NovelToon NovelToon
Cinta Ceo Posesif

Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Persaingan Mafia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Desfitri

**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.

**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.

**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 06

Pagi itu, matahari memancarkan sinarnya yang hangat ke seluruh sekolah. Lia, yang sekarang lebih bersemangat setelah konfrontasi dengan Dora, berjalan menuju kelas dengan langkah lebih ringan. Vera berjalan di sebelahnya, berbicara tentang rencana mereka untuk akhir pekan.

“Kita harus merayakan keberhasilan ini, Lia. Bagaimana kalau kita pergi ke taman hiburan?” Vera tersenyum lebar, berusaha mengangkat suasana hati Lia.

Lia tersenyum kecil. “Kedengarannya bagus, Vera. Kita memang perlu sedikit bersenang-senang setelah semua ini.”

Namun, kegembiraan mereka seketika sirna ketika mereka melihat Langit berdiri di depan pintu kelas, menunggu dengan ekspresi cemas. Dia mendekati Lia dengan tatapan penuh penyesalan.

“Lia, aku... aku ingin bicara denganmu,” kata Langit, suaranya sedikit gemetar.

Lia berhenti sejenak, memandang Langit dengan perasaan campur aduk. “Apa yang ingin kamu bicarakan, Langit?”

Langit menghela napas, jelas kesulitan mengungkapkan perasaannya. “Aku tahu aku salah. Aku tidak seharusnya mempercayai rumor itu tanpa bertanya langsung padamu. Aku hanya terlalu terbawa emosi.”

Vera menatap Langit dengan skeptis. “Rumor itu menyakiti Lia lebih dari yang kamu tahu, Langit. Kamu seharusnya berada di sisinya, bukan sebaliknya.”

Langit menunduk, rasa bersalah terpancar dari matanya. “Aku benar-benar menyesal, Lia. Bisakah kita memulai lagi? Aku ingin memperbaiki semuanya.”

Lia mengambil napas dalam-dalam, menimbang kata-kata Langit. “Langit, kamu harus membuktikan bahwa kamu bisa berubah. Kepercayaan itu tidak bisa kembali begitu saja.”

Langit mengangguk dengan tekad baru. “Aku akan membuktikannya, Lia. Aku janji.”

Setelah percakapan yang intens itu, mereka masuk ke dalam kelas. Namun, tidak lama setelah mereka duduk, Levi muncul di pintu kelas. Dia melangkah masuk dengan penuh percaya diri, matanya mencari Lia.

“Lia, bisa kita bicara sebentar?” tanyanya, mengundang tatapan ingin tahu dari seluruh kelas.

Lia bangkit dari tempat duduknya dan mengikuti Levi keluar dari kelas. Mereka berjalan menuju taman sekolah yang sepi, di mana Levi berbalik dan menatap Lia dengan perhatian.

“Ada apa, Levi?” tanya Lia, sedikit khawatir.

Levi menggenggam tangan Lia dengan lembut. “Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja. Dan... aku ingin mengajakmu makan malam malam ini. Untuk merayakan keberhasilan kita menghadapi Dora dan gengnya.”

Lia tersenyum, merasa hatinya hangat oleh perhatian Levi. “Aku akan senang sekali, Levi. Terima kasih sudah selalu ada untukku.”

Levi tersenyum kembali. “Ini hanya permulaan, Lia. Kita akan terus berjuang bersama.”

Ketika malam tiba, Levi menjemput Lia dari rumahnya. Mereka pergi ke restoran mewah di pusat kota, yang dihiasi dengan lampu-lampu indah dan musik lembut. Levi telah memesan meja di sudut yang tenang, memberikan mereka privasi yang mereka butuhkan.

“Aku harap kamu suka tempat ini,” kata Levi, tersenyum saat mereka duduk.

Lia mengangguk, matanya berbinar. “Ini luar biasa, Levi. Terima kasih banyak.”

Selama makan malam, mereka berbicara tentang berbagai hal, mulai dari mimpi dan harapan mereka hingga rencana masa depan. Lia merasa semakin dekat dengan Levi, merasakan kehangatan dan kepercayaan yang berkembang di antara mereka.

Namun, momen manis itu terganggu ketika mereka melihat Langit masuk ke restoran bersama Bumi dan Awan. Langit melihat Lia dan Levi, dan untuk sesaat, matanya menunjukkan rasa sakit yang mendalam. Tapi dia segera menutupi perasaannya dengan senyum tipis dan melanjutkan ke meja lain.

Lia merasa canggung, tapi Levi menenangkannya dengan genggaman tangannya. “Jangan biarkan kehadirannya merusak malam kita. Kita di sini untuk merayakan, ingat?”

Lia mengangguk, mencoba untuk menikmati malam itu meskipun ada rasa tidak nyaman di hatinya. Setelah makan malam, mereka berjalan-jalan di taman dekat restoran, menikmati pemandangan malam yang indah.

“Aku senang kita bisa melewati semua ini bersama,” kata Lia pelan, menatap Levi dengan penuh rasa terima kasih.

Levi tersenyum hangat, merangkul Lia dengan lembut. “Aku juga, Lia. Dan aku akan selalu ada untukmu, apa pun yang terjadi.”

Keesokan harinya di sekolah, suasana sedikit tegang saat berita tentang penyelidikan kepala sekolah mulai menyebar. Dora dan gengnya tampak gelisah, menyadari bahwa mereka berada di bawah pengawasan ketat.

Di kantin, Lia dan Vera duduk bersama Levi dan Ervin, membahas rencana mereka untuk menjaga agar Dora tidak bisa lagi mengganggu mereka.

“Kita harus terus waspada,” kata Ervin. “Dora pasti tidak akan tinggal diam setelah ini.”

Levi mengangguk. “Benar. Tapi kita punya keunggulan sekarang. Kita tahu apa yang mereka lakukan dan kita bisa menghadapinya.”

Namun, tak lama setelah itu, situasi berubah ketika Dora mendekati meja mereka dengan langkah penuh percaya diri, diikuti oleh Gea dan Dela.

“Kamu mungkin berpikir telah memenangkan ini, Lia,” kata Dora dengan senyum licik. “Tapi ingat, ini belum selesai. Aku akan memastikan kamu merasakan apa yang kamu perbuat.”

Lia berdiri, menatap Dora dengan tegas. “Aku tidak takut padamu, Dora. Aku sudah cukup menderita karena kamu. Sekarang giliran kamu untuk merasakan akibat dari perbuatanmu.”

Dora terkesiap, tidak menyangka keberanian Lia. “Kita lihat saja siapa yang tertawa terakhir.”

Ketika Dora dan gengnya pergi, Levi memegang tangan Lia. “Kamu luar biasa, Lia. Jangan biarkan dia merusak semangatmu.”

Lia mengangguk, merasa lebih kuat dari sebelumnya. “Aku tidak akan, Levi. Aku punya teman-teman yang mendukungku. Kita akan melawan mereka bersama.”

Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan ketegangan. Penyidik sekolah melakukan wawancara dengan para siswa, termasuk Dora dan gengnya. Namun, dukungan dari Levi, Vera, dan Ervin membantu Lia tetap tegar.

Akhirnya, kepala sekolah mengumumkan hasil penyelidikan. Dora dan gengnya terbukti bersalah telah menyebarkan rumor palsu dan dijatuhi hukuman suspensi selama beberapa minggu. Sekolah mengeluarkan pernyataan resmi yang membersihkan nama Lia dari semua tuduhan.

Saat berita itu tersebar, Lia merasakan beban besar terangkat dari pundaknya. Dia berdiri di tengah lapangan sekolah, dikelilingi oleh teman-temannya yang bersorak gembira.

“Kamu melakukannya, Lia!” teriak Vera dengan kegembiraan. “Nama baikmu akhirnya dibersihkan!”

Levi memeluk Lia erat-erat, wajahnya berseri-seri. “Kamu berhasil, Lia. Kamu luar biasa.”

Lia merasa air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. “Aku tidak bisa melakukannya tanpa kalian. Terima kasih, semuanya.”

Langit, yang berdiri di kejauhan, menatap Lia dengan rasa penyesalan yang mendalam. Dia mendekati Lia, matanya penuh permintaan maaf.

“Lia, aku tahu aku tidak pantas memintamu memaafkan, tapi... aku benar-benar menyesal,” katanya dengan suara serak. “Aku akan berusaha menjadi orang yang lebih baik.”

Lia mengangguk perlahan, menyadari bahwa Langit benar-benar menyesal. “Aku berharap kamu benar-benar berubah, Langit. Semua orang berhak mendapat kesempatan kedua.”

Saat sore menjelang, Lia, Levi, Vera, dan Ervin berkumpul di taman sekolah, merayakan kemenangan mereka. Meskipun banyak tantangan yang telah mereka hadapi, persahabatan mereka semakin kuat.

“Aku merasa lebih kuat dengan kalian di sisiku,” kata Lia, tersenyum pada teman-temannya. “Terima kasih telah selalu ada.”

Levi menggenggam tangan Lia, matanya penuh kasih. “Kita akan selalu bersamamu, Lia. Apa pun yang terjadi.”

Dengan semangat baru dan dukungan dari teman-temannya, Lia merasa siap menghadapi masa depan. Meskipun perjalanan ini masih panjang, dia tahu bahwa bersama-sama, mereka bisa menghadapi apa pun yang datang.

---

bersambung_-

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
♥\†JOCY†/♥
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!