Ratu Esme Coventina Vasilica dieksekusi oleh suaminya sendiri, Raja Stefan Vasilica karena dituduh membunuh anak raja.
Anak raja yang berasal dari selir Jenna itu akan jadi putra mahkota dan akan duduk di tahta selanjutnya. Keputusan itu diambil karena Ratu Esme dinyatakan oleh tabib tidak akan bisa mengandung selamanya alias mandul.
Karena dianggap membunuh keturunan raja, Esme yang merupakan seorang ratu tetap tidak lepas dari hukuman.
Namun ketika ekseskusi akan dimulai, sebuah senyum licik dari Jenna membuat Esme merasa bahwa semua ini tidak lah benar. Dia sendiri tidak pernah merasa membunuh anak dari suaminya itu.
" Jika aku diberi kesempatan untuk hidup kembali, maka akan ku balas semua rasa sakit dan penghinaan ini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 02
Hosh hosh hosh
" Baginda, apa Anda tidak apa-apa. Apa ada yang sakit."
Srek srek srek
Tap tap tap
Esme membulatkan matanya ketika dia melihat tampilannya di cermin. Ia memeriksa, tidak ada luka di lehernya. Dan yang pasti, kepalanya masih menyatu dengan tubuhnya.
" Apa leherku baik-baik saja."
" Ya? Hahaha Anda tidak apa-apa Baginda. Kemarin Anda memang pingsan, tapi itu semua karena Anda kelelahan. Tabib kerjaan sudah memeri Anda obat. Makanya, Anda tidak boleh bekerja terlalu keras, Baginda."
Fyuuuh
Esme menghembuskan nafas penuh kelegaan. Namun dia tidak bisa percaya apa yang dilihatnya saat ini. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi. Baginya itu baru beberapa waktu yang lalu, ia yakin betul bahwa semua itu bukan mimpi.
" Tahun berapa sekarang, Daria."
" Tahun 525, musim gugur kalender kerajaan Vasilica, Baginda. Ada apa tiba-tiba Baginda bertanya demikian. Ya g saya tahu Baginda selalu hafal dengan tahun dan musim."
Bluk
" Baginda!"
Esme jatuh pingsan. Entah karena saking terkejutnya dia atau saking bahagianya. Keinginan terakhirnya sebelum kepalanya lepas dari tubuh adalah kesempatan hidup kembali. Dan sekarang dia berada di sini. Mungkin Tuhan benar-benar memberikan kesempatan itu sekarang.
" Baginda, apa Anda tidak apa-apa?"
" Ya, maaf telah membuat mu khawatir, Daria."
Daria tergugu, tapi Esme tersenyum lebar. Ya dia sangat senang akhirnya bisa melihat Daria kembali. Esme lalu mencoba menelaah. Jika ini adalah tahun 252 berarti dia kembali ke masa dimana sebentar lagi Stefan sudah mengambil selir. Namun Jenna belum resmi diangkat menjadi selir. Itu berarti Jenna sudah berada di sebuah paviliun. Dia baru mendapatkan istana setelah dirinya resmi diangkat menjadi selir.
" Itu berarti saat ini Jenna belum hamil."
" Baginda, apa Anda terlalu frustasi karena Baginda Raja akan memiliki selir. Wanita itu, sungguh seperti ular."
" Apa maksudmu?"
" Iya ular Baginda. Dia belum jadi apa-apa tapi sudah berlagak seperti Nyonya, bahkan dia juga meniru gaya berpakaian Baginda Ratu. Cih, sok-sokan. Tapi memang dari dulu wanita itu menyebalkan."
Esme mengerutkan kedua alisnya, di hidupnya yang sebelumnya dia tidak pernah mendengar hal semacam ini. Entah apa yang ia lakukan dulu, sampai-sampai dia abai dengan hal-hal kecil yang mungkin bisa menjadi sebuah celah untuk dirinya selamat dari kematian.
" Coba ceritakan, dari apa yang kamu katakan sepertinya kamu cukup mengenal Jenna."
" Iya, kami dari akademi yang sama. Dia kan putri Count, hanya saja usianya memang lebih muda 2 tingkat dari saya, Baginda. Dia memang terkenal cantik. Banyak pemuda yang menyukainya, tapi beberapa dari kami juga tahu kalau dia itu memiliki wajah yang ganda. Dia di depan bersikap baik, tapi jika dibelakang dia akan menggigit. Ehmmm, dia pandai memanipulasi orang lain."
Degh!
Kepala Esme langsung terasa pening. Ia mengingat beberapa hal di kehidupannya yang lalu, tepatnya sebelum dia mati. Jenna yang seolah menangis, namun sebenarnya tengah menertawakan akhir dari kematian Esme. " Ma ti kau es me."
Ya, Esme mengingat jelas. Dan sekarang Esme semakin yakin bahwa Jenna memang menginginkan kematiannya.
" Awas kau," gumam Esme lirih. Sejenak dia bisa berkesimpulan bahwa hukuman yang ia trima bisa saja itu semua ulah dari Jenna. Dan Esme kali ini tidak akan masuk ke dalam lubang yang sama.
Tok tok tok
" Baginda, ini saya Paul."
" Ah ya, masuklah."
Paul adalah ajudan sekaligus tangan kanan Esme dalam memegang pekerjaan. Setiap mengurus pekerjaan pasti Paul lah yang akan membantu Esme. Selama ini, Esme bekerja dengan sangat eras. Dia seroang Ratu namun malah apa yang dikerjakannya tidak seperti Ratu sebenarnya.
Ratu biasanya memang mengurus perkejaan, namun biasanya pekerjaan itu berkaitan dengan rumah tangga istana. Selain itu perjamuan, pesta, dan sejenisnya haruslah dilakukan.
Akan tetapi Esme tidak, dia sangat sibuk mengurus negara. Dia banyak berusaha agar Vasilica menjadi kerajaan yang memiliki nama. Dan itu benar terjadi. Bertahun-tahun Esme membangun pelabuhan, akhirnya 3 tahun ini Pelabuhan Otis berkembang menjadi pelabuhan yang dijadikan tempat singgah oleh para pedangan. Hal tersebut merupakan prestasi yang sangat luar biasa.
Dengan itu juga nama Esme di kenal. Dia dijuluki Fake Queen atau Ratu Palsu. Mengapa demikian, karena seharusnya yang cocok dan pantas untuk memimpin negara ini adalah Esme dan bukan Stefan.
Ratu Palsu di sini memiliki konotasi yang baik. Mereka berharap Esme memiliki kebijakan penuh terhadap Vasilica.
Tapi tentu saja itu tidak akan pernah bisa, bagaimana pun Stefan adalah rajanya. Di sini Esme hanyalah pendukung dari Raja.
" Anda hari ini punya janji, Baginda Ratu."
" Batalkan. Batalkan semua janji ku hingga sepekan ke depan."
Ya?
Apa?
Paul dan Daria saling pandang. Mereka tentu merasa heran. Yang keduanya tahu, Esme adalah wanita pekerja keras. Kalau bahasa jaman milenial menyebutnya workaholic atau penggila kerja. Tiba-tiba Esme bicara demikian, tentu hal ini menjadi sebuah kebingungan bagi dua orang yang selalu ada bersamanya.
" Anda ada kunjungan untuk pertemuan dengan para pedangan juga, apa itu juga~"
" Batalkan. Aku tidak mau bekerja. Minta Stefan saja yang melakukannya. Aku tidak ingin jadi Fake Queen. Mulai sekarang aku akan jadi Ratu yang sesungguhnya hahahaha."
Lagi dan lagi, Paul bersama Daria merasa kebingungan. Mereka tidak mengerti apa yang saat ini dipikirkan oleh ratunya ini. Tapi meskipun demikian, Daria merasa tetap harus bertanya.
" Apa Anda akan melakukan kudeta, Baginda. Apa Anda akan mengambil alih tahta Raja."
" Hahaha, tidak. Buat apa. Aku tidak butuh itu. Untuk apa, capek-capek. Yang aku maksudkan di sini, mulai sekarang aku akan mengadakan jamuan pesta teh dan jamuan pesta dansa. Aku akan bersikap layaknya seroang Ratu. Kau tahu Daria, dan Paul.Aku sudah sangat lelah. Sejak kecil, tepatnya sejak usia ku 5 tahun, dimana aku dinobatkan untuk jadi putri mahkota, aku sudah selalu belajar dan belajar. Aku tidak punya waktu bermain. Jadi sekarang aku akan mulai menikmati waktu istirahatku. Aku akan berhenti bekerja dan bersenang-senang hahaha. Aah iya, sampaikan semua pekerjaanku ini kepada Stefan. Dia kan Raja, ya jadi biar dia saja yang mengurus semuanya ini."
Gluph!
Paul menelan saliva nya dengan susah payah. Bagaimana dia bisa berani menyuruh seorang raja untuk bekerja. Tapi jika tidak disampaikan sekarang maka semua pekerjaan akan berantakan. Paul bisa saja kena amukan dari berbagai pihak.
" Baik Baginda, saya akan menyampaikan ini pada Baginda Raja."
" Bagus, setelah itu kau pun harus kembali padaku."
" Apa?"
" Kau kan ajudanku, jadi sudah sepantasnya mengurusku. Jadi setelah menyerahkan pekerjaan itu, langsung kembali padaku."
Paul sama sekali tidak mengerti, tapi dia tetap akan melakukan tugas dari ratunya tersebut. Dengan wajah penuh kebingungan dan tangannya yang menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, Paul berjalan menuju ke tempat kerja Stefan.
" Apa kau bilang, Ratu tidak mau bekerja?"
TBC
.
ditunggu kelanjutan dan keseruan kisah cinta dari janda mantan ratu dengan kaisar loyd /Drool/
semangat dan tetap sehat kak 🙏
daku padamu kaisar..sat set /Kiss/