Tambatan Hati CEO Dingin

Makan malam berlangsung dengan ramai, santai dan penuh gelak tawa seolah kejadian yang menimpa Nana tidak pernah terjadi. Hanya wajah Nana yang bengep bengkak bibirnya sobek akibat dari tamparan bertubi-tubi yang diterima Nana dari Abraham dan Shinta juga kakinya yang bengkak terkilir sebagai bukti perbuatan semena-mena mereka.

Tak pernah terbersit dalam pikiran Anthony jika dia akan bisa kembali tertawa lepas dan tanpa beban seperti itu setelah kehilangan adik perempuannya beberapa tahun yang lalu. Anthony dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak menyaksikan tingkah laku Mel yang selalu di jahili oleh Sasa. Ada-ada saja kelakuan mereka yang memancing gelak tawa orang-orang sekitarnya.

Seperti saat ini, keduanya tampak memperebutkan beberapa potong martabak telur yang tersisa. Sasa yang sebenarnya sudah merasa penuh perutnya tergoda untuk menjahili Mel yang sepertinya belum merasa kenyang, padahal telah banyak makanan yang masuk ke perutnya. Entah terbuat dari apa dan sebesar apa perut Mel hingga bisa menampung banyak makanan.

"Hhhmmmm... enak.. martabak telor ini memang bener-bener jempol deh rasanya." ujar Sasa sambil berusaha menelan martabak.

"Sasaaaaaaaa... itu martabak kenapa di ambil sih .. kan sengaja Mel sisain buat Mel makan terakhir.." seru Mel sambil berusaha merebut kotak tempat martabak dari tangan Sasa.

"Lha mana aku tau kalo kamu juga mau makan martabak.." ujar Sasa sambil menelan martabak dan berusaha berkelit menghindari Mel yang berusaha mengambil kotak martabak dari tangannya.

Tak ayal lagi bagai Tom dan Jerry keduanya berkejaran memperebutkan kotak martabak, Karl yang melihat itu hanya bisa menggelangkan kepalanya dan pasrah melihat kelakuan mereka berdua.

"Kalian ini sudah dewasa loh .. engga malu sama umur.. lagian ini di rumah Anthony.. malu sedikit sama tuan rumah..

DENALLIE CLARISSA TEODORA DOMENICA.. HENTIKAN KELAKUANMU DAN DUDUK DENGAN BENAR" gelegar Karl yang pada akhirnya kesal melihat kelakuan mereka berdua yang bertingkah seperti anak kecil.

Terkejut Sasa mendengar suara keras pamannya dan segera menghentikan aksinya menggoda Mel dan duduk manis di sebelah Lily. Begitupun dengan Mel, segera menghentikan pengejarannya dan duduk manis d samping Sam.

"Kalian ini bener-bener bikin malu saja.. Sasa kamu membuat daddy malu.. apa perlu daddy mendidik ulang pelajaran tatakrama dan memanggil Miss. Deborah kembali untuk memberikan ulang pelajaran tatakrama ?" omel Karl pada Sasa yang tertunduk malu.

"Jangan daddy... Sasa engga mau.. Miss Deborah serem banget kalo ngasi pelajaran.. mukanya engga pernah senyum apalagi ketawa ngakak.. asem bener mukanya kaya lemon" jawab Sasa memelas. Membayangkan jika dia bener-bener harus belajar kembali tatakrama membuat nyali Sasa ciut. Bukan karena takut kepada guru tatakrama tapi lebih ke takut tidak bisa menghabiskan waktu berkumpul bersama para sahabatnya.

" Mel juga engga janji buat bertingkah manis uncle .. soalnya Sasa kan yang duluan ngambil martabak punya Mel... jadi Mel mempertahankan hak Mel dengan mengejar Sasa, kedepannya juga pasti Sasa ngambil atau merebut makanan incaran Mel uncle.. jadi Mel engga bisa janji buat engga ngejar dan balas kelakuan Sasa " adu Mel kepada Karl.

Anthony yang melihat semua perdebatan itu hanya tersenyum dan saling lempar pandang dengan Nana. Bagi Nana dan Lily sudah tak aneh jika Sasa dan Mel selalu berebutan makanan, hanya tersenyum saja menanggapinya.

Setelah mereka selesai menyantap makan malam Anthony merasa tiba waktunya baginya untuk menanyakan bagaimana kelanjutan dan upaya Nana setelah kejadian yang bertubi-tubi menimpanya.

" Beb.. rencana selanjutnya mau bagaimana? kamu harus membalas semuanya.. apa yang kamu mau lakukan .. lakukanlah .. jangan ragu.. aku mendukungmu"

" Uncle setuju.. lakukanlah apa yang menurutmu baik untuk membalas semua kejahatan dan kejadian juga perlakuan mereka terhadapmu Na.. tidak usah khawatir atau takut jika mereka mengancammu.. Ada uncle yang akan selalu ada dibelakangmu mendukungmu.. Ingat Nana.. jangan pernah ragu untuk membalas semuanya.."

Anthony dan Karl sama-sama memberikan dukungannya kepada Nana untuk membalaskan semua sakit hatinya Nana. Anthony tak menyadari jika hatinya telah terkena panah cupid, dia hanya merasa ingin membantu Nana membalaskan semuanya. Dia telah mempunyai rencana tersendiri untuk membantu Nana. Begitupun dengan Karl yang geram dengan semua tingkah juga perlakuan keluarga besar Nana juga keluarga Dika yang memandang rendah Nana dan selalu menghina bahkan merendahkan Nana, telah menyusun rencana untuk membantu Nana.

Sepertinya kedua keluarga itu harus bersiap-siap menghadapi kolaborasi pembalasan Nana yang didukung oleh dua ketua besar dunia bawah. Mereka tidak mengetahui jika mereka berada diambang kehancuran setelah mereka menjadi target dari Anthony dan Karl.

"Pertama-tama Nana hanya ingin membatalkan dan menarik kembali semua pengeluaran yang telah Nana keluarkan untuk uang muka wo juga hotel dan catering berikut cinderamata pernikahan.. tapi sepertinya Nana harus merelakan semuanya... karena uang muka tidak dapat di kembalikan.. " ucap Nana setelah melihat ke arah Karl dan Anthony.

" Kemudian Nana ingin mempermalukan mereka di pesta resepsi pernikahan mereka.. biarlah saat mereka saling mengucapkan janji suci dihadapanNya Nana tidak akan mengganggu hanya mempersiapkan hadiah kecil untuk mereka.. Lalu Nana juga ingin membuat keluarga mereka berdua jatuh miskin semiskin miskinnya tapi rasanya kalo permintaan Nana yang ini akan sulit dilakukan secara kan Nana engga punya power buat menggoyangkan perekonomian keluarga mereka." sambung Nana.

"Sekalian aja Na.. bikin si biji korma kehilangan biji dan batangnya .. eh tapi kalo di hilangkan batang nya kasian si kesemek busuk engga bisa merasakan celupan panas batang si biji korma di lokasi obralannya.. " celetuk Mel yang langsung di tepuk pahanya oleh Lily.

"Lagian kalo pun engga di celup sama batang korma kan si kesemek bisa nyari batang korma lainnya.. Dia mah kan asal berbentuk panjang keras engga peduli muka yang punya batangan itu bagai beruk atau bagai pangtat panci cemong penuh koreng gigi tonggos mata juling hidung pesek asal berdompet tebal pasti bisa masuk ke tempat obralannya... toh selama ini dia juga kan jualan... pokonya asal duit tebel mau muka datar atau muka badak bercula juga silakan masuk .. gaskeun bosss...aye..aye.. puter dikit joooosss.. " ucap Lily.

" Untuk urusan pembatalan wo dan kawan-kawannya uncle rasa itu engga perlu.. hanya saja minta kembali uang muka yang telah dibayarkan kepada pihak-pihak terkait.. Nanti uncle bantu Nana untuk bernegosiasi ulang dengan mereka. Sekarang untuk masalah menjatuhkan perekonomian keluarga mereka... uncle rasa itu bukan hal yang sulit untuk uncle dan Anthony.. tenang saja serahkan pada kami berdua." janji Karl sambil nyengir lebar dan melirik penuh arti kepada Anthony.

"Bisa di atur itu.. Sam.. tolong selidiki dan beri tau aku tentang segala sesuatu menyangkut dua keluarga itu.. kuberi kamu waktu satu jam untuk menyelidiki semuanya." perintah Anthony kepada Sam.

" Tak memerlukan banyak waktu kok bos.. Sebentar ya.. mbak Nana bisa memberikan nama lengkap mereka kepada saya? untuk mempermudah saya mencari data mereka." pinta Sam kepada Nana.

Nana pun memberikan nama lengkap mereka berikut alamat dan orang-orang yang terkait dengan mereka.

Tak menunggu lama kemudian semua keterangan dan data yang diinginkan oleh mereka telah masuk kemudian Sam pun melaporkan semuanya ke Anthony dan Karl.

Karl tampak puas dengan kesigapan Anthony juga Sam dalam mencari info seputar dua keluarga yang akan jatuh dalam kemiskinan dan pasti akan sukar untuk bangkit meraih kembali kejayaannya.

" Bersiap-siaplah kalian yang telah menyakitiku.. waktunya akan segera tiba dimana aku akan menuntut balas kepada kalian atas semua rasa sakit hatiku.. Tak akan ada ampunan untuk kalian"