Dipaksa Menikah Dengan Seorang Gay

Kanaya yang merasakan tiupan di wajahnya pun,membuka mata.pertama yang dia lihat,wajah keivano yang begitu dekat dengannya,sedang tertawa mengejek kepadanya.

"Sepertinya hantu yang satu ini, tidak membuat lo takut.malah ... sebaliknya!" Keivano menjauhkan wajahnya dari hadapan kanaya.

Wajah kanaya memerah,kini dia merasa salah tingkah karena sikap keivano,yang telah berhasil menggodanya.

Keivano pun pergi menuju kamar ganti.kanaya yang melihat keivano pergi begitu saja,menghela nafas kasar. mencoba mengatur nafas menetralkan kembali detak jantungnya.

Kanaya tersenyum tipis,di balik sikap keivano yang menyimpang,ternyata dapat dia lihat sikap tengil keivano,seperti lelaki normal pada umumnya.Kanaya yakin jika suatu saat nanti,jati diri keivano akan kembali dengan sendirinya.

"Ngapain lo malah bengong! Kayanya lo betah banget,pake jaket teman gue!" Keivano yang selesai memakai baju pun,melihat ke arah Kanaya dengan tatapan tajamnya.

Kanaya tersentak,mendengar ucapan keivano yang tengah menyindirnya.seketika matanya tertuju pada tubuhnya sendiri,yang memang masih memakai jaket galleo.

"Aku akan menggantinya."

Kanaya pun segera pergi dari hadapan keivano,menuju kamar mandi.melihat tingkah Kanaya, membuat keivano merasakan sesuatu yang belum dia rasakan sebelumnya, bahkan saat bersama Julian sekali pun.hatinya terasa menghangat,saat dia berada dekat dengan kanaya.

Keivano pun segera menepis perasaan itu. kini dirinya tengah bersiap untuk pergi bersama teman-temannya, karena malam ini, dia akan mengikuti balapan liar.

Kanaya yang baru saja keluar dari kamar mandi, mengernyitkan dahi saat melihat penampilan keivano yang sangat cool.dengan memakai jaket berlogo belati,celana jeans hitam dan tak lupa wajah tampannya yang terlihat sangar.

"Kamu mau kemana, kei?" Kanaya memberanikan diri,bertanya pada keivano.

Keivano menoleh menatap tajam Kanaya. "Bukan urusan lo!" serunya ketus, tetap berjalan tanpa menghiraukan Kanaya yang tengah menatapnya.

Kanaya yang melihat keivano bersikap dingin lagi, hanya bisa menghela nafas.sepertinya dia harus mencari cara agar bisa mendekati keivano perlahan.

Tidak ingin membuat keivano marah, akhirnya Kanaya membiarkan keivano pergi.

Di ruang makan,marvino melihat putranya yang sudah siap akan pergi.dirinya tahu,jika keivano akan pergi ke arena balap.sama seperti Kanaya, marvino pun tak banyak bertanya kali ini.dia memilih acuh saat melihat keivano pergi.

Kanaya pun turun, untuk makan malam.perutnya sangat lapar, karena insiden buruk di sekolah, Kanaya sampai melupakan makan siangnya.

"Kamu baru bangun," tanya marvino, melihat kanaya yang berjalan ke arah meja makan.

"I- iya pah, aku baru bangun.maaf aku tidur terlalu lama."

Marvino tersenyum tipis. "Tidak apa-apa,papah tahu pasti kamu lelah dengan sekolah mu, kan? "

Kanaya tersenyum tipis,ketika mendengar ucapan marvino.

"Duduklah! papah tahu,pasti kamu belum makan dari tadi, kan."

Kanaya hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Mereka pun segera makan malam, dengan tenang tanpa ada sedikit pun suara. hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring,yang terdengar di ruangan itu.

"Bagaimana dengan sekolah mu? apa kamu suka bersekolah di sana?" Marvino,membuka suara saat acara makannya sudah selesai.

Kanaya menundukkan kepala,mendengar pertanyaan dari marvino membuatnya sejenak terdiam.haruskah dia bilang yang sebenarnya,tapi Kanaya tidak ingin marvino khawatir padanya.

"Aku suka dengan sekolah baru ku,pah.bahkan aku sudah mempunyai dua teman yang sangat baik."

Kanaya tersenyum kepada marvino,dia tidak akan memberitahu apa yang sebenarnya terjadi,berharap marvino pun percaya padanya.

Marvino,yang mendengar ucapan Kanaya pun tersenyum."Lalu bagaimana dengan, kei? apa dia bersikap tidak baik pada mu?"

"Di- dia,baik pah.hanya saja perlu waktu bagi kami berdua,untuk saling mengenal lebih dekat." Kanaya merasa canggung,saat membahas tentang keivano.

Marvino memicingkan mata."Apa kamu sudah tahu,teman laki-laki yang dekat dengan keivano?"

Kanaya yang mendengar pertanyaan marvino pun,tiba-tiba tersedak.

"Kamu tidak apa-apa?minumlah!" Marvino yang melihat Kanaya tersedak,segera memberikannya air minum.

Kanaya menerima dan meminum air, yang di berikan marvino.dengan perasaan tak menentu,Kanaya segera berpikir untuk mencari jawaban yang tepat.

"Aku belum tahu pasti tentang teman dekat keivano, pah.tapi aku pernah melihat keivano,bersama laki-laki yang terlihat cantik,entah siapa namanya,aku juga tidak tahu." ujar Kanaya, bersikap tenang.

Marvino tersenyum tipis,saat mendengar ucapan Kanaya. "Apa kamu merasa tersaingi."

"Maksud papah?"

"Kamu lucu sekali.walaupun dia terlihat cantik, tapi tidak menutup kenyataan jika dia laki-laki.papah harap kamu bisa mengambil perhatian keivano dari temannya itu." Setelah tertawa, kini marvino menatap Kanaya serius.

"Papah hanya bisa berharap jika suatu saat, keivano bisa menerima mu sebagai pendamping hidupnya.selama ini dia hanya hidup dengan kesendirian, kesepian, bahkan saat sosok wanita yang dia cintai meninggalkannya, keivano selalu menutup diri."

"Maaf, pah.maksud papah wanita itu siapa?" sela Kanaya yang tidak mengerti dengan cerita marvino.

"Mamahnya keivano.dia meninggal saat keivano berusia empat belas tahun.kei,sangat kehilangan mamahnya.saat dia merasa kehilangan,papah tidak pernah berada di sampingnya,karena terlalu sibuk dengan urusan bisnis yang baru saja berjalan.dari situlah sikap keivano berubah, bahkan bertatap muka dengan papah saja sepertinya dia enggan." marvino menatap serius pada Kanaya.

Kanaya terdiam,merasakan apa yang selama ini di rasakan keivano.dia tahu bagaimana sakitnya di tinggal oleh seseorang yang kita cintai, bahkan di saat kita kesepian tidak ada kehangatan melainkan hanya kesendirian yang menemani.

Semua itu di rasakan juga oleh kanaya.kini kanaya dapat mengambil kesimpulan jika kehidupan keivano sama dengan dirinya.

****

Di arena balap, keivano sedang bersiap-siap, dengan motor besar yang setia menemaninya.matanya menatap lurus tanpa ingin melihat lawan yang berada di sampingnya.

"Bos! lo pasti menang!" teriak gerry yang berada di kursi penonton.

Keivano hanya melirik sekilas ke arah suara.acara pun siap di mulai, keivano beserta lawannya mengambil ancang-ancang, saat seorang wanita berpakaian sexy, menghitung mundur dan kemudian menjatuhkan sapu tangan.

Keivano yang melihat itu segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.dia tersenyum miring di balik helm full face nya, saat melihat lawannya tertinggal jauh di belakang.dia tetap melajukan motornya cepat,seakan ingin segera mengakhiri balapan ini.

"Gila ...! lo hebat banget bos!" sorak gerry heboh, saat melihat keivano menjadi pemenang dalam balapan malam ini.

"Gue udah yakin, kalo lo bakalan menang." seru Farrel merangkul keivano dengan rasa bangga.

"Siapa dulu,ketua belati merah!" Sebastian pun ikut memberi selamat, kepada teman sekaligus ketua gengnya itu.begitu pun dengan galleo, dia pun memberi ucapan selamat kepada keivano, walaupun tak banyak bicara.

Keivano tersenyum tipis melihat kehebohan teman-temannya,kemudian dia melihat ke arah lawan yang baru saja datang.dia membanting helm kasar, kemudian menatap keivano penuh amarah.

"Heh, lo! kalo kalah ya kalah aja!pake banting helm segala lo!" teriak gerry,emosi.

Sang lawan sama sekali tak berucap, karena merasa kecewa dengan kekalahannya.dia pun segera pergi meninggalkan keivano dan teman-temannya.

Seorang laki-laki dewasa pun menghampiri mereka, dan memberikan sebuah amplop coklat yang berisi uang. dia pun memberikannya kepada keivano.

"Selamat, lo menang lagi.gue tunggu di balapan berikutnya." Tersenyum puas, melihat keivano sebagai pemenangnya.

"Terima kasih bang!" Keivano menerima amplop berisi uang itu, dan segera memberikannya kepada Farrel.

"Wah...kita party nih!" seru semua teman keivano.