NovelToon NovelToon
Batalyon Pulau Karang 2

Batalyon Pulau Karang 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Beda Usia
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Terkadang kenyataan tidak sejalan dengan keinginan, Letnan Dallas menginginkan kekasih yang usianya tidak jauh berbeda dengannya tapi harus bertemu dengan perempuan yang usianya terpaut jauh di bawahnya. Semua terjadi karena dirinya trauma memiliki kekasih yang kekanakan di masa lalu.

Tak jauh berbeda dengan Letnan Dallas, Letnan Herca pun akhirnya terpaksa berkenalan dengan seorang wanita pilihan orang tuanya terutama Opa sebab cemas jika Letnan Herca akan salah arah. Penyebabnya tak jauh karena beliau tidak pernah melihat Letnan Herca bersama seorang gadis.

Lantas jika jodoh di tangan Opa, lantas siapa berjodoh dengan siapa dan prahara apa yang akan terjadi terkait masa lalu Bang Herca dengan seorang gadis berinisial Y.

Harap skip jika tidak sanggup dengan KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Pak Danton panik ( 1 ).

Mama Nindy dan Mama Shila terbawa panik melihat Bang Herca membopong Dindra hingga sampai ke dalam kamar. Oma Delia pun sigap memeriksa kondisi cucunya.

Paham yang terjadi, penanganan darurat segera di lakukan. Bang Herca sudah tak karuan dalam kegelisahan memenuhi hati dan pikirannya.

...

"Dari dulu selalu begitu. Kelakuan sumbu pendekmu tidak pernah berubah. Kalau ada apa-apa dengan anak dan istrimu bagaimana, Hercaaaaa????? Penyesalanmu seumur hidup tidak akan pernah bisa menebusnya..!!!!!" Papa Danar marah besar dengan kejadian ini.

Ayah Rico menarik bahu Papa Danar yang sudah akan menangani putranya. Sorot mata beliau menunjukkan agar kerasnya sikap seorang ayah tidak lagi mengulang kesalahan di masa lalu.

"Saya bukan sengaja ingin membuat Dindra takut atau trauma. Saya sendiri juga kaget, anak dan istri saya dalam bahaya." Raut wajah Bang Herca masih menunjukan rasa gelisah dan cemasnya.

Bang Dallas yang berdiri tepat di belakangnya sampai ikut kaget karena adiknya terhuyung mundur.

Tak berapa lama Oma Delia keluar dari kamar bersama dokter Gugus yang datang secara khusus atas permintaan Papa Danar. Beliau menghela nafas dan Oma melirik pada para pria di seisi ruangan, hanya gelengan kepala seakan angkat tangan dengan keadaan.

"Salah memang salah tapi perkara ngidam tidak bisa di salahkan begitu saja. Kamu harus banyak sabar, Herca. Perbaiki cara komunikasimu. Istrimu tidak boleh stress, Dindra juga punya asma. Asal kamu tau, sebenarnya kehamilan Dindra lumayan beresiko tinggi. Jika saja Oma tau, Oma akan meminta Dindra agar tidak punya anak dulu atau setidaknya menunda kehamilan sampai waktu yang tepat. Asma Dindra sangat akut." Ujar Oma Delia.

Dokter Gugus mengangguk membenarkan kenyataan yang ada. Rasanya Bang Herca nyaris pingsan mendengarnya. Bagaimana pun juga dirinya begitu menyayangi Dindra dan bayi di dalam perut sang istri.

Bang Herca terus berpikir keras bagaimana cara untuk menyelamatkan Dindra dan juga buah hatinya.

"Apakah tidak ada cara terbaik?" Tanya Bang Herca mulai kalut.

Dokter Gugus menepuk pundak putra dari sahabatnya tersebut. "Saya tau perasaanmu. Tapi hidup adalah sebuah pilihan. Herca, ini baru permulaan..!!" Dokter Gugus mengeluarkan secarik kertas dari dalam tasnya. "Saya sendiri yang akan menanganinya..!!"

***

Bang Herca terbangun dari tidurnya dan tidak mendapati Dindra tidur disana. Padahal tadi malam dirinya masih tidur memeluk Dindra.

Ruang mess transit tidak begitu luas, ia pun segera mencari Dindra di setiap sudut ruangan tapi tetap tidak ada keberadaan Dindra.

Bang Herca mulai panik dan mencari keluar mess. Sepi, langit masih gelap gulita bahkan masih jauh dari suara adzan subuh.

tok.. tok.. tok..

"Dallas..!!! Dallaass..!!!"

"Ono opo sih???" Bang Dallas membuka pintu sambil mengucek matanya yang masih terasa lengket.

"Bini gue tidur disini??" Tanya Bang Herca panik.

"Gendeng opo piye??

Tidak banyak basa basi Bang Herca melanjutkan pencariannya. Paham situasi seakan mendesak, Bang Herca membangunkan orang tuanya.

...

"Kamu dimana, sayang??" Pandangan Bang Herca sampai berkunang-kunang. Denyut nadinya tidak beraturan.

"Kalau sudah begini bagaimana, Herca???? kamu bisa apa????" Amarah Papa Danar kembali tersulut.

Bang Herca semakin terpuruk, otaknya berhenti bekerja dan yang ada kini hanya sesal tak berujung.

Suasana hening tanpa suara, sesaat hanya ada bunyi tokek. Tangan Bang Herca bertumpu pada dinding, rasanya sudah tidak kuat memikirkan kepergian sang istri.

"Saya mau ke desa sebelah..!!" Pamit Bang Herca dengan langkah gontai.

cckkllkk..

Opa Harso melihat keramaian di depan mess, beliau pun penasaran dan menghampiri.

"Jangan ada yang bilang kalau Dindra tidak ada. Kemarin hampir masuk jurang saja opa sudah hampir jantungan." Bisik Papa Danar.

"Nggak ada apa-apa." Jawab Ayah Rico kemudian.

Berhubung sudah masuk waktu shalat subuh, mereka pun sholat lebih dulu.

:

Sekujur tubuh Bang Herca rasanya menggigil, apalagi perkaranya jika bukan masalah hilangnya Dindra. Pikirannya pun semakin kacau berantakan. Ia sudah berusaha keras menahan perasaannya namun semua seakan semakin sesak di dada.

Tanpa pamit langkahnya cepat meninggalkan para tetua.

"Herca sakit?" Tanya Opa Harso.

"Nggak, Pa. Mungkin ada kerjaan lain." Jawab Ayah Rico cemas.

Opa Harso mengangguk, beliau juga tidak memikirkan apapun lagi.

Sepanjang langkah Bang Herca penuh dengan do'a dan harap. Ia mengangkat sarungnya semakin mempercepat langkah tapi kemudian langkah tersebut terhenti seketika.

"Jembatan.. jangan sampai istriku lompat dari jembatan." Gumamnya setengah berlari sampai tanpa sengaja menginjak batu kerakal dan meluncur terjungkal. Pinggangnya pun terasa terkilir. "Aawwhh.. Ya Allah dek, Abang semrawut cari kamu."

Dengan cepat Bang Herca kembali melanjutkan langkah meskipun pinggangnya sulit di ajak kerjasama.

:

Bang Herca kembali dari pencariannya, tubuhnya semakin lemas karena tidak ada tanda Dindra berada dimana pun.

"Tidak ada?" Tanya Bang Dallas.

Bang Herca menggeleng tanpa suara, pikirannya penuh bingung menguraikan permasalahan.

Tak lama pintu kamar mess transit Opa terbuka. Saat itu Dindra keluar dengan santainya bersama Opa sembari membawa alat pancing.

"Dindraaa, dek..!! Semalam kamu sama Opa dan Oma???" Tanya Bang Herca masih terbawa syok.

"Iyaaa.. istrimu sama Opa. Kenapa?"

deg..

Jantung Bang Herca rasanya seakan berhenti berdetak. Ia melihat paras ayu nan polos Kanjeng Radindra yang membuatnya kocar-kacir seperti orang gila. Tak terasa pipinya sudah basah terkena lelehan bening dari pelupuk mata.

Tak ingin banyak membuang waktu, Bang Herca berjalan cepat dan memeluk Dindra dengan erat. Ia mengecup puncak kepala sang istri dengan sayang.

"Kalau mau kemana-mana itu pamit, ndhuk. Abang hampir gila cari kamu." Ucapnya dengan nada yang begitu lembut.

"Abang marah terus sama Dindra." Kata Dindra sembari berontak ingin lepas dari dekapan Bang Herca.

"Suara Abang memang keras, tapi Abang tidak bermaksud memarahimu, sayang. Suami mana yang sanggup melihat istrinya nyaris celaka. Abang tidak menyalahkan keinginanmu, Abang tau anak kita sedang mengajak Papanya bermain. Maaf, Abang sempat syok dan kurang mengontrol emosi." Bujuk Bang herba sampai akhirnya Dindra tenang dalam pelukannya.

Seluruh keluarga sampai terbengong melihat adegan yang sulit di tebak arahnya.

Sebelah tangan Bang Herca sibuk menjauhkan alat pancing dan segala benda pemicu keributan mereka.

"Sekarang Dindra pengennya bagaimana? Bilang sama Abang, nanti Abang carikan solusinya."

"Nggak, nanti Abang marah lagi."

"Asalkan selama dalam pantauan Abang, akan Abang usahakan semua dalam garis hijau." Jawab Bang Herca lembut namun sarat akan ketegasan.

.

.

.

.

1
Mika Saja
gak aaraa plng ibu bang reno
Mika Saja
bang herca 11/12 bang danar🤭🤭
Murni Zain
Tahan emosi bag Herca.. 😎
Murni Zain
Perlu ketegasan untuk menghadapi kelakuan ibu Reno.. dn itu sulit bagi bang Reno.
dyah EkaPratiwi
harus sabar pak mil
dyah EkaPratiwi
kasian elca semoga bang Reno bisa bijak
dyah EkaPratiwi
semoga bisa segera sembuh ya bang
dyah EkaPratiwi
harus hati2 sama mama bang Reno harus ada penjaan khusus bang
dyah EkaPratiwi
tempur nya beda kalau di kamar pasti ini
dyah EkaPratiwi
hahaha sabar bang herca sabar
dyah EkaPratiwi
bang herca sakit apa ini
dyah EkaPratiwi
hahaha bumil ini bikin jantungan opa opa
dyah EkaPratiwi
hahaha hamil ini
dyah EkaPratiwi
apa yg membuat dindra berat membuka hati ya
dyah EkaPratiwi
hahaha lama2 saling cinta
dyah EkaPratiwi
hahaha kocak dindra
dyah EkaPratiwi
sebenarnya obat apa yg dikasih rigi
dyah EkaPratiwi
wah wah mengejar jodoh ini bang herca
Murni Zain
kehidupan Keluarga Bang Herca, mirip kayak Bang Rama dn Dinda. 🤭
Ros Miati
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!