Azila Anastasya dipaksa oleh keluarganya untuk menikah dengan seorang pria bisu dia adalah Fathaan Biantara Balinda.
Seorang pria sangat kaya raya, tampan serta menjadi idola para wanita, namun kekurangannya membuat semua orang selalu meremehkan dan menghinanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa itu?
Hari menjelang pagi.
Azila yang bangun lebih dahulu kini dia perlahan-lahan membuka matanya, Azila merasa tubuhnya sedikit berat saat dia menoleh kearah sampingnya ternyata Fathaan tidur sambil memeluk dirinya.
Dalam sekejap Azila teringat tentang tadi malam dimana mereka telah melaksanakannya, bisa dikatakan Fathaan berhasil membuat Azila seutuhnya miliknya.
Azila membuka selimut tersebut, ternyata setelah tadi malam mereka tidak menggunakan pakaian sama sekali. Hal itu membuat Azila menjadi sangat malu sekali.
" Apa aku benar-benar melakukannya dengan Fathaan?" gumam Azila sambil memegangi selimut tersebut
Dia tidak menyangka bahwa mereka akan melakukannya, apa lagi sekarang Fathaan tidur sambil memeluk Azila dengan sangat erat sekali.
Azila menatap kearah wajahnya Fathaan sedang tertidur, terlihat dia tertidur dengan lelap sekali, bulu mata yang panjang dan lentik, alis sedikit tebal serta hidung yang mancung membuat Fathaan begitu tampan sekali.
Azila tersenyum saat melihat wajahnya Fathaan, namun tiba-tiba Fathaan membuka matanya hal itu membuat Azila terkejut serta dengan cepat dia mengalihkan pandangannya dari Fathaan.
Fathaan tersenyum saat mendapati Azila memandang wajahnya hal itu membuatnya ingin mencoba menggoda Azila, Fathaan menarik kedua tangannya serta mengambil buku kecilnya lalu menulisnya.
" Apa wajahku begitu tampan sekali sehingga membuatmu memandangnya sangat lama sekali?" ucap Fathaan didalam tulisannya tersebut
Fathaan langsung memperlihatkan kepada Azila, seketika Azila membacanya dan membuat matanya melotot saat membacanya.
Azila benar-benar merasa malu saat Fathaan bertanya seperti itu, dia masih memalingkan pandangannya tidak ingin menatap Fathaan.
Dimana Fathaan yang tiba-tiba menarik Azila serta langsung menaiki tubuhnya Azila, seketika Fathaan sudah ada diatas Azila hal itu benar-benar membuat Azila merasa terkejut dan gugup.
" A-apa yang ingin kamu lakukan Fathaan?" tanya Azila kepada Fathaan
Fathaan hanya tersenyum saja, dia sangat menikmati sekali wajah Azila yang begitu merah karena malu. Fathaan yabg yang semakin mendekatkan tubuhnya kini wajah mereka hanya beberapa inci saja.
Namun tetapi Azila sangat lupa bahwa Fathaan tidak mendengarkan apapun yang dia ucapkan karena Fathaan tidak menggunakan alat bantu pendengar.
Saat mendekat tiba-tiba.
Tok. Tok.
Terdengar suara ketukan pintu, membuat Fathaan dan Azila saling bertatapan merasa heran siapa pagi-pagi sedang bertamu?
Fathaan mengambil bukunya serta langsung menulisnya lagi.
" Bersihkan dirimu, aku akan melihat siapa yang mengetuk pintu"
Azila membacanya lalu dia menganggukkan kepalanya, dimana Fathaan mengecup bibirnya Azila serta keningnya. Anggap saja itu kecupan dipagi hari.
Setelah itu Fathaan turun dari tubuhnya Azila dan mulai mencari pakaiannya. Saat Fathaan turun dengan telanjang bulat seperti itu seketika Azila langsung menutup matanya karena melihat sesuatu yang bergantungan.
Fathaan hanya tertawa melihat Azila tang yang begitu sangat malu sekali, padahal malam tadi bukannya dia sudah melihat serta memegangnya?
Kini Fathaan yang sudah selesai dengan pakaiannya mencoba untuk mendekat kearah pintu, dia sangat penasaran sekali siapa sebenarnya dibalik pintu itu.
Saat Fathaan membuka pintunya.
" Mengapa kamu begitu lama sekali ha membuka pintu kamarmu? Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya seorang wanita dengan nada yang begitu marah sekali
Azila yang mendengar suara tersebut membuatnya sangat penasaran sekali sebenarnya siapa wanita itu? Azila mencari salah satu kimononya lalu menggunakannya.
Seharusnya dia pergi kekamar mandi bukan? Tetapi karena merasa penasaran Azila melangkahkan kakinya menyusul Fathaan namun saat dia mencoba untuk melangkah tiba-tiba saja dia merasakan perih dibagian selangkangannya.
Ternyata tadi malam Fathaan benar-benar sangat bersemangat sehingga membuatnya menjadi merasa perih sekali, Azila mencoba untuk melawan perihnya kini dia kembali melangkahkan kakinya.
Sementara Fathaan, dia hanya bisa terdiam saja tidak mengatakan apapun. Iya karena dia tidak menggunakan alat pendengarnya jadi dia tidak tau apa yang diucapkan oleh seorang wanita itu.
" Fathaan, siapa?" tanya Azila saat mendekat kearah Fathaan
Fathaan yang masih terdiam dia tidak menoleh sama sekali, tetapi seorang wanita itu langsung menatap kearah Azila hal itu membuat Fathaan sadar bahwa ada Azila dibelakangnya.
Azila juga menatap kearah seorang wanita itu sambil melangkah kakinya mendekat kearah Fathaan.
" Oh ternyata kamu benar-benar memiliki seorang istri ya" ucap seorang wanita itu
Fathaan yang melihat Azila didekatkan, kini dia langsung menarik serta memegangi tangannya Azila hal itu membuat Azila merasa terkejut sekali.
" Apa kalian sedang melakukannya di pagi hari ha?"
Azila merasa seseorang didepannya berbicara dengan nada menghina.
" Maaf, sebenarnya anda siapa?" tanya Azila dengan nada sopannya
Seorang wanita paruh baya itu tersenyum miring sambil menyilangkan kedua tangannya. Dia menatap kearah Azila dengan pandangan mengejek.
" Apa dia belum mengatakan siapa saya?" tanya seorang wanita itu
Azila hanya menggelengkan kepalanya saja hal itu membuatnya semakin menjadi tertawa.
" Oh lupa, diakan bisu sehingga tidak bisa mengatakannya siapa sebenarnya saya dan lihatlah dia tidak akan mendengar apapun yang kita katakan karena dia tidak menggunakan alat bantu pendengar"
Seketika Azila langsung menatap kearah Fathaan, namun ternyata benar bahwa Fathaan tidak menggunakan alat bantu pendengar Azila benar-benar tidak menyadari hal itu.
" Perkenalkan saya adalah Juliana, Mamanya Fathaan"
Azila sangatlah terkejut bahwa didepannya adalah Ibunya Fathaan.
" O-oh maafkan saya, saya adalah Azila"
" Oh, jadi namamu Azila ya?"
Azila hanya mengganggukkan.
" Bagaimana kamu bisa mau menikah dengan Fathaan?"
Dug!
Jantung Azila berdebar dengan kencang saat Juliana menanyakan seperti itu.
" A-apa maksud anda Nyonya?"
" Haa apa kamu tidak paham apa yang saya bicarakan?"
Azila menggelengkan kepalanya.
" Mengapa kamu ingin menikah dengan pria cacat seperti Fathaan? Apa karena dia kaya raya dan tampan sehingga kamu ingin menikah dengan Fathaan?"
Azila benar-benar merasa sangat terkejut sekali dengan ucapannya Juliana, Azila juga bersyukur bahwa Fathaan tidak menggunakan alat bantu pendengar.
" B-bagaimana Nyonya mengatakan seperti itu? Padahal dia adalah putra kandung anda?"
" Sesuai kenyataannya bukan bahwa dia cacat? Dan lagi saya sangat menyesal melahirkannya karena dia bisu dan tuli"
Azila tidak menyangka sekali, dimana Azila menggenggam tangannya Fathaan dengan sangat erat sekali sehingga membuat Fathaan menoleh dan tersenyum kepada Azila tanpa mengetahui sebenarnya apa yang dibahas oleh mereka.
Azila merasa sangat sedih sekali, sampai hati Juliana sangat tega berbicara begitu dengan putra kandungnya sendiri.
" Maaf Nyonya, saya menerima Fathaan dengan apa adanya bukan karena dia kaya raya atau tampan, tetapi sebenarnya awalnya mulai dari Ayah saya yang mengajukan kerja sama antar Perusahaan Fathaan"
Juliana tersenyum miring dia masih dalam tatapan mengejeknya.
" Tapi benar-benar hebat kamu bisa menerima kekurangan Fathaan yang bisu dan tuli, bahkan untuk komunikasi juga dia sangat susah harus menggunakan bahasa isyarat, tetapi jika itu kamu paham dengan bahasa isyarat jika tidak mungkin dia hanya menulis begitu sangat merepotkan bukan mengurus orang cacat"
Hati Azila sangat sakit sekali, seperti disayat dengan senjata tajam. Mata Azila mulai berkaca-kaca namun dia menahannya bagaimana Fathaan bisa bertahan hidup dengan Ibu Kandungnya?
" Baiklah kalau begitu saya pamit dulu, kedatangan saya kemari hanya ingin melihat bagaimana wajah Istrinya Fathaan namun ternyata dia pintar mencari istri yng yang sangat cantik dan mau menerima kekurangan, tetapi jika saya jadi kamu Azila saya tidak akan mau menikah dengan orang cacat seperti Fathaan"
Benar-benar membuat Azila tidak bisa menahannya, rasa hatinya begitu hancur dan sakit sekali mendengar Juliana selalu menghina Fathaan dan mengatakan dia cacat.
Kini Azila dan Fathaan hanya menatap kepergiannya Juliana, sakit yang dialami Azila membuatnya dia kuat menahan air matanya namun dia tidak menunjukkannya kepada Fathaan.
tiada angin tiada hujan tiba2 dateng berkata kpd fathaan meminta menceraikan azila....
Dulu aja menolak mentah2 dijodohkan dgn fathaan krn fathaan bisu dan tuli.....
makanya jd org sangat belagu dan sombong suka menghina org lain....
Kini tidak ada bisa menghina fathaan lagi bisa berbicara.....
smg awal yg baik bagi fathaan bisa berbicara lagi....