NovelToon NovelToon
AMORA-GADIS SUCI YANG TERPILIH

AMORA-GADIS SUCI YANG TERPILIH

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Mengubah Takdir / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Perperangan / Raja Tentara/Dewa Perang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: julieta

Amora, seorang gadis bangsawan yang muak dengan semua aturan yang mengekang pada awalnya hanya ingin keluar dari kediaman dan menjelajahi dunia bersama pelayan pribadinya
Menikmati kebebasan yang selama ini diambil secara paksa oleh kedua orang tuanya pada akhirnya harus menerima takdirnya
Sebagai gadis yang terlahir dengan berkat kekuatan suci, dia memiliki kewajiban menjaga perdamaian dunia.
Amora yang pada awalnya masih berusaha menghindari takdirnya dihadapkan pada kenyataan pahit.
Fitnah keji telah menjatuhkan keluarga Gilbert.
Amora Laberta de Gilbert, merubah niat balas dendamnya menjadi ambisi untuk menegakkan keadilan karena kekuatan suci dalam tubuhnya, menghalanginya.
Demi memuluskan tujuannya, Amora menyembunyikan identitasnya dan bergabung dalam tentara.
Mengawali karir militernya dari tingkat paling rendah, Amora berharap bisa menjadi bagian dari pasukan elit yang memiliki tugas menegakkan keadilan dimana itu selaras dengan tujuannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERBINCANGAN RINGAN

"Apa kamu benar-benar ingin meminta bantuan kekasihmu? ", Amora menghampiri Regina yang tengah duduk termenung didalam ruang pribadinya.

Ucapan Amora terabaikan, Regina tengah berdiam diri memandangi  berbagai jenis bunga yang terlihat beraneka macam warna dari jendela ruang pribadinya dengan pikiran entah melayang kemana.

Amora berdehem sekali, kesadaran Regina pun kembali dan menatap wajah adiknya dengan lembut. “Tentu saja aku akan meminta bantuan Orscar”, ujarnya.

Namun, seperkian detik kedua bola matanya terbelalak menyadari rahasia kecilnya telah terbongkar.

“Bagaimana kamu tahu, aku memiliki hubungan diam-diam dengan Oscar?”, tanyanya penasaran.

Amora mengerlingkan satu matanya dengan nakal, “Menurutmu? Bagaimana aku bisa tahu?”, tanyanya balik.

Regina hanya bisa mendengus pelan dan kembali mengabaikan keberadaan sang adik, sibuk menikmati keindahan bunga yang mekar secara bersamaan ditaman pribadinya.

Amora mengetahui hubungan diam-diam kakaknya, satu tahun belakangan ini secara tidak sengaja.

Pada awal mula dia dan Klara memergoki sang kakak dan pelayan pribadinya keluar diam-diam dan menaiki kereta kuda yang sengaja disembunyikan disemak-semak yang ada di samping halaman belakang mansion.

Setelah diikuti, ternyata sang kakak dan pelayan pribadinya keluar kediaman untuk bertemu dengan Oscar fan Bouten. Dan kejadian tersebut terung berulang. Setidaknya satu kali dalam satu minggu mereka pasti bertemu di tempat yang sama dengan hari yang berbeda.

Klara beberapa kali memberi usul agar Amora mengadukan rahasia tersebut kepada ibunya, tapi nona mudanya selalu menolak dengan tegas.

Amora tak ingin mencampuri urusan pribadi sang kakak terlalu dalam, sehingga diapun memilih abai.

Setiap orang memiliki rahasia,  begitu juga dengan dirinya yang memiliki banyak rahasia yang tak bisa diungkapkan.

Apa yang Regina lakukan mungkin merupakan caranya menghibur diri dari kekangan dan aturan ketat yang kedua orang tua mereka terapkan kepada anak-anaknya.

Regina menoleh, "Meski ayah menolak, aku akan tetap melakukannya. Aku yang membuat masalah, jadi aku jugalah yang harus menyelesaikannya. Dan Oscar, merupakan pilihan yang tepat", jawab Regina setelah memastikan jika didalam ruang pribadinya itu hanya ada sang adik, Klara dan Rosa.

Amora duduk dengan serampangan dikursi yang ada disamping sang kakak. Punggungnya menyandar penuh pada sandaran kursi hingga tubuhnya hampir setengah merebah.

"Kamu yakin pria itu memiliki kemampuan melawan ibunya? ", tanya Amora sangsi.

Regina menghela nafas, dia merasa sedikit terganggu. Kelakuan Amora yang tidak sesuai dengan norma gadis bangsawan, benar-benar menyakiti matanya.

Meski begitu, dia mencoba mengabaikan dan fokus pada masalah yang sedang keduanya bahas.

" Mengapa Oscar harus melawan Countess Miskha? ", tanyanya tak mengerti.

Amora memutar bola matanya dengan malas melihat kenaifan sang kakak. Dia tak tahu, kakaknya ini benar-benar polos atau memang bodoh sehingga tak bisa melihat petunjuk yang begitu jelas.

"Kudengar Count Stalen selalu menolak surat kunjungan yang Marquess Boryet layangkan. Tetapi kali ini, surat itu tak dikirim kepadanya, namun dilayangkan kepada Countess Miskha yang dengan persetujuan sepihak menerima kedatangannya tanpa berdiskusi dengan suaminya. Melihat bagaimana agresifnya Marquess Boryet, kurasa pria tua itu memiliki niat terselebung yang parahnya didukung penuh oleh Countess Miskha ".

Penjelasan yang Amora ucapkan sedikit banyak membuka pikiran Regina yang kini perlahan mulai terasa terang.

"Selama ini Oscar selalu berada ini pihak ayahnya. Aku percaya dia mampu melindungi keluarga kita dari gangguan Marquess Boryet. Terlebih, Oscar sangat mencintaiku,  dia tidak akan diam saja ketika ada pria lain mencoba mengambil aku darinya", jawab Regina dengan dagu terangkat, penuh percaya diri.

Bibir Amora mencebik penuh ejekan. Kata-kata Regina terdengar menggelikan ditelinganya.

"Apa yang membuatmu seyakin itu?  Oscar hanyalah boneka yang tak akan bergerak jika tak digerakkan oleh ibunya", ujar Amora dengan nada penuh ejekan.

Mendengar kekasihnya diremehkan, Regina merasa tak senang."Jaga ucapanmu.  Oscar bukan pria seperti itu".

Meski merasa sangat kesal, tapi nada suara Regina tetap lembut dengan intonasi suaranya juga dijaga serendah mungkin.

Jika tidak melihat ekspresi keras diwajah gadis cantik itu, orang lain tidak akan tahu bahwa gadis itu sedang marah.

Amora yang melihat kakaknya masih belum sepenuhnya bisa melepaskan emosinya dan menjadi diri sendiri, merasa jengkel dan terus memprovokasinya.

"Jika begitu,  kenapa dia tidak menentukan satupun pilihannya sendiri? Bahkan untuk pakaian  dalam saja harus sang ibu yang menyiapkan dan memilihkannya", ucap Amora menohok.

Lidah Regina tiba-tiba kelu, apa yang dikatakan adiknya memang suatu kebenaran. Prianya tidak bisa menentukan pilihannya sendiri.  Dari hal yang remeh hingga yang besar, semua diatur oleh sang ibu.

"Oscar pasti sedang menunggu waktu yang tepat, hingga cukup dewasa dan memiliki kekuatan untuk bisa berdiri dengan pemikirannya", ujar Regina penuh pembelaan.

Regina sedikit ragu karena apa yang dia ucapkan merupakan spekulasi pemikirannya sendiri sebab Oscar sama sekali tak pernah membahas apapun tentang rencana masa depan hubungan mereka dihadapannya.

Pria itu terlalu pengecut dan tak memiliki pendirian. Namun, rasa cinta yang tumbuh dalam hati Regina untuk Oscar membuatnya buta.

Melihat Regina sedikit bimbang akan hatinya, tatapan Amora pada sang kakak sarat akan ejekan.

"Jika kamu mau, dengan kecantikan yang kamu miliki, jangankan seorang duke, seorang pangeranpun bisa kamu dapatkan jika kamu mau", ucap Amora asal jeplak.

Gaya duduk Amora semakin tidak jelas, dengan kedua tangannya sibuk memainkan kuku dijarinya, tindakan sembrono yang tak menghargai lawan bicaranya seperti ini begitu mengganggu pandangan Regina.

"Gadis kecil sepertimu tak akan pernah mengerti", balas Regina seraya memicing tajam.

“Kau tak akan tahu bagaimana rasanya memiliki seseorang yang bisa membuatmu nyaman dan merasa dihargai. Seseorang yang akan menyambutmu dengan hangat dan penuh kasih, sehingga semua semua rasa penat dan rasa lelah yang semula hadir, lenyap seketika. Seperti kehangatan sebuah rumah”, lanjutnya penuh percaya diri.

Melihat sikap pamer sang kakak, alis Amora naik sebelah, dia tersenyum miring dan menjawab, “Aku juga punya yang seperti itu”.

Regina mendelik tajam, “Jangan membual. Kelakuanmu sudah sangat buruk, jangan menambah daftar panjang perilaku tidak terpujimu dengan berbohong”

“Aku tidak...”, sanggah Amora dengan nada mengantung, membuat Regina merasa sangat penasaran.

“Apa para gelandangan itu yang membuatmu nyaman?”, tebak Regina skeptis. Ada kernyitan jijik yang tampak jelas diwajah rupawan sang gadis.

Amora menggeleng cepat, “Meski aku merasa nyaman, tapi mereka hanya teman bagiku.Tidak cukup untuk bisa disebut sebagai rumah yang hangat”, jawabnya kalem.

“Lalu?”, tanya Katarina penasaran.

“Tentu saja itu Klara”, ucapnya antusias.

Pemilik nama yang disebut oleh Amora dengan lantang, seketika tersipu malu. Dia menahan diri agar tidak menjerit kesenangan dan menubruk nonanya dengan pelukan erat.

Rosa tertegun beberapa detik. Rasa iri yang membuncah, muncul ke permukaan hingga sangat sulit untuk dia tutupi.

Semua orang menganggap dia sangat beruntung sebab terpilih menjadi pelayan pribadi Regina.

Orang-orang itu tidak tahu saja bahwa hubungan antara Amora dengan Klara, jauh lebih menyenangkan jika dibandingkan dengan hubungan dirinya dengan Regina.

Mereka tidak kaku sama sekali, sangat jauh dari hubungan antar majikan dengan pelayan seperti pada umumnya.

Berbeda dengan nasibnya sebagai pelayan pribadi Regina yang selalu menjunjung tinggi norma-norma wajib para bangsawan, hingga diapun di tuntut berperilaku seperti sang nona.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Amora yang tak ingin lebih lama menyita waktu sang kakak pun segera beranjak dari tempat duduknya.

“Jika kau sudah seyakin itu, maka aku akan menunggu hasilnya”, Amora meloncat dari kursi, berdiri menjulang dengan posisi asal-asalan.

Kelakuan sembrono Amora, sukses membuat netra Regina melebar. Namun sebelum dia menegur, teriakan Amora menghentikan kata yang sudah hampir keluar dari mulutnya.

“Selamat berjuang”, ucap Amora sambil melambaikan tangan dengan nada meremehkan, sebelum tubuh mungil gadis itu menghilang dibalik tembok.

Kalimat penyemangat dan intonasi suara yang Amora ucapkan sangat tidak sinkron. Sepasang kakak beradik ini hampir tidak pernah menghabiskan waktu berduaan, sekarang ketika mereka melakukannya, atmosfer yang tercipta tidak bisa disebut menyenangkan.

Regina  memandang kepergian sang adik dengan hati kesal. Dia dan Amora tidak memiliki kecocokan dalam hal apapun. Kelakuan adik bungsunya itu, dimatanya semakin hari semakin tidak bisa ditoleransi.

Jauh didalam lubuk hatinya terdalam, dia ingin sang adik bersikap anggun seperti dirinya. Akan tetapi baru mengobrol saja sudah sangat menjengkelkan seperti ini. Lalu, bagaimana jika dia harus mengajari si bungsu.

Kepala Regina menggeleng tanpa sadar. Dia merasa ngeri hanya dengan membayangkan menghadapi sifat asal-asalan Amora saat menerima pelajaran darinya.

1
Tiara Bella
gk sabar lihat jendral sean ketemu sm Amora
Lyvia
makasi crazy upnya thor
Tiara Bella
kemana perginya regina sm Remo ya
Tiara Bella
Remo sm regina msh hidup ternyata
Lyvia
suwun upnya thor
Lyvia
cerita nya keren bget 🌹🌹🌹🌹
Lyvia
goblok
Asmarni Marni
Luar biasa
Tiara Bella
berarti semua nya mati termasuk ibu sm regina itu ya
Tiara Bella
bener" pertarungan yg sangat dahsyat....yg lain pd selamat gk ya ibunya Amora.....Regina jg....
Tiara Bella
ceritanya bagus...
Tiara Bella
kasian bngt ayah sm anak dibunuh secara brutal....
Tiara Bella
makin seru aja ceritanya Thor....akankah Amora bisa mengatasi semuanya
Tiara Bella
waduh si regina mw dijamah sm aki" itu....mampukah dia mengajak wkwkkwkwkw ....
Fredy: mba mau pesen aki kering ato basah nih? 😁😁
total 1 replies
Tiara Bella
semangat up nya thor
Tiara Bella
yahhhh rencana Amora gagal deh.....
Tiara Bella
aki" bau tanah aja ampun deh pngnnya daun muda.....
Tiara Bella
berhasilkah Amora kabur sm pelayannya
Tiara Bella
suatu saat Amora pasti akan membanggakan keluarganya....
Tiara Bella
semangat Thor up nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!