NovelToon NovelToon
Tumbal Mata Kedua

Tumbal Mata Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Misteri / Spiritual / Zombie / Tumbal
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Foerza17

Cerita ini berlatar 10 tahun setelah kejadian di Desa Soca (Diharapkan untuk membaca season sebelumnya agar lebih paham atas apa yang sedang terjadi. Tetapi jika ingin membaca versi ini terlebih dahulu dipersilahkan dan temukan sendiri seluruh kejanggalan yang ada disetiap cerita).

Sebuah kereta malam mengalami kerusakan hingga membuatnya harus terhenti di tengah hutan pada dini hari. Pemberangkatan pun menjadi sedikit tertunda dan membuat seluruh penumpang kesal dan menyalahkan sang masinis karena tidak mengecek seluruh mesin kereta terlebih dahulu. Hanya itu? Tidak. Sayangnya, mereka berhenti di sebuah hutan yang masih satu daerah dengan Desa Soca yang membuat seluruh "Cahaya Mata" lebih banyak tersedia hingga membuat seluruh zombie menjadi lebih brutal dari sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Foerza17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jenazah Korban Kecelakaan

Aku terduduk lemas di bawah ranjang Darto. Aku meremas rambut ikalku dan menyembunyikan kepalaku diantara lenganku. Astrid yang duduk di sampingku pun langsung menepuk pundakku.

"Kamu kenapa, Yah?" ucapnya lembut. Aku spontan mengangkat kepalaku dan memandangnya tersenyum getir.

"Tidak. Tidak ada apa-apa," jawabku dengan mulut bergetar.

"Jangan bohong. Wajahmu tidak menunjukkan situasi yang baik-baik saja. Katakan yang sebenarnya," Astrid terus mendesakku. Dia tahu aku berbohong. Tapi, mungkin belum saatnya aku memberitahukan keadaan yang sedang terjadi saat ini.

"Bagaimana, ya? Sebaiknya kuberitahukan saat tidak ada Nadine di sini," bisikku.

"Ayo kita keluar dulu. Aku tidak ingin kamu memendam semuanya sendirian. Aku akan membantumu sekuat yang aku bisa," ucap Astrid dengan tatapan hangat kepadaku. Aku hanya mengganggu pelan mendengarnya .

Kemudian Astrid memerintahkan Nadine untuk menunggu di sini sejenak bersama keluarga Hadi dan Darto dengan alasan kami berdua ingin membeli sesuatu di cafetaria. Nadine sempat menolak, tetapi dengan jiwa keibuan yang dimilikinya, dia mampu untuk menyakinkannya dan tidak merengek lagi. Aku terkesan dengan kelihaian istriku dalam menenangkannya.

Kami berdua pun berpamitan kepada mereka semua dan segera beranjak pergi. Tatapan Nadine masih nampak tidak rela jika kami meninggalkannya. Istri Darto dengan lembut langsung memeluknya dan mencoba untuk memberikan kenyamanan kepadanya. Aku tersenyum hangat dan membungkuk kepadanya sebagai tanda ucapan terima kasih.

Kami berdua keluar dari ruangan Sekar Langit 3 dan memutuskan untuk berjalan-jalan sembari berbincang-bincang sejenak. Aku masih mencoba untuk merangkai kata-kata di kepalaku dalam mengawali pembicaraan agar Astrid tidak langsung syok mendengar masalah yang tidak lagi sepele ini. Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Aku sebenarnya mau bilang, saat aku mengalami kecelakaan di kereta malam kemarin, sebenarnya aku tidak benar-benar mengalami kecelakaan," ucapku lirih.

"Ya! Aku tahu," jawabnya singkat yang seketika sangat mengejutkanku.

"Kamu tahu?"

"Aku tahu. Kamu tidak harus menyembunyikan semuanya dan berlagak hebat dengan memendam semua masalahmu sendirian. Aku ini istrimu. Aku akan dengan senang hati akan selalu membantumu dan akan selalu berada di sisimu," ucapnya lembut sembari memeluk lengan kananku dengan erat. Aku tertegun dengan ucapannya. Seketika aku merasa seluruh perasaan cemas di hatiku semuanya sirna. Aku mulai sedikit lebih tenang.

"Terimakasih kamu sudah mengerti. Aku sangat bahagia telah memilihmu," ucapku dalam. Dia lalu menyandarkan kepalanya di pundakku dan tersenyum tipis.

"Oke! Jadi gini, aku barusan menonton video berita yang mengatakan bahwa terdapat sebuah kecelakaan kereta yang menabrak sebuah bus pariwisata," aku menggantung ucapanmu untuk melihat bagaimana reaksinya. Dia tampak masih fokus mendengarkan.

"Saat itu, mungkin hanya terdapat 60% penumpang yang dievakuasi oleh tim penyelamat. Atau mungkin kurang dari 50% dan sisanya bukan," sambungku dengan nada yang lebih tegas dari sebelumnya.

"Sisanya bukan? Apa maksudmu?" tanya Astrid sedikit terkejut.

"Saat kereta pertama mengalami kerusakan mesin, aku dan Hadi memutuskan untuk mengecek keadaan kabin masinis. Lalu, kedua masinis yang bekerja saat itu berada dalam kondisi yang mengenaskan dengan keadaan bola mata mereka masing-masing telah hilang seakan hilang dengan sendirinya. Bukan seperti dicabut secara paksa ataupun dicongkel oleh sesuatu. Aku juga sejenak mengecek kondisi mereka aku tidak menemukan bercak darah pun di tubuhnya terutama di kepalanya. Bola mata mereka seakan lenyap dengan sendirinya," terangku. Astrid terlihat menutup mulutnya. Kurasakan juga lengan yang memelukku terasa sedikit gemetar.

"Kemudian ciri-ciri pasien yang dijelaskan oleh Hadi sebelumnya kupikir sangat mirip dengan ciri-ciri zombie yang pernah mengejarku saat 10 tahun yang lalu. Ciri-ciri pasien yang dilihat Nadine pun juga sama," sambungku.

"Terus apa yang akan terjadi selanjutnya, Mas?" tanya Astrid. Suaranya bergetar. Juga kurasakan jantungnya berdegup tak beraturan di lenganku.

"Kemungkinan besar orang-orang yang dievakuasi oleh tim penyelamat dan tim medis telah tercampur oleh zombie-zombie yang turut menumpang di kedua kereta yang diberitakan," Astrid semakin mengeratkan pelukannya dan nampak menggigit bibir bawahnya.

Langkah kaki orang-orang yang berderap teratur tiba-tiba kembali terdengar jelas. Kurasakan keheningan mulai menyelimuti kudukku walaupun aku berada di tengah keramaian. Waktu terasa bergerak lambat. Ketika sebuah tempat tidur troli dengan orang yang ditutup kain berjalan di depanku. Suara roda yang berputar menciptakan irama yang mencekam dan membawa udara yang semakin berat. Walau tanganku menggigil, Aku memberanikan diri untuk bertanya kepada kedua perawat yang mendorongnya.

"Permisi, Mas. Apakah ini pasien yang sudah meninggal?" ucapku. Sejenak kedua perawat itu tersentak.

"Benar, Pak. Pasien ini sudah meninggal dan dia akan dibawa ke ruang jenazah untuk diotopsi," jawab salah seorang perawat dengan ramah.

"Apakah jenazah ini adalah salah satu dari korban kecelakaan yang baru saja diberitakan? Karena menurut media, sebuah kecelakaan kereta berada tak jauh dari daerah kita saat ini," sambungku.

"Benar, Pak. Menurut informasi, pasien ini merupakan salah satu penumpang yang tidak selamat karena tempatnya duduk berada di gerbong pertama kereta dan tim penyelamat tidak menemukan identitas diri apapun di tubuhnya. Kami khawatir kami tidak bisa menghubungi pihak keluarga untuk menjemput jenazahnya saat ini," sahut perawat itu dengan sorot matanya yang seakan merenungi mayat itu.

Tiba-tiba kurasakan sebuah kulit yang dingin menyentuh jariku. Jantungku seakan berhenti. Waktu terasa bergerak sangat lambat hingga daun yang jatuh di taman bergerak pelan. Saat aku sadar, aku langsung mengibaskan tanganku dengan cepat hingga mengejutkan semua orang di sekelilingku. Aku langsung mengusap tanganku segera.

Napasku memburu setelahnya. Mataku kemudian tertuju pada sisi ranjang jenazah. Disana nampak sebuah tangan pucat menjuntai keluar melewati kain putih yang membungkus tubuhnya. Aku berusaha mengatur napasku yang tersengal. Astrid pun dengan sigap mengusap punggungku untuk menenangkanku.

Kedua perawat itu nampak terkejut dan langsung melihat apa yang sebenarnya terjadi. Mereka langsung memasukkan tangan yang menjuntai itu kembali ke dalam balutan selimut putih yang bersih. Mereka berdua pun meminta maaf dan pamit untuk segera beranjak dari sini.

"T-tunggu sebentar! Apa aku boleh melihat wajah jenazah ini?" tanyaku dengan terbata. Kedua perawat itu nampak saling pandang mendengar pertanyaanku.

"Mungkin bapak ini tahu sanak keluarganya?"

ujar salah seorang perawat kepada temannya yang masih terlihat ragu. Temannya hanya mengangguk lirih.

"Baiklah, Pak. Mungkin jika bapak mengenalnya, ini akan sangat membantu pihak rumah sakit untuk menghubungi keluarga yang bersangkutan," ucapnya. Aku pun tersenyum lega walau tanganku masih gemetar.

Kemudian mereka pun membuka selimut yang menutupi wajah mayat itu dengan perlahan. Jantungku kembali terasa berhenti melihat mayat itu. Seketika bayangan-bayangan masa lalu kembali hadir di kepalaku. Sekujur tubuhku langsung merinding. Merinding sebab melihat jenazah itu dengan mata terbelalak dengan kelopak mata yang kosong dan tanpa pupil mata yang terpasang disana.

1
novi
loh loh loh?
novi
waw, dia penggali kubur kah?
Onikuma: kerja serabutan sih lebih tepatnya
total 1 replies
novi
beruntung?
novi
hah?
novi
hah? ko bisa? karena kecelakaan tadi? ko bisa kecelakaan? pantes masinisnya diem doang
Onikuma: dikit² akan dijelaskan di bab berikutnya ya kk
total 1 replies
novi
ada apa itu?!
𝓡𝓲𝓿𝓮𝓵𝓵𝓮 ᯓᡣ𐭩
ngeri sekalii /Panic//Panic/
Youshin
Mangat thor🔥
Onikuma: makasihh udh mampir
total 1 replies
Maulidiah (⁠ー⁠_⁠ー⁠゛⁠)
wah ini yang kedua,lebih seram lagi nih
Onikuma: makasihh kk udh mampir /Heart//Heart/
total 1 replies
novi
ga kenal andra, soalnya langsung baca ini
Onikuma: dia akan menjadi sosok penting pada bab 30 an keatas. maybe
total 1 replies
novi
kok masinisnya ga peduli? malah penumpang e yg nyari tau, kereta apa ini?! gausah di tumpangi
novi
gaboleh gitu woyy
novi
hah? pistol?
novi
hah? sesuatu yang tidak kita inginkan datang menghampiri kita?
Onikuma: sedikit² bakalan tau ya kk
total 1 replies
novi
ngeri banget/Toasted//Puke/
novi
halo kak! aku udah mampir yaa... ceritanya bagus, tapi aku belum baca cerita yang sebelumnya, jadi masih agak bingung
novi: oalahh okee kakk/Drool//Drool//Drool/
Onikuma: okey kak Novi. btw cerita ini dominan ke aksi kok bukan horor hehe
total 4 replies
novi
dendam?
Onikuma: wkwk yaa begitulah
novi: emang sih, kita sebagai manusia ga pernah merasa puas dan selalu merasa iri/Scowl/
total 3 replies
novi
kecelakaan?!/Gosh/
novi: takutnyaa/Scowl//Scowl//Scowl/
Onikuma: benar sekali
total 2 replies
novi
kok berani sih? kalo aku mending tidur aja/Scowl/
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Doubt/
Onikuma: /Angry//Angry/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!