NovelToon NovelToon
From Nobody To Somebody (Agent Contact Center)

From Nobody To Somebody (Agent Contact Center)

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Keluarga / Slice of Life / Careerlit / Chicklit
Popularitas:155k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

Di pertengahan tahun 2010, kerasnya kehidupan wanita bernama Sekar Nabila Putri dimulai. Tak ada dalam benak Sekar jika hidupnya setelah selesai kuliah berubah menjadi generasi Sandwich.

Setiap anak tentu tak bisa memilih di keluarga mana mereka dilahirkan. Ibunya lebih menyayangi sang kakak daripada Sekar. Alasannya sepele, hanya karena kakaknya adalah laki-laki dan menjadi anak pertama. Sedangkan Sekar adalah anak perempuan, si bungsu dari dua bersaudara.

Impiannya menjadi seorang akuntan yang sukses. Untuk menggapai sebuah impian, tak semudah membalikkan telapak tangan. Sekar harus terseok-seok menjalani kehidupannya.

Aku butuh rumah yang sebenarnya. Tapi, saat ini rumahku cuma antidepressant ~ Sekar Nabila Putri.

Akan tetapi sederet cobaan yang mendera hidupnya itu, Sekar akhirnya menemukan jalan masa depannya.

Apakah Sekar mampu meraih impiannya atau justru takdir memberikan mimpi lain yang jauh berbeda dari ekspektasinya?

Simak kisahnya.
Mohon dukungannya.💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu

"Bukan, Mbak. Itu teman pacarnya Resti. Tadi, dia anterin aku pulang."

"Oalah, aku pikir kalian udah jadian!" Cibir Yuni. Sekar hanya diam dan tak menanggapi ucapan Yuni barusan.

Sang kakak ipar seketika masuk ke dalam kamarnya sendiri untuk tidur. Sekar juga memilih untuk beristirahat karena besok pagi dirinya akan bekerja kembali.

Tinggal dua minggu lagi masa OJT nya akan berakhir. Jika hasil rapornya bagus maka dirinya akan melakukan teken kontrak kerja (PKWT) selama dua tahun ke depan di PT. HALO.

Saat akan memejamkan matanya, Sekar tengah dilanda kebingungan memikirkan nasib sepatunya yang dibawa Angga sekaligus sepatu yang ada bersamanya saat ini. Di mana informasi dari Angga jika sepatu itu milik kakaknya.

"Sepatu dan cowok berseragam malam ini sungguh membuatku uring-uringan!" keluh Sekar.

Ya, gimana gak uring-uringan. Sebelum masuk ke acara pesta militer karena perkara hak sepatu patah, Sekar ditakdirkan bertemu Angga. Hingga berakhir pusing memikirkan cara mengembalikan sepatu yang dipinjamnya tersebut.

Alamat rumah dan nomor hp Angga, ia tak tahu. Sekar sangat tahu sepatu tersebut termasuk mahal harganya dan sepertinya masih baru. Mungkin baru dipakai sekali atau dua kali saja. Sepatu itu juga notabene bukan hak miliknya maka wajib dikembalikan, itu prinsip Sekar.

Gara-gara perkara sepatu malam ini, dirinya juga uring-uringan pada sosok Dhani. Apalagi Sekar melihat gelagat Dhani yang terbilang angkuh. Ya, mungkin karena faktor level ekonomi antara keluarganya dengan keluarga Dhani berbeda jauh.

Namun ia tak mau ambil pusing soal yang satu ini. Bagi seorang Sekar, cukup sampai malam ini saja sosok Dhani ada di hidupnya.

Keesokan paginya saat akan berangkat kerja, mendadak Sekar bertemu Bu Gondo di depan rumahnya. Sekar tetap menyapa ramah pada tetangganya yang seumuran dengan ibunya tersebut.

"Wah, semalam katanya kamu pulang sama cowok berseragam angkatan ya Kar?"

"Iya, Bu Gondo." Jawab Sekar lirih.

"Wah, sebentar lagi orang tuamu buka terop gede-gedean buat gelar hajatan pernikahanmu nih sama cowok angkatan yang semalam ke sini."

"Maaf Bu Gondo, laki-laki itu bukan pacar saya."

"Lah kalau bukan pacar, ngapain pulang bareng?"

"Dia cuma teman saja, bukan pacar." Jelas Sekar. "Maaf Bu Gondo, saya pamit kerja dulu. Takut terlambat," sambungnya.

"Hem,"

Sekar pun memilih berlalu dari sana sesegera mungkin. Ia sedang malas membahas pria berseragam apalagi dengan Bu Gondo, tetangganya yang terkenal suka kepo dan julid. Lagi pula ada sesuatu hal yang penting perlu dilakukannya pagi ini.

Alhasil pukul enam pagi, Sekar sudah berangkat dari rumahnya. Walaupun sebenarnya masuk kerjanya masih dua jam lagi.

☘️☘️

Motor Sekar menepi ke depan pos polisi di mana tempat tersebut pertama kali dirinya hampir ditilang oleh Angga.

Tok...tok...tok...

"Permisi," sapa Sekar seraya mengetuk pintu depan pos polisi yang terbuka.

"Ah iya, Mbak. Ada yang bisa kami bantu?" tanya Eko yang kebetulan sedang berjaga di sana.

"Maaf, Pak Angga nya ada?" tanya Sekar.

"Angga siapa ya, Mbak?" balas Eko bertanya pada Sekar. Ia sengaja berbasa-basi dan pura-pura tak tahu maksud Sekar.

"Itu loh Mas, pak polisi yang nama lengkapnya Angga Yudho P. Tapi P nya saya gak tahu kepanjangan apa," jawab Sekar apa adanya. Eko seketika tersenyum tipis mendengarnya.

"Gak tanya sama yang punya nama, P nya itu apa?" goda Eko.

"Sudah. Tapi dia pelit banget!" ketus Sekar tanpa sadar.

"Iya, memang dasar pelit tuh orang!" balas Eko ikut mengumpati Angga. "Eh, kok aku malah ketularan mbaknya jelekin komandan. Berabe entar," sambungnya.

"Ko_mandan?" tanya Sekar meminta jawaban pada Eko dengan nada suara terbata-bata.

"Iya, Mbak. Beliau itu komandan di satuan kami. Namanya AKP Angga Yudho P. Tapi maaf Mbak, AKP Angga sedang tidak ada di sini sekarang. Beliau ada tugas dadakan di tempat lain," jawab Eko apa adanya.

"Oh, begitu ya." Sekar mendadak lesu mendengarnya.

"Memangnya Mbak ada keperluan apa kok cari AKP Angga?" pancing Eko.

"Aku mau kembalikan sepatu punya kakaknya Pak Angga," jawab Sekar seraya menunjukkan tas yang ia bawa di mana di dalamnya terdapat sepasang sepatu yang dipakainya semalam di pesta militer.

"Ya sudah titipin saja sepatu itu ke saya, nanti kuberikan pada AKP Angga kalau bertemu." Eko memberikan saran.

"Masalahnya sepatu saya masih ada di Pak Angga. Jadi mau kembalikan sepatu ini ke dia sekalian ambil sepatu milik saya yang gak sengaja dibawanya semalam," ucap Sekar.

"Oh, begitu toh."

"Ehm, begini saja Mbak. Karena kita gak boleh sembarangan kasih nomor hp pribadi komandan, jadi mbaknya yang tulis nomor hp di kertas ini." Eko menyodorkan secarik kertas dan pulpen pada Sekar. "Nanti nomor hp Mbaknya biar aku berikan pada AKP Angga. Beliau yang akan hubungi mbak buat janjian agar bisa saling mengembalikan sepatu," sambungnya.

"Kalau misal dia gak hubungi juga, gimana dong?"

"Tenang saja. Pasti dihubungi kok," jawab Eko berusaha meyakinkan Sekar.

"Lah justru komandan yang nyuruh saya minta nomor hp Mbaknya," batin Eko seraya terkikik geli melihat ekspresi Sekar.

Akhirnya Sekar melakukan apa yang disarankan oleh Eko. Kini nomor hp Sekar pun dengan cepat sudah ditangan Angga setelah gadis itu pergi dari pos polisi. Eko memotret kertas yang berisi nomor hp Sekar di mana gadis itu yang menulisnya sendiri lalu mengirim pesan singkat pada Angga.

Sekar bergegas pergi ke kantornya untuk bekerja. Tentunya sepatu milik kakak Angga, dibawanya kembali. Sekar tinggal menunggu Angga untuk menghubungi dirinya.

Sedangkan di pos polisi tak lama setelah Eko mengirim pesan singkat pada Angga, ponselnya mendadak berdering. Ada panggilan masuk dari Angga. Eko langsung mengangkatnya.

"Ya, Ndan."

"Ngapain kamu bicara panjang lebar sama Sekar dan posisi badanmu terlalu dekat dengannya!" gerutu Angga to the point.

"Astaga, Ndan. Masa orang ngobrol harus jauh-jauhan. Apa perlu dengan jarak 100 meter?" goda Eko. "Gak dengar lah, Ndan."

Faktanya, Angga memang menyuruh Eko bersiap menyambut Sekar yang diprediksi pasti pagi-pagi akan datang ke pos polisi untuk mengembalikan sepatu. Angga sedang ada rapat penting pagi ini sehingga tak bisa menemui Sekar.

Namun seluruh kegiatan serta percakapan yang terjadi antara Eko dan Sekar di pos polisi, Angga melihatnya dengan jelas melalui CCTV yang sengaja ia sambungkan ke ponselnya.

Awalnya baik-baik saja, tapi lama-kelamaan mendadak lelaki ini kesal sendiri. Menurutnya posisi Eko berdiri terlalu dekat dengan Sekar hingga interaksi keduanya yang terlalu akrab seketika memantik sesuatu yang aneh di hatinya seperti bara api tengah menyala. Cemburu tak kasat mata.

"Btw, thanks ya."

"Sama-sama, Ndan."

"Aku masih rapat. Nanti ku hubungi lagi,"

"Siap, Ndan. Jangan lupa segera telepon Mbak Sekar. Ditunggu di pengkolan gang cinta. Haha..." ledek Eko seraya tertawa terbahak-bahak.

Bip...

Angga seketika memutus panggilan secara sepihak.

"Dasar komandan minta diarak manten! Seenaknya main putus telepon!" gerutu Eko seraya memarahi ponselnya sendiri setelah Angga memutus panggilannya tanpa aba-aba.

"Kalau cinta, ya langsung diajak ke KUA toh, daripada nanti ketikung. Ngenes dah komandan kalau sampai keduluan orang," gumam Eko.

☘️☘️

Saat meletakkan barang-barangnya di dalam loker, mendadak ponsel Sekar bergetar. Ia pun segera melihatnya. Ternyata ada panggilan masuk dari Fajar.

"Ada apa ya kok Abang telepon sepagi ini? Apa ada sesuatu yang penting terjadi di rumah?" batin Sekar.

Ia pun memutuskan untuk mengangkat panggilan dari Fajar.

"Ya, Bang. Ada apa?"

"Cepat kamu pulang sekarang juga, Kar!" titah Fajar terdengar setengah berteriak.

"Sekar dua puluh menit lagi masuk kerja, Bang. Gak bisa pulang mendadak begitu saja," jawab Sekar. "Memangnya kenapa, Bang?"

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
neur
Luar biasa
Risma Waty
Aduh Mas Polgan, bisa meleleh nih hatinya Sekar
Nurlaela
OMG, so sweet banget isi suratnya pak komandan aku sampe Ter angga-angga ehhh salah buat neng Sekar tersayang dan tercinta dari pak Akpol, ayooo Sekar itu suatu salah paham tiap orang punya masa lalu begitupun dengan kamu Sekar...coba kalian berdua lupakan masalalu sekarang tempuh masa depan mulai dari awal, dan buka lembaran baru buka hatimu tuk pak Akpol dan buat kisah cinta baru...memang dalam suatu hubungan pasti akan ada liku liku dan cemburu wajar karena kalian lagi memupuk dan bertahta cinta sejati,,percayalah Sekar buka hatimu buat Angga seorang kini dan selamanya🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Ruwi Yah
semoga setelah membaca surat dari angga bisa melunakkan hati sekar
Aprisya
nah gimana Sekar setelah membaca surat dari pak Ndan,, itu unek2 pak Ndan udah keluar semua loh kar😂😂
As Lamiah
semoga masih tersisa rasa percaya di hati Sekar untuk pak polgan 🤭
Eni Istiarsi
surat Angga menunjukkan harapannya pada Sekar tanpa harus memohon mohon dan merayu.satu hal yang patut diacungi jempol. ,keyakinan Angga tentang cintanya pada Sekar
kaylla salsabella
ayo mbak Sekar bagaimana ......masih marah sama bang polgan
Khafiza Achmad
😢😢😢😢so sweeet
Purnama Pasedu
di maklumi ya sekar
Siti Rohmah
ceritanya menarik
NK
inget jaman jadul😍👍
my heart
ohhhhh so sweet pak pollllll...
cintanya emang pollllllllllllllll
Sekar pelan² sajaaaaaaa
Esther Alviah Ekawati Ndoen
So sweet surat cinta nya Angga, jadi ingat jaman pacaran dulu sebelum ada hp, pakai surat menyurat tapi lebih berasa sweet dan dag dig dug
Ni nyoman Sukarti
ayoo Sekar, diterima dong cinta polgan nya....., 😄🤭
Fera Susanti
ayolah Sekar buka hati mu untuk pakpol...
Patrick Khan
. yuni woe kerja woe klow apa2.. jgn minta2 gk malu apa.. hadehhhh
Akhmad Soimun
baca surat model beginian jd keinget jaman percintaan jaman 90an main surat²an.. lebih berkesan tau gak siiih klo LG Kasmaran main surat bgtuan dri pda lewat hp, menurutku..mungkin si klo pake surat kan ada wkt penantiannya lbih lama yah, jdi lbih berkesan dihti gtu , mungkin..😄😘😘❤️❤️❤️💋💋💋💋💋💋
Teh Euis Tea
sweet bgt surat dari pakpol, sekar yg dikirimin surat hatiku yg berbunga" 🤣
dihhh si yuni ga di beliin oleh" ko sewot, dasar ipar ga da ahlak
Bungsuu
penasaran isi surat pak komandan 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!