NovelToon NovelToon
Aku Bukan Simpanan

Aku Bukan Simpanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27 Luluh.

Aletta membuka pintu yang ternyata adalah Devan yang mungkin sengaja tidak menyahut agar Aletta membuka pintu dan yang benar saja ketika melihat Devan Aletta berusaha untuk menutup pintu dan didorong oleh Devan.

Aletta tidak memiliki tenaga apapun sama sekali yang pada akhirnya mau tidak mau Aletta mundur dan Devan masuk ke dalam kamar dengan menutup pintu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Aletta.

"Aku hanya mengantarkan tasmu," jawab Devan.

"Kau benar-benar. Ya! Apa kau sengaja melakukan itu dan kau tidak memikirkan bagaimana perasaan Kak Thalia yang dengan sengaja datang ke kamarku untuk mengantarkan tasku," ucap Aletta semakin kesal.

"Jangan salah paham dulu Aletta. Bukan aku yang memiliki inisiatif untuk melakukan semua ini dan justru Thalia yang menyuruhku," tegas Devan mencari pembelaan.

"Kalau begitu kau sudah mengantarkannya dan sekarang pergi!" usir Aletta.

Devan tidak pergi dan matanya fokus pada dahi Aletta.

"Apalagi yang kau tunggu! Pergi dari sini!" tegas Aletta.

"Kamu terluka Aletta dan aku tidak mungkin pergi begitu saja. Apa yang terjadi karena perbuatanku," ucap Devan yang kembali ingin menyentuh dahi Aletta dan lagi-lagi tangannya di tepis.

"Keluar!" tegas Aletta dengan menunjuk pintu.

Bukan Devan namanya yang harus menuruti keinginan Aletta. Dia bahkan tidak peduli sama sekali dan maju mendekati Aletta yang membuat Aletta panik dan refleks mundur sampai akhirnya Aletta terduduk di pinggir ranjang.

"Devan...." lirih Aletta.

Devan tidak peduli dan mengambil kotak obat yang berada di atas nakas.

"Apa yang terjadi pada kamu karena perbuatanku. Maafkan aku!" Devan dengan lembut yang mengobati dahi Aletta sembari tubuhnya yang sedikit membungkuk dan wajahnya yang begitu dekat dengan Aletta dengan kepala Aletta sedikit mendongak ke atas.

"sssssyyy...." Aletta menahan rasa perih saat Devan meneteskan alkohol tepat pada lukanya

"Sakitnya sebentar lagi akan hilang," ucap Devan dengan suara yang sangat lembut dan menatap Aletta begitu dalam.

Siapa yang tidak luluh dengan tatapan itu yang mampu membuat gadis yang sejak tadi penuh dengan amarah itu dan ingin Devan keluar dari kamarnya dan sekarang malah tunduk pada Devan yang tidak bisa melakukan apapun dan membiarkan laki-laki itu mengobati dahinya.

"Maafkan aku Aletta! Sikapku benar-benar kekanak-kanakan. Aku tidak bermaksud seperti tari di dalam mobil," ucap Devan.

"Aku tidak peduli kamu melakukan apapun dengan Kak Thalia. Tapi kau lakukan itu jangan hanya di depanku. Jangan hanya memperlakukannya dengan baik saat aku berada diantara kalian," ucap Aletta yang sekarang berbicara sudah menatap Devan.

"Tapi aku berat Aletta melakukan semua ini," ucap Devan.

"Apa yang aku lakukan ini bukankah sama saja menjadi dua orang, alias menjadi orang yang munafik. Aku juga tidak ingin menyakiti perasaanmu," ucap Devan memegang pipi Aletta sembari mengusap-usap pelan.

"Aku tahu Aletta, kau sebenarnya tidak nyaman dengan semua ini. Aku tahu Kau sangat berat hati membiarkan Vallen pergi bersamaku dan Thalia. Aku tahu kau cemburu, kau gelisah. Jangan menyiksa dirimu Aletta yang justru akan membuatmu semakin sakit," ucap Devan.

"Aku sudah sakit sejak 8 tahun yang lalu. Aku sudah terbiasa dengan semua ini. Aku akan semakin hancur jika keluargaku ikut sakit atas apa yang terjadi," ucap Aletta.

"Lalu sampai kapan Aletta?" tanya Devan.

"Kau yang memulai semua kebodohan ini, kau yang tidak bisa meninggalkanku, Vallen juga keluargaku. Seandainya kau melepaskanku sejak awal maka semua ini tidak akan separah ini," ucap Aletta.

"Tidak! Bukan karena aku tidak melepaskanmu, tetapi karena kamu yang tidak memberi kesempatan untuk memberikan kebenarannya. Jika sejak awal semua orang tahu apa yang terjadi di antara kita berdua, maka semua tidak akan seperti ini," ucap Devan.

Aletta terdiam. Memang sebenarnya apa yang dikatakan Devan adalah benar. Jika dulu saja mereka langsung jujur dan mungkin saja Thalia akan sakit tetapi sakitnya akan hilang seiring berjalannya waktu dan menerima kenyataan yang ada.

Tetapi pada akhirnya nanti Thalia tahu dan mungkin sakitnya akan lebih parah.

"Aletta aku tidak ingin kamu terus menderita untuk semua ini. Jadi please kita hentikan sekarang," ucap Devan.

Aletta menggelengkan kepala dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Jangan menyakiti keluargaku terlalu dalam dan cukup aku saja. Aku mohon biarlah semua ini berjalan aku...."

Mpt,mpt.

Aletta tidak sempat melanjutkan kalimatnya saat mulutnya dibungkam oleh Devan. Aletta awalnya menolak dan ternyata tidak mampu yang membuat Devan semakin memberikan ciuman yang dalam.

Devan merasa bersalah kepada Aleta yang sudah bertingkah terlalu berlebihan dengan Thalia di depan Aletta. Aletta berkorban banyak hanya ingin Thalia bahagia dan Devan terus semakin menyakiti perasaannya.

Devan memegang kedua pipi Aletta yang semakin memperdalam ciuman itu, seolah tidak ingin melepas satu sama lain yang bertukar saliva. Karena luluh oleh Devan yang mana Aletta sudah berbaring di atas ranjang dan Devan berada di atas tubuhnya yang menindih gadis itu dengan ciuman yang semakin dalam.

Devan melepaskan ciuman itu yang memberikan Aletta ruang untuk pernapasan dengan mata mereka berdua yang saling terbuka dan nafas naik turun.

Tatapan mata keduanya semakin dalam dengan gairah yang tampak di mata Devan.

Devan mencium lembut dahi Aletta yang sudah selesai dia obati yang membuat Aletta meminjamkan matanya merasa begitu sangat hangat.

Bukannya berhenti atau takut ada yang mengetahui perbuatan mereka dan Devan yang ternyata kembali meraih bibir basah yang menjadi candunya itu.

Aletta tidak munafik yang sepertinya juga sangat menginginkan Devan. Aletta yang kembali memejamkan matanya membiarkan laki-laki itu melakukan apa yang dia inginkan.

Terdengar suara indah dari mulut Aletta saat lidah Devan sudah bermain di leher jenjangnya, memberikan tanda kepemilikan di sana yang membuat Aleta semakin tidak berdaya.

Aletta mungkin sangat naif yang menginginkan Devan lagi ya bersama kakaknya dan ternyata di sisi lain hatinya tidak menerima hal itu dan apalagi ketika melihat putrinya bersama dua orang itu.

Benar apa kata Devan, Aletta hanya berusaha namun tidak ada rasa ikhlas, yang dilakukan Aletta justru akan semakin menyakiti Aletta dan jika semuanya ketahuan dan Thalia akan semakin tersakiti.

Selama ini Devan berusaha bertanggung jawab kepada Aletta dan juga Vallen tanpa diketahui oleh siapapun.

Entah sejauh apa pasangan itu melepaskan hasrat keduanya yang pada akhirnya Devan keluar juga dari kamar Aletta dan Aletta berdiri di depan pintu kamar.

"Sekali lagi aku benar-benar minta maaf," ucap Devan memegang pipi Aletta.

"Kamu istirahatlah!" ucap Devan.

Tidak ada respon apapun dari Aletta.

"Sayang kamu lama sekali!" keduanya kaget ketika mendengar suara Thalia.

Untung saja Devan sudah keluar dari kamar itu, tetapi tetap saja Aletta begitu panik.

"Aletta tadi lama membuka pintunya," jawab Devan yang pasti ada saja alasannya.

"Begitu!" sahut Thalia.

"Sayang kalau begitu ayo ke kamar! Kita sebaiknya menggunakan fasilitas yang diberikan Bayu. Kamu tahu tidak dia menyiapkan kamar untuk kita berdua dan seperti apa yang dia katakan tadi dia menyiapkan dua kamar dan aku ingin kita hanya satu kamar saja," ucap Thalia

Mendengar jal itu jelas membuat Aletta merasa sangat resah yang pandangan matanya kembali melihat ke sana kemari.

"Ayo!" ajak Thalia

Kali ini ternyata Devan tidak seperti biasanya yang kalau sudah dipancing Thalia maka akan semakin menjadi-jadi yang ingin membuat Aletta cemburu dan ternyata saat ini dia justru ingin menolak yang ingin menjaga perasaan Aletta

Bersambung....

1
Yuki Kim
menarik
Yuki Kim
semamgat thor. semoga bisa update semakin byk ya. dan ceritanya semakin seru. biar rankingnya bisa naik
mbok Darmi
lebih baik kabor lagi aja arleta jauhi devan biar kamu dan kakak mu tdk berhubungan lagi dgn devan sama sekali laki2 pecundang ngga perlu diberikan kesempatan
mbok Darmi
yakin thalia akan tunangan dgn devan ? gimana reaksi devan saat tau arleta punya anak perempuan cantik yg mirip dengan devan? ngga curiga kah devan dengan anak arleta
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!