Dua tahun menikah dengan suamiku sungguh sangat membuatku curiga.Bagaimana tidak selama dua tahun ini dia Hannya menyentuhku tiga kali,mertua ku yang sangat sombong mengatai ku wanita mandul hingga suatu saat aku mengetahui rahasia suamiku yang sangat membuatku tidak percaya dan nyaris pingsan.
apa rahasia suamiku,apa yang terjadi dengannya ikuti dalam kisah cerita ini ya jangan lupa dukung cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 ~ Dia berubah lagi. ~
Doni membentak Tamara dengan kasar membuat Tamara sangat kaget hingga tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca,ingin sekali dia menangis tapi dia menahannya sekuat tenaga.
" Aku sudah katakan berkali-kali jaga sikap mu,aku tidak menyukai sikap mu yang tidak tau malu itu." Jawab Doni lalu dia segera beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Tamara tanpa belas kasihan.
Sarapan yang dibuatkan oleh Tamara, tidak di sentuh sama sekali bahkan kopi yang biasanya selalu dia minum hari ini di sentuh pun tidak membuat Tamara sangat sedih.
" Sikapnya kembali seperti semula,semoga setelah aku hamil dia semakin baik dan peduli padaku,intinya dia mulai membuka hati untukku karena banyak pria berubah setelah punya anak." Ucapnya dalam hati.
Hari ini semua asisten rumah tangga kembali ke rumah setelah diliburkan selama satu Minggu,rumah mulai ramai,Tamara berharap mertuanya belum kembali untuk hari ini.
*****
Doni baru saja sampai di kantornya,dia membuka jas yang dia kenakan lalu dia gantung di tempat biasa.Hari ini dia sedikit tidak semangat bekerja,dia teringat semua yang terjadi selama seminggu ini.
" Bagaimana kalau suatu saat nanti dia tau semua tentang rahasia ini,aku menjadikan Tamara seperti jala**,dia berhubungan badan dengan dua pria yang berbeda,tapi aneh sekali apa dia tidak curiga sedikit pun?" Ucapnya dalam hati.
Berbagai macam rasa khawatir muncul di benaknya jauh di lubuk hatinya dia takut Tamara hamil dan semuanya akan terungkap suatu saat nanti.
" Ahh sudahlah siapa yang tau itu,hanya Abian kami sudah membuat perjanjian dia tidak mungkin membongkar rahasia ini,aku akan kubur dalam-dalam rahasia besar ini." Ucapnya dalam hati menghibur diri sendiri.
Doni merenungi nasibnya yang buruk,sudah lima belas tahun dia terjebak di kubangan kotor ini,sekuat tenaga dia sudah berusaha mengobati cacatnya ini tapi dia tidak mampu sama sekali senjatanya tetap tidak bereaksi jika bersama seorang wanita.
Doni pernah mencintai seorang wanita,dan ini pertama kalinya dia jatuh cinta awalnya dia tidak menyadari kekurangannya itu tapi seiring berjalannya waktu dan wanita itu mengajaknya melakukan sesuatu yang intim ternyata senjatanya tidak merespon wanita itu menghinanya habis-habisan hingga dia trauma hingga saat ini.
" Pak..!! hari ini ada jadwal pertemuan dengan CEO,perusahan cemerlang." Tiba-tiba Alex mengagetkan dirinya dari lamunannya.
" Hmm aku tahu." Jawab Doni.
" Ngapain masih berdiri disitu? kamu tidak ada pekerjaan lagi?" Bentak Doni saat melihat Alex masih berdiri di sana sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu kepada Doni tapi dia terlihat ragu-ragu.
" Itu pak,aku mau bertanya,bagaimana dengan tawaran bapak beberapa waktu yang lalu?"
"Aku sudah menyuruh Abian yang menghamili Tamara,kamu tidak perlu ikut campur lagi dalam masalah ini sekarang kamu keluar." Jawab Doni ketus sembari mengusir Alex dari ruangannya.
" Saya minta maaf pak sudah membuat anda kecewa."Ucap Alex dengan wajah menunduk tidak berani menatap Doni.
" Sudahlah,lebih baik kamu kembali keruangan mu,aku akan memanggilmu kalau ada tugas." Jawab Doni mengusir Alex.
****
Hari berganti hari semua berjalan seperti biasanya,dan Sarah sebagai mertua setiap hari menanyakan keadaan Tamara,dia berharap Tamara hamil secepatnya.
" Ingat ya waktu mu dua Minggu lagi di rumah ini,jika kamu belum juga hamil sampai awal bulan ini kamu harus siap-siap meninggalkan rumah ini,tidak ada gunanya menampung wanita seperti mu di rumah ini menambah beban anakku saja." Ucap Sarah saat Tamara sedang mengelap semua perabotan rumahnya.
Sudah seminggu dia kembali ke rumah,saat itu juga Tamara setiap hari mendengar ocehan dan sindiran wanita itu dan Tamara merasa mertuanya semakin cerewet saja.
Tamara mengabaikan ucapan mertuanya,dia fokus membersikan semua perabotan yang ada di dalam ruang tamu.
" Kamu dengar nga sih apa yang aku katakan? kamu pikir aku ini radio rusak makannya kamu diam begitu?" Bentak mertuanya.
Tamara terdiam,lalu dia berdiri pada saat dia berdiri tiba-tiba dia merasa kepalanya pusing,keringat dingin bercucuran di keningnya.
" Hei...!! hei apa yang terjadi? Tamara hampir terjatuh untung mertuanya yang cerewet langsung sigap menolongnya lalu membawanya ke sofa.
" Susi..!! Susi."
"Ada apa ma berisik sekali?"
" Cepat panggilkan dokter,dia tadi hampir pingsan siapa tau dia sudah hamil? cepat." Susi sedikit kesal karena harus mengurusi hal yang tidak penting menurutnya.
" Cepatlah kenapa lama sekali sih?"
"Tunggu dong ma kalau mau cepat mama saja yang memanggilnya." Jawab Susi ketus.
Susi menghubungi dokter pribadi keluarga itu,tidak butuh waktu lama seorang pria datang ke rumah mereka sambil membawa alat-alat medis.
" Bagaimana dokter apa dia sedang hamil,aku harap dia memang hamil." Ucap Sarah setelah pria berpakaian putih itu memeriksa Tamara dengan telaten.
" Sepertinya memang demikian,tapi agar lebih pasti kalian bawalah dia ke rumah sakit,atau cek melalu alat tes kehamilan,karena dari pemeriksaan awal semuanya normal saja." Jawab pria itu.
" Susi kamu ke apotek yang ada di dekat rumah,kamu belikan alat tes kehamilan sekarang." Perintah Sarah membuat Susi benar-benar kesal.
" Aku tidak mau kalau mama perlu mama saja yang pergi lalu mama beli sendiri,siapa yang mau membeli alat begituan." Jawab Susi lalu dia meninggalkan mamanya dan juga dokter di ruang tamu sementara Tamara masih belum sadar.
" Dasar anak kurang ajar,kamu pergilah aku akan transfer biaya pengobatannya." Sarah langsung mengusir sang dokter lalu dia duduk di sofa sambil menatap Tamara.
" Biarkan saja nanti kalau sudah sadar aku suruh dia saja yang belikan,enak saja dia kalau aku harus membeli hal begituan hanya untuknya,cuih...Dia hanya anak orang miskin tidak pantas di manjakan." Ucapnya lalu dia pergi meninggalkan Tamara berbaring di sofa ruang tamu.
Tamara sudah pingsan selama dua puluh menit,akhirnya dia tersadar setelah mencium bau parfum yang sangat mencolok yang dipakai oleh mertuanya.
" Sudah bangun kamu ternyata,lama sekali kamu bangun apa kamu pura-pura pingsan agar tidak melakukan semua pekerjaan ini?" Ucap mertuanya sangat sinis.
" Tidak ma,kepalaku memang pusing,aku juga merasa seluruh tubuhku sangat sakit." Jawab Tamara dengan nada lemah.
Tamara merasa heran dengan dirinya,sudah dua hari ini dia merasa tubuhnya tidak sehat,dia juga merasa selalu mual.
" Apa aku benar-benar hamil? semoga saja,aku berharap kalau aku benar-benar hamil Doni semakin membuka hati untukku.Dia juga sudah berumur pastinya dia juga berharap aku segera hamil." Tiba-tiba saja tubuhnya terasa sehat setelah membayangkan kabar baik menghampirinya.
❤️❤️❤️ bersambung ❤️❤️❤️