NovelToon NovelToon
Misteri Badik Punnawara'

Misteri Badik Punnawara'

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Romansa Fantasi / Dan budidaya abadi / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Pendamping Sakti
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mia Lamakkara

Miang tidak sengaja menemukan membuka kotak terlarang milik leluhurnya yang diusir oleh keluarga seratus tahun lalu. Kotak itu berisi badik keemasan yang bila disentuh oleh Miang bisa berkomunikasi dengan roh spirit yang terpenjara dalam badik itu.
Roh spirit ini membantu Miang dalam mengembangkan dirinya sebagai pendekar spiritual.
Untuk membalas budi, Miang ingin membantu Roh spirit itu mengembalikan ingatannya.
Siapa sebenarnya roh spirit itu? Bisakah Miang membantunya mengingat dirinya?Apakah keputusan Miang tidak mengundang bencana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Lamakkara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tingkat dua pengelolaan tubuh

Setelah semua murid baik dari murid junior ataupun murid senior berkumpul, wakil dekan membubarkan para murid untuk pulang ke rumah masing-masing.

“Karena kalian sudah berkumpul kembali maka ujian awal tahun ini dianggap selesai. Kalian menunggu hasil dari usaha dan kerja kerasmu selama empat bulann kemarin.”

“kalian bisa pulang lebih awal hari ini dan khusus besok, kami meliburka sekolah agar kalian bisa memulihkan stamina.”

Bug!

Saat wakil kepala sekolah berpidato, I Miang tiba-tiba terjatuh. La Bulla mengangkatnya dan membawanya ke ruang perawatan. Timang sebagai teman baik mengikuti.

“Bukannya itu gadis kecil…” Senior yang memimpin uji tingkat spiritual dan jiwa melihat I Miang di bopong.

“Kamu mengenalnya?.” Senior yang menguji praktek pertarungan bertanya.

“Dia sedikit istimewa jadi aku mengingatnya.”

Dia menyenggol pria tampan nan ramah di sampingnya.

“La Deka, kamu tidak membantu melihatnya?.”

“Ya, adik kecil ini sedikit menarik, aku mau melihat-lihat.” Dia berjalan ke ruang perawatan.

Dua senior yang barusan mengobrol mengikuti.

Tim kesehatan akademi memeriksa I Miang dan tidak menemukan tanda-tanda penyakit di tubuhnya. Namun melihat situasi fisik I Miang yang berkeringat dan pucat, jari-jarinya kedinginan tanda bahwa gadis ini tengah melawan rasa sakit yang luar biasa.

“Apakah dia sakit?.” Senior la Deka muncul dan bertanya pada tim kesehatan.

“Anak ini harusnya tidak memiliki penyakit.”Dokter akademi berkata dengan ragu.

“Permisi, aku akan memeriksanya.” La Deka mendekati I Miang setelah mendapatkan persetujuan dari dokter sekolah.

Karena si dokter mengatakan tidak ada tanda-tanda penyakit maka La Deka tidak melakukan pengecekan denyut nadi. Ujung jarinya menyentuh dahi I Miang dan memasukkan kesadaran spiritualnya untuk memeriksa kondisi I Miang. Wakil dekan dan guru penanggung jawab kelas junior tiba.

Bagaimanapun, anak yang sakit ini masihlah puteri sah dari keluarga bangsawan terhormat dan anak pejabat.

“Apa ada sesuatu yang salah?.” Tanya guru kelas.

La Deka menggeleng “Tidak ada yang salah, dia baik-baik saja.”

Guru memberi tatapan galak, seolah berkata “ siapa yang kamu bohongi? Anak ini jelas tersiksa.”

“Murid junior ini mengolah tubuh tingkat bumi dan sekarang tengah naik tingkat dua.”

Di ibukota banyak ahli spiritual melakukan pengelolaan tubuh jadi hal seperti ini sudah lazim berbeda dengan kota kecil seperti Leppa yang masih jadi barang langkah.

“Pengelolaan tubuh tingkat bumi untuk menciptakan tubuh kuat dan kebal. Sekarang tulang dia dibentuk kembali makanya dia merasakan kesakitan.”

“Seberapa sakit itu?.” Timang menatap sahabatnya dengan iba.

“Tidak seberapa sakit.” Kata La Deka, Timang sedikit lega.

“Itu hanya menghancurkan dan mematahkan beberapa tulang sebelum dibentuk kembali

Mulut Timang berkedut.

“Apa maksudnya, tidak seberapa sakit? Itu menghancurkan dan mematahkan tulang. Itu rasa sakit yang mendekati kematian. Kalau kamu bukan senior ksatria, aku akan memukulmu wajan!Dasar pembohong besar!.”Timang mengutuk senior penguji di depannya dalam hati.

“Tidak bisakah diberi obat untuk meredakan sakit?.”Ujar Timang mengulurkan tangan melap keringat di dahi I Miang.

“Tidak bisa. Pengolah tubuh ditakdirkan merasakan sakit karena disanalah tantangan pengolah tubuh.” Kata La Deka.

“Kurasa kamu hanya menargetkan puang Miang, kan? Dasar pria berhati jahat!.” Timang hanya bisa memaki La Deka dalam hati.

“Nyonya besar keluarga La Wero ada disini!.”

Ketika suara itu datang, puang Sori berjalan masuk menyeruak kerumunan menemui anaknya.

“Sayang… Miang…”Katanya tiba disisi tempat tidur.

“Apa yang salah dengan dia?.” Dia cepat meraih pergelangan tangan anaknya.

“Aku tidak mendeteksi masalah.” Gumamnya.

Jadi dia menyuntikkan kesadaran spiritualnya.

“Anak ini tengah naik tingkat pengolahan tubuh.”

“Ada masalah apa, Puang?.” Asisten kepercayaan puang Sori bertanya dengan nada cemas sambil melap keringat yang mengucur deras di dahi I Miang.

“Ini peningkatan pengelolaan tubuh. Tidak apa-apa.” Bisik puang Sori pada si asisten.

Hari ini adalah ujian awal sekolah, puang Sori sengaja pulang untuk memberi dukungan pada anaknya yang bekerja keras.

Puang Sori lupa tentang pengelolaan tubuh anaknya dan dia tidak menyiapkan obat khusus menahan rasa sakit. Jadi dia mengeluarkan sejumlah tanaman herbal, melemparnya ke udara dan khusyuk membuat pil. Hanya butuh sepuluh menit, ruangan penuh aroma obat dan sebuah pil mengapung di depan puang Sori. Dia cepat mengambil pil itu dan memasukkan ke mulut I Miang. Wajah tidak sepucat tadi, rasa dingin jari tangannya juga berkurang.

“Reputasi sebagai alkemis terbaik kerajaan bukan julukan besar semata. Dia benar-benar mampu!.” Wakil dekan meskipun murid dari ayah puang Sori, ini pertama kalinya adik seperguruannya ini membuat pil di depannya setelah puluhan tahun. Dia semakin lincah dan kwalitas obatnya semakin baik.

“Saya memberi salam pada alkemis kerajaan.” La Deka cepat menyapa nyonya Sori dan di ikuti dua temannya.yang lain melihat ksatria kerajaan ini menyapa puang Sori ikut memberi salam.

Puang Sori mengangguk samar “Jangan sungkan.” Balasnya meminta semua orang menegakkan tubuh.

“saya datang sebagai orang tua murid.”

“Dasar penjilat!.” Maki Timang pada La Deka yang tiba-tiba menjadi sopan.

“Katanya tidak boleh diberi obat. Dia memang sengaja membuat I Miang merasakan sakit yang luar biasa. Hu! Dia mengatakan begitu karena dia tidak mampu membuat pil meringankan rasa sakit.” La Deka tidak tahu kalau Timang memarahinya dalam hati. Dia sibuk mengagumi puang Sori, alkemis terbaik kerajaan.

“Dia memang sepadan dengan julukannya, alkemis terbaik kerajaan Pinra. Dia bahkan tidak menggunakan tripod untuk membuat pil.”

“Kurasa aku tidak sia-sia datang ke akademi zirah. Bisa melihat alkemis membuat pil tanpa tripod sungguh membuka mata.”

“Pantas gadis kecil ini menarik ternyata dia lahir dari wanita hebat.”

Para ksatria memiliki pikiran mereka masing-masing tentang pasangan ibu dan anak.

“Bisakah saya meminta para saudara sekalian memberi ruang pada anak saya untuk istirahat.” Kata puang Sori dengan sopan mengusir para penonton itu. Tadi dia terlalu panic sehingga tidak memperhatikan kalau ada banyak orang yang berkerumun.

“Ya..ya…pasien butuh tenang. Kita semua harus keluar.”Wakil dekan cepat bicara dan kerumunan cepat bubar.

“Karena bibi sudah disini, aku pamit kalau begitu.” Kata La Bulla.

“Terima kasih kamu sudah menjaga adik sepupumu.”

“Sama-sama.” La Bulla menarik Timang.

“Bibi…maksudku… nyonya besar, saya juga pamit. Aku akan melihat puang Miang nanti.” Kata Timang dengan gugup sebelum ikut La Bulla keluar.

“Kudengar, mereka berdua yang cepat bertindak ketika nona besar jatuh sakit.” Ata’ di samping puang Sori melaporkan penyelidikannya.

“Baik. Bantu aku memilih hadiah dan berterima kasih nanti pada mereka kalau pulang.”

“Apa kita tidak membawa nona pulang sekarang?.”

“Biarkan dulu dia menyelesaikan pembentukan tubuhnya sebelum menggerakkannya.

“Katanya, nona besar menyelesaikan pertarungan penuh selama satu jama saat ujian.” Si ata’ melanjutkan laporan.

Puang Sori mengangguk. “Mungkin itu pemicu kenaikan tingkatnya.”

Setelah I Miang merasa lebih baik, puang Sori meminta asistennya untuk pamit tapi dekan datang secara pribadi melihat I Miang.

Di keluarga La Wero, para penatua senang sekaligus cemas karena kenaikan tingkat pengelolaan tubuh I Miang.

“Meski ini hal baik tapi hatiku sakit melihat dia tersiksa.” Kata I Nintang cemas.

“Ini hanya pengelolaan tubuh tingkat bumi, ternyata dampaknya sangat menyakitkan untuk I Miang karena memiliki jiwa putih.” La Dacong merasa bersalah.

“Jiwa putih?.” I Murni bertanya.

“Warna jiwa putih adalah warna jiwa langka yang disebut jiwa tak terbatas. Selain mampu menyerap energy spiritual lebih besar dari bakat rata-rata. Kemampuan penerimaan seni kultivasi lain juga besar dan dampak yang dia dapat juga pasti lebih besar.” La Dacong menjelaskan.

“Dia mencapai pembentukan tulang lebih cepat dari teman-teman sesama murid keluarga La Wero dan rasa sakit yang dia rasakan juga sangat menyakitkan berkali-kali lipat dari murid lain.”

“Iya. Dia bahkan sampai pingsan.”

“ Puang Sori, kamu sebaiknya membuat ramuan atau pil persedian untuk I Miang. Kalau-kalau nanti dia naik tingkat tidak terlalu menderita.” Kata I Nintang. “Kalau ada bahan atau butuh dana lebih, katakan saja padaku.”

“Saya akan melakukannya.” Puang Sori mengangguk.

“Bagaimana keadaam I Miang?!.”La Guritcie tergopoh masuk.

“Kamu ini…..” I Nintang mulai mengomeli adiknya yang selalu mengutamakan pekerjaan ketimbang keluarga.

1
Irul Munawirul
calabai=banci🤪😆 semangat daeng
kutu
Luar biasa
Sribundanya Gifran
lanjut
ladia120
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Suzanne Milla
Gemes deh!
Mưa buồn
Seru abis 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!