Seorang pembunuh bayaran harus mati ditangan sang kekasih. Namun tiba-tiba dia terbangun di sebuah tempat yang bernama lembah Iblis.
Seperti namanya lembah itu terkenal seram dan penuh dengan misteri. Banyak orang yang masuk kedalam lembah tersebut namun tidak pernah kembali lagi.
Bagaimana jadinya jika seorang pembunuh bayaran di buang ke tempat itu?
Ternyata jasad yang tempati oleh si pembunuh bayaran, adalah putri dari seorang perdana menteri. Gadis itu menjadi korban penculikan sekaligus pembunuhan yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Mampukah gadis itu keluar dari lembah iblis dan membalas semua dendam sang pemilik tubuh?
Baca keseruannya disini🥰🥰🥰🥰. Jangan lupa dukungannya agar bisa semangat dalam berkarya. Terima kasih😘💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita Jiang He
Setelah pertemuan mengharukan antara sepasang ayah dan anak, Perdana menteri Jiang mengajak Jiang He dan Raja Ji untuk masuk kedalam rumah.
Nyonya Jiang yang mendengar Jiang He pulang langsung bergegas keluar. Padahal tubuhnya sedang lemah. Namun kepulangan Jiang He memberikan semangat baginya.
Tuan tua Jiang dan istrinya juga keluar dari kamar. Yu Shu Xin yang saat itu sedang berada di kamar para tetua merasa terkejut. Bukankah ayahnya bilang Jiang He sudah meninggal?
Bagaimana bisa hidup kembali?
"He'er ....." panggil Nyonya Jiang dengan lembut.
Jiang He menoleh. Lagi-lagi ia mendapatkan kejutan yang terduga. Baru saja ia bisa menguasai dirinya setelah bertemu dengan Perdana menteri Jiang yang ternyata memiliki wajah yang sama persis dengan wajah Daddynya. Ternyata Nyonya Jiang juga memiliki wajah yang sama persis dengan wajah Mommynya.
Tanpa banyak kata, ia pun berlari menghampirinya. Tangisnya kembali pecah saat berada di pelukan Nyonya Jiang.
"Terima kasih....ternyata Aku masih bisa merasakan hangatnya pelukan mereka," ucapnya dalam hati.
Pertemuan yang sangat mengharukan. Nyonya tua dan Tuan tua Jiang Juga ikut menitikkan air mata. Akhirnya cucunya kembali dalam keadaan hidup-hidup.
"Saudariku...syukurlah akhirnya Kamu pulang. Bagaimna bisa Kamu pergi selama ini. Apa kamu tidak tahu betapa khawatirnya Kami?'
Yu Shu Xin tiba-tiba datang merusak momen mengharukan ini. Jiang He melepaskan pelukannya dari tubuh Nyonya Jiang. Awalnya ia ingin menjawab ucapannya. Namun Perdana Mentri Jiang meminta mereka untuk duduk terlebih dulu.
Satu persatu duduk di kusri yang tersedia di ruangan itu. Sebelum duduk, jiang he menyempatkan diri untuk menyapa kakek dan Neneknya terlebih dulu. Barulah setelah itu Ia duduk di kursi yang masih kosong.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Tuan Jiang dengan lembut.
"Sudah lebih baik."
"Apa sebelum ini _"
"Paman....lihatlah saudariku, bukankah wajahnya lebih cantik dari sebelumnya? Pasti saudari hidup dalam baik. Padahal Kita mati-matian mencarinya," kata Yu Shu Xin yang tiba-tiba memotong ucapan Pedana Menteri Jiang.
"Apakah yang dikatakan saudarimu benar?"
"Kenapa_"
"Paman sedang tidak berbicara denganmu. Tolong kasih kesempatan He'er untuk menjawabnya."
Yu SHu Xin langsung cemas. Bagaimana kalau Jiang He menceritakan semuanya?
"Bagaimana He'er?"
"Apa yang dikatakan saudari Shu memang benar."
"Benar kan apa kataku," ucap Yu Shu Xin dengan semangat.
"Jadi kemana saja Kamu selama ini?" kali ini Tuan Tua Jiang yang bertanya.
"Lembah Iblis!"
Deg!
"Apa! " serentak semuanya kaget. Kecuali Yu Shu Xin yang kembali cemas. Padahal ia sudah bernafas lega saat Jiang He membenarkan ucapannya.
"Jangan berbohong! Kalau kamu berada di lembah iblis bagaimana bisa kamu bisa selamat," sanggah Yu SHu XIn.
"Benar He'er. Katakan saja dengan jujur kemana saja Kamu selama ini?"
"Apa yang Aku katakan memang benar. Mungkin kalian tidak akan percaya. Tapi itulah kenyataanya."
Semua terdiam mendengarnya. Mereka bisa melihat kejujuran dimata Jiang He saat mengatakannya. Tapi bagaimana ia bisa sampai ke lembah iblis. Apakah lembah iblis bisa dimasuki dengan mudah?
"Kalau begitu, bagaimana Kamu bisa ke tempat itu?" kata Yu Shu Xin dengan nada menantang.
"Sepulangnya dari akademi ada yang menculikku. Mereka melukai tubuhku dan membuangnya ke lembah iblis. Saat itu Aku berada diantara hidup dan juga mati. Telat sedikit saja mendapatkan pertolongan mungkin saat ini Aku tidak akan duduk disini."
"Biadab! siapa yang sudah melakukannya! " Jiang He menggelengkan kepalanya.
Kedua orang tua Jiang He langsung marah sekaligus sedih. Bagaimana bisa ada orang sekejam itu. Apa alasannya?
"Bagaimana Kamu bisa keluar dengan selamat seperti ini? "
"Ada seorang petapa tua yang tinggal disana. Beliau lah yang menolongku. Bahkan beliau juga mengangkatku menjadi murid."
"Saudariku jangan membual. Kalau Kamu memang diselamatkan kenapa tidak langsung pulang. Jangan-jangan ini hanya akal-akalan Saudari saja. "
"Apa menurutmu lembah iblis bisa dimasuki dan ditinggalkan dengan mudah," sindir Jiang He.
"Lembah iblis berada dibawah tebing yang tingginya puluhan meter. Tanpa memiliki kemampuan terbang, bagaimana Aku bisa naik ke atas tebing?"
"Bukankah Kamu bilang punya Guru."
"Guruku seorang petapa tua yang sudah berusia tujuh puluh tahun lebih. Lupakan jika Beliau seorang lelaki. Tapi apa Kamu tega meminta seorang tetua yang berusia tujuh puluh tahu lebih untuk menggendong mu keatas tebing batu setinggi itu?'
"...."
"Lagi pula jika Aku pulang ...besar kemungkinan pembunuh itu masih akan membunuhku lagi. Dengan kemampuanku saat itu, Aku pasti akan mati. Dari pada mati lebih baik Aku berlatih dengan baik. Apakah itu salah?"
Jiang He menatap Yu Shu Xin dengan sinis. Siapa yang tidak menyadari rencananya. Ia jadi berfikir jika orang yang sudah menculik dan membunuh pemilik tubuh ini ada hubungannya dengan Yu Shu Xin.
"Bukankah ada Paman yang akan menjagamu," ucap Yu Shu Xin tidak mau kalah.
"Sudahlah...keputusan He'er sudah tepat. Yang penting dia bisa pulang dengan selamat. "
"Benar. Sekarang katakan pada Kami bagaimana Kamu bisa pulang bersama Yang Mulia Raja JI?"
"Kebetulan Kami bertemu di jalan." kali Raja Ji sendiri yang menjawab.
Yu Shu Xin merasa iri dan juga marah. Kenapa rencananya bisa gagal? Kedua tangannya terkepal erat di kedua sisi.
"Terima kasih Yang Mulia."
"Paman tidak perlu sungkan. Ngomong-ngomong Saya perlu bicara empat mata dengan paman. Apakah Paman berkenan?"
Sebenernya Perdana Menteri Jiang masih ingin mendengar cerita Jiang He. Namun tidak nyaman jika harus menolaknya. Dengan berat hati beliau membawa Raja Ji ke ruang kerjanya.
"Mari ikut Saya. "
"Terima kasih Paman. "
Perdana Menteri Jiang membawa Raja Ji keruang kerjanya. Tidak lupa untuk memerintahkan anak buahnya untuk menjaga ruangan itu. Ia sangat yakin jika apa yang akan dikatakan Raja Ji padanya sangat penting.
"Kalau boleh tahu apa yang ingin yang mulia katakan pada hamba, " tanya Perdana Menteri Jiang dengan serius.
"Ini ada hubungannya dengan putri Paman."
"Maksudnya? "
"Apa Paman tahu jika Nona Jiang diculik? "
"Hamba tidak menemukan bukti sama sekali. Siapa dan alasan apa yang membuatnya melakukan hal sekeji itu."
"Maaf Paman, tapi Paman harus mulai mencari dari orang terdekat. Sebenarnya Saya sudah menemukan dalangnya. Namun Saya ingin Paman mencari sendiri. Karena mungkin saja apa yang sudah Saya temukan ini akan membuat Paman terguncang. Jadi Paman harus berusaha untuk mencari orang tersebut"