NovelToon NovelToon
ASI, Untuk Majikanku

ASI, Untuk Majikanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:57.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Aneh Tapi Nyata. Nathan mengidap sebuah penyakit yang sangat aneh dan langka. Dia selalu bergantung pada Asi untuk menjaga kestabilan tubuhnya. Hampir setiap bulan sekali penyakitnya selalu kambuh sehingga Nathan membutuhkan Asi untuk mengembalikan tenaganya. Pada suatu ketika, stok ASI yang dia miliki benar-benar habis sementara penyakitnya sedang kambuh. Kedatangan Vivian, pelayan baru di kediaman Nathan mengubah segalanya. Mungkinkah Nathan bisa sembuh dari penyakit anehnya, atau dia harus terus bergantung pada Vivian? Hanya waktu yang mampu menjawab semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10: Ingat Batasanmu

"Tuan Muda," Monica menghentikan langkah Nathan ketika melihat kedatangan sang majikan.

Nathan menatapnya dingin. "Ada apa, Monica?"

Monica menelan ludah, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Saya... saya ingin bicara dengan Anda, Tuan Muda," ucapnya ragu.

Nathan mengerutkan keningnya sedikit. "Bicaralah," katanya singkat, tetapi terdengar dingin.

Monica mengatur napasnya, mencoba mengumpulkan keberanian. "Saya ingin... saya ingin memberitahukan bahwa... saya sudah lama memperhatikan Anda, Tuan Muda. Saya mengagumi Anda bukan hanya sebagai majikan, tetapi sebagai pria yang luar biasa. Saya... Jatuh cinta pada, Tuan Muda."

"Lalu?"

"Bisakah, Tuan Muda memberikan kesempatan pada saya untuk bisa dekat dengan Anda?"

Nathan mendengarkan tanpa ekspresi yang berubah. Dia tidak terkesan dengan pengakuan Monica. "Monica, kau harus menjaga batasanmu dan sadar dengan posisimu disini. Hubungan antara kita hanya sebatas majikan dan pelayan, tidak lebih," jawabnya dingin.

Monica menundukkan kepala, merasa tersinggung namun mencoba menyembunyikan kekecewaannya. "Maafkan saya jika perasaan ini melewati batas, Tuan Muda. Saya hanya ingin Anda tahu," ucapnya dengan suara yang bergetar sedikit.

Nathan mengangguk sekali. "Hn. Pergilah dan lanjutkan pekerjaanmu, jangan menggangguku lagi," ujarnya dengan nada dingin.

Monica mengangguk cepat. "Ya, Tuan Muda," balasnya singkat, kemudian memilih untuk pergi tanpa menatap Nathan lagi..

Monica mengepal tangan dengan kuat, gemetar oleh kebencian yang membara di dalam dirinya. Tangannya terasa dingin meskipun napasnya panas dari kemarahan yang menyala-nyala. Dalam hatinya, api dendamnya berkobar semakin besar.

Hati Nathan terlalu dingin untuk diraih, dan satu-satunya orang yang berhasil membuat hatinya yang belum sedikit melunak hanya Vivian. Tangan Monica terkepal kuat. Dia semakin membenci Vivian, karena dia, dirinya tidak memiliki kesempatan untuk bisa mendekati Nathan.

"Vivian, tunggu saja bagaimana aku akan menghancurkanmu!"

***

Nathan berdiri di depan cermin kamar mandi dengan tatapan datar. Dengan satu tarikan, benda hitam bertali pada mata kanannya terlepas. Jika dilihat sekilas, tidak ada yang salah pada mata itu dan terlihat normal, namun di balik kesan itu tersembunyi masalah serius.

Retina matanya mengalami ancaman yang tidak dapat diabaikan, sebuah tumor berkembang dengan diam-diam di sana. Nathan memandang dalam kekosongan, pikirannya dipenuhi pertimbangan yang serius. Dia tahu operasi adalah pilihan terbaik, meski dengan risiko besar. Tapi Nathan masih belum memikirkan untuk mengambil jalan tersebut.

***

Vivian duduk di samping Sammy di ruang tunggu rumah sakit, mencoba menenangkan adiknya yang gelisah. Wajah Sammy penuh ketakutan dan kekhawatiran yang jelas terlihat.

"Jie, apa yang akan terjadi pada, Papa?" tanya Sammy dengan suara gemetar.

Vivian meraih tangan Sammy lalu menggenggamnya. "Jangan terlalu cemas. Papa, pasti akan baik-baik saja. Dokter sedang melakukan yang terbaik untuknya," ucapnya menenangkan, meskipun hatinya juga cemas.

Sammy menatap kakaknya dengan mata berkaca-kaca. "Aku takut, Jie. Aku takut dia akan meninggalkan kita juga," ucapnya lirih.

Vivian mengusap punggung tangan adiknya. "Tidak, Sammy. Kita akan selalu bersama. Papa, pasti akan pulih seperti dulu," ujarnya dengan suara yang berusaha tetap stabil meskipun air mata mulai menggenang di matanya.

Sammy menelan ludah, matanya menatap kosong ke lantai rumah sakit. "Mama, sudah pergi meninggalkan kita, sekarang Papa akan pergi juga, bukan?" gumamnya pelan.

Vivian menarik adiknya untuk mendekat. "Tidak, Sammy. Papa, tidak akan pergi. Dia akan tetap bersama kita," kata Vivian dengan penuh keyakinan, mencoba menenangkan adiknya yang hancur.

Sammy menatap kakaknya, matanya mencari kepastian. "Benarkah, Jie?"

Vivian mengangguk sambil tersenyum. "Ya, itu benar. Kita harus percaya pada dokter. Semua akan baik-baik saja," ucapnya dengan suara lembut.

Sammy mengangguk perlahan, tangannya masih gemetar di genggaman Vivian. "Ya, semoga saja. Aku hanya takut kehilangannya lagi," ucapnya dengan suara tercekat.

Vivian merangkul adiknya erat-erat. "Itu tidak akan terjadi, Sammy. Jangan khawatir. Semua akan baik-baik saja. Papa, dia akan kembali pada kita," ujarnya dengan penuh keyakinan.

Vivian menutup matanya rapat-rapat. Dia juga merasakan ketakutan yang sama. namun tidak mau terlalu menunjukkannya, dia tidak ingin membuat Sammy semakin cemas dan gelisah. Jadi sebisa mungkin dia menahan air matanya

Sementara itu... Terlihat Nathan melangkah masuk ke ruang tunggu, membawa beberapa kantong berisi makanan dan sebuah tas berisi pakaian ganti. Vivian dan Sammy yang sedang duduk bersama di ruang tunggu, terkejut melihat kedatangannya.

"Nathan, kau kembali?" ujar Vivian sedikit terkejut.

"Aku membawa makanan untuk kalian berdua dan pakaian ganti untukmu," jawab Nathan tanpa basa-basi, sambil meletakkan barang-barangnya di kursi kosong di samping mereka.

Vivian mengangguk mengerti, ia bangkit dari duduknya lalu menghampiri Nathan dan membantu membawa barang-barang itu, senyum terukir di bibirnya. "Terima kasih," ucapnya dengan senyum hangat.

Nathan menatapnya sekilas lalu mengangguk, tidak ada ekspresi berlebihan pada ekspresinya. "Bagaimana keadaan Ayahmu?" tanyanya langsung, suaranya tetap dingin namun terdengar penuh perhatian.

Vivian menjelaskan dengan lembut, "Belum ada perkembangan berarti. Dokter masih memantau kondisinya."

Sammy yang duduk di samping Vivian, ikut berbicara dengan suara kecil. "Papa, masih belum sadar, Ge."

Nathan mengangguk singkat. "Semoga saja ada perubahan," ucapnya singkat, mengambil tempat duduk di dekat mereka.

Vivian duduk di sampingnya, membuka kantong plastik yang berisi makanan. "Terima kasih sudah membawakan ini, kami memang agak sedikit lapar," katanya sambil membagikan makanan kepada adiknya.

Nathan menatap kantong plastik lainnya, memastikan semuanya sudah ada. "Kalian butuh banyak energi, jangan sampai salah satu diantara kalian sampai jatuh sakit," tambahnya, masih dengan nada dingin namun terdengar seperti pernyataan.

Vivian mengangguk. "Maaf, harus merepotkanmu." Ucapnya penuh sesal.

Nathan menggeleng perlahan. "Bukan masalah besar. Sammy, sebaiknya kau pulang saja. Kakakmu biar aku yang menemani, bukankah besok kau harus pergi sekolah."

Sammy mengangguk patuh. "Iya, kau benar. Tadinya aku mau memintanya padamu, tapi rasanya tidak enak untuk mengatakannya sendiri. Tapi karena kau yang mengatakannya, aku tidak perlu ragu lagi untuk meninggalkan Jie-Jieku di sini. Jie, aku pulang dulu ya. Ge, aku titip dia, ya." Ucap Sammy dan dibalas anggukan oleh Nathan.

Vivian menatap Sammy dengan penuh perhatian. "Sammy, hati-hati di jalan ya."

Sammy tersenyum lalu menganggukkan kepala, dia tetap berusaha ceria seperti biasanya meskipun hatinya masih diliputi rasa gelisah. "Baiklah, Jie. Aku akan hati-hati. Aku pulang dulu. Ge, titip ya, aku pergi dulu." Ucap Sammy. Tak lupa dia membawa makanan yang dibawakan oleh Nathan untuk dia makan jika nanti merasa lapar.

Mereka berpisah di ruang tunggu rumah sakit, di mana Nathan tetap duduk dengan tenangnya, sementara Sammy pergi menuju ke pintu keluar. Suasana hening seketika menyelimuti kebersamaan mereka berdua.

***

Bersambung

1
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
sella surya amanda
lanjut
Vanettapink Fashion
Luar biasa
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
Musringah
lanjutt
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Anonymous
semangat nulis😁
Iyan
/Ok/
Meiriya Romadhon
bagus
Putu Sriasih
Luar biasa
NAJ L
/Rose//Rose//Rose/
NAJ L
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!