Dewasa 🤎
Jika aku boleh memilih...
Aku lebih suka
mencintai seseorang yang tidak mencintaiku.
Setidaknya, disitu aku mengetahui
bahwa aku benar-benar mencintainya
dengan tulus tanpa mengharapkan apapun.
~anonim~
Quote diatas menggambarkan perasaan seorang Farel kepada Nada.
Awalnya Nada hanyalah adik dari temannya, seiring waktu perasaan itu berubah menjadi cinta.
Kisah ini menceritakan perjuangan Farel mendapatkan cinta Nada, juga perjuangan mereka untuk dapat saling mengerti dan menerima. Saat Farel berhasil menikahi Nada, mereka berusaha mengerti arti kata pernikahan yang sesungguhnya.
Full of love,
Author ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah?
Tell me that you need me. Tell me that I'm loved. Tell me that I'm worth it. And that I'm enough. I need it and I don't know why
This late at night....That I'd be
The number one girl in your eyes....
Aku termenung sambil mendengarkan lagu milik Rose. Kejadian yang baru saja terjadi, diputar kembali dalam ingatanku.
"Kenapa aku?".
"Karena aku menyukaimu".
Dasar cowok, aku rasa dia berpengalaman dan memiliki banyak pacar. Menyukaiku..., yang benar saja, berharap aku percaya sama gombalannya, jangan harap! Kataku dalam hati.
"Jelaskan kenapa aku harus menerima tawaranmu?", tanyaku.
Ia tertawa kecil mendengar perkataanku, lalu berkata, "Aku sedang membutuhkan pegawai yang bisa berpikir seperti kamu, apa kamu tertarik untuk bekerja di perusahaanku?".
"Bukan waktunya bercanda tuan Farel!", kataku ketus.
"Aku menyukaimu karena kamu apa adanya. Orang disekelilingku biasanya hanya bisa berkata iya untuk menyenangkanku, ada yang mendekatiku karena nama belakang keluargaku, yang lain juga kurang lebih dengan alasan yang sama".
"Mmm...",ucapku menunjukkan ketidak tertarikanku dengan penjelasannya.
"Ok baiklah kita buat ini menjadi tawaran menarik", ucapnya.
"1. Kamu bisa balas dendam pada mantanmu yang pergi itu, kurasa baik secara fisik ataupun ekonomi, aku lebih baik darinya".
Tau darimana aku ditinggalkan mantanku, pikirku dalam hati. Mungkin itu terbaca dari raut mukaku, kemudian ia berkata.
"Tentu saja aku tau dari mamamu, apa kamu pikir mereka tidak suka bergosip tentang kita", jawabnya.
Aku mengangguk menyetujui perkataannya, ya orangtua kami cukup dekat untuk bisa bergosip tentang hal pribadi kami.
"2. Setahun, beri kesempatan untuk hubungan ini selama setahun. Setelah itu aku akan mengikuti kemauanmu, jika kamu ingin bercerai maka aku akan mengabulkannya".
"3. Menerima tawaranku, itu berarti kamu mendapat kebebasan dalam karir yang kamu pilih. Bagaimana apa 3 alasan ini sudah membuatmu tertarik?".
"Bagaimana kamu bisa meyakinkan papa untuk mengizinkanku memilih karir lain?".
"Itu mudah, aku yang akan menggantikan kamu untuk bekerja di perusahaan papa", jawabnya terseyum.
"Hah!? Bagaimana dengan papamu, apa kamu diizinkan keluar begitu saja?".
"Ya ga mudah memang, tapi aku ini anak kesayangan mereka pada akhirnya mereka akan menuruti kemauanku".
"Lalu bagaimana setelah setahun, apa kamu tetap akan bekerja di kantor papa? Dengan nama belakangmu, kamu pasti akan kembali ke perusahaan keluarga", tanyaku.
"Apa maksudmu? Tentu saja aku akan tetap bekerja pada papamu. Aku tidak pernah tertarik untuk berebut posisi dengan para sepupuku".
"Tapi kita akan bercerai setelah setahun, bukankah segalanya akan menjadi aneh?".
"Nada.... bagaimana kamu yakin kita akan bercerai setelah setahun? Bagaimana kalau kamu jatuh cinta dengan pesonaku?".
Aku memutar bola mataku menanggapi perkataannya yang tidak masuk akal.
"Sudah jawab saja, aku ga perlu gombalanmu", kataku ketus.
"Dulu kamu suka tersenyum padaku, kupikir setidaknya kita berteman bukan? Tapi hari ini kamu sinis sekali Nada".
"Sejak kapan kita berteman? Aku bersikap ramah karena kamu teman kakak, tidak lebih. Kamu belum jawab pertanyaan tadi Farel!".
"Tadi aku dipanggil tuan Farel, sekarang aku dipanggil namanya langsung tanpa ada panggilan kakak seperti biasanya, apa kamu mulai membiasakan diri untuk lebih akrab denganku hmm?".
Akhhh sungguh gila berbicara dengan orang ini pikirku dalam hati, ia hanya tertawa sepertinya ia puas melihatku kesal hari ini.
"Baiklah aku tidak akan menggodamu lagi", ucapnya tersenyum.
"Seperti perkataanku diawal tadi aku menyukaimu Nada. Alasan lainnya hanyalah alasan pendukungku. Entah kamu percaya atau tidak aku sudah menyukaimu sejak lama, cuma aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk menunjukkannya. Aku selalu berpikir kalau kamu telah membuang waktu dan perasaanmu pada orang yang tidak pantas untukmu, apa kamu tidak pernah menyadari kalau selama ini kamu selalu bukan pilihan utama, mantanmu selalu memilih karir, atau uang atau apapun alasan lainnya, kamu selalu menjadi nomor 2 Nada".
"Itu urusanku Farel! Lagipula kamu juga selalu punya pasangan setauku, jadi mana bisa aku percaya omonganmu barusan".
"Kalau kamu sedikit lebih perduli padaku, maka kamu akan tau kalau mereka cuma sekedar teman kencan saja. Tanya saja sama kakakmu Nael. Setahun Nada, beri aku waktu setahun maka kamu akan melihat bahwa aku tulus, dan mungkin saja kamu akan jatuh cinta, jadi pertanyaanmu soal bekerja di kantor papa, aku yakin aku bisa membuatmu jatuh cinta jadi tidak akan ada masalah soal pekerjaan".
"Huh percaya diri sekali kamu!".
"Tentu saja, karena pacarmu brengsek dan aku jauh lebih baik darinya".
Kami sama-sama terdiam. Aku mulai berpikir bahwa mungkin ini tawaran yang menarik, aku bisa memilih karirku sendiri, lagipula cuma setahun, kurasa itu akan berlalu dengan cepat. Dan benar juga, aku bisa balas dendam dengan Gallen, menunjukkan bahwa aku juga sudah melupakannya.
"Jika kita menikah, lalu kita akan tinggal dimana?", kulihat ia tersenyum dengan pertanyaanku.
"Saat ini pilihannya adalah rumahku, tapi jika kamu ingin kita tinggal terpisah dengan orangtuaku, ya ga masalah juga".
"Sekamar?", tanyaku mengerenyitkan mataku.
"Tentu saja, didepan mereka kita harus terlihat berusaha menjadi pasangan suami istri, Nada".
"Ya tentu saja", kataku lemah.
Menikah karena perjodohan sudah hal yang biasa di keluarga kami. Kakakku Nael menikah melalui perjodohan dan kini pernikahan mereka tampak baik-baik saja di tahun kedua mereka. Kakak menerima perjodohan sebagai syarat agar ia bisa memilih karirnya diluar perusahaan papa. Salah satu kakak perempuan Farel juga menikah melalui perjodohan, dan ia juga tampak bahagia sekarang.
"Mmmm... mengenai hubungan intim, aku tidak akan pernah akan memaksamu Nada, tentu saja aku akan bersedia menunggu, jadi jangan khawatir soal itu".
"Dasar gila, siapa pula yang mikirin itu, jangan harap!", kataku ketus.
"Pikirkanlah dulu ok, hubungi aku kapanpun kamu siap menjawabnya", ucapnya sambil tersenyum, kemudian ia pamit dan pergi meninggalkanku duduk di pojokan sebuah kafe.
...The number one girl in your eyes. Your one and only. So what's it gon' take for you to want me. I'd give it all up if you told me. That I'd be. The number one girl in your eyes.