NovelToon NovelToon
Kawin Kontrak

Kawin Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:19.7k
Nilai: 5
Nama Author: Irma

Kecelakaan maut yang menimpa sahabat baiknya, membuat Dara Asa Nirwana terpaksa menjalani nikah kontrak dengan Dante Alvarendra pria yang paling ia benci.

Hal itu Dara lakukan demi memenuhi wasiat terakhir almarhumah untuk menjaga putra semata wayang sahabatnya.

Bagaimanakah lika-liku perjalanan lernikahan kontrak antara Dara dan Dante?
Cerita selengkapnya hanya ada di novel Nikah Kontrak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter - 26

Dante menghampiri Axel dan Dara di pintu depan, ia melipat tangannya dan menatap pria itu yang terus mengoceh bak burung beo, Axel meyakinkan Dara agar mau kembali padanya.

Kemudian akhirnya Axelnya tersadar dengan keberadaan Dante di belakang Dara. "Mau apa kau ada disini?" tanyanya terkejut menatap Dante bertelanjang dada dan di penuhi oleh banyak tanda kepemilikan yang di buat oleh istrinya.

Dante sengaja tak berusaha menutupinya, dengan bangganya ia justru memamerkannya pada Axel.

Axel berusaha tak peduli, ia beralih kembali pada Dara. "Dara tolong jelaskan mengapa pria brengsek itu ada di rumahmu? Kalian tidak habis..."

"Memangnya kenapa kalau kami habis berhubungan? kami pasangan sah," sahut Dante.

"Diam kau brengsek!" ucap Axel kesal mendengar ucapan Dante.

"Kau yang diam!" Dante tak kalah garangnya dari Axel. "Harusnya aku yang bertanya untuk apa kau pagi-pagi bertamu ke sini dan memeluk istri orang sembarangan?" tanya Dante, ia mulai menujukan taringnya.

Axel mencoba tak gentar, ia meraih tangan Dara. "Gelandangan itu pasti menggodamu agar kau mau menampungnya karena dia tidak punya tempat tinggal dan pekerjaan."

Axel kembali menatap Dante. "Dasar pria pengangguran tak tahu malu.."

"Enak saja kau menghina pacarku!" Angel yang baru saja datang, tiba-tiba langsung menjambak rambut Axel dari belakang.

"Hei kau siapa?" protes Axel pada Angel.

"Kau yang siapa? Beraninya kau menghina kekasihku. Dante tidak butuh tempat tinggal kumuh seperti ini, aku bisa memberikan tempat tinggal yang layak kepadanya," teriak Angel.

"Ini semua pasti karena wanita singa itu yang menggoda Dante agar mau tinggal bersamanya..."

Dara dan Dante kompak mundur, kemudian Dara menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

"Sepertinya aku butuh bantuan security untuk mengusir mereka," Dara meraih handphonenya yang ia taruh di meja dapur.

Dan tak lama kemudian keributan terdengar semakin kencang, saat petugas keamanan komplek berusaha mengusir mereka berdua.

Dara dan Dante hanya mengintip dari balik balik tirai kaca jendela. "Lebih baik kita siap-siap ke rumah orang tua Dion," bisik Dante, ia mengajak Dara mandi bersamanya.

Keduanya tak peduli dengan keributan yang terjadi diluar, mereka asik memadu kasih, mengulang adegan panas yang semalam terjadi, namun kali ini di kamar mandi.

Hampir satu jam berlalu, akhirnya Dara dan Dante keluar dari kamar mandi, mereka sudah tidak lagi mendengar keributan di halaman depan.

"Sepertinya mereka semua sudah pergi," ujar Dante sembari membantu Dara mengenakan pakaian dalamnya, ia sendiri sudah mengenakan kaus dan celana pendek begitu keluar dari kamar mandi.

Dara berbalik menghadap Dante. "Kau masih ada hubungan dengan Angel?" tanyanya serius.

Dante berjalan menuju lemari, ia membantu Dara memilih pakaian. "Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan Angel," jawabnya menenangkan hati Dara yang tengah cemburu. "Mungkin pacarnya yang kemarin tidak cocok, jadi dia kembali lagi padaku." Dante mengungkapkan jika hal itu sering terjadi, namun ia menegaskan kepada Dara, ia tidak akan kembali pada Angel, ia hanya ingin fokus pada karir, pernikahan mereka, dan juga Dion meski hanya bisa mengawasi tumbuh kembang bocah itu dari jauh.

Saat membuka lemari Dante tak menemukan pakaian Dara, ia teringat tadi malam Dara belum sempat memasukan barang-barangnya.

"Kau tunggu saja di sini, biar aku yang bawakan." Dante meraih kunci mobil Dara, kemudian ia keluar.

Dara begitu tersanjung atas sikap manis Dante, ia menyesali mengapa ia menyia-nyiakan waktu dua tahun untuk bertengkar dengannya.

Tak lama kemudian Dante datang dengan membawa koper-koper milik Dara. "Aku bereskan bekal untuk Dion," Dante memberikan kecupan manisnya di bibir Dara sebelum ia keluar lagi dari kamar.

***

Setelah semuanya siap, mereka bergegas menuju alamat yang pernah di berikan pengacara Max kepada Dante.

"Kau yakin ini alamatnya?" tanya Dara, saat Dante berbelok memasuki kawasan perumahan elit di kawasan Jakarta Utara.

Dante mengangguk, sembari memberikan katu identitasnya kepada petugas keamanan yang bertugas di depan komplek.

"Pantas saja mereka terlihat sombong sekali," gumam Dara, melihat deretan rumah mewah yang berjajar rapih di sepanjang komplek. Jika dibandingkan dengan rumahnya yang mungil tentu bagai langit dan bumi.

Dara menoleh kearah Dante. "Dante, bagaimana jika Dion lupa dengan kita? Atau justru menolak jika aku ingin menggendongnya."

Bukan tanpa alasan Dara mengatakan hal tersebut, kedua orang tua angkat Dion tentunya memberikan fasilitas mewah yang tak pernah ia berikan, ia khawatir Dion akan lupa kepada dirinya dan Dante.

Dante menggenggam erat tangan Dara. "Jangan berpikir yang tidak-tidak. Dion pasti akan selalu ingat dirimu, dan juga ibu kandungnya," ucapnya menenangkan.

Dara harap juga begitu, Dion tak pernah melupakan Yulia dan Max, kedua orang tua kandungnya.

"Sepertinya ini rumahnya," Dante mencocokan nomor rumah yang ada di hadapannya dengan alamat yang tertera di handphonenya.

Begitu yakin, Dante memarkirkan kendaraannya. Sementara Dara meraih paper bag yang ia simpan di bangku belakang.

Dante dan Dara menghampiri petugas keamanan yang bertugas di gerbang depan, dengan sopan Dante menyampaikan niatannya untuk bertemu dengan Albert dan Cindy, guna meminta izin untuk menjenguk Dion.

Awalnya petugas kemanan menolak permintaan mereka, sebab mereka belum membuat janji dengan Albert maupun Cindy. Namun Dante berhasil meyakinkan jika dalam perjanjian, mereka berdua sudah diizinkan datang kapan pun mereka mau untuk mengunjungi Dion.

Dengan ragu-ragu petugas keamanan, menghubungi asisten yang bertugas di dalam rumah untuk menyampaikan keberadaan Dara dan Dante.

Dara dan Dante menunggu dengan sabar, hingga akhirnya beberapa menit kemudian Cindy keluar dari pintu depan. Wanita itu tak mempersilahkan Dante dan Dara masuk, melainkan ia sendiri yang menghampiri mereka di pos keamanan.

"Mau apa kalian datang kemari?" tanya Cindy tanpa basa-basi.

"Kami ingin bertemu Dion," ucap Dara penuh semangat. "Apa anak itu sudah makan? Aku membawakan makanan untuknya."

Cindy hanya melirik sekilas ke arah paper bag yang dibawa oleh Dara. "Dia tidak makan sembarangan," ucapnya ketus. "Lagi pula sebentar lagi dia ada jadwal les, lebih baik kalian pergi dan kembali lain waktu saja."

"Les?" tanya Dara bingung. "Dion masih satu tahun."

"Kalian memang benar-benar orang tua amatir. Seharusnya sejak usia enam bulan anak sudah harus masuk sekolah, tapi sayangnya Dion punya orang tua kandung yang bodoh dan orang tua angkat pertamanya yang gila. Sehingga mau tidak mau sekarang kami memanggil guru les untuk mengejar ketertinggalannya."

Ingin sekali Dara membalas ucapan kasar Cindy terhadap mendiang Yulia yang telah melahirkan dan merawat Dion sepenuh hati, namun Dante menahannya.

Pria itu pamit kepada Cindy dan menarik Dara pergi tanpa sempat menitipkan bekal yang di bawanya untuk Dion.

Begitu di dalam mobil, Dara protes dan marah besar kepada Dante, karena tak mengizinkannya membalas ucapan Cindy yang begitu menyakitkan hatinya.

"Kita memang orang tua gila yang tak tahu bagaimana mengasuh anak dengan benar," ucap Dante, bayangan akan dirinya sibuk berpesta sementara Dion tengah demam tinggi, terus membayangi dirinya.

"Kau tidak dengar, dia bilang Dion tidak makan makan sembarangan? Dia pasti akan membuang makananmu. Aku tidak mau makanan yang kau buat dengan susah payah hanya berakhir di tempat sampah. Kau dan masakanmu sangat berharga, Dara..."

Dara menangis dalam pelukan Dante. "Lalu kita harus bagaimana? Aku sangat rindu dengan Dion."

"Nanti aku akan bicara dengan pengacara Max, aku akan tanya kapan baiknya kita mengunjungi Dion agar tidak menganggunya," Dante menepuk-nepuk bahu Dara dengan lembut.

1
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
hhmmm wajar sihh...
hubungan yang awalnya sudah tdk sehat apalagi dengan keterpaksaan akhirnya jd tidak baik
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
ikhlaskan sajaa yaa Dara dan Dante biar mereka bahagia bersama Dion
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
jahatnyaa pasti sering dicubit, dipukul dan ga dikasih makan
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
Pengacara Max yg ngeselin itu hrs ikut bertanggung jawab..😡😡
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
Ya Allah..jahatnyaa
sudah diapain itu Dionn 😭😭😭😭
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
Angel ada gunanya jugaa 😄
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
astagfirullaah
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
hahahaha rasain tuh pengacara juga ikutan kagak di gaji 🤣🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
sehingga berencan menjual Dion ke luar negeri --> sehingga berencana menjual Dion ke luar negeri
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Albert memang jarang sekali datang ke Indonesi --> Albert memang jarang sekali datang ke Indonesia
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
whaaaaaat ????
Max dan Yulia mafia berlian 😱😱😱😱😱
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
waah adik bungsunya Albert kejam dan jahat yaaa
bahkan ia tega menggunakan identitas kakaknya untuk melakukan perdagangan anak di bawah umur ini
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
lhadalah ternyata petugas dinas sosial itu adalah orang bayarannya Albert dan Cindy tooooh
pantas aja dia langsung resign saat Albert akan berangkat ke luar negeri, mungkin tuh petugas dinas sosial takut dirinya akan ikutan masuk penjara jika kasus penjualan anak itu terbongkar kali yaak
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
aaapaaa ????
minta maaf katamu???
setelah Dion mengalami trauma kayak gini, ish ish ish ish
pengacara macam apa kamu itu
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
astaghfirullah Dion langsung kembali memeluk Dara dengan erat saat tuh pengacara sodron masuk keruang rawat inap Dion
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
akhirnya ooooh akhirnya nih pengacara sontoloyo datang juga ke hadapan Dara dan juga Dante 🚶🚶🚶
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Alhamdulillah akhirnya Dion bisa kembali tertawa riang kembali setelah beberapa saat yang lalu Dion menangis seakan menyampaikan kepedihan yang ia alami beberapa bulan terakhir sejak tinggal bersama Albert dan Cindy
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
gitu dahulu dengan sombongnya baik Albert ataupun Cindy mencemooh makanan yang mereka bawa saat bertamu ke rumah Albert untuk menjenguk Dion
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Alhamdulillah akhirnya Dion bisa kembali makan dengan lahap karena bubur yang diberikan rumah sakit telah di campur ama Dante dengan abon buatan Dara
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Dion kayaknya takut banget jika harus pisah lagi dengan Dara dan juga Dante sehingga gak mau lepas sedetikpun dari pangkuan Dara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!