memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Tom, aku ingin bertemu dengan Sean, jadi aku pergi dulu." Pamit Sheilla pada Tom yang hanya mengangguk.

"Oke."

Sheilla memutar matanya. Tidak ada seorang pun yang bersikap ramah padanya di klub dan ia pikir mereka semua seperti itu karena takut pada Sean. Pria mafia itu sangat posesif.

Sheilla juga tidak melihat Alex selama berminggu-minggu dan ia tidak berani mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada Alex. Mengingat betapa terlukanya pria yang ia minta dibebaskan, Sheilla tidak berpikir Alex masih hidup setelah semua aturan yang telah dilanggarnya.

Sheilla tidak ingin memikirkan hal itu. Dia segera bergegas masuk ke kantor Sean dan menemukan gaun yang di maksud pria itu dan tersedia perlengkapan rias.

"Sean benar-benar berusaha keras untuk menyiapkan makan malam itu." Kata Sheilla bermonolog, merasakan kehangatan dan kenyamanan di dalam hatinya.

Saat membuka kotak itu, wajah Sheilla memerah. Gaun itu adalah gaun pendek hitam yang pertama kali dicobanya di mal saat mereka pergi berbelanja.

Sheilla teringat ketika bagaimana jakun Sean bergerak-gerak dan bagaimana tatapan pria itu mengamati tubuhnya saat Sheilla keluar mengenakan gaun itu.

Jantungnya mulai berdebar kencang.

Mungkin itu alasan Sean menerkamnya dan hampir melahapnya kemarin malam. Apa yang akan terjadi jika Sheilla memakai gaun ini lagi saat makan malam?

Apakah Sean akan menyerang Sheilla seperti hewan buas? Memikirkan hal ini, Sheilla menjadi mulai merasa gugup.

Kupu-kupu menari-nari di ulu hatinya dan dia menjepit kakinya. Sheilla tidak dapat menyangkal bahwa Sean sangat ahli dalam apa yang dia lakukan.

Dia meninggalkannya dengan keinginan lebih.

Sheilla segera bangkit dari pikiran kotornya. Ini bukan saatnya untuk menjadi panas dan terganggu.

Setelah berdandan, ia membiarkan rambutnya terurai indah di bahunya dan ia memoleskan lipstik merah muda muda yang senada dengan bibirnya.

    Sheilla masih merasa tidak nyaman dengan gaun pendek yang sudah dikenakannya, tetapi dia merasa percaya diri dengan penampilannya yang cantik.

    'Semoga dia suka.' Gumam Sheilla dalam hati sambil nyengir.

Menyadari apa yang baru saja dikatakan diri sendiri, kedua pipi Sheilla memerah . Mengapa dirinya peduli jika Sean menyukai penampilannya atau tidak?

    Sheilla adalah sugar baby Sean. Tidak ada bedanya apakah ia terlihat seperti ratu atau pembantu.

Sheilla memutuskan untuk keluar dan menunggu sopir menjemputnya.

Saat dalam perjalanan turun dari kantor Sean, Sheilla tiba-tiba menyadari bahwa dirinya belum membalas pesan dari Sean.

Sheilla mengeluarkan ponselnya dan mengetik balasan.

    [Sheilla: Aku sudah siap. Tinggal menunggu Josh menjemput ku]

Saat Sheilla menekan tombol kirim, dia tidak mengharapkan balasan, tetapi sebelum dia sempat memasukan ponselnya kembali, ponselnya berbunyi.

Sean membalas pesan Sheilla hampir seketika.

[Sean: Aku akan menunggumu.]

Sheilla menatap teks itu selama beberapa detik, sementara sudut bibirnya melengkung ke atas membentuk seringai lebar.

Melihat kata-kata itu, Sheilla tiba-tiba menjadi bersemangat untuk makan malam.

1
Siti Aishah
good
Mimik Pribadi
Ayo donk thor,smangat up nya,aku tunggu kelanjutan nya,,,,☺️🤗
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,Begitulah rasanya cinta Sean,untung yng kamu mkn es cream, jdi tidak seburuk kata perumpamaan yng mengatakan klo sdh cinta, tahi ayam pun serasa coklat Sean 🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Menarik,,,,aku suka ❤️
Jenny
baru nemu ceritamu kak, nyimak dulu yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!