🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶
Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.
Namun di suatu malam,
"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Sudah Sah
Sampai di hotel tempat Paman dan Bibi Rini menginap, mereka langsung disambut oleh Mama Bella yang sudah stand by menunggu sejak sang supir menginfokan bahwa mereka sudah dalam perjalanan menuju Hotel.
"Selamat datang, Tuan dan Nyonya Budiman. Maaf tidak membawa anda ke rumah malah langsung dibawa ke hotel."
"Tidak apa-apa Nyonya Bella, justru kami merasa sudah merepotkan keluarga nyonya." Bibi Rini yang menimpali karena Paman Rini merasa kurang sehat.
"Tidak ada yang direpotkan disini, kami sangat senang kalian bisa datang. Apalagi bisa menjadi wali untuk pernikahan Rini dengan Putra saya. Ini sangat berarti bagi kami."
"Ini sudah kewajiban kami, Nyonya. Orang tua Rini menitipkan Rini pada kami sebelum mereka meninggal. Maka kebahagiaan Rini juga menjadi hal penting yang harus kami pastikan."
"Rini sangat beruntung memiliki keluarga yang tulus seperti keluarga Budiman."
"Lebih beruntung lagi karena memiliki mertua seperti nyonya Bella yang sangat menyayanginya."
"Baiklah, sepertinya suami anda kurang sehat. Beristirahatlah di kamar kalian. Mari kami antar."
Mama Bella mengajak keluarga Rini untuk masuk ruangan kamar VVIP yang sudah disiapkan. Karena hotel yang mereka tempati adalah hotel keluarga mama Bella, mereka bisa mendapat pelayanan istimewa diasana.
"Bibi, Paman istirahatlah. Apa paman butuh Rini panggilkan dokter?"
"Tidak, Nak. Paman hanya butuh istirahat karena lelah diperjalanan."
"Kalau begtu beristirahatlah. Kalau paman butuh sesuatu, katakan pada Rini."
"Terimakasih, nak. Kamu juga istirahatlah, calon pengantin harus selalu tampak cerah."
Rini tersenyum mendapat perlakuan lembut dari pamannya. Ini yang selalu ia rindukan, Paman dan bibinya selalu memperlakukannya dengan baik hingga Rini tak meras kehilangan sosok orang tua. Namun karena ingin berhemat demi bisa membantu keuangan keluarga pamannya, Rini rela bekerja keras hingga tak pulang kampung meski pamannya selalu melarangnya melakukan itu.
...****************...
"Rini... cepat ke kamar tamu. Tante Lea sudah menunggumu dari tadi."
"Ke kamar tamu? kenapa tante Lea disana, ma?"
"Besok pernikahanmu, dan kamu harus tampil maksimal. Tante Lea akan membantumu. Cepat kesana, Mama yang akan menemani Adam bermain"
Rini mengikuti perintah mamanya dan betapa kagetnya Rini ketika ia mendapati di dalam ruangan itu Tante Lea bersama dengan beberapa wanita berseragam terapis.
"Tante kita mau apa disini?"
"Berbaringlah, orang-orang ini akan membantumu relax dan semakin cantik agar kamu bisa tampil maksimal besok."
"Apa perlu seperti ini tante?"
"Tentu sangat perlu, cepat jangan menunda lagi. Keburu keluargamu datang tapi kamu belum selesai. Bukankah Keluargamu akan kemari?"
"Oh iya, tante."
Akhirnya Rini menurut untuk mendapatkan perawatan dari beberapa profesioal yang sudah didatangkan.
Selesai berkutat dengan persiapan pernikahan dan dilanjut bertemu dengan keluarganya yang datang kerumah keluarga Ardhana, rasanya tubuh Rini ingin segera beristirahat. Ia memutuskan untuk masuk ke kamar Adam dan membaringkan diri disamping Adam.
"Kak, Rini."
"Adam belum tidur?"
"Adam mau menunggu kak Rini."
"Tidurlah, besok adalah hari yang sibuk dan membuat kita lelah."
"Oma bilang besok Kak Rini menikah dengan Papa. Artinya Kak Rini sudah resmi menjadi Mama Adam. Apa itu benar?"
"Ya, itu benar. Apa Adam benar-benar ingin kak Rini menjadi Mama Adam."
"Adam suka kalau punya Mama seperti kak Rini. Apa besok Adam sudah boleh panggil kak Rini dengan panggilan Mama?"
Rini ingin menangis karena terharu. Besok adalah hari dimana hidupnya akan berubah, Ia tidak masalah bila harus menjadi Mama untuk Adam. Namun yang membuatnya ragu, sikap Dean yang dingin kepadanya.
"Kenapa Kak Rini menangis?"
"Kak Rini tidak menangis, Kakak hanya bahagia karena akan menjadi Mama untuk Adam."
"Adam sayang Mama Rini" Adam memeluk Rini dengan erat.
"Terimakasih anak Mama, Mama juga sayang Adam."
Malam ini mereka bersama menangis haru, tanpa mereka sadari seseorang tengah memandangi layar yang menampilkan kondisi di kamar itu. Ia menghembuskan nafasnya.
"Apa keputusan ini sudah benar?"
...****************...
Hari pernikahan tiba. Diawali dengan prosesi pernikahan secara agama yang dilakukan di pagi hari. Suasana kekeluargaan sangat terasa disana, karena hanya keluarga inti yang memang diundang untuk menghadiri sesi itu.
Setelah sah menjadi suami istri perasaan yang semula ragu dihati Rini, kini berubah menjadi sebuah kepasrahan. Ia sadar di tahap ini, ia tak bisa mundur lagi. Perasaan Rini benar-benar sulit diartikan. Bahkan ketika prosesi Dean mencium kening Rini, ia enggan untuk mengangkat wajahnya karena takut kecewa bila melihat ekspresi wajah Dean saat ini.
Berbeda dengan para orang tua. Perasaan haru dirasakan Mama Bella, ia sangat berharap putranya dapat hidup lebih baik setelah mendapatkan rasa sakit dari pernikahan sebelumnya. Sementara Paman dan bibi Rini, berharap agar Rini selalu bahagia dalam pernikahannya.
Selesai prosei pernikahan yang sakral, tamu dan pengantin dipersilahkan untuk beristirahat untuk persiapan pesta yang lebih besar di malam harinya. Namu saat keluar ballroom hotel seseorang memanggilnya.
"Rin." Rini menoleh mendengar suara yang ia kenal
"Kak, sejak kapan tiba disini?"
Rini terkaget namun tetap tersenyum melihat Brian datang. sementara Dean dari jauh ia menatap sinis dan memilih pergi ke kamarnya tanpa menunggu Rini.
"Aku sudah disini sejak awal karena ingin melihat prosesi sakralmu."
"Dengan Amel?"
"Tentu saja, sebentar lagi dia pasti datang dan membuat kehebohan."
"Rin...." Teriakan Amel sesuai prediksi Brian. Adiknya itu datang dan membuat kehebohan disana, untungnya tamu undangan sudah banyak yang pergi untuk beristirahat.
"Dari mana saja?"
"Maaf barusan tiba-tiba dapat panggilan alam. jadi harus ke toilet. Eh, tungu sebentar, ada yang harus aku konfirmasi." Amel menjeda kalimatnya membuat dahi Rini berkerut "Rin, Suami kamu itu Pak yoga Dospem ku kan? soalnya wajahnya 100% mirip. Tapi kamu bilang namanya Dean. Apa mereka kembar?"
"Dospem kamu? Ah, kata mama Mas Dean memang jadi Dosen, tapi aku gak tahu dia ngajar dimana."
"Tunggu, Aku sepertinya melewatkan sesuatu" Amel mengedarkan pandangannya hingga melihat dan membaca sebuah tulisan di ornamen hiasan pintu masuk. "Dean Prayoga Ardhana, tunggu, itu nama suamimu?"
"Iya, itu nama Mas Dean."
"Fix, sainganmu banyak di fakultas ekonomi. Suami kamu itu Dospemku, si dosen yang banyak digilai anak Ekonomi."
"Mana ku tahu soal itu. Lagian aku gak mau ambil pusing soal itu. Tiga minggu lagi sidang Skripsi. Aku mau fokus itu saja."
"Agak laen nih anak" Amel menggelengkan kepalanya.
"Kamu yang agal laen" sela Brian "Ngapain meributkan hal itu. fokus kuliah, lulus, terus kerja"
"Iya kakakku yang gantengnya gak ketulungan, aku menurut padamu"
Rini terkekeh melihat Amel, setidaknya ia merasa kehadiran sahabatnya itu membuatnya sedikit terhibur saat ini.
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
lanjut /Good/
kelihatannya bagus