Alvian, seorang pria muda nan tampan menginginkan sosok seorang Istri yang cantik dan aduhai.
Ia terpaksa harus menelan kekecewaan saat orang tuanya justru menjodohkan dia dengan Aylin, seorang perempuan tertutup dan bercadar.
Hal itu membuat Alvian berbuat sesuka hati agar Aylin tak kuat menjalani bahtera rumah tangga dengannya dan meminta untuk berpisah.
Namun, siapa sangka hal itu justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri setelah dia tahu kalau di balik cadar istrinya, tersembunyi paras cantik yang selama ini sangat ia idam-idamkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Setelah Aylin pulang dari dealer, ia langsung ke rumah mertuanya untuk menanyakan resep makanan favorit suaminya.
Setelah itu ia belanja agar setelah shalat ashar bisa langsung memasak makanan kesukaan Alvian.
Aylin ingin tertawa melihat sikap suaminya, secara perlahan ia mulai bisa memahami karakter dan apa saja yang disukai oleh Alvian.
"Makan malam nanti aku akan membuatmu tergila-gila dengan masakan ku, Mas," batin Aylin.
Dan benar saja, suaminya yang baru pulang bekerja langsung menuju dapur.
Melihat suaminya yang sok jaim tapi aslinya suka membuat Aylin semakin ingin menaklukannya.
Selesai shalat magrib, Aylin ke ruang makan lebih dulu untuk menata menu makan malam di meja makan.
"Kenapa Mas Alvian lama sekali, sedang apa sih dia?" batin Aylin.
Tidak lama kemudian Alvian terlihat menuruni tangga dengan masih mengenakan sarung, baju koko yang dilengkapi peci berwarna hitam.
Aylin seketika menganga lebar, saat ini Alvian terlihat sangat tampan. Bahkan sampai membuat Aylin kesulitan untuk mengalihkan pandangan.
"Aku tahu kalau aku memang tampan, tapi jangan melihatku seperti itu nanti bola matamu lepas," ucap Alvian bangga.
Aylin langsung menundukkan kepalanya, itu benar-benar memalukan.
"Lihat, hidung kamu bahkan sampai mimisan karena terpesona olehku," timpal Alvian.
Melihat Aylin yang panik membuat Alvian tertawa terbahak-bahak.
"Aylin ... Aylin, kamu kan memakai cadar. Mana bisa aku melihat hidungmu. Masa percaya dengan ucapanku begitu saja. Atau Jangan-jangan kamu sudah jatuh cinta padaku ya?" goda Alvian tersenyum mengejek.
Aylin hanya memutar bola matanya malas, tapi dadanya saat ini berdebar sangat kencang.
"Kalau kamu berani mengerjaiku lagi, jangan harap bisa makan malam di rumah, makan di luar saja sana!" ancam Aylin kesal.
"Tidak masalah, aku bisa saja beli. Tapi kan di luar hujan, masa kamu tega membiarkan aku kehujanan?" balas Alvian.
"Kan naik mobil, mana mungkin kehujanan?" sergah Aylin ingin membalas mengerjai suaminya.
"Oh iya, di luar itu mobil baru kamu ya? Lumayan juga selera kamu," sela Alvian mengalihkan pembicaraan sambil mengambil nasi di piring.
Aylin sudah hafal betul dengan sikap suaminya ini, tapi karena sedang ingin menaklukkan hati Alvian dia membiarkan suaminya itu makan dengan tenang.
"Sudahlah, aku lelah bertengkar. Sebaiknya kita makan saja," ajak Aylin.
Dengan sepenuh hati Aylin mengambilkan lauknya.
Kedua mata Alvian sudah langsung berbinar-binar.
"Awas ngiler," sindir Aylin.
"Kamu bilang jangan bertengkar lagi, ayo makan, setelah makan, malam ini kamu tidur saja di kamarku," jawab Alvian.
"Apa?" tanya Aylin memastikan kalau ia tidak salah dengar.
"Eh, maksud aku, pijitin aku, tapi setelah itu kamu kembali tidur di kamar kamu sendiri lah," ralat Alvian gugup.
"Bukannya aku tidak mau, tapi hari ini aku lelah sekali, Mas. Lain kali saja ya?" bujuk Aylin.
"Ya sudah kalau begitu," jawab Alvian sambil makan dengan lahap.
Selesai makan biasanya mereka akan kembali ke kamar masing-masing dan sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Tapi kali ini Aylin berinisiatif membuatkan suaminya itu salad buah sebagai pencuci mulut sambil menonton televisi.
"Aylin, kamu bisa menyetir mobil?" tanya Alvian penasaran.
"Bisa, aku kan perempuan yang serba bisa," jawab Aylin.
"Kalau begitu kenapa tidak dari dulu pakai mobil?"
"Karena menurut aku lebih simpel pakai motor, tapi karena sedang musim hujan, jadi aku beli mobil. Memangnya pacar kamu, beli mobil hasil minta pada orang lain saja sombong tapi malah menghinaku. Sorry ya, level kita sangat berbeda," ujar Aylin sinis.
Aylin mengira jika suaminya akan marah dan membela Riana, tapi tanpa di duga ia justru hanya diam dan fokus memakan salad buahnya.
Entah apa yang sedang dipikirkan Alvian saat ini, tapi Aylin merasa jika sikap suaminya sudah mulai hangat dan jauh lebih baik.
"Mas, sebelum tidur jangan lupa shalat Isya," ucap Aylin mengingatkan.
"Bukannya aku tidak mau, tapi aku lelah sekali. Kalau kamu sekarang mau memijatku mungkin aku bisa punya tenaga untuk shalat," jawab Alvian mengeluarkan jurus gombalnya.
"Kenapa memintaku? Minta saja pada pacarmu itu. Enak sekali menjadi Riana, tidak mengurus kamu, tidak memasak untuk kamu, tapi mudah sekali mendapat uang dari kamu. Sedangkan aku? Hanya mendapat getahnya saja," tolak Aylin sengaja membuat suaminya tersadar.
"Jadi kamu mau minta uang? Bukannya uang kamu malah lebih banyak dariku?" tanya Alvian serius.
"Lalu kalau aku punya banyak uang kenapa? Kamu jadi mau lepas tanggung jawab?"
"Aylin, jujur saja aku mulai terbiasa hidup denganmu. Maksudnya aku mulai bisa menerima kamu. Tapi, kalau aku minta izin untuk menikah lagi, boleh? Tapi aku harap kamu jangan bilang pada Papa dan Mama?" tanya Alvian berniat untuk menguji.
Aylin tidak menyangka akan mendengar hal seperti ini. Entah kenapa hatinya terluka dan ingin sekali menangis.
"Kamu tahu, Mas? Di dunia ini tidak ada wanita yang benar-benar rela ingin di madu. Walau aku belum mencintaimu, aku juga tidak mau menjadi orang bodoh. Apalagi dengan karakter Riana yang seperti itu, hanya akan membuat keadaan menjadi rumit. Aku bertahan bukan karena kamu, tapi karena menjaga perasaan Papa dan Mama."
"Aku masih bisa meskipun harus hidup tanpa kamu. Aku bukan perempuan yang hidup menempel pada orang lain seperti benalu, untuk membeli apa yang aku mau, aku tidak perlu mengemis pada siapapun. Jika kamu ingin menikah silahkan, tapi ceraikan aku dulu!" jawab Aylin tegas.
************
************
Lanjuuuut kakak 💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼