NovelToon NovelToon
Terjerat Hasrat Sang Psikopat

Terjerat Hasrat Sang Psikopat

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Cinta Paksa / Psikopat itu cintaku
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Ira Adinata

Kehidupan Hana baik-baik saja sampai pria bernama Yudis datang menawarkan cinta untuknya. Hana menjadi sering gelisah setelah satu per satu orang terdekatnya dihabisi jika keinginan pemuda berdarah Bali-Italia itu tidak dituruti. Mampukah Hana lolos dari kekejaman obsesi Yudis? Ataukah justru pasrah menerima nasib buruknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ira Adinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehilangan

Hana mengangguk pelan. "Kalau bukan mantan, pasti Rasminah ini orang yang berarti dalam hidup Yudis. Bukankah begitu?"

Julia tersenyum. "Ya, dia sangat berarti bagi Yudistira, bahkan lebih berarti dari orang tuanya sendiri."

Tertegun Hana mendengar ucapan Julia. Merasa penasaran, ia mencoba bertanya lebih lanjut mengenai sosok perempuan yang sangat berarti bagi Yudis. Dengan senang hati, Julia pun memaparkan pengalaman keluarganya bersama perempuan bernama Rasminah itu.

Saat Yudis berusia empat tahun, seorang wanita asal Yogyakarta bernama Rasminah mendatangi kediaman Winata di Bali. Julia menyambutnya dengan hangat, bahkan tak ragu menyalami wanita berkulit sawo matang itu. Diajaknya wanita itu ke dalam rumah oleh Julia. Mereka duduk saling berhadapan, layaknya majikan dan pekerja.

"Rasminah, mulai hari ini kamu saya pekerjakan untuk mengasuh Yudistira. Saya harap, dia bisa betah sama kamu," ujar Julia.

"Baik, Nyonya. Saya harap juga begitu," sahut Rasminah.

Di tengah-tengah percakapan mereka, Yudis kecil datang membawa mainan pesawat. Bocah laki-laki itu tertegun mendapati seorang wanita yang duduk berhadapan dengan ibunya.

Alih-alih bersikap santun, Yudis melempar mainannya hingga mengenai kepala Rasminah. Wanita itu seketika meringis memegangi kepalanya, dan berusaha bersikap lebih sabar.

"Kamu nggak apa-apa, Minah?" tanya Julia cemas.

"Nggak apa-apa, Nyonya. Cuma sedikit sakit," ungkap Rasminah, disertai senyum getir.

"Tolong maafkan, Yudis, ya. Dia memang suka begitu kalau ketemu sama orang baru," kata Julia, dengan wajah memelas penuh penyesalan.

"Tenang aja, Nyonya. Namanya juga anak-anak. Pasti butuh waktu buat beradaptasi," sanggah Rasminah.

"Kalau begitu, tolong rawat Yudis baik-baik, ya. Saya masih banyak pekerjaan di luar, jadi butuh tenaga tambahan buat menjaga putra semata wayang saya," tutur Julia.

"Iya, Nyonya," sahut Rasminah.

Selepas Julia pergi, Rasminah mengerjakan tugasnya sebagai pengasuh anak di rumah itu. Yudis yang sulit beradaptasi dengan orang baru, terus saja melakukan sesuatu menjengkelkan.

Kendati demikian, kesabaran Rasminah yang seluas samudera, perlahan mampu menaklukkan kenakalan Yudis. Alih-alih meluapkan amarah, wanita itu memuji Yudis dengan kata-kata baik dan menyenangkan. Tentu saja, itu menjadi senjata ampuh dalam meluluhkan perilaku Yudis yang amat aktif dan sulit diatur.

Proses adaptasi Yudis pada Rasminah rupanya cukup lama. Perlu dua tahun sampai akhirnya ia benar-benar patuh pada pengasuhnya. Selain kesabaran, kehadiran Rasminah di dalam rumah itu membuat ikatan Yudis pada pengasuhnya semakin kuat. Bahkan, bocah laki-laki itu tidak ragu lagi untuk tidur bersama pengasuhnya kala malam tiba.

Perubahan positif itu dirasakan pula oleh Julia. Yudis yang kerap berbuat usil dan enggan bergaul, lambat laun mampu berbaur bersama temannya. Bukan itu saja, kebiasaannya menyakiti anak ayam dan bebek di sekitar rumah pun perlahan berkurang.

Kendati demikian, kadang-kadang Yudis sulit untuk berbagi pada sesama. Misalnya saja pada acara keluarga yang dihadiri kerabat dekat Julia. Yudis memainkan pistol air baru yang dibelikan oleh sang ayah saat berkunjung ke Australia, lalu menyimpannya sembarangan. Ketika sepupunya yang bernama Michael hendak mengambil mainan itu, Yudis buru-buru merebutnya.

"Ini punyaku, kamu nggak berhak mengambilnya," bentak Yudis menyembunyikan mainan di belakang punggungnya.

"Aku hanya ingin meminjamnya sebentar. Emangnya nggak boleh?" bantah Michael, sambil berusaha meraih pistol mainan Yudis.

Saking enggan meminjamkannya, Yudis berlari menuju halaman belakang. Michael mengejar Yudis, hingga akhirnya berhasil menangkap sepupunya itu. Adapun Rasminah yang menyaksikan perebutan mainan di antara dua bocah blasteran itu, berusaha melerai.

"Kenapa kalian rebutan begini? Nanti Bibi ambilin pistol satu lagi, ya," bujuk Rasminah pada Yudis dan Michael.

"Jangan, Bi! Michael nggak boleh pinjam mainan aku?" tukas Yudis kesal.

"Aku cuma ingin pistol yang dipegang Yudis," tegas Michael.

"Jangan ambil pistol mainanku! Ini masih baru!" bentak Yudis memelototi Michael.

"Dek Michael sebaiknya main yang lain, ya," bujuk Rasminah memandangi bocah berbadan bongsor itu.

"Nggak mau! Aku maunya yang ini!" bantah Michael.

Saking besarnya tenaga Michael, akhirnya pistol mainan Yudis pun berhasil didapatnya. Bocah laki-laki itu tersenyum puas tatkala mainan itu sudah ada di tangannya.

"Yudis, Bibi bawakan mainan lain, ya," bujuk Rasminah berjongkok di belakang Yudis sembari memandangi bocah itu.

Yudis mendengus sebal. Ia masih marah karena mainannya berhasil direbut. Michael yang kebetulan berdiri di pinggir kolam, ia dorong sekuat tenaga hingga akhirnya tercebur. Sontak, kejadian itu menggemparkan orang-orang yang hadir di kediaman I Wayan Winata.

Ayah Michael bergegas menyelamatkan putranya dari kolam, sedangkan Winata menarik paksa lengan Yudis agar pergi dari keramaian. Rasminah yang merasa kasihan melihat anak asuhnya diperlakukan kasar, bergegas menghampiri majikannya.

"Tuan, tolong jangan marahi Yudis. Ini kesalahan saya," pinta Rasminah, ketika berdiri di depan pintu kamar I Wayan Winata.

"Kamu nggak perlu ikut campur," ujar Winata membanting pintu di depan muka Rasminah.

Tak berselang lama, terdengar suara Yudis meminta ampun dari dalam ruangan kerja Winata. Tangisannya terdengar memilukan sampai Rasminah enggan berlama-lama berada di sana.

Saat bergegas menuju dapur, Rasminah tak sengaja berpapasan dengan Julia. Air mata yang menetes ke pipi Rasminah, menimbulkan kecemasan pada majikan perempuannya.

"Ada apa, Minah?" tanya Julia.

"Yudis, Nyonya. Yudis sedang disakiti oleh Tuan," ungkap Rasminah.

Maka bergegaslah Julia menuju ruang kerja sang suami. Belum sempat ia memanggil suaminya, Winata membuka pintu lebih dulu dan menyerahkan Yudis pada Rasminah dalam keadaan penuh luka lebam.

Julia yang geram menarik suaminya ke ruang kerja dan menutup pintu. Adapun Rasminah, mengajak Yudis ke kamarnya dan mengobati bocah itu. Yudis masih terisak-isak akibat rasa sakit dari pukulan yang diberikan oleh Winata sebagai hukuman.

Bebulan-bulan berlalu setelah kejadian itu, Rasminah dijemput oleh suaminya. Suami Rasminah meminta maaf dan memohon-mohon agar wanita itu ikut pulang ke Yogyakarta. Ia berjanji, akan memperlakukan Rasminah lebih manusiawi dan tak akan mengulangi kekerasan dalam rumah tangga lagi. Bukan itu saja, ia juga berjanji tak akan menyinggung lagi soal nasib malang Rasminah yang mandul.

Yudis yang mengetahui perpisahannya dengan Rasminah telah datang, merasa tidak terima. Ia memukuli tubuh suami Rasminah, sampai Julia berusaha menjauhkannya.

"Kamu nggak boleh bawa pergi Bibi! Dia harus tinggal sama aku!" bentak Yudis bersungut-sungut.

"Yudis, nanti Ibu carikan teman baru buat kamu, ya. Biarkan Bi Minah berkumpul lagi dengan keluarganya. Bi Minah pasti kangen buat ketemu sama keluarganya di kampung," bujuk Julia menatap kedua mata Yudis lekat-lekat.

"Tapi aku cuma mau main sama Bi Minah, bukan teman baru," bantah Yudis kesal.

Melihat kemarahan begitu jelas di wajah anak asuhnya, Rasminah menghampiri Yudis. Ditatapnya wajah lugu bocah berusia enam tahun itu, sambil membelai kepalanya.

"Yudis, Bibi mau pulang dulu, ya. Kamu jadi anak baik di sini, nurut sama ayah dan ibu," ucap Rasminah dengan lembut.

"Aku nggak mau, Bi! Pokoknya Bibi harus tinggal di sini!" bantah Yudis bersikukuh.

Rasminah mengembuskan napas pelan, sambil tersenyum pada Yudis. "Begini saja. Gimana kalau kapan-kapan kamu berkunjung ke rumah Bibi di Jogja? Nanti Bibi perlihatkan pemandangan bagus di sana. Kita jalan-jalan ke candi Prambanan dan pantai Parang Tritis. Kamu mau, kan?"

"Nanti aku jalan-jalannya ditemani sama Bibi, kan, di sana?" Yudis menatap Rasminah ragu-ragu.

"Tentu saja. Jadi, sekarang Bibi pulang dulu. Nanti kita ketemu lagi di Jogja, terus jalan-jalan bareng," jelas Rasminah, disertai senyum lebar.

"Kenapa Bibi nggak bawa aku aja ke sana? Kita, kan, bisa tinggal bareng di Jogja." Yudis memandang Rasminah tanpa berkedip.

"Yudis, kamu, kan, harus sekolah, sayang. Nanti kalau liburan, kita sama-sama pergi ke kampungnya Bibi. Gimana?" bujuk Julia memberi pengertian.

Yudis tertunduk sambil mengangguk pelan. Rasminah pun memberi kecupan terakhirnya pada Yudis, sebelum beranjak meninggalkan kediaman keluarga I Wayan Winata.

Julia termangu tatkala mengingat kembali perpisahan dengan pengasuh Yudis. Ditatapnya lagi wajah Hana yang memperhatikan cerita masa lalu Yudis dengan saksama, lalu membelai rambut gadis itu.

"Saya benar-benar nggak menyangka, perpisahan dengan Rasminah akan begitu membekas di hati Yudis. Meskipun saya sempat merekrut pengasuh baru, kebanyakan dari mereka hanya bertahan sebulan saja," tutur Julia.

"Lalu, apa yang membuat Tante teringat pada Rasminah saat melihat saya? Apa wajah saya mirip dengan pengasuh Yudis?" tanya Hana penasaran.

"Menurut saya, wajah kamu lebih cantik dari Rasminah. Tapi ... yang saya lihat bukanlah kemiripan dari wajah kalian berdua, melainkan sikap Yudis yang lebih tenang dan bahagia. Sepertinya Yudis sangat merindukan sosok sederhana dan penyayang, makanya dia memilih kamu sebagai pendampingnya dalam acara penting ini," jelas Julia.

1
heri mulyati
aku juga jadi Hana takut kalo harus menerima Yudis 😱😱 serem
Putri vanesa
Pngennya hana sma yudis sih tpi yudisnya gtu iwww
Myra Myra
kasihan Hana...
Myra Myra
kasihan Hana...jht btl judis
heri mulyati
lanjut ya Thor dan semangat 💪💪💪👍
Putri vanesa
Ih makin penasaran kk
Ira Adinata: update tiap hari. stay tune aja 😄
total 1 replies
heri mulyati
lanjut Thor 💪💪💪
Ira Adinata: siap 💪
total 1 replies
heri mulyati
saya suka
Lovely Shihab
lanjut thor
Ida Saputri
belum ada kelanjutannya
Ira Adinata: lagi diketik
total 1 replies
gaby
Ga sudi menyentuh tubuh wanita yg pernah di sentuh pria lain maksudnya apa y?? Apa kalo Arum msh perawan dia mau nyentuh?? Itumah namanya bkn psikopat tp penjahat kelamin.
Ira Adinata: bisa iya, bisa enggak, tapi tujuan utama Yudis tetep membunuh Arum. penjahat kelamin? kenalan dululah sama Ted Bundy, psikopat yang memerkosa dan membunuh banyak perempuan.
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, tp knp dah lama ga up y?? Apakah novel ini berhenti gitu aja, ga mau di lanjutin lg??? Suka kecewa baca novel on going yg tiba2 hiatus
Ira Adinata: ini novel baru, sayang. novel hororku udah tamat bulan September lalu 😅
total 1 replies
ℍ𝕒𝕟𝕚 ℂ𝕙𝕒𝕟
Bener" psikopat sih Yudis, merinding lihat kelakuannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!