Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Merebut Hatinya
Rayyan memilih kembali ke hotel, dia membiarkan Mayra berpikir. Dia juga mencoba sabar tak mau gegabah takutnya Mayra semakin membencinya dan menjauhinya.
"Mama... kenapa papa tidak mengenali aku?" Rama mendongakkan wajahnya melihat sosok ibunya yang menggandeng tangannya ketika mereka hendak berjalan menuju toko.
"Karena kalian sudah lama tidak bertemu," jawab Mayra memberikan alasan.
"Papa pasti menjemput kita 'kan, Ma?" tanya Rama lagi.
"Mama bilang jangan terlalu berharap, kamu nantinya akan bersedih," jawab Mayra.
Rama menundukkan kepalanya merasa sedih.
Siang harinya, Rayyan datang ke toko dengan membawa beberapa mainan. Tentunya kedatangannya untuk menggaet hatinya Rama.
Melihat ayahnya membawa banyak mainan, Rama tampak begitu senang. Ia tersenyum riang menyambut pria itu, "Terima kasih, Paman."
"Papa..." Rayyan menyebutkan dirinya sembari mengusap rambut putranya.
"Ya, Papa!" Rama tersenyum.
"Nah, gitu dong!" Rayyan tampak bahagia.
Mayra yang melihat pemandangan tersebut hanya diam.
"Papa, kapan tinggal bersama kami?" tanya Rama tanpa menatap.
Rayyan melihat ke arah Mayra, ia tak mau memberikan jawaban. Ia ingin menghormati keputusan istrinya.
"Papa tidak mau, ya?" tuding Rama yang tampak sendu.
"Bukan tidak mau, jika memang sudah waktunya Papa akan membawa kalian dan kita tinggal bersama," ujar Rayyan.
Rama yang sendu melebarkan senyumnya.
"Papa ingin bicara dengan Mama kamu, pergi dan bawa mainan ini!" Rayyan menyodorkan kantong besar kepada putranya.
Rama membawanya meskipun sedikit kesusahan karena terlalu banyak dan berat namun ia sanggup menentengnya.
"Aku membawakan makanan untukmu!" Rayyan menyerahkan kantong plastik kepada Mayra.
"Terima kasih!" Mayra menerimanya.
"Aku ingin makan bersamamu," kata Rayyan.
Mayra mengangguk mengiyakan.
Keduanya makan bersama, hari ini Mayra ke toko tidak ditemani ibunya. Duduk saling berhadapan dan di sebelah Mayra ada Rama.
Ketiganya makan tanpa suara kecuali Rama yang sedikit cerewet meminta disuapi karena dirinya sibuk dengan mainan baru. Mayra pun menyanggupi keinginan putranya itu.
"Makanannya enak," kata Rama.
"Kamu suka cumi goreng?" tanya Rayyan.
Rama menjawab dengan mengangguk.
"Wah, kesukaan kamu dan Papa sama," kata Rayyan senang.
"Papa nanti beli lagi seperti ini, ya. Mama jarang memasakkannya, biasanya aku diajak nenek dan Bibi Lanny makan diluar," jelas Rama.
"Memangnya kenapa Mama kamu tidak mau memasaknya?" tanya Rayyan sekilas tatapannya ke arah Mayra.
"Karena aku tidak menyukai masakan cumi," jawab Mayra dengan cepat.
"Oh, aku baru tahu," ucap Rayyan tersenyum tipis.
"Ya, karena kemarin kamu tidak melihatku!" sindir Mayra.
Seketika senyum Rayyan memudar.
Selang 30 menit kemudian, Rayyan hendak pergi namun Rama menggenggam tangannya seraya berkata, "Jangan pergi, Pa!"
"Papa harus balik ke sana," ucap Rayyan menjelaskan karena sekretaris kantornya 10 menit lalu menelepon dirinya.
"Aku mau bermain dengan Papa!" rengek Rama tampak matanya berkaca-kaca.
"Lain waktu saja, Rama!" janji Rayyan.
"Rama, biarkan Papa kamu pergi. Kamu bisa bermain dengan teman-temanmu" kata Mayra.
"Aku maunya main bersama Papa, Ma!" Rama menghapus air matanya yang hampir menetes.
"Rama, kamu bisa tidak mendengar apa yang Mama katakan!" sentak Mayra karena kesal putranya merengek.
"Mayra, kenapa kamu harus membentaknya?" Rayyan tampak tidak senang.
"Aku tidak membentaknya, aku hanya mengajarkan padanya agar tidak selalu menuruti egonya!" jelas Mayra.
"Apa kamu tidak dapat berbicara lemah lembut padanya?" Rayyan menatap istrinya.
"Kamu baru beberapa hari dekat dengan kami, jadi jangan ajarkan aku untuk bersikap lemah lembut kepada anakku sendiri!" singgung Mayra membuat Rayyan terdiam.
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜