"Ayah bukanlah ayah kandungmu, Shakila," ucap Zayyan sendu dan mata berkaca-kaca.
Bagai petir di siang bolong, Shakila tidak percaya dengan yang diucapkan oleh laki-laki yang membesarkan dan mendidiknya selama ini.
"Ibumu di talak di malam pertama setelah ayahmu menidurinya," lanjut Zayyan yang kini tidak bisa menahan air matanya. Dia ingat bagaimana hancurnya Almahira sampai berniat bunuh diri.
Karena membutuhkan ayah kandungnya untuk menjadi wali nikah, Shakila pun mencari Arya Wirawardana. Namun, bagaimana jika posisi dirinya sudah ditempati oleh orang lain yang mengaku sebagai putri kandung satu-satunya dari keluarga Wirawardana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Isi Percakapan Video
Pertemuan Shakila dengan Widuri dan Bu Dewi yang tidak sengaja di sebuah gedung rumah susun yang sederhana membuat mereka terkejut. Apalagi bagi kedua wanita tua dan wanita paruh baya itu, karena ini adalah pertemuan pertama mereka.
Mata Widuri dan Bu Dewi terbelalak ketika melihat Shakila yang mempunyai wajah yang mirip dengan Almahira. Jantung mereka berhenti berdetak sejenak.
"K-kau ...?" Wajah Widuri berubah pucat seperti melihat hantu.
Shakila ingat kalau kedua orang di depannya itu adalah orang yang dekat dengan Silvia. Dia juga tahu kalau Bu Dewi adalah orang yang ada di dalam video.
"Siapa tante ini? Kenapa suaranya mirip Silvia?" batin Shakila bertanya-tanya.
"Tidak mungkin!" pekik Bu Dewi yang sudah berkeringat dingin.
Dahulu terakhir Bu Dewi bertemu dengan Almahira yang usianya hampir sama dengan Shakila saat ini. Jadi, dia sempat menduga kalau orang yang ada di depannya adalah Almahira.
"Tidak! Tidak mungkin! Almahira sudah mati," ucap Widuri dengan wajah pucat ketakutan.
Shakila memilih diam dan terus memerhatikan kedua orang itu. Dia jadi penasaran ada hubungan apa mereka dengan ibunya.
"Han-hantu ...!" Bu Dewi lari tunggang-langgang meninggalkan anaknya yang diam mematung.
Widuri terlihat sesak napas, lalu beberapa saat kemudian jatuh pingsan. Orang-orang yang ada di sana langsung mengerubungi Widuri. Mereka juga menatap heran kepada Shakila. Mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala, kalau-kalau benar sosok di depannya adalah hantu.
"Kamu manusia apa hantu?" tanya salah seorang wanita paruh baya yang menggendong bayi.
"Saya manusia, Bu," jawab Shakila. "Aku tidak kenal siapa mereka. Tiba-tiba saja menyebut aku hantu."
"Kamu bukan warga sini. Mau apa datang ke sini?" tanya wanita paruh baya itu lagi.
"Kedatangan ku ke sini mau bertemu dengan Samsul Bahri," jawab Shakila sambil menunjukkan akun media sosial milik laki-laki muda yang bisa membaca gerak bibir seseorang.
"Oh, si Samsul! Dia ada di lantai tiga. Itu ibunya," kata wanita paruh baya sambil menunjuk seorang wanita tua berbadan kurus dan jalannya agak pincang.
"Ratih, ada yang mau ketemu sama si Samsul!" teriak wanita paruh baya itu.
Ratih berjalan mendekat. Begitu dia berhadapan dengan Shakila, wajah wanita itu menunjukan rasa terkejut.
"Non, Alma!" Ratih memegang kedua lengan Shakila dengan mata berkaca-kaca. "Sudah lama sekali kita tidak bertemu."
"Ibu kenal sama ibuku?" tanya Shakila.
Ratih yang menatap Shakila dengan penuh haru mendadak mundur dan ketakutan. Dia baru sadar kalau orang yang di depannya bukanlah Almahira.
"K-kamu siapa?" tanya Ratih.
"Aku Shakila, Bu. Anaknya Almahira," jawab Shakila dengan sopan.
Karena akan membicarakan sesuatu yang penting, Shakila minta diantarkan untuk menemui Samsul. Mereka pun pergi ke unit milik Ratih.
Rupanya Samsul adalah pemuda yang memiliki luka memanjang dengan posisi miring dari atas mata kanan sampai ke pipi kiri. Selain itu dia juga duduk di kursi roda karena tidak bisa jalan.
"Ini video yang aku bicarakan kemarin," kata Shakila.
Samsul memerhatikan gerak bibir Bu Dewi. Lalu, dia mengucapkan ulang.
"Kamu harus hati-hati. Jangan sampai Mario mengetahui identitas asli kamu yang bukan putri kandung Arya. Bisa-bisa nanti kamu celaka."
"Kita sedang mencari anaknya Alma, tapi belum ketemu juga."
"Ya, kita harus singkirkan anaknya Alma itu agar posisi kamu tetap aman."
Mendengar ucapan itu Shakila dan Ratih terkejut. Siapa pun akan paham dengan kata-kata itu.
"Aku ingat wanita ini yang ada di dalam foto. Wanita itu adalah ibu tirinya Non Alma," kata Ratih.
Dahulu Ratih adalah salah seorang pembantu di rumah Kakek Gunadarma. Kenal dekat dengan Almahira karena sering datang ke rumah untuk mengambil atau mengantarkan dokumen penting kepada Kakek Gunadarma.
"Padahal Non Alma adalah orang yang baik, tetapi mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari keluarganya," ujar Ratih.
"Bu Ratih, kenal baik sama ibuku?" tanya Almahira.
"Non Alma itu mendapatkan beasiswa dari perusahaan Tuan Gunadarma. Dia juga kerja di perusahaan siang hari, malam harinya kuliah. Sering datang ke rumah dan semua orang suka kepadanya karena baik dan sopan. Makanya Tuan Gunadarma menjodohkan cucu satu-satunya dengan Non Alma," jawab Ratih dengan mata berkaca-kaca karena mengenang masa lalu.
"Yang membuat orang-orang kesal sama ibu dan saudara tirinya adalah suka meminta uang ketika tanggal gajian. Padahal gaji ayahnya sudah diambil mereka semua sampai-sampai Non Alma tidak pernah mendapatkan transfer uang untuk keperluannya. Sebelum bekerja di perusahaan Tuan Gunadarma, Non Alma pernah menjadi tukang cuci piring di rumah makan, agar dia bisa makan gratis," lanjut wanita paruh baya itu. "Bahkan menjadi kuli bangunan pun dijalani agar punya uang untuk makan."
Mendengar kisah masa lalu ibunya membuat Shakila bersedih. Dia tidak pernah mendengar kisah ini sebelumnya.
"Awal mula Non Alma bisa kerja di perusahaan karena menolong Den Arya yang mengalami kecelakaan ketika baru pulang dari luar negeri dan mendonorkan darahnya. Maka Tuan Gunadarma mengangkat Non Alma menjadi karyawan," jelas Ratih.
Kini Shakila tahu pertemuan pertama ayah dan ibunya. Dia tidak menyangka kalau begitu banyak pengorbanan ibunya tidak dihargai oleh ayahnya.
"Apa ibuku suka kepada cucunya Kakek Gunadarma? Makanya mau menerima permintaan Kakek Gunadarma untuk menikah dengan Pak Arya," tanya Shakila.
"Sepertinya. Walau Non Alma tidak pernah cerita, tetapi tatapan matanya bisa menjelaskan kalau dia suka sama Den Arya. Namun, Den Arya malah suka sama wanita jahat. Tuan Gunadarma tidak suka kepadanya dan menentang hubungan mereka," jawab Ratih. "Nama wanita itu Ma ... eh, Miranda!"
Shakila berniat mengundang Samsul dan Ratih ke rumahnya untuk dikenalkan kepada Zayyan. Dia senang sekali bisa bertemu dengan orang yang kenal sama ibunya ketika masih hidup, sehingga dia bisa tahu masa lalu orang tuanya.
***
Zayyan duduk di teras memandang langit malam yang gelap. Dia sedang memikirkan Shakila. Laki-laki itu merasa putrinya dalam bahaya.
"Alma, apa keputusan aku kali ini salah?" batin Zayyan. "Shakila adalah orang yang sangat berharga bagiku juga bagimu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepadanya."
Berawal dari pencarian Arya untuk menjadi wali nikah, malah terlibat dalam banyak kejadian tak terduga. Kisah di masa lalu yang sudah terkubur, kini mulai muncul ke permukaan.
Zayyan tidak menyangka, Arya akan menghilang tanpa jejak. Perebutan kekuasaan dan harta milik Arya oleh orang-orang di masa lalu yang tidak punya hak sama sekali. Kini, Shakila mulai diincar oleh banyak orang yang mencari keberadaan putri kandung Arya Wirawardana.
"Kenapa ini bisa terjadi, Ya Allah? Sebenarnya ada apa dengan semua ini?" lanjut Zayyan bergumam.
***