Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.
Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.
Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.
Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 Masih Mujur
"Kamu sudah ketemu Elvira?" ucap Baskoro.
"Belum Pak, itu tadi Rico trima dari Jelita," timpal pemuda itu.
"Berarti beneran kan pacarmu itu disembunyikan sama Jelita?" celetuk Dewi.
"Gak tahu Buk, tadi aku cuma lihat Jelita sama Ratih," sahut Rico apa adanya.
"Pacarmu kok bisa ngembalikan semua uang kompensasinya, Ric?" tanya pria itu penasaran.
"Kata Jelita, Elvira takut dimaki-maki sama Ibuk yang mata duitan, Pak," jawab pemuda tersebut dengan sengaja mengcopy paste omongan Jelita karena Rico juga jengkel dengan ibunya.
"Lah, kok pake bawa-bawa Ibuk segala, aku ketemu pacarmu saja belum pernah, paling-paling ya mulutnya Jelita sendiri yang pinginnya ngomong begitu. Jangan-jangan janin yang pernah dikandung Elvira beneran bukan milikmu Ric, buktinya Elvira ngembalikan semua uang kompensasinya," cerocos Dewi.
"Kamu yakin janin yang dikandung Elvira itu beneran milikmu, Ric?" Baskoro semakin tambah keraguannya.
"Gak tahu Pak... Yang jelas Rico sudah beberapa kali ngajak begituan Elvira," jelas pemuda itu.
"Yang nggoda duluan sampek kalian begituan siapa? Kamu atau Elvira?" selidik wanita berumur 48 tahun tersebut.
"Sebenernya Rico yang selalu maksa Elvira agar mau aku ajak begituan, Buk," jujur pemuda itu.
"Yang bener? Pacarmu itu kayak gimana sih, Ric? Ibuk kok penasaran," buru Dewi.
"Beneran, Buk. Elvira itu sama cantiknya kayak Jelita. Sebelum hamil dia juga kerja di Bank Jatim, trus terpaksa resign. Rico jadi bersalah banget sama dia apalagi uang kompensasi yang dia minta malah dikembalikan semua. Awalnya dia ngancem mau bunuh diri karena gak jadi aku nikahin," terang Rico apa adanya.
"Kamu janji mau nikahin dia gitu?" tanya Baskoro.
"Iya, Pak. Waktu pertama kali Rico ngrayu dia agar mau diajak begituan, aku janji mau nikahin dia kalau dia sampek kedapatan hamil," jawab pemuda itu.
"Gak nyangka aku punya anak laki-laki yang ternyata goblog kayak kamu. Dulu waktu Bapak nglarang kamu agar jangan pacaran soalnya mau dijodohkan dengan Jelita oleh Pak Adi, ternyata kamu malah main api di belakang kita. Sekarang jadi berantakan begini kan," sesal Baskoro.
"Sebelum Bapak nglarang Rico agar gak pacaran, Rico itu sudah cinta berat sama Elvira lo, Pak. Gak gampang Rico ngedapetin Elvira karena dia bukan cuma cantik tapi juga pinter, buktinya dia jadi teller di Bank Jatim. Rico jadi kasihan sama dia Pak karena sudah ngrusak masa depannya," pemuda tersebut mengungkapkan perasaannya.
"Kamu pingin nikah sama dia?" kata pria berumur 51 tahun itu.
"Iya Pak, Rico pingin nikah sama Elvira soalnya Rico cinta sama dia, tapi kayaknya Elvira sudah kecewa berat sama Rico makanya dia sulit dihubungi," balas Rico terus terang.
"Coba Ibuk lihat foto pacarmu itu seperti apa?" sela Dewi penasaran yang langsung dituruti oleh anak lelakinya dengan membuka galeri HP nya lalu menunjukkan foto Elvira pada kedua orang tuanya.
"Pantesan kamu tergila-gila sama dia, wong cantik begitu. Rumahnya dimana? Trus orang tuanya kayak gimana? Kaya apa gak?" dengan mudahnya Dewi berputar haluan setelah melihat penampilan fisik Elvira yang tampak seperti anak orang kaya.
"Dia asli Nganjuk Buk, rumahnya di daerah pegunungan tapi Bapaknya punya beberapa petak sawah dan cukup kaya," jelas Rico.
"Sekarang yang lebih penting tugasmu nyari rumah kontrakan untuk kita, trus kamu selesaikan proses perceraianmu sama Jelita," Baskoro mengambil keputusan.
"La terus hubunganku dengan Elvira gimana Pak? Bapak setuju gak kalau Rico ngajak balikan Elvira?" tanya pemuda itu.
"Terserah kamu sajalah, yang penting cepet kamu cari rumah kontrakan untuk kita. Nih uangnya mending kamu simpen yang baik di kamarmu, nanti kalau Bapak yang simpen bisa-bisa uangnya dimaling sama Ibukmu," ucap pria tersebut sambil menyerahkan amplop coklat panjang ke Rico. Sementara itu Dewi mencibir karena sudah disindir oleh suaminya.
Dengan perasaan lega Rico pun naik ke lantai atas. Setelah ngomong jujur pada orang tuanya, beban pemuda itu lumayan berkurang banyak dan dia mengambil keputusan untuk mengejar Elvira lagi karena Rico memang cinta pada perempuan tersebut.
*
Sesuai rencana semula, Minggu pagi-pagi, Bik Sumi dan Wati pulang ke rumah masing-masing dengan diantar Pak Seno menggunakan mobil Jelita. Tentu saja ke dua ART itu merasa senang karena bisa pulang kampung ditambah lagi mereka diberi uang saku Jelita masing-masing sebesar 500 ribu di luar gaji bulanan mereka.
Jam 8.12, Dewi yang terbangun duluan dan keluar kamar ingin buang air kecil, untuk kedua kalinya dia mendapati rumah itu nampak sepi dan lampu di dalam rumah masih menyala.
Karena sudah tidak tahan, wanita berumur 48 tahun itu pun pergi ke kamar mandi terlebih dahulu untuk menuntaskan hajatnya lalu baru mematikan lampu rumah kemudian membuka tirai dan pintu agar ada sirkulasi udara.
Kayaknya mereka sengaja minggat lagi karena dikiranya Agung sama Sonya jadi kesini, batin Dewi sambil tersenyum sinis.
Tak berapa lama, wanita berumur 48 tahun itu pun lalu naik ke lantai atas untuk membangunkan Sisca karena ingin mengajaknya belanja.
Tok tok tok.
Dewi mengetuk pintu kamar Sisca, tapi ditunggu hingga 1 menit lebih belum juga terdengar pergerakan dari dalam kamar yang membuat Dewi jengkel lalu mengetuk pintu kembali dengan ketukan yang lebih keras dari sebelumnya. Beberapa detik kemudian baru muncul sosok Sisca dengan rambut yang masih acak-acakan.
"Ada apa sih, Buk? Sisca masih ngantuk ini. Kemarin malem lembur ngerjakan tugas kuliah sampek jam 12 lebih lo," sungut gadis itu.
"Ibuk mau ngajak kamu belanja, Sis," sahut Dewi.
"Ngajak belanja? Untuk apa, Buk? Bukannya Bu Lik sama Pak Lik gak jadi ke sini?" tanya Sisca malas.
"Jelita sama ketiga babu nya minggat lagi, makanya Ibuk ngajak kamu belanja," jawab wanita berumur 48 tahun itu.
"Mbak Jelita sama ketiga babu nya minggat? Maksudnya gimana, Buk?" karena masih ngantuk, cewek tersebut belum paham dengan arah pembicaraan ibunya.
"Halah, ya sudahlah, kamu lanjutkan tidurmu saja. Ibuk gak jadi ngajak belanja kamu. Diajak ngomong kok ya lemot. Kelamaan. Coo, Ricoo!" omel Dewi yang kemudian memanggil nama anak lelakinya.
"Ada apa, Buk?" tanya Rico setelah membuka pintu kamar.
"Kamu antar Ibuk belanja. Jelita sama ketiga babu nya minggat lagi tuh," jawab Dewi.